BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada pasien kanker amputasi dilakukan sebagai prosedur menyelamatkan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

Transkripsi:

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis dan manusiawi. Kanker dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak sampai usia lanjut, dari tingkat pendidikan rendah sampai pendidikan yang tinggi dan dari sosial ekonomi rendah sampai sosial ekonomi yang mapan. Bahkan di negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler (Sukarjo, 2001). Menurut WHO (2006) pada tahun 2006 proportional mortality rate (PMR) kanker di seluruh dunia sebesar 13%. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tercatat PMR kanker semakin meningkat, dari 4,8% dari tahun 1992 menjadi 5% pada tahun 1995 dan meningkat lagi menjadi 6% pada tahun 2001. Survei kanker global di Indonesia kanker paru mencapai 28 per 100.000 penduduk, kanker payudara 26 per 100.000 penduduk, kanker colorectum 23 per 100.000 penduduk, kanker leher rahim 16 per penduduk, dan kanker hati 13 per 100.000 penduduk. Kanker merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh penyakit kanker di dunia dan negara berkembang. Insiden kanker payudara di Amerika adalah 100 per 100.000 penduduk. Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) diketahui bahwa terdapat

16 493.243 jiwa per tahun penderita kanker payudara baru di dunia dengan angka kematian sebanyak 275.505 jiwa per tahun (Emilia, 2010). Indonesia sebagai salah satu negara penduduk terbesar di dunia, diperkirakan terdapat 15.000 kasus baru kanker payudara terjadi setiap tahunnya, sedang angka kematiannya diperkirakan 7.500 kasus per tahun (Emilia, 2010). Menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penyakit ini telah merenggut lebih dari 250.000 perempuan di dunia dan terdapat lebih 15.000 kasus kanker payudara baru, yang kurang lebih merenggut 8.000 kematian di Indonesia setiap tahunnya (Diananda, 2009). Angka kejadian kanker payudara adalah 100.000 per penduduk. Kanker payudara berdasarkan laporan program Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota pada tahun 2005 di Indonesia tertinggi daerah Provinsi Jawa Tengah dari 10.546 kasus kanker terdapat 3.884 kasus kanker payudara. Pada tahun 2004 di Indonesia jumlah pasien kanker yang berkunjung ke Rumah Sakit mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker payudara yang rawat jalan adalah 16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari 70% kasus kanker payudara dalam keadaan stadium lanjut (Depkes RI, 2005). Jumlah penderita kanker di Sumatera Utara diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi pada tahun 2000 sebanyak 548 kasus, tahun 2001 sebanyak 683 kasus. Data rekam medik RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2007 sebanyak 445 kasus, tahun 2008 sebanyak 525 kasus, tahun 2009 sebanyak 567 kasus dan tahun 2010 sebanyak 593 kasus, meningkat menjadi 607 kasus pada tahun 2011. Masih tingginya angka penderita kanker payudara di Indonesia disebabkan karena penyakit ini tidak

17 menimbulkan gejala dan rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Padahal sekarang penyakit apapun sudah dapat diobati dan ditangani dengan cepat apabila deteksi dini dilakukan secara berkala sehingga dapat mengurangi risiko angka kematian (Septiyaningsih, 2010). Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun hasil penelitian Simanjuntak dalam Hawari (2004) bahwa ternyata banyak faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yang diantaranya yakni wanita yang berumur 25 tahun ke atas, wanita tidak kawin, wanita yang memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun, wanita yang mengalami menstruasi pertama pada usia kurang dari 12 tahun, pernah mengalami penyinaran / radiasi, serta mengalami masa menopause yang terlambat lebih dari 55 tahun dan masih banyak faktor-faktor lain terkait dengan gaya hidup wanita tersebut. Menurut Tjahjadi (2003) kanker payudara (carcinoma mamae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara ini merupakan penyakit yang dapat dialami oleh wanita di seluruh dunia, dan tetap merupakan masalah yang dapat menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Tingginya perkiraan angka perempuan yang didiagnosa kanker payudara, lebih dari setengahnya akan mengalami metastasis saat didiagnosis. Perempuanperempuan tersebut memerlukan pendekatan sistemik pada pengobatan penyakit mereka, dimana kemoterapi menjadi pilihan utama yang tersedia saat ini. Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu

18 zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker (Widyawati, 2008). Tujuan intervensi kemoterapi pada pasien kanker antara lain: pengobatan, mengurangi massa tumor selain pembedahan atau rediasi, meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi komplikasi akibat metastase dan efek samping kemoterapi (Suzanne, 2002). Namun demikian intervensi medis kemoterapi memiliki efek samping yang perlu dicermati antara lain: mual-muntah, mielosupresi (menekan produksi darah), kelelahan, rambut rontok dan sariawan. Efek samping terjadi, akibat obat kemoterapi tidak hanya membunuh sel kanker tapi juga sel normal yang ikut membelah cepat seperti: sel saluran pencernaan, kulit, rambut dan sperma. Pada umumnya kecemasan penderita kanker akibat terjadinya perubahan konsep diri, body image, kesakitan dan kematian. Banyak penderita kanker payudara yang mengalami kecemasan, terutama yang baru pertama kali akan menjalani kemoterapi disebabkan kurangnya pengetahuan dan memiliki konsep diri yang negatif (Carbonel, 2004). Penderita kanker yang memiliki konsep diri positif berarti memiliki penerimaan diri dan harga diri yang positif. Penderita kanker menganggap dirinya berharga dan cenderung menerima diri sendiri sebagaimana adanya. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri negatif, menunjukkan penerimaan diri yang negatif pula. Penderita kanker yang memiliki perasaan kurang berharga yang menyebabkan perasaan benci atau penolakan terhadap diri sendiri (Potter, 2005). Keseimbangan konsep diri sangat memengaruhi kesehatan individu, karena individu dengan konsep diri yang baik sehat akan memiliki keseimbangan dalam kehidupan (Salbiah, 2003).

19 Meskipun reaksi psikologis terhadap diagnosis penyakit dan penanganan kanker sangat beragam dan keadaan serta kemampuan masing-masing penderita tergantung pada banyak faktor, namun ada enam reaksi psikologis yang utama (Prokop, 1991) yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif atau status mental (impairment), gangguan seksual serta penolakan terhadap kenyataan (denial). Jay, Elliot & Varni (1986) menyatakan bahwa profil psikologis pasien yang datang pada pemeriksaan medis menunjukkan tingginya tingkat kecemasan, rasa marah, dan keterasingan. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien yang memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang (Lubis dan Hasnida, 2009). Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan oleh penderita kanker dipandang dan segi harapan hidup, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya pengobatan, bahkan efek samping yang dapat terjadi menimbulkan kecemasan pada pasien dan keluarga (Bustan, 2007). Kecemasan yang dialami seseorang dapat menimbulkan kelelahan, ketidaknyamanan, gelisah, tidak bisa tidur nyenyak, mudah tersinggung, mudah sesak, tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, tertekan dan ingin lari dari kenyataan. Jika kekhawatiran dan kecemasan ibu berlebihan dapat memengaruhi kesehatan ibu (Dagum, 2002). Kecemasan merupakan pengalaman dari lahir sampai mati oleh setiap orang yang meliputi ancaman terhadap tubuh, persepsi diri dan hubungan sosial (Stuart & Sundeen, 2005). Reaksi kecemasan pada seseorang penderita kanker muncul tidak saja

20 sejak penderita diberitahukan tentang penyakitnya, tetapi juga setelah menjalani operasi (pengobatan) kecemasan tersebut lazimnya mengenai finansial, kekhawatiran tidak diterima di lingkungan keluarga atau masyarakat (Hawari, 2004). Kecemasan yang dialami penderita kanker seperti kanker payudara yang diteliti Setyowati (2006) menyimpulkan bahwa kemoterapi membuat penderita kanker payudara merasa cemas, kecemasan ini ditunjukkan melalui respon fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif. Reaksi fisiologis seperti tangan berkeringat dan terasa dingin, detak jantung berdetak lebih cepat, wajah pucat dan tegang, kehilangan nafsu makan, gerakan yang janggal, rasa tidak nyaman pada perut, rasa tertekan pada dada dan sering buang air kecil. Respon perilaku berupa gugup, menarik diri dari hubungan interpersonal dan melarikan diri dari masalah. Respon kognitif seperti takut pada kematian dan cedera. Sedangkan respon afektif berupa kurang sabar, merasa tegang, gugup, dan merasa takut. Konsep diri merupakan suatu gagasan kompleks yang memengaruhi cara seseorang dalam berfikir, berbicara, bertindak, cara seseorang dalam memandang dan memperlakukan orang lain, pilihan yang harus diambil seseorang, kemampuan untuk memberi dan menerima cinta, serta kemampuan untuk bertindak dan mengubah sesuatu. Terdapat lima komponen konsep diri, yakni gambaran diri/citra tubuh (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self role), dan identitas diri (self identity) (Sunaryo, 2004). Menurut Kaplan dan Sadock (1997), faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan pasien dibagi atas dua yaitu: a). faktor intrinsik, antara lain: usia pasien,

21 pengalaman pasien menjalani pengobatan, konsep diri dan peran, dan faktor ekstrinsik, antara lain: kondisi medis (diagnosis penyakit), tingkat pendidikan, akses informasi, proses adaptasi, tingkat sosial ekonomi, jenis tindakan kemoterapi, dan komunikasi terapeutik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfa (2008) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bahwa dari empat variabel penelitian yang diteliti, hanya tiga variabel penelitian yaitu umur, pendidikan dan frekuensi menjalani kemoterapi berhubungan dengan tingkat kecemasan penderita, dan tingkat adaptasi penderita tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan penderita kanker. Penemuan berbeda ditemukan oleh Saraswati (2009) di RSUP Kariadi Semarang diperoleh korelasi negatif antara kecemasan penderita kanker yang mendapat kemoterapi dengan konsep diri. Konsep diri penderita kanker yang menjalani kemoterapi digolongkan sedang (87%) dan kecemasan penderita kanker juga tergolong sedang (90%). Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki kapasitas tindakan medis kemoterapi bagi penderita kanker payudara. Data rekam medik pada tahun 2011 menunjukkan frekuensi kasus penderita kanker berjumlah 839 kasus diantaranya kanker payudara merupakan kasus terbanyak 607 orang (73,4%). Melihat fenomena di atas, pentingnya pemahaman pasien kanker payudara tentang proses kemoterapi dan konsep diri untuk dapat mempersiapkan dirinya baik fisik maupun mental sehingga kecemasan menghadapi kemoterapi tersebut dapat diturunkan.

22 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada pengaruh tingkat pengetahuan dan konsep diri perempuan penderita kanker payudara terhadap kecemasan menghadapi kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan dan konsep diri perempuan penderita kanker payudara terhadap kecemasan menghadapi kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. 1.4. Hipotesis Ada pengaruh tingkat pengetahuan dan konsep diri perempuan penderita kanker payudara terhadap kecemasan menghadapi kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan sebagai pertimbangan perumusan kebijakan program kesehatan reproduksi dalam rangka menurunkan kesakitan dan kecemasan ibu pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

23 2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan sebagai bahan kajian dalam menerapkan program kesehatan reproduksi khususnya pasien kanker payudara. 3. Sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya tentang tingkat kecemasan penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi..