Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

maka semakin tinggi kuat geser yang dihasilkan.

Perilaku Kuat Geser Campuran Kapur Karbit dan Abu Sekam Padi Yang Diperkuat Dengan Serat Plastik

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Karakteristik Kuat Tarik Belah Tanah Pasir Yang Distabilisasi Dengan Campuran Kapur Dan Abu Sekam Padi

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

PENGARUH UKURAN BENDA UJI DAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH TANAH PASIR TERSEMENTASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU SEKAM PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

UJI KUAT TARIK BELAH TERHADAP TANAH YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

STUDI MODEL EMBANKMENT TANAH LEMPUNG DENGAN STABILISASI KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK YANG DICAMPUR DALAM BERBAGAI KONFIGURASI

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODE PENELITIAN

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik Kuat Tarik Belah Campuran Pasir dan Semen Portland Komposit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

GESER LANGSUNG (ASTM D

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

Transkripsi:

Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik AgusWibawa 1, Agus Setyo Muntohar 2 1 Mahasiswa, 2 Pembimbing, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 1 PENDAHULUAN Perubahan iklim yang terjadi, terutama di negara yang memiliki musim hujan dan kemarau seperti di Indonesia, akan menimbulkan dampak pada daya layan konstruksi. Pada konstruksi jalan raya yang dibangun di atas tanah lempung yang tidak stabil seperti tanah kembang akan banyak menimbulkan masalah. Tanah jenis ini akan mengalami pengembangan yang tinggi dalam kondisi basah, dan sebaliknya akan mengalami susut yang sangat besar dalam kondisi kering. Untuk mengurangi sifat kembang dan kuat dukung tanah lempung, beberapa penelitian menggunakan metode stabilisasi dengan cara mencampur kapur dan abu sekam dalam tanah (Hardiyati, 2003; Ariyani, dkk., 2007; Widianti, dkk., 2008). Metode lain yang dapat digunakan untuk mengurangi sifat kembang dan kuat dukung serat kuat geser adalah metode kolom seperti yang dilakukan oleh Budi (2003). Budi (2003) menggunakan teknik kolom yang terbuat dari dua campuran bahan yaitu kapur abu sekam padi, dan limbah karbit abu sekam padi. Kajian yang dilakukan Budi (2003) menjelaskan bahwa sifat kembang tanah di sekitar kolom berkurang dan kuat gesernya meningkat. Untuk meningkatkan kekuatan tanah terhadap tekan dan tarik dari campuran tanah dengan kapur abu sekam padi, perbaikan tanah secara kimia dapat dikombinasikan dengan perbaikan secara mekanis yaitu dengan menambahkan serat. Hasil kajian oleh Widianti dkk., 2008 menunjukkan bahwa penambahan serat karung plastik mampu meningkatkan kuat geser, kuat tekan dan kuat tarik dari campuran tanah dengan kapur abu sekam padi. Walaupun serat mampu meningkatkan kekuatan tanah, namun dalam pengaruh perubahan musim hujan dan kemarau maka ketahanan atau daya lain serat dapat berkurang untuk menahan gaya yang bekerja. Berdasarkan kajian-kajian terdahulu (Lampiran A), kajian lebih banyak dilakukan terhadap kekuatan tanah yang distabilisasi dengan bahan kapur, abu sekam padi dan limbah karbit. Namun belum ada yang mengkaji sifat atau kekuatan campuran bahan-bahan stabilisasi (tanpa tanah), terutama untuk teknik kolom seperti yang dilakukan oleh Budi (2003). Jika teknik kolom digunakan untuk perbaikan tanah dasar jalan, maka akan dipengaruhi oleh perubahan kadar air sebagai akibat perubahan musim hujan dan kemarau. Oleh karenanya, kajian terhadap kekuatan dan daya layan atau durabilitas teknik kolom sangat diperlukan terutama terhadap campuran bahan pembuat kolom. Kekuatan bahan, dalam hal ini kuat tekan arah aksial, dari campuran 1

tersebut akan dipengaruhi oleh komposisi dari masing-masing bahan. Daya layan dari campuran dipengaruhi oleh siklus musim hujan dan kemarau. Di laboratorium daya layan terhadap siklus ini dapat dimodelkan dengan siklus basah kering (Hardiyati, 2003). Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk (1) mempelajari pengaruh siklus basah kering terhadap perubahan kuat tekan bebas campuran bahan stabilisasi yaitu limbah karbit (CC) dan abu sekam padi (ASP), (2) menentukan komposisi campuran limbah karbit dan abu sekam padi yang menghasilkan kuat tekan bebas yang tinggi akibat pengaruh siklus basah kering, dan (3) mempelajari pengaruh penambahan serat dalam campuran limbah karbit dan abu sekam padi terhadap kuat tekan bebas akibat siklus basah kering. 2 METODE PENELITIAN 2.1Bahan Penelitian a. Abu Sekam Padi Abu sekam padi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sisa pembakaran batu bata yang diambil dari daerah Godean, Sleman, Yogyakarta. Abu sekam padi yang dipilih adalah yang berwarna abu-abu (Gambar 1a) yang memiliki kandungan silika yang tinggi. Sebelum dipakai untuk penelitian, abu sekam padi ini dikeringkan dalam oven selama 24 jam. Untuk menghasilkan butir yang berukuran kurang dari 75 m, abu sekam padi dihaluskan dalam mesin Los Angeles selama kurang lebih 2 jam. Bantul. Sebelum digunakan limbah karbit dikeringkan dalam oven selama 24 jam. Sebagaimana abu sekam padi, untuk menghasilkan butir yang berukuran kurang dari 75 m, abu sekam padi dihaluskan dalam mesin Los Angeles selama kurang lebih 2 jam. (a) (b) (c) Gambar 1 (a) Abu Sekam Padi (b) Kapur Karbit (c) Serat Plastik c. Serat Serat yang digunakan adalah serat karung plastik bekas karung beras. Panjang serat yang digunakan yaitu 20 mm dan lebar ±2-2,5 mm. Hasil uji serat dapat dilihat pada Lampiran E. Untuk memperoleh ukuran tersebut, lembaran karung plastik dipotong-potong hingga anyamannya terurai seperti pada Gambar 1c. 2.2Alat Penelitian a. Cetakan benda uji Cetakan benda uji terbuat dari pelat pipa baja berbentuk silinder dengan ukuran diameter 50 mm dan tinggi 100 mm (Gambar 2). Cetakan ini dibuat terbelah guna memudahkan untuk mengeluarkan benda uji setelah dicetak. b. Karbit Karbit yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah industri dari PT. Indo Hazel di Sedayu, 2

Gambar 2 Cetakan Benda Uji b. Mesin Penekan Mesin penekan digunakan untuk menentukan nilai kuat tekan. Mesin tersebut tersusun dari cincin beban yang dilengkapi dengan arloji ukur beban, piston beban, motor penggerak, dan pengatur kecepatan pembebanan. Untuk mengukur deformasi benda uji arah vertikal dipasang pula penolok ukuran deformasi arah vertikal yang diletakkan di atas pelat beban (Gambar 3). Gambar 3 Alat uji tekan bebas kapasitas 30 kn c. Mesin Abrasi Los Angeles Mesin abrasi Los Angeles digunakan untuk menghaluskan butir abu sekam padi dan limbah karbit. Alat ini terdiri atas drum yang dapat berputar dan bola-bola besi. Drum berfungsi sebagai tempat bahan yang akan dihancurkan. Pada penelitian ini, bola-bola besi diganti dengan batangbatang besi baja berulir yang berukuran diameter 12-18 mm dan panjang 100-300 mm sebanyak 30 batang yang berfungsi sebagai penghancur dan penghalus. Alat Los Angeles beserta batang-batang besi baja ditunjukkan pada Lampiran B. 2.3Desain Campuran Benda Uji Dalam pembuatan teknik kolom, tanah digali hingga berbentuk seperti kolom lingkaran. Kemudian tanah dikeluarkan dari lubang dan bahan pengisi kolom dimasukkan serta dipadatkan. Berat bahan pengisi kolom dapat ditentukan dari berat tanah yang dikeluarkan dari lubang tersebut. Pada penelitian pendahuluan diketahui berat volume kering maksimum tanah yang akan digunakan adalah 1,33 g/cm 3 dengan kadar air optimum pemadatan Proctor standar sebesar 23% di sajikan pada Lampiran C. Pada penelitian ini dibuat dua kelompok benda uji yaitu (1) campuran limbah karbit dan abu sekam padi (tanpa serat), dan (2) campuran limbah karbit, abu sekam padi dan serat. Proporsi campuran limbah karbit dan abu sekam padi dibuat dalam tiga variasi yaitu (1) 30% limbah karbit dan 70% abu sekam padi (30CC:70ASP), (2) 50% limbah karbit dan 50% abu sekam padi (50CC:50ASP), dan (3) 70% limbah karbit dan 30% abu sekam padi (70CC:30ASP). Sedangkan serat yang ditambahkan adalah 0,1% dari berat kering campuran. Berat bahan campuran yang digunakan untuk membuat benda uji disajikan pada Lampiran C. 3

Ketahanan benda uji diuji dengan siklus basah kering sebanyak 4 siklus. Satu siklus basah kering terdiri atas satu hari perendaman dalam air dan satu hari pengeringan pada suhu 40 o C di dalam oven. Siklus basah kering dimulai setelah benda uji berumur 7 hari. Setiap selesai satu siklus basah kering, dilakukan pengujian kuat tekan bebas untuk mengetahui daya layan. Tabel 1 menyajikan rancangan siklus basah kering dan pengujian kuat tekan bebas. 2.4Pembuatan Benda Uji Untuk membuat benda uji, sejumlah bahan-bahan limbah karbit dan abu sekam padi dicampur sesuai dengan massa pada (Lampiran 3), dan diaduk hingga menjadi adonan yang merata selama ±15 menit. Kemudian, air ditambahkan ke adonan bahan tersebut secara bertahap hingga tercampur merata. Untuk benda uji dengan serat, maka sejumlah serat ditambahkan dalam adonan sebelum pemberian air. Bahan campuran dimasukkan ke cetakan secara bertahap yaitu 1/3 dari tinggi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan sebanyak 25 kali tumbukan. Tahab tersebut diulangi hingga seluruh adonan habis dan didapatkan sesuai tinggi dan diameter yang direncanakan. Setelah semua bahan campuran selesai dipadatkan, benda uji dikeluarkan dari cetakan dan disimpan dalam kantong plastik tertutup agar tidak terjadi pengurangan kadar air. Lama penyimpanan adalah 7 hari karena campuran limbah karbit dan abu sekam padi memerlukan waktu untuk dalam reaksi pozzolan. 2.5Prosedur Basah Kering Metode pengujian pada penelitian ini mengacu pada ASTM D559-05. Uji daya layan atau durabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penurunan kuat dukung campuran akibat siklus basah-kering. Setelah benda uji berumur 7 hari, kemudian diukur berat, tinggi, dan diameternya, selanjutnya benda uji dibungkus dengan plastik yang sudah dilubangi terlebih dahulu kemudian dimasukan kedalam kotak rendam yang sudah terisi air, dengan ketinggian air 7 cm diatas benda uji selama 24 jam (Gambar 4). Setelah direndam benda uji tersebut dikeluarkan dan diukur berat, tinggi, dan diameternya selanjutnya benda uji dikeringkan kedalam oven dengan suhu 40 C. Setelah dikeringkan benda uji diukur berat, tinggi, dan diameternya dan dilakukan uji kuat tekan bebas. Prosedur yang sama dilakukan untuk siklus kedua, ketiga dan keempat. JumlahSiklus Tabel 1 Rancangan siklus basah kering dan pengujian kuat tekan bebas Umur Benda Uji (hari) 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 Uji B K Uji 2 Uji B K B K Uji 3 Uji B K B K B K Uji 4 Uji B K B K B K B K Uji Keterangan: 1 siklus = 1 hari perendaman (B) dan 1 hari pengeringan (K); B = Basah (rendam), K = Kering; Uji = uji tekan bebas 4

(a) (b) Gambar 4 (a) Proses rendaman (basah), (b) proses pengeringan (kering) 2.6Pengujian Kuat Tekan Bebas Sebelum pengujian, benda uji diukur berat, tinggi, dan diameternya. Selanjutnya benda uji dipasang pada alat tekan dengan posisi vertikal pada plat dasar alat. Plat tekan diatur dengan memutar panel tekan hingga plat tekan atas tepat berada pada sisi atas benda uji dan menyentuh benda uji. Jarum penunjuk pada penolok beban dan deformasi diatur dalam posisi angka nol. Mesin dihidupkan untuk menggerakan piston beban. Pembeban dilakukan dengan kecepatan 5 mm/menit. Selama pembeban, beban dan penurunan benda uji dibaca dan dicatat setiap interval waktu 10 detik. Pembebanan dihentikan setelah benda uji mengalami penurunan angka pembebanan, retak atau pecah atau benda uji mengalami penurunan 20%. Nilai tegangan aksial di setiap interval waktu dihitung dengan menggunakan Persamaan (1) berikut yang mengacu dari ASTM D2165-05: P (1) A 1 o Tabel 2 Hasil pengujian Kuat tekan bebas Dengan = tegangan aksial (kpa), P = beban aksial (kn), A o = luas penampang benda uji (mm), = regangan aksial (%) Tegangan aksial maksimum yang dihasilkan dari Persamaan (1) ditetapkan sebagai kuat tekan bebas. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Hasil analisis dari pengaruh siklus basah kering terhadap kuat tekan bebas dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Dari gambar tersebut diketahui terjadi peningkatan kuat tekan rata-rata pada siklus kedua. Hal ini dapat dijelaskan bahwa selama proses pozzolanik antara kapur karbit dan abu sekam padi diperlukan air untuk tercapainya reaksi. Sehingga reaksi ini mampu mengurangi air yang akan mengisi volume rongga benda uji. Proses pengeringan yang terlalu lama akan menyebabkan benda uji menjadi kekurangan air yang akan menghambat reaksi pozzolanik dan menyebabkan lemahnya daya ikat. Terbukti bahwa pada siklus ketiga dan keempat kuat tekan benda uji mengalami penurunan. Dari Gambar 5 dan Gambar 6 hasil analisis, komposisi campuran limbah karbit dan abu sekam padi dengan dan tanpa serat akibat pengaruh siklus basah kering didapat kuat tekan tertinggi setelah siklus keempat yaitu pada campuran 30CC:70ASP berikut adalah Tabel hasil pengujian kuat tekan bebas. Benda uji Kuat Tekan Bebas (kpa) setelah siklus basah-kering 0 1 2 3 4 (70 CC:30 ASP) 159,079 146,299 169,6607 206,6117 144,181 (70 CC:30 ASP) + 0,1% Serat 174,366 148,422 171,5017 200,1338 109,63 (50 CC:50 ASP) 239,857 220,927 281,9361 160,4916 116,1439 (50 CC:50 ASP) + 0,1% Serat 245,473 195,035 171,3971 124,8192 127,9813 (30 CC:70 ASP) 230,603 212,288 211,2289 178,8069 168,5652 (30 CC:70 ASP) + 0,1% Serat 257,627 217,543 180,0789 203,4496 197,4001 5

Kuat Tekan Bebas, q u (kpa) 300 250 200 150 100 50 0 0 1 2 3 4 5 Jumlah Siklus Basah Kering (70CC:30ASP) (50CC:50ASP) (30CC:70ASP) Gambar 5 Hubungan kuat tekan bebas dan jumlah siklus basah kering dari campuran limbah karbit dan abu sekam padi Kuat Tekan Bebas, qu (kpa) 300 250 200 150 100 50 0 0 1 2 3 4 5 Jumlah Siklus Basah Kering (70CC:30ASP) (50CC:50ASP) (30CC:70ASP) Gambar 6 Hubungan kuat tekan bebas dan jumlah siklus basah kering dari campuran limbah karbit, abu sekam padi, dan serat. 3.2Pengaruh Serat Terhadap Kuat Tekan Bebas Akibat Siklus Basah -Kering Pengaruh penambahan serat pada komposisi campuran kapur karbit dan abu sekam padi terhadap siklus basahkering dapat di tunjukkan dari perubahan nilai kuat tekan pada Ganbar 7. Dari Gambar 7 terlihat bahwa benda uji sebelum melewati siklus basah-kering masing-masing campuran mengalami kenaikan kuat tekan akibat penambahan serat. Ketika benda uji mulai memasuki proses siklus basah-kering masingmasing campuran cenderung mengalami penurunan sampai siklus kedua, setelah siklus kedua serat mulai bekerja pada komposisi campuran (30CC:70ASP) dan (50CC:50ASP), pada siklus ketiga dan keempat mengalami kenaikan mencapai 17,10%. Untuk campuran 30CC:70ASP Namun pada campuran (70CC:30ASP) justru mengalami penurunan. Perubahan Nilai Kuat Tekan Bebas (%) 30 20 10 0 10 20 30 40 50 0 1 2 3 4 5 Jumlah Siklus Basah Kering (70CC:30ASP) (30CC:70ASP) (50CC:50ASP) Gambar 7 Perubahan nilai kuat tekan bebas akibat siklus basah kering pada campuran dengan serat 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1Kesimpulan Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa selama proses pozzolanik antara kapur karbit dan abu sekam padi diperlukan air untuk 6

tercapainya reaksi. Proses pengeringan yang terlalu lama akan menyebabkan benda uji menjadi kekurangan air yang akan menghambat reaksi pozzolanik dan menyebabkan lemahnya daya ikat. Setelah siklus keempat kuat tekan tertinggi didapat pada campuran 30CC:70ASP. Ketika benda uji mulai memasuki proses siklus basah-kering masing-masing campuran cenderung mengalami penurunan sampai siklus kedua, setelah siklus kedua serat mulai bekerja pada komposisi campuran (30CC:70ASP) dan (50CC:50ASP), pada siklus ketiga dan keempat mengalami kenaikan mencapai 17,10%. Untuk campuran 30CC:70ASP Namun pada campuran (70CC:30ASP) benda uji mengalami penurunan. 4.2Saran Dari hasil yang didapat dalam penelitian ini, dapat di berikan saran untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dikaji lagi dengan penambahan jumlah siklus dan variasi kadar serat yang berbeda dengan penelitian ini. Perlu dikaji lagi dengan perbandingan komposisi campuran yang berbeda dan diperhatikan dalam pembuatan benda uji teknik pencampuran agar dapat diperoleh hasil yang merata dan baik. 5 DAFTAR PUSTAKA Ariyani, N., Nugroho, A.C., 2007, Pengaruh kapur dan abu sekam padi pada nilai CBR laboratorium tanah tras Dusun Seropan untuk stabilisas subgrade timbunan, Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1/Th XII/2007, pp.1-16. Budi, G.S.,2003, Penyebaran kekuatan dari kolom yang terbuat dari limbah karbit dan kapur,dimensi teknik sipil vol 5,No.2, pp 99-102. Hardiyati, S., 2003, Studi potensi mengembang dan kekuatan tanah lempung ekspansif dengan dan tanpa kapur akibat siklus berulang basah - kering, Tesis Magister Teknik Sipil, Universitas Diponegoro Semarang. Widianti, A., Hartono, E., Muntohar, A.S., 2008, Studi model embankment tanah dengan campuran kapur-abu sekam padi dan serat karung plastik, Dinamika Teknik Sipil, Volume 8, Nomor 2, pp. 118 126. 7

6 LAMPIRAN LAMPIRAN A : TABEL KAJIAN PUSTAKA MASALAH METODE PENELITIAN HASIL/KESIMPULAN Penelitian ini untuk mengetahui pengarung penmbahan kapur dan abu sekam padi terhadap tanah tras Dusun Seropoan di tinjau dari nilai CBR dan juga untuk mencari komposisi campuran yang terbaik antara abu sekam padi, kapur dan tanah tras tersebut Sumber: Ariyani.N.,Nugroho, A.,C., 2007, Pengaruh kapur dan abu sekam padi pada nilai CBR laboratorium tanah tras Dusun Seropan untuk stabilisas subgrade timbunan, Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1/Th XII/2007, pp.1-16 Studi ini untuk mengetahui perilaku dan besar nilai terukur persentase mengembang, tekanan mengembang dan kuat geser tanah lempung ekspansif akibat siklus berulang basah kering dengan menggunakan kapur sebagai bahan additive,diharapkan dengan penambahan kapur dapat memperbaiki perilaku mengembang dan kuat geser tanah ekspansif akibar siklus basah kering. Sumber: Komposisi masing-masing bahan yang akan diuji adalah (tanah asli tanpa campuran); (Tanah + kpr 3% + Asp 2%); (Tanah + kpr 6% + Asp 4%); (Tanah + kpr 9% + Asp 6%); (Tanah + kpr 12% + Asp 8%); (Tanah + kpr 15% + Asp 10%); (Tanah + kpr 18% + Asp 12%). Setelah itu dilakukan uji pendahuluan yang meliputi uji kadar air, batas atterberg, uji kepadatan, uji batas cair,uji batas plastis, uji indeks plastisitas, gradasi butiran dan uji pemadatan dari masing-masing komposisi. Kombinasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah persentase campuran kapur paling efektif berkisar 5% sampai 8% dari erat tanah kering,pencapuran dilakukan pada kadar air optimum (OMC) standar proktor (ASTM-D-689-91) adalah 30% dengan pengujian geser langsung dan potensi mengembang. Hasil pengamatan potensi uji mengembang menunjukan bahwa pada tanah lempung murni persentase mengembang maksimum nuntuk beban 9,14 kpa = 9,452%; 17,01 kpa = Tanah dari dusun seropan layak untuk dijadikan lapisan tanah dasar dengan memenuhi persyaratan dari AASHTO T193-81 dan pedoman dari The Asphalt Institute-USA, diperoleh nilai CBR sebesar 16,29%, dapat dikatakan sebagai lapisan tanah daar yang bermutu. Nilai berat volume tanah tanpa campuran yang diperoleh sebesar 1,31 g/cm 3,nilai tersebut turun seiring dengan penambahan kapur dan abu sekam padi menjadi 1,23 g/cm 3,turunya berat volume tersebut disebabkan oleh pengaruh berat jenis dari kapur dan abu sekam padi yang relatif lebih ringandibandingkam dengan berat jenis tanah. Campuran tersebut tidak selamanya mampu menaikan nilai CBR(baik rendaman maupun tanpa rendaman).nilai CBR yang dipakai adalah nilai tertinggi dari pengujian CBR rendaman,nilai CBR tanah asli sebesar 16,29%pada koposisi kapur sebanyak 6% dan abu sekam padi 4%,diperoleh nilai tertinggi 23,66%,maka tanah hasil stabilisasi ini dapat di katakan semakin baik untuk dijadikan bahan lapisan tanah dasar (subgrade) Pemua benda uji menunjukan kecenderungan penurunan persentase mengembang maksimum dari siklus sebelumnya, paling besar tejadi di rentan antara siklus satu ke siklus dua. Penambahan kapur memberikan efek penurunan mengembang mengembang maksimum relati lebih cepat terjadi, pemeraman lebih atau sama dengan 3 hari untuk persentase semua campuran kapur hampir tidak terjadi pengembangan untuk semua beban konstan. Secara umum persentase mengembang akan 8

MASALAH METODE PENELITIAN HASIL/KESIMPULAN Hardiyati, S, 2003, Studi potensi mengembang dan kekuatan tanah lempung ekspansif dengan dan tanpa kapur akibat siklus berulang basah kering.tesis. Magister Teknik Sipil, Universitas Diponegoro Semarang. 5,91%;beban 32,74 kpa = 4,297%;beban 40,59 kpa = 1,905%. Nilai kuat geser (S u ) yang tidak mengalami siklus berulang sebesar 0,486 kg/cm 2 pada 0%-0H.pada benda uji 5%-0H nilai S u sekitar 0,75 kg/cm 2 ;dan 8%-0H nilai Su sekitar 0,85 kg/cm 2, dicampur kapur. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh kolom tunggal yang berisi masing-masing kapur dan limbah karbit terhadap peningkatan kekuatan tanah liat ekspansif disekitarnya. Sumber: Budi,G,S.,2003, Penyebaran kekuatan dari kolom yang terbuat dari limbah karbit dan kapur,dimensi Teknik Sipil, Vol 5, No.2, pp 99-102. Penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan limbah plastik yang di tambah dengan kapur dan abu sekam padi untuk bahan embankment dengan berbagai konfiguirasi pencampuran kapurabu sekam padi dan serat karung plastik. Sumber: Widianti, A., Hartono, E., Muntohar, A. S., 2008, Studi model embankment tanah dengan campuran kapur-abu sekam padi dan serat karung plastik, Dinamika Teknik Sipil, Volume 8, Nomor 2, pp. 118 126. Setelah mengetahui sifat-sifat kimia dari kapur dan karbit, sampel tanah untuk percobaan deng kadar air sekitar 80% dan dimasukan ke dalm kontainer untuk kolom kapur dengan diameter 50 cm tebal 10 cm sedangkan untuk kolom karbit 40 cm dan 30 cm diberi beban sebesar 0,046 kg/cm 2 selama 3 hari.di dapat diameter masingmasing kolom untuk kolom kapur sebesar 2,5 cm, 5,0 cm dan 7,5 cm dengan kedalaman sekitar 10 cm (setebal lapisan tanah) sedangkan untuk kolom karbit memiliki diameter masing-masing sebesar 3,75cm, 5,0 cm dan 7,5 cm dengan kedalaman sekitar 30 cm,jarak lokasi pengujian dari muka kolom masing-masing adalah4 cm, 8 cm, dan 12 cm.dengan selang waktu pengujian 6 jam, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 7 hari,14 hari, 28 hari setelah penempatan kolom. Penelitian ini mengunakan tanah dari Sentolo Kulonprogo, Yogyakarta. Tanah tersebut di campur dengan kapur-abu sekam padi dan serat karung plastik.kadar kapur yang dugunakan sebesar 12% serta abu sekam padi sebesar 24 % dengan kadar serat 0,1 % dari berat kering campuran. mengecil bila beban bertambah besar. Pada lempung bercampur kapur nilai S u relatif besar dan dari hasil pengujian sampai 8 siklus nilai S u tertinggi rata-rata dicapai pada siklus ke 4,peningkatan nilai S u sangat jelas pada benda uji yang Kolom limbah karbit dan kapur dapat meningkatkan kekuatan tanah ekspansif di sekitarnya,peningkatan kekuatan tanah di dekat kolom yang berisi limbah karbit dan kapur relatif sama yaitu sekitar 450% dari 0,0013 kg/cm 2, pengaruh kolom limbah karbit dan kolom kaput menyebar sampai sekitar 2,5D sampai 3D dari kolom. Adanya stabilisasi dengan menggunakan kapur-abu sekam padi dan inklusi serat karung plastik terbukti dapat meningkatkan beban maksimum serta mengurangi penurunan dari embankment tersebut. Kuat dukung ultimit embankment mengalami peningkatan yang sangat siknifikan yaitu antara 2 kali sampai 111 kali dari kuat dukung ultimit tanah asli. Pada pemberian beban sebesar 7,0kN embankment tanah asli mengalami penurunan antara 10 sampai 12 mm, setelah dicampur dengan kapur-abu sekam padi dan serat plastik, embankment mengalami pengurangan penurunan antara 2,5 % sampai dengan 65 % dari penurunan vertikal pada embankment tanah asli. 9

LAMPIRAN B : ALAT ABRASI LOS ANGELES Gambar B.1 Alat abrasi Los Angeles dan besi tulangan ulir 10

LAMPIRAN C:. DESAIN CAMPURAN BENDA UJI Berat kering campuran yang diperlukan untuk pembuatan benda uji dihitung berdasarkan berat volume kering yang dihasilkan dari pemadatan Proctor standar yaitu: W = Dengan : W = berat kering campuran (g), D = diameter benda uji = 5 cm, L = tinggi benda uji = 10 cm, = berat volume kering = 1,33 gr/cm³, dan = kadar air optimum = 23 (%) Rasio air terhadap bahan (water content ratio, w.c.r) adalah 0,23. Tabel C.1 Komposisi berat campuran benda uji Campuran benda uji Berat bahan (g) CC ASP Serat (70 CC:30 ASP) 224,85 96,36 - (70 CC:30 ASP) + 0,1% Serat 224,62 96,27 0,32 (50 CC:50 ASP) 160,60 160,60 - (50 CC:50 ASP) + 0,1% Serat 160,44 160,44 0,32 (30 CC:70 ASP) 96,36 224,85 - (30 CC:70 ASP) + 0,1% Serat 96,27 224,62 0,32 11

LAMPIRAN D : UJI PENDAHULUAN PADA TANAH Tanah yang digunakan berasal dari kasihan, Bantul, DIY. Berdasarkan pengujian awal, sifat-sifat fisis tanah dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut sistem USCS (unified soil classification system) tanah yang digunakan ini tergolong tanah lempung plastisitas tinggi (MH). Parameter Hasil pengujian Berat jenis 2,59 Kadar air 47 % Batas batas konsistensi : Batas cair Batas plastis Indeks plastisitas 73 % 35 % 38 % Ukuran partikel Lempung Lanau Pasir Pemadaatan proctor standart: Berat volume kering Kadar air optimum Klasifikasi menurut USCS 50 % 43 % 7 % 1,33 g/cm³ 23 % MH 12

LAMPIRAN E : HASIL UJI KUAT TARIK SERAT KARUNG PLASTIK Pengujian kuat tarik serat dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi UMY dengan menggunakan alat uji Universal Testing Machine (UTM). Nomor Benda Uji 1 2 3 Regangan total (%) 10 18 18 Beban tarik maksimum (kg) 63,3 62,7 62,55 Rata-rata beban maksimum (kg) 62,85 13

LAMPIRAN F : FOTO SESUDAH PERENDAMAN DAN PENGERINGAN Benda uji 0 % serat Benda uji 0,1 % serat 14

LAMPIRAN G : CONTOH PERHITUNGAN Benda uji campuran 30CC:70ASP 0,1 aerat No Sampel 1 Diameter sampel d cm 5,21 Tinggi sampel L o cm 10,31 Luas mula - mula A o cm 2 21,33 Volume Sampel V o cm 3 219,89 Berat sampel W 1 gram 344,67 Berat volume gr/cm 2 1,57 PERCOBAAN TEKAN BEBA Waktu Pemendekan tanah Luas tampang tanah Beban Pembacaan L Regangan Koreksi Luas dikoreksi Pembaca Beban Tekanan arloji (a) L Ao x100 % A an arloji P a x 10-3 L 1 - (1 ) P o A (detik) (0.01 mm) (cm) (%) (cm) (kg) (kg/cm 2 ) 0 0 0,00 0,000 1,000 21,328 0,0 0,000 0,000 10 2 0,00 0,019 1,000 21,332 18 28,458 1,334 20 5 0,01 0,048 1,000 21,338 32 50,592 2,371 30 7 0,01 0,068 0,999 21,342 63 99,603 4,667 40 9 0,01 0,087 0,999 21,346 98 154,938 7,258 50 11 0,01 0,107 0,999 21,350 136 215,016 10,071 60 13 0,01 0,126 0,999 21,354 186 294,066 13,771 70 14 0,01 0,136 0,999 21,357 231 365,211 17,101 80 18 0,02 0,175 0,998 21,365 108 170,748 7,992 90 24 0,02 0,233 0,998 21,377 23 36,363 1,701 GRAFIK TEKAN BEBAS 15

LAMPIRAN H: PEMBUATAN BENDA UJI Untuk membuat benda uji, sejumlah bahan-bahan limbah karbit dan abu sekam padi dicampur sesuai dengan massa pada (Lampiran 3), dan diaduk hingga menjadi adonan yang merata selama ±15 menit. Kemudian, air ditambahkan ke adonan bahan tersebut secara bertahap hingga tercampur merata. Untuk benda uji dengan serat, maka sejumlah serat ditambahkan dalam adonan sebelum pemberian air. Bahan campuran dimasukkan ke cetakan secara bertahap yaitu 1/3 dari tinggi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan sebanyak 25 kali tumbukan. Tahab tersebut diulangi hingga seluruh adonan habis dan didapatkan sesuai tinggi dan diameter yang direncanakan. Setelah semua bahan campuran selesai dipadatkan, benda uji dikeluarkan dari cetakan dan disimpan dalam kantong plastik tertutup agar tidak terjadi pengurangan kadar air. Lama penyimpanan adalah 7 hari karena campuran limbah karbit dan abu sekam padi memerlukan waktu untuk dalam reaksi pozzolan. Distribusi serat yang di harapkan seperti Gambar berikut : Benda Uji 0,03 % sert 0,03 % sert 0,03 % sert Terlihat pada gambar Lampiran I bahwa distribusi butiran antara kapur karbit dengan abu sekam padi tidak merata dan kontribusi serat yang tidak homogen atau menggumpasl hal ini adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengarui kuat tekan benda uji. 16

LAMPIRAN H : FOTO PENGUJIAN Komposisi campuran (50CC:50ASP) Tanpa Serat Komposisi campuran (50CC:50ASP) 0,1% serat Komposisi campuran (30CC:70ASP) Tanpa Serat Komposisi campuran (30CC:70ASP) 0,1%serat Komposisi campuran (70CC:30ASP) Tanpa serat Komposisi campuran (70CC:30ASP) 0,1% serat 17