BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sendiri pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya mausia yang lebih baik sehingga terjadilah perubahan kualitas kehidupan. Bangsa Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai penggerak pembangunan di Indonesia sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia. Dalam Undang-Undang Sikdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) dalam pasal 3, ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah: mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertjuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia dan memiliki watak dan karakter bangsa Indonesia. Maka diperlukankalah berbagai model pengembangan untuk mengembangkan karakter siswa di sekolah. Jujur adalah sebuah karakter yang saya anggap dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. (Kesuma, Dharma 2012:16)

2 Seseorang yang memiliki karakter jujur pasti akan sangat disenangi dan disukai oleh orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan kerja dan sebagainya. Dapat kita rasakan, kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan. Kejujuran masih merupakan barang yang sangat mahal di Indonesia. Di dunia pendidikan sendiri, kejujuran sering sekali di langgar oleh ketika para murid mencontek saat ujian ataupun ulangan harian. Kita juga tahu bagaimana pihak sekolah sering bertindak tidak jujur dalam kasus Ujian Nasional (UN), yaitu tindakan tidak jujur untuk meluluskan siswa-siswanya dalam ujian tersebut. Ketidakjujuran dan kecurangan dapat dikatakan sebagai salah satu aspek yang dapat menumbuhkan korupsi. Indonesia di mata dunia dikatakan sebagai negara terkorup di Asia- Pasifik. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi baik itu memang lingkungan yang mendukung untuk melakukan tindak korupsi atau kurangnya penanaman nilai-nilai sejak dini baik dalam lingkungan keluarga dan juga lingkungan sekolah. Penanaman nilai-nilai moral sejak dini sangatlah penting. Penurunan moral bangsa mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Ini terlihat dari mulai menurunnya moral bangsa. Menurut Budiningsih (2004: 25) moralitas sebagai suatu sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah. Terlebih dalam membentuk kepribadian seseorang, bukanlah hal yang mudah sehingga sangat dibutuhkan kebiasaan-kebiasaan yang mampu membantu anak-anak tersebut menumbuhkan kebiasaan hidup jujur. Salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat terhindar dari bibit-bibit koruptor. Seiring dengan makin derasnya arus globalisai yang telah masuk dalam seluruh relung kehidupan, pembangunan karakter dirasa mendesak untuk dikaji dan an diimplementasikan di sekolah. Dalam konteks pengembangan karakter di sekolah kejujuran menjadi sangat penting untuk dikembangkan menjadi kareakter anak-anak Indonesia saat ini. Di sekolah terdapat mata pelajaran yang sejalan dengan tujuan untuk mendidik karakter siswa. Menurut Cogan (Ganeswara, 2002: 1) Pendidikan

3 Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Hal inilah yang mengakibatkan PKn seharusnya menjadi mata pelajaran sangat penting di persekolahan dalam mengembangkan karakter siswa yang nantinya akan menjadi warganegara khusunya karakter jujur sebagai salah satu karakter yang harus ditanamkan sejak dini. Di sekolah sendiri mata pelajaran PKn cenderung membosankan dan tidak banyak disukai oleh para siswa. Ini terlihat dari model pembelajaran yang lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Dalam hal ini siswa merasa dalam mata pelajaran Pkn terlalu banyak teori dan hafalan dalam porses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran sering terpusat hanya pada guru saja dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pkn dewasa ini lebih juga hanya menekankan pada aspek kongnitif saja bukan pada aspek afektif dan psikomotor yang seharusnya dikembangkan dalam menumbuhkan karakter siswa. Kantin kejujuran di SMPN 7 Bandung walaupun berjalan dengan baik namun pernah mengalami kerugian yang menyebabkan kantin kejujuran harus ditutup untuk sementara waktu sampai akhirnya dibuka kembali pada bulan Sepertember 2013. Kerugian ini timbul dari penjualan pada bulan April 2013 yang rugi sebesar Rp. 64.000,00 dan bulan Mei 2013 yang rugi sebesar Rp 32. 800,00. Penutupan kantin kejujuran di SMPN 7 Bandung ini terjadi pada bulan Juni 2013- Agustus 2013. Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan mengenai karakter jujur di SMPN 7 Bandung. Diperlukanlah sebuah wadah yang mampu mengembangkan karakter jujur siswa untuk keselarasan dalam hal pengembangan karakter selain dari mata pelajaran PKn di kelas. Saat ini pemerintah sendiri membuka sebuah fasilitas untuk mengembangkan nilai kejujuran siswa-siswanya dalam sebuah kantin yang diberi nama kantin kejujuran.

4 Kantin kejujuran merupakan upaya untuk mendidik akhlak siswa agar memiliki karakter jujur. Kantin ini menjual semua perlengkapan siswa sebagaimana lazimnya sebuah kantin yang sudah kita kenal selama ini. Di dalam kantin ini dipajang kotak-kotak uang yang memiliki fungsi sebagai penampung hasil jual-beli siswa dan jika ada kembalian yang biasanya terdapat penjaga maka mereka sendiri yang mengambil dan menghitung hasil kembaliannya. Kantin kejujuran dibuat sebagai salah satu penerapan inovasi pembelajaran moral. Melalui kantin ini dibangun kesadaran siswa untuk berbuat jujur tanpa harus diawasi oleh guru ataupun pengelola kantin. Kantin kejujuran merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan anti-korupsi, yang memiliki tujuan utama yaitu mengukur kejujuran anak didik sehingga mereka ke depan akan menjadi anggota masyarakat yang jujur. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penelitian tentang model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Bandung bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai kejujuran dikalangan siswa di SMP Negeri 7 Bandung yang merupakan bentuk pembinaan moral di sekolah. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam, yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : MODEL KANTIN KEJUJURAN BAGI PENGEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung) B. Rumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Model Kantin Kejujuran bagi Pengembangkan Karakter Jujur Siswa? Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana program model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa?

5 2. Bagaimana pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa? 3. Bagaimana bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung? 4. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut. 1. Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Kantin Kejujuran bagi pengembangkan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung. 2. Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengetahui program model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi upaya pengembangan karakter jujur siswa. 2. Mengetahui pelaksanaan teknis interaksi dalam model kantin kejujuran di SMP Negeri 7 Kota Bandung bagi pengembangan karakter jujur siswa. 3. Mengetahui bentuk kendala-kendala dalam pengembangan karakter jujur di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung. 4. Mengetahui cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pengembangan karakter jujur siswa di kantin kejujuran SMP Negeri 7 Kota Bandung.

6 D. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru tentang peranan kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur di SMP Negeri 7 Kota Bandunng. 2. Secara Kebijakan Secara kebijakan penelitian ini dapat menjadi sumber pengambilan kebijakan mengenai perlunya kantin kejujuran dalam mengembangkan karakter jujur di sekolah yang sudah dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Bandung. 3. Secara Praktis a. Bagi dinas pendidikan, sebagai referensi dalam upaya pengembangan karakter jujur siswa di SMP Negeri 7 Kota Bandung. b. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi untuk lebih memahami peranan model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur di SMP Negeri 7 Kota Bandung c. Bagi siswa, dapat memberikan inovasi pembelajaran bagi pengembangan karakter jujur di lingkungan sekolah. d. Bagi masyarakat, dapat memberikan sumbangan dalam usaha membina karkater warga negara yang jujur. 4. Secara isu dan aksi soial Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi isu yang bekenaan dengan penanaman karakter jujur bagi siswa di sekolah dengan kantin kejujuran yang dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Bandung.

7 E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi dari penelitian ini yang berjudul Model Kantin Kejujuran bagi Pegembangkan Karakter Jujur Siswa (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Kota Bandung) adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka, memaparkan mengenai konsep atau teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori yang akan dibahas dalam kajian pustaka ini adalah model kantin kejujuran, pendidikan karakter, dan karakter jujur. 3. BAB III Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian dan beberapa komponen. Komponen yang dimaksud adalah lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,dan analisis data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan gambaran umum lokasi penelitian (profil SMP Negeri 7 Bandung), deskripsi hasil penelitian, dan analisis studi kasus pada model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah. Saran atau rekomendasi ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan peneliti berikutnya.