Validitas dan reliabilitas kuesioner Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE) dalam Bahasa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paranasal dengan jangka waktu gejala 12 minggu, ditandai oleh dua atau lebih

HUBUNGAN SKOR LUND-MACKAY CT SCAN SINUS PARANASAL DENGAN SNOT-22 PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS TESIS IRWAN TRIANSYAH

Profil Pasien Rinosinusitis Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP DR.M.Djamil Padang

Hubungan derajat obstruksi hidung pada pasien deviasi septum dengan disfungsi tuba Eustachius

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB I PENDAHULUAN. hidung dan sinus paranasal ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dasar diagnosis rinosinusitis kronik sesuai kriteria EPOS (European

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

Bab 3. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik dengan rancangan yang

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara berkembang.1 Berdasarkan data World Health

Oleh : DARIEL R SELVARAJAH

Penatalaksanan deviasi septum dengan septoplasti endoskopik metode open book

KUESIONER PENELITIAN RINITIS ALERGI

FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA RINOSINUSITIS KRONIK DI POLIKLINIK THT-KL RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

SURVEI KESEHATAN HIDUNG PADA MASYARAKAT PESISIR PANTAI BAHU

DAFTAR ISI. JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dua atau lebih gejala berupa nasal. nasal drip) disertai facial pain/pressure and reduction or loss of

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE DAN PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rinosinusitis kronis merupakan inflamasi kronis. pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung

ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ)

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya

PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP DERAJAT SUMBATAN HIDUNG PADA PEROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 6 PEMBAHASAN. Penelitian ini mengikutsertakan 61 penderita rinitis alergi persisten derajat

BAB V HASIL PENELITIAN

Hubungan gejala dan tanda rinosinusitis kronik dengan gambaran CT scan berdasarkan skor Lund-Mackay

PREVALENSI GEJALA RINITIS ALERGI DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN

Abstrak. vi Universitas Kristen Maranatha

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Subjek Penelitian

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

UJI VALIDITAS INSTRUMEN B-IPQ VERSI INDONESIA PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. endoskopis berupa polip atau sekret mukopurulen yang berasal dari meatus

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA

Kata kunci : perilaku hidup sehat dan outcome expectancies

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu

Hubungan tipe deviasi septum nasi klasifikasi Mladina dengan kejadian rinosinusitis dan fungsi tuba Eustachius

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

PENGARUH SEPTOPLASTI TERHADAP SUMBATAN HIDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Kesehatan hidung masyarakat di komplek perumahan TNI LANUDAL Manado

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Rinitis alergika merupakan penyakit kronis yang cenderung meningkat

Validitas metode rinohigrometri sebagai indikator sumbatan hidung

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN TIPE MULTIPLE CHOICE DENGAN SKALA GUTTMAN TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP UKS

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT KELELAHAN TERHADAP WORK ABILITY INDEX (WAI)

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara

Kesehatan telinga siswa Sekolah Dasar Inpres 1073 Pandu

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANGERANG.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita yang sebelumnya sudah tersensitisasi

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

Abstrak. Kata kunci: self-esteem, orientasi masa depan. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB V PEMBAHASAN. subyek pengamatan yaitu penderita rinosinusitis kronik diberi larutan salin isotonik

Validitas metode rinohigrometri sebagai indikator sumbatan hidung

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN HANDPHONE IPHONE (STUDI KASUS WARGA KELURAHAN KELAPA DUA TANGERANG)

KORELASI VARIASI ANATOMI HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS BERDASARKAN GAMBARAN CT SCAN TERHADAP KEJADIAN RINOSINUSITIS KRONIK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

ABSTRAK. Kata-kata kunci: sistem pengendalian manajemen, perencanaan strategis, dan kinerja karyawan

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. WHO menunjukkan jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga

HUBUNGAN DERAJAT SUDUT DEVIASI SEPTUM NASI DENGAN CONCHA BULLOSA PNEUMATISASI INDEX PADA PASIEN YANG MENJALANI PEMERIKSAAN CT SCAN SINUS PARANASALIS

Gambar 1. Flowchart tahapan penelitian

HUBUNGAN TIPE DEVIASI SEPTUM NASI MENURUT KLASIFIKASI MLADINA DENGAN KEJADIAN RINOSINUSITIS DAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Abstrak. vii Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

ORLI Vol. 7 No. Tahun 7 Laporan Penelitian Validitas dan reliabilitas kuesioner Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE) dalam Bahasa Indonesia Windy Woro Paramyta*, Dini Widiarni*, Retno Sulistyo Wardani*, Adang Bachtiar** *Departemen Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Jakarta ABSTRAK Latar belakang: Sumbatan hidung merupakan keluhan yang sering didapatkan pada praktik Telinga Hidung Tenggorok sehari-hari. Penyebab sumbatan hidung adalah multifaktorial, dan dapat disebabkan oleh faktor struktural ataupun mukosa. Hidung tersumbat juga dapat mengakibatkan gangguan kualitas hidup seseorang. Pemeriksaan sumbatan hidung dapat dilakukan secara subjektif dan objektif. Pemeriksaan secara subjektif dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner Nasal Obstruction and Symptom Evaluation (NOSE). Kuesioner ini dapat digunakan untuk menilai sumbatan hidung akibat deformitas hidung seperti crooked nose, saddle nose, gangguan katup hidung dan deviasi septum. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas kuesioner Nasal Obstruction and Symptom Evaluation (NOSE) dalam Bahasa Indonesia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian studi potong lintang dengan desain deskriptif pada 6 responden. Hasil: Pada uji validitas didapatkan validitas internal yang baik pada seluruh pertanyaan, sedangkan uji reliabilitas kuesioner NOSE dengan adaptasi Bahasa Indonesia ini mempunyai nilai reliabilitas yang sangat baik dengan nilai Cronbach-α >,8. Kesimpulan: Kuesioner NOSE dengan adaptasi Bahasa Indonesia adalah valid dan reliabel untuk menilai sumbatan hidung pada deformitas hidung. Kata kunci: Nasal Obstruction Symptom Evaluation, sumbatan hidung, reliabilitas, validitas ABSTRACT Background: Nasal obstruction is one of the most common symptoms in daily ENT practice. Etiology of nasal obstruction is multifactorial and could be caused by mucosal or structural factors. Nasal obstruction also correlates with quality of life. There are subjective and objective evaluation to diagnose nasal obstruction. Subjective evaluation for nasal obstruction can be assessed by using Nasal Obstruction and Symptom Evaluation (NOSE) Questionnaire. This questionnaire could be used to assess nasal obstruction caused by nasal deformities such as crooked nose, saddle nose, nasal valve dysfunction and septal deviation. Purpose: To assess the validity and reliability of Nasal Obstruction and Symptom Evaluation (NOSE) Questionnaire in Bahasa Indonesia. Method: This study was a cross sectional descriptive study, involved 6 respondents. Result: Based on the validity of the test, it showed good internal validity of each question, while on reliability test of NOSE questionnaire was excellent with values of Cronbach-α >.8. Conclusion: The Indonesian adaptation of NOSE questionnaire was found as valid and reliable instrument for assessing nasal obstruction in nasal deformities. Keywords: Nasal Obstruction Symptom Evaluation, nasal obstruction, reliability, validity Alamat korespondensi: Dr. Windy Woro Paramyta. Departemen Telinga Hidung Tenggorok. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.

ORLI Vol. 7 No. Tahun 7 PENDAHULUAN Sumbatan hidung merupakan sensasi subjektif, akibat adanya perubahan fisiologis atau patologis, sehingga mengakibatkan menurunnya patensi hidung. Penyebab sumbatan hidung dapat dibagi menjadi komponen tetap yang membutuhkan perbaikan dengan operasi, dan komponen dinamis yang dapat dikontrol dengan terapi medikamentosa. Septum deviasi merupakan kelainan anatomi yang paling sering menimbulkan keluhan sumbatan hidung. - Pasien dapat mengeluh adanya kongesti hidung, hidung tersumbat atau terasa penuh, serta berkurangnya kualitas tidur atau adanya kesulitan bernapas saat tidur. Anamnesis adanya rinitis alergi, rinosinusitis akut atau kronis, rinitis medikamentosa dan riwayat trauma juga perlu dilakukan. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan kavum nasi eksternal dan internal dengan rinoskopi anterior dan nasoendoskopi, yang perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan ulang setelah penggunaan dekongestan. Berkurangnya sumbatan setelah penggunaan dekongestan mengindikasikan kemungkinan abnormalitas mukosa. Sumbatan hidung dapat diukur melalui penilaian subjektif dan objektif. Pengukuran subjektif didapatkan dari pasien dengan menggunakan kuesioner. Keuntungan penilaian subjektif ialah dapat menilai derajat sumbatan dari sudut pandang pasien. Terapi intervensi sering dilakukan untuk mengurangi keluhan subjektif, sehingga perlu digunakan parameter untuk menilai subjektivitas pasien. Parameter subjektif tersebut sebaiknya digunakan sebelum tindakan operatif, karena pasien dengan nilai yang tinggi akan mempunyai hasil pasca operasi yang lebih memuaskan. 5 Saat ini terdapat banyak kuesioner kualitatif dan sistem standardisasi penilaian gejala yang telah dikembangkan dan divalidasi untuk mengevaluasi derajat sumbatan hidung dan efeknya terhadap kualitas hidup. Pengukuran ini dapat dilakukan menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi seperti Visual Analogue Scale (VAS), Sinonasal Outcome Test (SNOT-), dan Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE) score. Stewart dkk 6 telah mengembangkan skala Nasal Obstruction Symptoms Evaluation (NOSE) sebagai perangkat standardisasi untuk penilaian gejala hidung tersumbat. Penilaian itu memperlihatkan bahwa gejala yang dirasakan pasien tidak selalu sama dengan pemeriksaan fisik yang ditemukan pemeriksa. Saat ini dalam menilai sumbatan hidung secara subjektif belum ada kuesioner berbahasa Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai validitas dan reliabilitas kuesioner NOSE pada deformitas hidung. Deformitas hidung yang akan dinilai pada penelitian ini adalah septum deviasi, gangguan katup hidung, crooked nose, dan saddle nose. Diharapkan setelah penelitian ini kuesioner NOSE dapat digunakan untuk menilai sumbatan akibat deformitas hidung. METODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini dilakukan sejak Maret sampai Juni 7. Percontoh penelitian ini adalah pasien dengan dan tanpa sumbatan hidung, baik dengan atau tanpa deformitas hidung di Poli Plastik Rekonstruksi dan Rinologi Departemen THT- KL FKUI RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Cara pengambilan percontoh dengan cara consecutive dengan jumlah percontoh 6 orang, yaitu 5 pasien dengan deformitas hidung dan pasien tanpa deformitas hidung. HASIL Tabel menunjukkan bahwa deformitas hidung terbanyak pada pasien usia 6

ORLI Vol. 7 No. Tahun 7 tahun (5%), laki laki (55,8%), dan pada pasien dengan pendidikan S (5,8%), dengan jenis deformitas hidung terbanyak adalah septum deviasi (6,6%). Dari tabel dapat dilihat nilai R pada masing-masing pertanyaan. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan mengukur nilai R dari setiap pertanyaan yang kemudian akan dibandingkan dengan nilai R pada tingkat kemaknaan,5 untuk menilai validitas kuesioner. Nilai R setiap pertanyaan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut valid. Berdasakan uji reliabilitas yang dilakukan secara internal dengan menganalisis konsistensi butir-butir pertanyaan pada instrumen dengan menggunakan Cronbach-α, didapati hasil reliabilitas NOSE pada penelitian ini adalah sebesar,86. DISKUSI Pada penelitian ini didapatkan jumlah percontoh laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa deformitas hidung sering ditemukan pada laki-laki karena kasus trauma lebih sering terjadi pada laki-laki. Sebagian besar percontoh memiliki pendidikan Strata. Tingginya tingkat pendidikan membuat percontoh lebih memperhatikan adanya keluhan hidung tersumbat dan segera mencari pengobatan. Jenis deformitas yang terbanyak ditemukan pada penelitian ini adalah septum deviasi. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hampir 8% septum hidung manusia tidak lurus, dan hanya % dari septum deviasi tersebut yang menimbulkan sumbatan. Deviasi septum juga sering menyebabkan deformitas hidung Tabel. Karakteristik percontoh Usia Jenis kelamin Pendidikan Jenis deformitas hidung Variabel 6- tahun - tahun -5 tahun 5-6 tahun Laki-laki Perempuan S D SMA SMP Tanpa deformitas Septum deviasi Crooked nose Saddle nose Gangguan katup Normal Tidak normal n = n = 5 5 (5%) (%) (%) (%) 6 (6%) 7 (7%) (%) (%) 6 (5%) 5 (8,8%) 8 (5,%) (5,8%) 9 (55,8%) (,%) 8 (5,8%) 5 (9,6%) 7 (,7%) (,8%) (6,6%) (,%) 6 (,5%) (,8%) Tabel. Versi asli kuesioner Nasal Obstruction Symptom Evaluation (NOSE). Nasal congestion or stuffiness. Nasal blockage or obstruction. Trouble breathing through my nose. Trouble sleeping 5. Unable to get enough air through my nose during exercise or exertion Not a Very mild Moderate Fairly bad Severe

ORLI Vol. 7 No. Tahun 7 abel. Kuesioner NOSE bahasa Indonesia. Hidung tersumbat yang hilang timbul sesuai dengan perubahan posisi kepala, cuaca atau suhu. Hidung tersumbat yang menetap terutama pada salah satu sisi hidung yang lebih dominan. Kesulitan bernapas lewat hidung. Kesulitan tidur 5. Kesulitan mendapat cukup udara melalui hidung ketika sedang berolahraga atau melakukan pekerjaan berat Tidak Sedikit Agak Cukup Sangat Tabel. Uji validitas kuesioner NOSE Variabel R Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan 5,77,88,86,59,7 *Nilai R pada tingkat kemaknaan,5 sebesar,5 eksternal yang akan menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi hidung. Deformitas eksternal hidung dapat terjadi karena defek pada piramid hidung, kartilago, deformitas septum atau kombinasi dari faktor tersebut. 7 Penelitian ini diawali dengan permohonan izin secara tertulis untuk melakukan proses validasi kepada pemilik hak cipta NOSE yakni dr. Michael G. Steward di Houston, Amerika Serikat melalui American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery Foundation. Penelitian dilakukan setelah mendapat perizinan mengenai validasi NOSE tersebut. Kuesioner NOSE diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh ahli bahasa dari Lembaga Bahasa Universitas Indonesia. Hasil diskusi oleh komite yang terdiri dari peneliti dan pembimbing pada sidang usulan penelitian didapatkan kesulitan pemahaman pada beberapa pertanyaan, sehingga dilakukan beberapa perubahan kalimat yakni: ) pada pertanyaan pertama kongesti hidung atau hidung tersumbat ; ) pertanyaan kedua obstruksi hidung atau sumbatan hidung. Kalimat di atas diubah menjadi: ) hidung tersumbat yang hilang timbul sesuai dengan perubahan posisi kepala, cuaca atau suhu ; ) hidung tersumbat yang menetap terutama pada salah satu sisi hidung yang lebih dominan. Uji validitas pada penelitian ini digunakan dengan membandingkan nilai antara masingmasing pertanyaan dengan nilai pada tingkat kemaknaan,5. Nilai pada tingkat kemaknaan,5 adalah,5, sementara nilai masing-masing pertanyaan lebih besar dari,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing pertanyaan pada kuesioner NOSE tersebut adalah valid. Uji reliabilitas pada kuesioner NOSE dengan menggunakan Cronbach-α adalah sebesar,86. Djemari 8 mengatakan suatu penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki nilai alpha minimal,7. Menurut George dan Mallery, seperti yang dikutip Gliem 9 yakni apabila nilai Cronbach-α >,7 berarti hasil penilaian diterima, nilai >,8, mempunyai nilai yang baik dan nilai >,9 dengan hasil uji yang sangat baik. Kuesioner NOSE ini dengan demikian dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik.

ORLI Vol. 7 No. Tahun 7 Kuesioner NOSE memiliki nilai pada masing-masing pertanyaan, total dari seluruh pertanyaan tersebut akan dikalikan dengan 5 sehingga didapatkan total nilai, dengan nilai adalah tidak ada sumbatan hidung, 5 5 adalah sumbatan hidung ringan, 5 sedang, 55 75 berat dan sangat berat apabila >8. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kuesioner NOSE memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dan dapat digunakan untuk menilai sumbatan hidung pada pasien dengan deformitas hidung. Pemeriksaan subjektif dalam menilai sumbatan hidung akan lebih baik dikonfirmasi dengan pemeriksaan objektif berupa rinomanometri. DAFTAR PUSTAKA. Keeler J, Most SP. Measuring nasal obstruction, nasal airway rhinomanometry, nasal resistance, nasal function. Facial Plast Surg Clin NA. 6; ():5-.. Pallanch J, Jorissen M. Nasal function. In: Flint PW, Haughey BH, Lund VJ, Niparko JK, Richardson MA, Robbins KT, et al, editors. Cummings Otolaryngology Head & Neck Surgery. 5th ed: Mosby;. p. 6-57.. Zahedi FD, Husain S, Gendeh BS. Functional outcome evaluation of septorhinoplasty for nasal obstruction. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 6; 68():8-.. Clement PAR, Halewyck S, Gordts F, Michel O. Critical evaluation of different objective techniques of nasal airway assessment: a clinical review. Eur Arch Otorhinolaryngol. ; 7():67-65. 5. Leung RM, Walsh WE, Kern RC. Sinonasal anatomy and physiology. In: Ferguson BJ, Ryan MW, eds. Bailey s Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5th ed. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins; : 59-69. 6. Stewart MG, Witsell DL, Smith TL, Weaver EM, Yueh B, et al. Development and validation of the nasal obstruction symptom evaluation (NOSE) scale. Otolaryngol Head Neck Surg. ;(February):57-6. 7. Tardy M. Nasal reconstruction and rhinoplasty. In: Snow J, Ballenger J, eds. Ballenger s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery. 6th edition. Spain: BC Decker; :8-899. 8. Djemari M, Wahyu W. Komparasi ketepatan estimasi koefisien reliabilitas teori skor murni klasik.. Available from: http// widhiarso.staff.ugm.ac.id. 9. Gliem JA, Gliem RR. Calculating, interpreting, and reporting Cronbach s alpha reliability coefficient for Likert-Type Scales. 8-88. Presented at the Midwest Research-to-Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education, The Ohio St... Lipan M, Most S. Development of a severity classification system for subjective nasal obstruction. JAMA Facial Plastic Surgery. ; 5(5): 58-6. 5