BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT PADA JAWABAN TES ESAI ULANGAN TENGAH SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATIKRAJA

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis, suatu kegiatan yang produktif dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS PADA BUKU PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai bahasa pasti tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat, melainkan membutuhkan bantuan dari orang lain di sekitarnya. Hal inilah yang mendorong manusia harus dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Salah satu alat komunikasi yang digunakan manusia di dalam berinteraksi yaitu bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang berupa simbol bunyi yang arbitrer yang khusus dilangsungkan oleh alat ucap manusia sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat, bekerjasama dan mengidentifikasi diri. Dengan kemampuan berbahasa inilah manusia dapat mengungkapkan ide atau gagasan-gagasannya, sehingga semua orang menyadari bahwa interksi dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Keberhasilan sesorang dalam berinteraksi menggunakan bahasa tergantung dari kemampuan masing-masing individu dalam mengaplikasikannya. Hal ini penting karena kemampuan seseorang dalam berbahasa akan berpengaruh pada kualitas pesan yang akan disampaikan. Dalam ragam bahasa lisan, bahasa dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antaramanusia satu dengan manusia lain secara langsung. Ketika seseorang mampu menggunakan bahasa lisan ini dengan baik maka komunikasi dengan orang lain pun juga akan berjalan dengan lancar; begitu juga sebaliknya, ketika seseorang tidak mampu menggunakan bahasa itu dengan baik, maka komunikasi dengan orang lainpun akan terhambat. Sama halnya dengan bahasa lisan, bahasa tulis juga digunakan sebagai alat komunikasi antarmanusia, hanya saja 1

2 bahasa yang digunakan bukan lagi dalam bentuk tuturan langsung, melainkan dalam bentuk tulisan. Meskipun demikian, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat komunikasi antarmanusia. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna (Alwi dan Sugono, 2002: 95). Ketidaksempurnaan suatu bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahan berbahasa. Hal itu banyak ditemukan dalam bentuk kalimat tidak efektif terutama pada bahasa tulis. Dalam proses kreatifnya, ketika seorang penulis mampu mengemas tulisannya dengan kalimat yang efektif maka tujuan utama seorang penulis akan tercapai dengan baik.sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas tersebut lebih mengarah kepada kemampuan penulis dalam menyusun ide atau gagasaan yang dimiliki ke dalam kalimat yang efektif. Sering kali kegiatan menulis dianggap sebagai sesuatu yang rumit, mengingat kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang hanya diwariskan secara turun temurun, melainkan merupakan hasil dari proses ketekunan belajar dan berlatih pada proses pendidikan di sekolah. Masalah kalimat efektif sudah lama menjadi kajian bahan objek penelitian. Fitryiani (2015) melaksanakan peneitian yang berjudul Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan Diksi dengan Kemampuan Menulis Eksposisi pada Siswa SMP. Pada penelitian ini diperoleh tiga variabel penelitian, yaitu penguasaan kalimat efektif, penguasaan diksi dan kemampuan menulis eksposisi, yang kemudian diuji dengan menggunakan analisis regulasi dan korelasi. Hasilnya adalah bahwa koefisien korelasi antara penguasaan kalimat efektif dengan kemampuan menulis

3 eksposisi, penguasaan diksi dengan kemampuan menulis eksposisi, dan penguasaan kalimat efektif terhadap penguasaan diksi dan kalimat eksposisi sangatlah signifikan. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif antara ketiga hal tersebut. Itaristanti (2015) melaksanakan penelitian yang berjudul Keefektifan Kalimat dalam Teks pada Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap bentuk kalimat, tanda baca, unsur kalimat maupun diksi yang digunakan dalam kalimat. Hasilnya adalah terdapat kalimat tidak efekif dalam teks buku pelajaran Imu Pengetahuan Sosial SD/MI. Kesalahan terbesar ditemukan pada ketidakhematan kata dan ketidaktepatan penggunaan konjungsi. Sunardi (2015) melaksanakan penelitian berjudul Analisis Penggunaan Kalimat Efektif dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Batam Pos Edisi Mei 2014. Dalam penelitian tersebut dilakukan analisis pada teks tajuk rencana dalam surat kabar terhadap enam aspek kalimat efektif, yaitu (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparaelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. Hasilnya adalah teks pada tajuk rencana dalam surat kabar Harian Batam Pos Edisi Mei 2014 ditemukan bermasalah, hal itu dilandaskan pada keenam aspek atau ciri kalimat efektif tersbut. Jupriono, dkk (2015) melaksanakan penelitian yang berjudul Kalimat Efektif dalam Komunikasi Formal. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap kalimatkalimat dalam ragam bahasa formal berdasarkan syarat-syarat kalimat efektif. Hasilnya adalah ditemukan beberapa kalimat tidak efektif dalam ragam bahasa formal. Hal tersebut harus lebih diperhatikan mengingat betapa pentingnya penggunaan kalimat efektif dalam ragam bahasa formal. Fenomena mengenai kalimat efektif seperti itu juga banyak terjadi di sekolah. Contohnya ketidakefektifan kailmat pada jawaban tes siswa dalam proses evaluasi. Hal tersebut perlu dilakukan, mengingat betapa pentingnya penguasaan menulis

4 kalimat efektif yang harus dimiliki oleh siswa di sekolah. Keterampilan menulis kaliamat efektif diprioritaskan agar siswa mampu mengungkapkan ide dan sikap yang dimiliki secara jelas sehingga nantinya akan menunjang kemampuan akademik,terutama dalam proses evaluasi siswa. Pada penelitian ini, akan diangkat permasalahan mengenai ketidakefektifan kalimat pada jawaban tes esai siswa yang diambil dari hasil evaluasi Ulangan Tengah Semester yang dilaksnakan pada 23 dan 24 Oktober 2013. Dari hasil evaluasi, ditemukan kalimat-kalimat jawaban tes esai Bahasa Indonesia siswa kelas VIII yang tidak efektif jika dilihat dari ciri kegramatikalan dan pengembangan kalimat. Contohnya sebagai berikut: (1)Bila kita diajak berbicara, kita harus menggunakan bahasa yang sopan.(klja.7.j.2.k.5) (1.a) Bila kita diajak berbicara harus menggunakan bahasa yang sopan. (Pembetulan jawaban) Penulis berasumsi bahwa kalimat (1) merupakan kalimat tidak efektif jika diihat dari ciri kegramatikalan kalimat karena mengulang subjek kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat kompleks yang terdiri dari dua klausa. Klausa pertama, Bila kita diajak berbicara. Klausa kedua, kita harus menggunakan bahasa yang sopan. Klausa pertama berpola Konj-S-P-Pel. Klausa didahului dengan konjungsi atau kata penghubung bila. Kata kita menduduki fungsi sebagai subjek. Kata diajak menduduki fungsi sebagai predikat. Kata berbicara menduduki fungsi sebagai pelengkap. Klausa pertama menduduki fungsi sebabagai keterangan kalimat, hal tersebut dipertegas dengan hadirnya konjungsi atau kata pengubung bila di awal klausa. Klausa kedua berpola S-P-O. Kata kita menduduki fungsi subjek. Frasa harus menggunakan menduduki fungsi sebagai predikat. Frasa bahasa yng sopan meduduki fungsi sebagai objek. Melihat struktur kalimat (1) maka ditemukan

5 ketidakgramatikalan karena mengulang subjek kalimat kita yang disebutkan pada klausa pertama dan klausa kedua. Hal tersebut merupakan bentuk kemubaziran, karena tanpa disebutkan kembali pada klausa kedua subjek kalimat sudah dapat terwakilkan. Pembetulan kalimat (1) agar menjadi efektif adalah dengan melesapkan salah satu subjek. Kalimat (1) akan menjadi efektif jika ditulis seperti kalimat (1.a).Contoh lain yang penulis temukan pada jawaban siswa yaitu : (2) pada saat Bertamu sikap kita harus sopan(klja.28.j.2.k.1) (2.a) Pada saat bertamu kita harus bersikap sopan (Pembetulan jawaban) Kalimat (2) merupakan kalimat tidak efektif karena adanya ketidaksejajaran bentuk kalimat. Kalimat (2) merupakan kalimat yang berisi langkah-langkah bertamu yang baik dan benar. Kalimat (2) merupakan kalimat kompleks yang terdiri dari dua klausa. Klaua pertama, pada saat bertamu. Klausa kedua, sikap kita harus sopan. Klausa pertama berpola Pre-S-P. Klausa didahului dengan prepoisi atau frasa depan pada saat. Kata kita (dilesapkan) menduduki fungsi subjek. Kata bertamu menduduki fungsi predikat. Klausa pertama ini menduduki fungsi sebagai keterangan kalimat. Hal tersebut dipertegas dengan hadirnya frasa depan pada saat pada awal klausa. Klausa kedua bepola S-P. Frasa sikap kita menduduki fungsi sebagai subjek. Frasa harus sopan menduduki fungsi sebagai predikat. Melihat struktur kalimat (2) maka ditemukan ketidaksejajaran bentuk pada subjek dan predikat kalimat yang disusun pada tiap klausa. Subjek klausa pertama adalah kita sedangkan subjek pada klausa kedua adalah sikap kita. Predikat klausa kedua adalah bertamu yaitu berupa kata kerja, sedangkan pedikat klausa kedua adalah harus sopan yaitu berupa kata

6 sifat. Ketidksejajaran bentuk pada subjek dan predikat ini membuat kalimat (2) menjadi tidak efektif jika dilihat dari ciri pengembangan kalimat. Pembetulan kalimat (2) agar menjadi efektif adalah dengan mengubah subjek dan predikat menjadi sejajar baik bentuk maupun kelas katanya. Kalimat akan menjadi efektif jika ditulis pada kalimat (2.a). Dilatarbelakangi oleh hal dan fenomena ketidakefektifan kalimat tersebut di atas penulis merasa termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian terhadap permasalahan tersebut dengan menguraikan ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan dan ciri pengembangan. Ciri kegramatikalan terdiri dari; (1) kegramatikalan kata, (2) kegramatikalan kalimat, (3) kegramatikan makna, dan (4) ortografis. Ciri pengembangan kalimat terdiri dari; (1) kesatuan, (2) koherensi, (3) kehematan, (4) penekanan, (5) variasi (6) paralelisme, dan (7) penalaran (logika) pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014 berdasarkan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan judul Ketidakefektifan Kalimat pada Jawaban Tes Esai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negerei 2 Patikraja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Bagaimanakah ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja?

7 b. Bagaimanakah ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri pengembangan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan umum yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: a. untuk mendeskripsikan ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja. b. untuk mendeskripsikan ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri pengembangan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Adapun manfaat secara teoretis yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memeberikan sumbangan linguistik pada umumnya dan khususnya dalam bidang sintaksis. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan masukan bagi guru untuk memperhatikan penggunaan kalimat

8 efektif pada kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat meminimalkan kesalahan berbahasa siswa. Selain itu, bagi siswa supaya dapat mengetahui kesalahan-kesalahn dalam berbahasa dan dapat memberikan pengetahuan baru bagi siswatentang kalimat efektif. Dalam penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui penelitian berkaitan dengan mengatasi ketidakefektifan kalimat. E. Sistematika Penulisan Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan yang disesuaikan dengan kaidah. Dengan adanya sistematika penulisan yang disusun secara sistematik dan kronologis dimaksudkan agar penganalisisan dan pengidentifikasian masalah mudah dimengerti. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan menggunakan konsepsi pemikiran dan penulisan ke dalam lima bab. Kelima bab tersebut yaitu pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil analisis penelitian dan pembahasan, dan penutup. Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut. Bab 1 atau bab pendahuluan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan tentang hal yang melatarbelakangi penelitian ini dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap peneliti tentang kalimat efektif dari permasalahan yang akan diteliti. Perumusan masalah berisi permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya diuraikan tujuan penelitian ini berisi tentang harapan yang ingin dicapai oleh peneliti. Manfaat penelitian berisi tentang kegunaan yang dapat

9 diperoleh bagi pembaca setelah membaca penelitian ini. Sistematika penulisan bertujuan agar penganalisisan dan pengidentifikasian masalah mudah dimengerti. Bab II berisi landasan teori yang terdiri atas: pertama, mengenaaai penelitian yang relevan yaitu penelitian-penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini. Kedua, landasan teori berupa berisi tentang jabaran mengenai bahasa. Ketiga, mengenai kalimat. Keempat, mengenai kalimat efektif. Kelima, mengenai ciri-ciri kalimat efektif yang terdiri dari kalimat efektif dilihat dari ciri kegramatikalan dan kalimat efektif dilihat dari ciri pengembangan kalimat. Keenam, mengenai teori analisis kesalahan berbahasa. Ketujuh, mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kedelapan, mengenai bagan kerangka berfikir yang merupakan pandangan dan pendapat peneliti terhadap teosi yang dikemukakan. Tujuan landasan teori ini agar pembaca sebelum membaca hasil penelitian paham terhadap teori yang digunakan oleh peneliti. Bab III berisi tentang metode penelitian. Metede penelitian merupakan ilmu yang mempelajari hal metode penelitian dan seluk beluknya dalam metode penelitian tersebut. Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan. Metode penelitian ini terdiri atas: jenis penelitian, data dan sumber data, dan tahap-tahap penelitian. Bab IV merupakan hasil analisis penelitian dan pembahasan. Hasil analisis penelitian dan pembahasan ini didasarkan pada rumusan masalah. Rumusan masalah yang dimaksud yaitu bagaimanakah ketidakefektifan kalimat dilihat dari ciri kegramatikalan dan pengembangan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah

10 Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014. Hasil analisis penelitian dan pembahasan ini menyajikan hasil analisis yang telah dilakukan peneliti mengenai ketidakefektifan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014 berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif. Bab V adalah penutup, berisi simpulan dan saran. Simpulan yaitu kesimpulan analisis yang telah dilakukan. Penelitian ini mengenai ketidakefektifan kalimat pada jawaban tes esai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patikraja, Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2013-2014 berdasarkan kesesuaian ciri-ciri kalimat efektif. Selain itu, saran-saran untuk peneliti selanjutnya agar dapat lebih sempurna dalam melakukan penelitian khususnya mengenai kalimat efektif.