BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, hasil pengolahan data, analaisis

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

SBI adalah sekolah yang telah memenuhi SNP dan diperkaya dengan keungulan mutu tertentu dari negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

BAB II LANDASAN TEORI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. mendapatakan ilmu itu manusia harus belajar. Selain itu, belajar merupakan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan terhadap masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

ANGKET PENELITIAN EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU HASIL PENDIDIKAN

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

ANALISIS KUALITAS KINERJA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) BERBASIS ISO (Studi Kasus pada SMA Negeri 1 Jepara) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas kebijakan pembangunan pendidikan ( education development policy ) di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas (mutu) yang dapat diterima oleh masyarakat secara langsung

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dan unsur penunjang lainnya termasuk sumber dana. Potensi - potensi itu dapat

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi

Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI KOTA YOGYAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk spiritual, makhluk individu, dan makhluk sosial. Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Latar belakang pengelolaan pendidikan multikultural terdiri dari (1) latar

A. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENDIDIKAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI DIRI SEKOLAH DENGAN AKREDITASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan negara bertujuan

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Setiap sekolah hendaknya selalu melakukan berbagai inovasi pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULAN. bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

STUDI PENGEMBANGAN KRETERIA SEKOLAH STANDAR, MANDIRI, DAN BERTARAF INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi tanpa batas, kemajuan iptek serta aplikasinya terhadap

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resvan Friandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Ketersediaan sarana dan prasarana serta pemanfaatannya secara optimal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

BUDAYA SEKOLAH EFEKTIF (Studi Etnografi Di SMA Negeri 1 Surakarta) TESIS

KATA PENGANTAR. menengah.

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

BAB V PENUTUP. Berdasarkan deskripsi, analisis, studi dokumen, observasi serta wawancara

PERATURAN AKADEMIK KTSP G-78. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri 78 Jakarta dengan Menerapkan Sistem Paket dan Rintisan SKS

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Melihat latar belakang, tujuan, manfaat, metodologi, dukungan teori dan analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa kesimpulan, implikasi dan rekomendasi yang dapat dikemukakan peneliti adalah sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Kualitas Kinerja Sekolah Pada SMA SSN Kualitas kinerja sekolah pada SMA SSN di Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian termasuk dalam kategori yang sangat baik dengan nilai ratarata secara keseluruhan mencapai 4,67. Hal ini menunjukkan bahwa hampir secara keseluruhan SMA SSN Kota Bandung sudah mengetahui, memahami, dan menerapkan fungsi seperti: a. Standar isi yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk melaksanakan dan mengembangkan KTSP dan dokumen silabus sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran. b. Standar kompetensi lulusan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam melakukan analisis KKM, proses penetapan kelulusan, prestasi akademik dan non akademik. d. Standar proses ditunjukkan dengan adanya kemampuan melaksanakan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses pembelajaran. 176

177 e. Standar pendidik dan kependidikan ditunjukkan dengan adanya kesesuaian antara jumlah dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kebutuhan sekolah. f. Standar sarana dan prasarana ditunjukkan dengan hampir seluruhnya SMA SSN di Kota Bandung mampu melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana dan prasarana. g. Standar pengelolaan ditunjukkan dengan adanya kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan. h. Standar pembiayaan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam mengatur komponen dan besarnya biaya operasi sekolah yang berlaku selama satu tahun. i. Standar penilaian pendidikan ditunjukkan dengan kemampuan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Sehingga secara keseluruhan bahwa pada SMA SSN dalam hal kualitas kinerja sekolah sudah mampu menunjukkan adanya kemampuan dalam melaksanakan pengelolaan kebutuhan sekolah melalui perbaikan secara berlanjut dengan sumber daya yang berkualitas dan bertujuan untuk memenuhi keinginan pelanggan pendidikan. 2. Kualitas Kinerja Sekolah Pada SMA RSBI Secara garis besar, kualitas kinerja sekolah pada SMA RSBI di Kota Bandung tidak jauh berbeda bahkan hampir sama dengan kualitas kinerja

178 sekolah pada SMA SSN yaitu diperoleh nilai rata-rata skor 4,71 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Melihat dari kondisi tersebut, SMA RSBI pun telah menunjukkan bahwa hampir secara keseluruhan sudah mengetahui, memahami, dan menerapkan fungsi dengan sangat baik mengenai: a. Standar isi yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk melaksanakan dan mengembangkan KTSP dan dokumen silabus sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran. b. Standar kompetensi lulusan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam melakukan analisis KKM, proses penetapan kelulusan, prestasi akademik dan non akademik. c. Standar proses ditunjukkan dengan adanya kemampuan melaksanakan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses pembelajaran. d. Standar pendidik dan kependidikan ditunjukkan dengan adanya kesesuaian antara jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah. e. Standar sarana dan prasarana ditunjukkan dengan hampir seluruhnya SMA RSBI di Kota Bandung mampu melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana dan prasarana. f. Standar pengelolaan ditunjukkan dengan adanya kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan.

179 g. Standar pembiayaan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam mengatur komponen dan besarnya biaya operasi sekolah yang berlaku selama satu tahun. h. Standar penilaian pendidikan ditunjukkan dengan kemampuan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa SMA RSBI dalam kualitas kinerja sekolah telah berhasil mendayagunakan sumber-sumber yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sekolah sehingga sekolah tersebut mengalami peningkatan mutu secara keseluruhan dan terus menerus. 3. Hasil Komparasi Kualitas Kinerja Sekolah Pada SMA SSN dan SMA RSBI di Kota Bandung Secara garis besar dari hasil analisis dan perhitungan didapat harga t hitung = -2,15 dan t tabel untuk uji dua pihak pada tingkat kepercayaan 95% = 1,980. Maka t hitung < t tabel. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas kinerja sekolah pada SMA SSN dan SMA RSBI di Kota Bandung. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas kinerja sekolah pada SMA SSN dan SMA RSBI di Kota Bandung. Sehingga program pemerintah mengenai diberlakukannya pemetaan sekolah yaitu SMA SSN dan SMA RSBI sama sekali tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

180 Secara totalitas diharapkan hasil penelitian ini memberikan gambaran sebagai usaha meningkatkan kualitas kinerja sekolah di Kota Bandung dengan memperhatikan faktor-faktor strategis pengembangan yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. B. Implikasi Kualitas kinerja sekolah adalah hasil kerja yang secara kualitas telah dicapai oleh seluruh warga sekolah dengan wewenang dan tanggung jawab dalam mendayagunakan sumber-sumber yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sekolah sehingga sekolah tersebut mengalami peningkatan mutu secara keseluruhan dan terus menerus. Berdasarkan hasil penelitian, dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan mengenai kualitas kinerja sekolah pada SMA SSN dan SMA RSBI di Kota Bandung. Hal ini menegaskan bahwa baik itu SMA SSN maupun SMA RSBI memiliki kemampuan mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan serta dapat mempertahankan pencapaian pada tingkat operasi yang efektif dan efisien. Hasil penelitian memberikan beberapa implikasi atau dampak antara lain: 1. Bagi SMA SSN adalah sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitasnya melalui keterlibatan dalam kinerja sekolah, agar secara keseluruhan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang berkualitas. 2. Bagi SMA RSBI mendapatkan masukan yang komperhensif dalam meningkatkan kualitas dan mengembangkan segala aspek yang

181 berhubungan dengan kualitas kinerja sekolah seperti terletak pada standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. 3. Bagi pemerintah mendapatkan masukan untuk lebih meninjau ulang program SSN dan RSBI agar perkembangan sekolah dengan tingkatan nasional dan internasional semakin meluas dan dapat dirasakan oleh seluruh peserta didik yang pada akhirnya memungkinkan upaya pemerintah meraih target tingkat pendidikan di tingkat internasional semakin jelas dan nyata. 4. Bagi peneliti akan memberikan motivasi untuk tetap melakukan usahausaha perbaikan dengan melakukan penelitian-penelitian lanjutan yang berkaitan dengan temuan-temuan yang disebutkan dalam kesimpulan tersebut di atas. C. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data di lapangan, pada dasarnya kualitas kinerja sekolah baik itu pada SMA SSN maupun SMA RSBI di Kota Bandung sudah sangat baik. Dari hasil penelitian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas kinerja sekolah pada SMA SSN dan SMA RSBI di Kota Bandung. Namun, bukan merupakan suatu kekeliruan sebagai peneliti untuk mengemukakan beberapa rekomendasi yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pengembangan SMA SSN maupun SMA RSBI yang mana keduanya sama-sama

182 merupakan program pemerintah. Adapun beberapa rekomendasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah a. Sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya kegiatan belajar, seharusnya sekolah harus dapat memenuhi kepuasan belajar peserta didik. Sebaiknya semua sarana dan fasilitas maupun program disusun untuk kepentingan dan kemudahan mereka belajar (Dadang Suhardan, 2006:90). Sehingga dapat dikatakan sekolah harus didahului oleh efektivitas semua program yang dijalankannya ke dalam sistem yang terorganisasi dan terintegrasi. b. Sebaiknya pada SMA SSN dan SMA RSBI lebih memperhatikan pencapaian delapan standar nasional pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya terarah, serius dan konsisten yang melibatkan semua sumber daya sekolah untuk mencapainya. c. Seharusnya dalam hal kualitas kinerja sekolah pada SMA SSN dan SMA RSBI ini lebih merancang proses manajemen sekolah sesuai dengan potensi serta menyiapkan fasilitas yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran agar terjadi peningkatan kualitas secara terus menerus. 2. Bagi Pemerintah a. Sebaiknya pemerintah meninjau ulang atau merevisi program SSN dan RSBI dan seharusnya program pemerintah tersebut diarahkan pada keinginan, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

183 b. Sebaiknya dalam menanggani problema ini, harus ada undang-undang yang mengatur secara komprehensif mengenai RSBI maupun SSN, yang mengatur secara rinci, misalnya kualitas pembelajaran, kurikulum, sampai hal-hal yang rinci mengenai standar biaya kegiatan belajar mengajar dan sebagainya. Dengan adanya undang-undang itu, maka masyarakat dapat ikut mengawasi pelaksanaan program pemerintah secara transparan yaitu SSN dan RSBI. c. Sebaiknya pemerintah memberikan rangsangan dan stimulus khususnya bagi sekolah-sekolah lain untuk lebih bersemangat dalam mengembangkan sekolah. d. Pemerintah pun sebelum merencanakan program yang akan diselenggarakan terkait peningkatan kualitas pendidikan maka sebaiknya pemerintah terlebih dahulu meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan gagasan, konsep dan tujuan dari pelaksanaan program dan implikasinya terhadap siswa, sekolah dan masyarakat. e. Meningkatkan ketersediaan sumber dana, sumber informasi dan sarana prasarana pendukung ketercapaian program SSN dan RSBI, dan program peningkatan kualitas pendidikan lainnya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan perkembangan lembaga persekolahan, terutama rintisan sekolah bertaraf internasional dan sekolah standar nasional maka tidak ada salahnya untuk meneliti dan mengkaji secara

184 mendalam mengenai penelitian tersebut bukan saja terbatas pada tingkat SMA tetapi perlu juga pada tingkat SD, SMP maupun SMK. Hal ini belum bisa diungkap secara terperinci oleh peneliti karena keterbatasan waktu, pengalaman, pengetahuan, biaya, dan tenaga. Sehingga peneliti menyarankan untuk dapat melakukan penelitian di sekitar permasalahan tersebut.