HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN PENGISIAN KMS BALITA DI DESA PUCANGAN DAN KELURAHAN KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TINA WIDIASTUTI J

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA KINERJA BIDAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BERSALIN DI WILAYAH PUSKESMAS BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

KADER. Disusun J

HUBUNGAN MOTIVASI DAN SIKAP BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR MTBS DI PUSKESMAS KABUPATEN KARANGANYAR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

KESEHATAN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

LUTFI NANDA PURNAMASARI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: REIHAN ULFAH J

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan ibu. Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di

PROPOSAL HUBUNGAN MOTIVASI DAN SIKAP BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN PARTOGRAF DI RB DAN BPS WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AGNES RIA KUSUMA J

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI DENGAN KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS NGUTER SUKOHARJO

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN KINERJA KADER POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

NURLAINIYAH KARTIKA SARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BIDAN DESA DENGAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2011

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN PENGISIAN KMS BALITA DI DESA PUCANGAN DAN KELURAHAN KARTASURA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: ZULAICHA HARTONO PUTRI J410 141 027 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN PENGISIAN KMS BALITA DI DESA PUCANGAN DAN KELURAHAN KARTASURA PUBLIKASI ILMIAH oleh: ZULAICHA HARTONO PUTRI J410 141 027 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Purwanti, SKM, M.Kes NIP. 1969081019931112001 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN PENGISIAN KMS BALITA DI DESA PUCANGAN DAN KELURAHAN KARTASURA OLEH ZULAICHA HARTONO PUTRI J410 141 027 Telah dipresentasikam di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari, September 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Purwanti, SKM, M.Kes (...) (Anggota I Dewan Penguji) 2. Kusuma Estu W, SKM, M.Kes (...) (Ketua Dewan Penguji) 3. Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes(Epid) (...) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Dr. Suwaji, M.Kes NIP.195311231983031002 ii ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, September 2016 Penulis ZULAICHA HARTONO PUTRI J410 141 027 iii

Zulaicha Hartono Putri. J 410 141 027 ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN PENGISIAN KMS BALITA DI DESA PUCANGAN DAN KELURAHAN KARTASURA xii + 50 + 9 Kader posyandu dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Penyelenggaraan posyandu juga dapat berjalan dengan baik jika para kader memiliki motivasi yang tinggi. Sebanyak 4 orang (40%) kader posyandu tidak mengisi KMS dengan lengkap. Pencatatan KMS secara lengkap merupakan salah satu indikator penting dalam pelayanan gizi balita di posyandu. Pengisian KMS balita yang tidak dilengkapi oleh kader berakibat pada tidak terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi Kader Posyandu dengan kepatuhan pengisian KMS di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan kader posyandu sebanyak 39 orang kader yang bertugas di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura. Seluru kader tersebut dijadikan sebagai sampel. Teknik analisis data menggunakan analisis chi square. Hasil analisis diketahui mayoritas kader berumur 27-36 tahun (46,15%), berpendidikan SMA/sederajat (64,1%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (48,72%), sudah menjadi kader selama >10 tahun (56,41%), sudah mendapat pembinaan (79,49%),sudah mendapat pelatihan (87,18%), memiliki pengetahuan yang baik (64,1%),dan memiliki motivasi yang sedang (61,5%) dan patuh dalam mengisi KMS (64,1%). Hasil uji statistik penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan kader dengan kepatuhan pengisian KMS (pvalue 0,000) dan ada hubungan motivasi kader dengan kepatuhan pengisian KMS (pvalue 0,020). Kata Kunci : Pengetahuan Kader, Motivasi Kader, Kepatuhan Pengisian KMS Kepustakaan : 29, 2000 2015 1

ABSTRACT Inwrought service post cadre is also claimed to have the knowledge which enough about duty and its responsibility, like way of balance, admission filling of KMS and giving side dish. ambulatory inwrought service post management also better if all cadre have the high motivation. Cadre who have n fill the KMS uncomplitely 4 person (40%). Record-Keeping KMS completely represent one of important indicator in service of balita nutrition, because to watch the history growth the child, as well as a means of early detection to risk of obesity and malnutrition. Affect if cadre do not know the mechanism of record-keeping KMS of hence difficulty will to determine growth status and child growth. Purpose of this research is to know the correlation of between inwrought service post cadre knowledge and motivation with compliance of admission filling under five years KMS in Pucangan Village and Kartasura Sub-District. This research type was analytic observational analysis with cross sectional approach by sampel counted 39 cadre consisted of 19 cadre in Pucangan Village and 20 cadre in Kartasura Suib-Distric and was taken by total sampling. The data analyse technique use chi square test. Result of analysis known the majority of cadre age 27-36 years old (46,15%), have an education Senior High School/on an equal (64,1%), working as housewife (48,72%), have a cadre during >10 year (56,41%), have got construction (79,49%) and have got training (87,18%). From 39 cadre majority have good knowledge (64,1%), have midlle motivation (61,5%) and obey in filling under five year KMS (64,1%). Research result shows that there was correlation cadre knowledge with faithfullness of compliance fill KMS (p-value 0,000) and there was correlation cadre motivation with faithfullness of compliance fill KMS (p-value 0,020). Key word: cadre knowledge, cadre motivation, faithfullness of compliance fills KMS 1. PENDAHULUAN Seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu memahami pentingnya gizi terutama pada anak balita. Program tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan balita yang optimal. Hal ini juga didukung oleh Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2013 tentang gerakan nasional percepatan perbaikan gizi. Pemantauan pertumbuhan balita ini telah dilaksanakan sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan KMS untuk memonitor pertumbuhan balita secara cermat (Kemenkes, 2015). Posyandu dibentuk dengan tujuan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). 2

Kegiatan yang diselenggarakan di posyandu terkait dengan pelayanan KIA meliputi pelayanan kepada ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, pelayanan kepada bayi dan balita, salah satunya yaitu pelayanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60,9% diantaranya ditimbang lebih dari 4 kali dan 65% (sebesar 12 juta) balita telah memiliki KMS. Upaya optimalisasi potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan posyandu secara efektif dan efisien serta dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan, khususnya layanan tumbuh kembang anak (Permenkes, 2010). Penyelenggaraan posyandu memerlukan adanya para kader kesehatan yang bertugas untuk mengelola segala kegiatan yang ada. Salah satu peran penting kader posyandu adalah memberikan motivasi kepada ibu khususnya yang mempunyai balita, agar selalu rutin tiap bulan menimbangkan anaknya ke posyandu (Rusmi, 2008). Kader posyandu juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya, seperti cara penimbangan, pengisian KMS dan pemberian makanan tambahan. Penyelenggaraan posyandu juga dapat berjalan dengan baik jika para kader memiliki motivasi yang tinggi. Kader yang memiliki pengetahuan baik dapat berperan serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan posyandu, salah satunya pengetahuan tentang pengisian KMS. Pengetahuan yang cukup tentang pengisian KMS berpengaruh terhadap kepatuhan kader dalam pengisian KMS. Apabila pengetahuan kader kurang maka akan berdampak pada ketidaklengkapan pengisian KMS. Motivasi seorang kader sangat penting karena akan mempengaruhi kemauan kader untuk bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaannya dan pencapaian produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi kader sebagai daya pendorong yang membuat kader mengembangkan kreativitas dan menggerakkan segala kemampuannya demi mengoptimalkan pelayanan posyandu. Pencatatan KMS secara lengkap merupakan salah satu indikator penting dalam pelayanan gizi balita, karena untuk memantau riwayat tumbuh kembang anak, dan juga sebagai alat pendeteksi dini terhadap resiko obesitas dan malnutrisi. Oleh sebab itu kelengkapan pencatatan KMS menjadi sangat penting, dan ini merupakan salah satu tanggung jawab kader posyandu. Ketidak lengkapan pencatatan KMS akan berpengaruh terhadap monitoring tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2000). Hasil survei pendahuluan dengan wawancara yang mendalam kepada 10 kader posyandu pada bulan April 2016 di Desa Pucangan dan Desa Kartasura Kabupaten Sukoharjo, diperoleh 5 kader (50%) tahu dan paham tentang fungsi dan kegunaan KMS, 5 kader (50%) paham tentang tugas sebagai kader, dan 4 kader (40%) mengetahui tentang mekanisme pencatatan KMS.4 kader (40%) patuh dalam pengisian KMS dan 4 kader (40%) tidak lengkap dalam pengisian KMS. Dampak jika kader tidak mengetahui mekanisme pencatatan KMS maka akan kesulitan untuk menentukan status pertumbuhan dan perkembangan anak. 3

Hasil survei menunjukkan bahwa pengetahuan kader tentang mekanisme pengisian KMS masih rendah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan kepatuhan pengisian KMS balita di Desa Pucangan dan Desa Kartasura 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Tempat penelitian ini di Posyandu Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura pada bulan Juli 2016. populasi dalam penelitian ini sebanyak 39 kader yang bertugas mengisi KMS. Teknik pengambilan sampel dengan Total Sampling. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif menggunakan instrument kuesioner dan checklist. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan uji univariat dan bivariat dengan menggunakan SPSS versi 20. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Univariat 3.1.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, lama kerja, pelatihan, pembinaan Tabel 1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, lama kerja, pelatihan, pembinaan Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) Mean Umur Pendidikan Pekerjaan 17-26 tahun 27-36 tahun 37-46 tahun SMP/Sederajat SMA/Sederajat Diploma/PT Buruh Wiraswasta Pegawai Swasta Ibu RT 12 18 9 8 25 6 3 12 5 19 30,77 46,15 23,08 20,51 64,1 15,38 7,69 30,77 12,28 48,72 28,3 - - Lama Menjadi Kader Di bawah 10 tahun Di atas 10 tahun Pembinaan Pelatihan Ya Tidak Ya Tidak 17 22 31 8 34 5 43,59 56,41 79,49 20,51 87,18 12,82 - - - 4

3.1.2 Distribusi varabel penelitian berdasarkan pengetahuan, motivasi, dan kepatuhan Tabel 2. Distribusi varabel penelitian berdasarkan pengetahuan, motivasi, dan kepatuhan Variabel Penelitian Frekuensi ( f ) Persentase (%) Pengetahuan Kurang Baik 14 25 35,9 64,1 Motivasi Sedang Tinggi 24 15 61,5 38,5 Kepatuhan Pengisian KMS Patuh Tidak patuh 25 14 64,1 35,9 Kader posyandu yang mempunyai pengetahuan kurang mencapai 35,9%, sedangkan berpengetahuan baik mencapai 64,1%. Kader yang memiliki motivasi sedang mencapai 61,5%, sedangkan yang memiliki motivasi tinggi mencapai 38,5%. Kader yang patuh dalam pengisian KMS sebanyak 64,1% dan yang tidak patuh sebanyak 35,9%. 3.2 Analisis Bivariat Tabel 4. Hasil Analisis Bivariat Kepatuhan Total Variabel Tidak Patuh Patuh Penelitian f % F % f % Nilai x 2 HasilUji Nilai P Pengetahuan Kurang 13 92,9 1 71,1 14 100 27,303 0,000 Baik 2 8,0 23 92,0 25 100 Motivasi Sedang 12 50 12 50 24 100 0,008 0,445 Tinggi 2 13,3 13 86,7 15 100 Kader yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian besar tidak patuh dalam pengisian KMS yaitu 13 orang (92,9%). Sedangkan kader yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak (92,0%) patuh dalam pengisian KMS. Berdasarkan hasil uji statistik ada hubungan 5

pengetahuan dengan kepatuhan pengisian KMS dengan nilai p-value 0,000. Motivasi kader juga memperlihatkan ada hubungan yang signifikan dengan tingkat kepatuhan terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa kader yang memiliki motivasi sedang sebagian patuh dalam pengisian KMS yaitu sebesar (50%) dan sebagian (50%) tidak patu dalam pengisian KMS. Kader yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar (86,7%) memiliki kepatuhan dalam pengisian KMS. Berdasarkan hasil uji statistik ada hubungan motivasi kader dengan kepatuhan pengisian KMS dengan nilai p-value 0,020. 3.3 Pembahasan 3.3.1 Hubungan Pengetahuan Kader Posyandu dengan Kepatuhan Pengisian KMS Pengetahuan individu menunjukkan sebuah kemampuan individu untuk memahami sesuatu kemudian mampu mempresentasikannya terhadap satu objek ( Notoatmodjo, 2010). Perilaku didasarkan pada pengetahuan yang mereka miliki yang akan berpengaruh kepada seseorang dalam kecenderungan terhadap sesuatu. Hal ini terjadi pada kader posyandu di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura dalam hubunganya dengan pengisian KMS. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kader posyandu memiliki pengetahuan baik sebesar 64,1% dengan latar belakang pendidikan SMA/Sederajat. Menurut Notoatmodjo (2010), semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang dalam menerima informasi. Dalam penelitian ini terlihat kader posyandu telah memiliki kepatuhan yang baik tentang pengisian KMS. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan pengisian KMS dengan p value 0,000. Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan kepatuhan pengisian KMS, artinya semakin tinggi pengetahuan maka semakin patuh kader posyandu dalam pengisian KMS. Apabila pengetahuan kader kurang maka akan berdampak pada ketidak lengkapan pengisian KMS. Hal ini sejalan dengan penelitian Susanti (2015) yang menyimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur operasional di ruang perawatan dewasa RSUD DR Moewardi (p= 0,02). Penelitian Colti (2013) juga menunjukkan bahwa pengetahuan terbukti berhubungan dengan peran kader dalam penggunaan buku KIA (p = 0,013). Penelitian Yuliastuti (2013) juga menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan bidan desa dalam pemanfaatan partograf di Kabupaten Banjar (nilai p=0,001). Pengetahuan kader yang tinggi juga didorong oleh usia kader yang masuk dalam kategori usia 27-36 tahun (46,15%). Kader pada kelompok usia tersebut semuanya patuh dalam pengisian KMS. Seseorang yang masuk dalam kelompok usia ini akan lebih matang dalam berfikir dan 6

bekerja, sehingga tingkat pengetahuan seseorang akan semakin meningkat (Notoatmodjo, 2003). Kelompok usia muda lebih mudah menerima informasi dibandingkan usia tua sehingga lebih mudah menerima perubahan perilaku. Kader yang berusia muda akan dapat menerima informasi dari pengalaman yang sudah banyak diperoleh. Kader yang masuk kelompok usia ini memiliki pengetahuan yang tinggi sehingga dengan mudah mematuhi pengisian KMS (Hasbullah, 2009). 3.3.2 Hubungan Motivasi Kader Posyandu dengan Kepatuhan Pengisian KMS Motivasi merupakan kekuatan yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006). Motivasi merupakan upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang atau kelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Notoadmodjo, 2007). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kader posyandu memiliki motivasi sedang yaitu 61,5%. Hasil uji statistik chi square penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kepatuhan pengisian KMS dengan p value 0,020. Motivasi dapat timbul dari dalam individu atau datang dari lingkungan. Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri, bukan pengaruh dari lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi yang tinggi maka akan menghasilkan kepatuhan yang tinggi (Asnawi, 2007). Tingginya motivasi ini juga dimiliki kader di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura yang berdampak pada kepatuhan kader dalam pengisian KMS. Seseorang yang memiliki intelegensi dan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, semakin aktif dalam berbagai kegiatan posyandu dan secara sadar pula dalam melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sebaliknya seseorang yang memiliki intelegensi dan tingkat pendidikan yang rendah, akan kurang aktif pula dalam kegiatan posyandu. Motivasi dapat timbul dari dalam individu atau datang dari lingkungan. Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri, bukan pengaruh dari lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi yang tinggi maka akan menghasilkan kepatuhan yang tinggi (Asnawi, 2007). Tingginya motivasi ini juga dimiliki kader di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura yang berdampak pada kepatuhan kader dalam pengisian KMS. Seseorang yang memiliki intelegensi dan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, semakin aktif dalam berbagai kegiatan posyandu dan secara sadar pula dalam melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 7

Sebaliknya seseorang yang memiliki intelegensi dan tingkat pendidikan yang rendah, akan kurang aktif pula dalam kegiatan posyandu. Kader yang memiliki motivasi tinggi juga membutuhkan pengetahuan dan informasi yang jelas, sehingga kader harus patuh dalam pengisian KMS. Pengetahuan yang baik dapat membawa seseorang ke arah motivasi yang tinggi sehingga kader dapat patuh dalam pengisian KMS (Notoatmodjo, 2007). Motivasi kader yang tinggi juga didorong oleh lama bekerja kader. Kader yang bekerja lebih dari 10 tahun sebagian memiliki motivasi tinggi (54,5%), sebagian lagi memiliki motivasi sedang (45,4%) dan yang patuh dalam pengisian KMS balita sebesar (63,6%). Menurut Widiastuti (2006), seorang akan lebih baik dalam bekerja bila memiliki ketrampilan dalam melaksanakan tugas, ketrampilan seorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan pelatihan yang didapatkan oleh kader. Kader yang pernah mengikuti pelatihan sebagian memiliki motivasi sedang (55,9%), sebagian lagi memiliki motivasi tinggi (44,1%) dan yang patuh dalam pengisian KMS balita sebesar (70,6%). Pelatihan adalah suatu upaya kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan teknis dan dedikasi kader (Notoatmodjo, 2005). Motivasi seorang kader sangat penting karena akan mempengaruhi kemauan kader untuk bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaannya dan pencapaian produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi kader sebagai daya pendorong yang membuat kader mengembangkan kreativitas dan menggerakkan segala kemampuannya demi mengoptimalkan pelayanan posyandu. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Diajeng (2009) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kepatuhan pencatatan buku KIA di BPS Blitar (nilai p<0,05). Penelitian Sari (2008) juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja bidan dalam pelayanan antenatal dengan kepatuhan pendokumentasian kartu ibu hamil di Puskesmas UPTD Kabupaten Bandung (nilai p = 0,001). 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kartasura dengan tujuan meneliti hubungan pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan kepatuhan pengisian KMS balita, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian kader (64,1%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang pengisian KMS balita. 2. Sebagian kader (61,5%) memiliki motivasi sedang tentang pengisian KMS balita. 8

3. Sebagian besar (61,5%) kader sudah patu dalam pengisian KMS balita 4. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pengisian KMS balita di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasu (p-value 0,000) 5. Ada hubungan motivasi dengan kepatuhan pengisian KMS balita di Desa Pucangan dan Kelurahan Kartasura (p-value 0,020) 4.2 Saran a. Bagi Puskesmas Kartasura Diharapkan Puskesmas Kartasura menambah pengetahuan dan ketrampilan kader melalui berbagai pembinaan dan pelatihan secara berkesinambungan. b. Bagi Kader Kesehatan Diharapkan kader kesehatan bersikap aktif dalam mengikuti pembinaan atau pelatihan sehingga menambah pengetahuan terutama dalam pengisian KMS yang di berikan oleh Puskesmas. c. Bagi Peneliti Lain Peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan variabel lain. DAFTAR PUSTAKA Asnawi. 2007. Teori Motivasi. Jakarta: Rineka Cipta Diadjeng, 2009. Kepatuhan Bidan Praktek Swasta Dalam Pelaporan Pencatatan Pelayanan Kia Di Kabupaten Blitar Propinsi Jawa Timur Tahun 2009, Thesis, Unpad, Semarang Departemen kesehatan RI, 2000, Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga Jakarta. Departemen Kesehatan RI Departemen Kesehatan RI, Departemen Kesehatan, Jakarta. 2006, Pedoman umum pengelolaan posyandu, Erni Yuliastuti. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Kepatuhan Bidan Desa dalam Pemanfaatan Partograf di Kabupaten Banjar Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. 9

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010a. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010b. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2015 tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi Balita. Riyanti Susanti, 2015. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Perawat Melaksanakan Standar Prosedur Operasional di Ruang Perawatan Dewasa RSUD DR Moewardi Rusmi. 2008. Teori Movasi.Jakarta: Bintang Pustaka Swanburg. 2006. Motivasi. Jakarta: Bintang pustaka Yulia Sari.2008. Hubungan Motivasi Kerja Bidan dalam Pelayanan Antenatal Dengan Kepatuhan Pendokumentasian Kartu Ibu Hamil di Puskesmas UPTD Kabupaten Bandung 10