BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dan proses melaksanakan usahanya. Pembicaraan perbankan akan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Industri Perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara, yakni sebagai lembaga. perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan dalam memobilisasi dana masyarakat yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Selain menjalankan kedua perencanan tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral. Bank adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai macam jasa keuangan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran, (Kasmir, 2009: 25) Berdasarkan fungsi bank tersebut, sifat bisnis bank berbeda dengan perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa lainnya. Sebagian besar aktiva bank adalah aktiva likuid dan tingkat perputaran aktiva dan pasivanya sangat tinggi. Bisnis perbankan merupakan usaha yang sangat mengandalkan kepercayaan, yaitu kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan. Sedikit saja ada isu berkaitan dengan kondisi bank yang tidak sehat maka 1

2 masyarakat akan berbondong-bondong menarik dananya dari bank, sehingga akan lebih memperburuk kondisi bank tersebut. Dekade ini, Indonesia membiayai peluncuran sistem keuangan islam dalam rangka untuk mengkomodasi orang orang Indonesia yang mayoritas nya adalah muslim. Menjelaskan bahwa sistem keuangan islam di indonesia telah diperluas kepasar modal, asuransi, hipotek, tabungan dan lembaga pinjaman bank, dll. Hal tersebut adalah untuk memperkaya sistem islam atas sistem konvensional yang digunakan untuk membandingkan kinerja dan prospek masa depan khususnya. Pemerintah melakukan langkah strategis pengembangan perbankan islam yang memberikan izin kepada bank bank konvensional komersil untuk membuka cabang Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu konversi bank konvensional menjadi bank syariah. Namun, selama periode 1992 1998 hanya ada satu Bank Umum Syariah (BUS) sebagai pelaku industri perbankan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), hal ini disebabkan selama enam tahun beroperasi praktis tidak ada regulator lain yang mendukung sistem Perbankan Islam. Strategi ini juga merupakan respon dan inisiatif dari perubahan dalam undang undang Perbankan NO. 10/1998 sebagai pengganti UU No. 7/1992, yang secara tegas. Sistem Perbankan Islam diposisikan sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Pada tahun 2008 Pemerintah menerbitkan UU No.21/2008 Perbankan Islam, yang diharapkan untuk memberikan dasar hukum yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam pengembangan Perbankan Islam di indonesia sehingga sama dan sejajar dengan bank konvensional. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam undang undang yaitu UU No. 10 tahun

3 1998 tentang perubahan UU No. 72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Sejak saat itulah, kemudian dikenal dengan dua sistem Perbankan di Indonesia (Dual Banking System) yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha yakni: 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah. Bank Konvensional dan Bank Syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduannya yaitu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Mengacu pada (Kasmir, 2007) pengertian bank secara sederhana dapat diartikan sebagai : Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah : Setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua duannya menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam undang undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 tentang pengertian bank dan bank umum yaitu:

4 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip usaha syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, yang artinya usaha perbankan selalu dan akan bergerak dibidang keuangan. Sehingga dapat disimpilkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegaiatan utama yaitu : menghimpun dana (Funding), menyalurkan dana (Lending) dan, memberikan jasa bank lainnya (Services). Tabel 1.1 PERKEMBANGAN BANK SYARIAH INDONESIA Periode 2010 2014 2010 2011 2012 2013 2014 BUS 11 11 11 11 11 UUS 23 24 24 23 23 BPRS 150 155 158 163 163 Sumber : Statistika Perbankan Syariah, Thn 2014 Bln Juni* pada www.bi.go.id dan www.ojk.go.id Keterangan : BUS : Bank Umum Syariah UUS : Unit Usaha Syariah BPRS : Bank Perkreditan Rakyat

5 Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa bank umum syariah menunjukkan peningkatannya dalam usaha perbankan, dari tahun ke tahun perbank syariah di indonesia telah menunjukkan peningkatan yang baik dalam semua sektor dalam perbankan syariah. Perkembangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang membuka cabang syariah juga didukung dengan tetap bertahannya bank syariah pada saat perbankan nasional mengalami krisis cukup parah pada tahun 1998. Sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produk produk Bank Muamalat menyebabkan bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya tidak hanyutoleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank konvensional. Hal yang mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dan syariah yaitu terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan atau yang diberikan lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil. Bank syariah pun tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil ini memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot,

6 keadaan itu merupakan peringatan dini yang secara transparan dan mudah bagi nasabah, hal ini yang membuat bank syariah dengan bank konvensional berbeda, pada nasabah bank konvensional nasabha tidak dapat secara langsung mengetahui kinerja dan menilai kinerjanya, hanya dapat melihat dari indikator bunga yang diperoleh. Tabel 1.2 KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL Tahun 2010 2014 (Per juni) RASIO BANK UMUM SYARIAH 2010 2011 2012 2013 2014 Rata Rata BANK UMUM KONVENSIONAL 2010 2011 2012 2013 2014 Rata Rata LDR/FDR 89,67% 88,94% 100,00% 100,32% 95,50% 94,81% 75,21% 78,77% 83,58% 89,70% 92,19% 83,89% NPF/NPL 3,02% 2,52% 2,22% 2,00% 3,48% 2,71% 2,56% 2,17% 4,49% 3,78% 4,06% 4,26% BOPO 80,54% 78,41% 74,97% 78,21% 84,50% 79,32% 75,21% 78,77% 83,58% 89,70% 92,19% 83,89% ROA 1,67% 1,79% 2,14% 2,00% 1,09% 1,74% 2,86% 3,03% 3,11% 3,08% 2,91% 2,99% CAR 16,25% 16,63% 14,13% 14,42% 16,68% 15,62% 17,18% 16,05% 17,43% 18,13% 19,39% 17,63% Sumber : Statistika Perbankan, Thn 2014 Bln Juni* pada www.bi.go.id dan www.ojk.go.id Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat perbedaan kinerja keuangan antara bank umum syariah dengan bank umum konvensional, Loan To Deposito Ratio (LDR)/ Financing To Desposito Ratio (FDR) dari bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum konvensional,yaitu sebesar 94,81% bank umum syariah dan 83,89 % bank umum konvensional. Namun dari Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bank umum syariah dengan bank umum konvensional hampir sama yaitu 79,32 % bank umum syariah dengan 79,25% bank umum konvensional, selain dari itu seharusnya Rasio On Assets (ROA) bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan dengan ROA dari bank

7 umum konvensional, namun dilihat pada tabel 1.2 ROA Bank umum konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan ROA bank umum syariah yaitu sebesar 1,74% Bank umum syariah dan 2,99% bank umum konvensional. Seharusnya Capital Adequacy Rasio (CAR) pada bank syariah lebih bagus namun kenyataannya tidak, CAR pada bank konvensional yaitu sebesar 17,68% sedangkan bank syariah sebesar 15,62%. Dari tabel diatas menimbulkan keinginann untuk melakukan analisis lebih lanjut tentang tingkat kinerja bank umum syariah yang nantinya akan dibandingkan dengan kinerja keuangan bank umum konvensional, maka dari itu penulis mengangkat judul penelitian : PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Loan To Deposito Ratio (LDR) / Financing To Desposito Ratio (FDR) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Investing Policy Ratio (IPR) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Non Performing Loan (NPL) / Non Performing Financial (NPF) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah?

8 4.. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Fee Based Income Ratio (FBIR) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah? 6. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Retrun On Asset (ROA) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah? 7. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rasio Return On Equity (ROE) antara Bank Kovensional dan Bank Syariah? 8. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada Rasio Capital Adequacy Rasio (CAR) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan kinerja keuangan Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah untuk masing masing risiko keuangan. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada LDR dan FDR antara Bank Umum Syariah dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional. 2. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada IPR antara Bank Umum Syariah dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional. 3. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada NPL dan NPF antara Bank Umum Syariah dibandingkan dengan Bank Umum Konvensioanal.

9 4. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada BOPO antara Bank Umum Syariah dibandingkan dengan Bank Umum Konvensioanal. 5. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada FBIR antara Bank umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional. 6. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada ROA antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional. 7. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada ROE antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional. 8. Mengetahui tingkat signifikansi perbedaan pada CAR anatara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitianmengenai perbandingan kinerja keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensioanl anatara lain : 1. Bagi Bank Syariah : hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai catatan dan koreksi bank agar dapat sebagai koreksi dan sebgai acuan agar dapat lebih meningkatkan kinerja kerjasekaligus meperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. 2. Bagi Bank Konvensional : hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pertimbangan untuk membentuk atau menambah unit usaha syariah atau bahkan mengkonversi menjadi bank syariah, dan agar dapat membantu bank untuk di jadikan dalam memperbaiki kekurangan dan kelemahan apabila terdapat, serta agar dapat meningkatkan kinerja kerja bank.

10 3. Bagi Penulis : dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman serta wawasan mengenai dunia perbankan syariah dan konvensional. 4. Bagi STIE PERBANAS : hasil penelitian ini dapat dijadikan kebendaharaan kepustakaan dan sebagai referensi bagi mahasiswa. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dimana antara bab satu dengan bab lainnya saling terkait. Secara rinci sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan, landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

11 BAB IV : GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini dijelaskan garis besar tentang populasi dari penelitian serta aspek aspek dari sampel yang nantinya akan dianalisis, serta pada bab ini menjelaskan tentang penalaran dari hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan penelitian yang berisikan jawaban atasan rumusan masalah dan pembuktian hipotesis, serta menguraikan keterbatasan penelitian yang dilakukan, serta merupakan implikasi hasil penelitian baik bagi pihak pihak yang terkait dengan hasil penelitian maupun bagi pengembangan penelitian selanjutnya.