BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh


TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 3 METODOLOGI. Tingkat Risiko MSDs Pekerja Konstruksi. Keluhan MSDs. Gambar 3.1. Kerangka Konsep. 32 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang industri dan perdagangan, globalisasi menyebabkan arus

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sales promotion Girl (SPG) merupakan suatu profesi yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot skeletal yang disebabkan karena tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, keluhan sangat ringan sampai sangat sakit (Tarwaka, 2004). Keluhan muskuloskeletal biasanya diawali dengan keluhan rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar (Lukman, 2012). Rasa nyeri yang tidak segera di tangani akan menyebabkan rasa sakit yang berlebihan dan akan mengkibatkan perubahan anatomi jaringan-jaringan tubuh jika terjadi secara terus menerus (Irdiastadi dan Yassierli, 2014). Banyak tempat kerja yang dapat menyampaikan berapa banyak karyawan yang cuti sakit selama periode waktu tertentu, tetapi tidak akan mampu menentukan berapa banyak orang yang cuti karena menderita keluhan muskuloskeletal (Tarwaka, 2015). Bagian tubuh yang sering dikeluhkan meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, punggung, pinggang, dan otot-otot bagian bawah. Pencegahan keluhan muskuloskeletal di tempat kerja hanya dapat dilakukan dengan memahami dengan baik faktor-faktor penyebabnya (Irdiastadi dan Yassierli, 2014). Faktor penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal dibagi menjadi tiga faktor risiko yaitu faktor risiko pekerjaan, faktor risiko individu dan faktor risiko lingkungan. Faktor risiko pekerjaan meliputi faktor risiko postur tubuh, beban kerja, frekuensi dan durasi. 1

2 Faktor karakteristik individu meliputi masa kerja, usia pekerja, merokok, jenis kelamin, kebiasaan olahraga dan Antropometri. Faktor risiko lingkungan yaitu vibrasi dan temperatur. Keluhan muskuloskeletal disebabkan oleh banyak faktor, usaha untuk mengurangi keluhan akan berbeda satu tempat kerja dengan tempat kerja lainnya (Salami, 2015). Data dari Bureau of Labour Statistics (Amerika Serikat) menunjukkan bahwa terdapat 380.600 kasus berupa gangguan pada sistem muskuloskeletal pada tahun 2013 di industri Amerika Serikat. Kasus tersebut terjadi dengan rata-rata 35 kasus untuk setiap 10.000 pekerja permanen dan keluhan muskuloskeletal (MSDs) menyumbang 33% dari semua cedera dan penyakit akibat kerja di Industri. Di Uni Eropa gangguan muskuloskeletal adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada pekerja. Pekerja di Eropa mengeluh sakit punggung sebesar 25-27 % dan sebanyak 23% mengeluh nyeri otot. The Labour Force Survey melaporkan bahwa diperkirakan sebanyak 539.000 pekerja di inggris menderita keluhan yang disebabkan oleh pekerjaan mereka saat ini maupun pekerjaannya sebelumnya dalam waktu 12 bulan terakhir. Riyadina, dkk. (2006) dari Puslitbang Biomedis dan Farmasi Depkes RI melakukan penelitian pada 950 pekerja di kawasan industri Pulogadung pada tahun 2006 tentang keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingginya faktor resiko muskuloskeletal dan beberapa faktor yang berpengaruh agar bisa merencanakan dan mengembangkan program promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penurunan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya adalah sebanyak 52,9% pekerja mengalami keluhan

3 muskuloskeletal. Urutan bagian tubuh yang sering mengalami keluhan nyeri adalah kaki yaitu sebanyak (22,7 %), pinggang (17,1 %), bahu (9,5 %). Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah dkk (2014) pada pekerja laundry tentang sikap kerja dan risiko musculoskeletal disorders. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 150 orang yang masing-masing bagian diambil sebagai sampel sebanyak 30 orang, meliputi bagian penimbangan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan dan pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kerja yang berhubungan dengan keluhan MSDs hanya terdapat pada bagian pencucian. Sebanyak 24 orang (80%), sikap kerja yang tidak ergonomis mayoritas (60%) pada bagian pencucian, usia yang paling berisiko pada bagian pengemasan, masa kerja mayoritas kurang dari 6 tahun untuk semua bagian, beban kerja mayoritas pada rentang ringan sampai sedang. Pada bagian pencucian sering kali pekerja bekerja dengan posisi tubuh membungkuk. Sikap kerja yang tidak alami antara lain punggung terlalu membungkuk, pergerakan tangan terangkat, tangan diatas kepala, menjinjing beban satu kg dengan satu tangan, dan bekerja dalam posisi jongkok. Postur kerja seperti ini akan meningkatkan beban kerja otot sehingga jumlah tenaga yang dibutuhkan akan lebih besar (Kurniawidjaja, 2011) Salah satu sarana penunjang yang ada di RSUP Dr. Sardjito adalah instalasi binatu. Instalasi binatu memiliki 34 pekerja. Setiap harinya harus menyelesaikan sebanyak 2 sampai 2,5 ton linen. Proses pengelolaan linen di instalasi binatu adalah pencatatan dan penimbangan, pemilahan, penimbangan ulang, pencucian, pemerasan, pengeringan, penyetrikaan, pelipatan, dan distribusi. Bagian proses pencucian pekerja banyak melakukan pekerjaanya dengan postur

4 berdiri dan membungkuk. Posisi berdiri dengan waktu yang lama banyak dilakukan pada proses penyetrikaan. Proses pelipatan dilakukan dengan postur berdiri dan duduk. Sebagian besar kegiatan di instalasi binatu banyak dilakukan dengan posisi berdiri. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti diperoleh bahwa pekerja mengalami keluhan seperti: (1) tumit terasa nyeri (2) pegal pada bahu dan (3) sendi jari tangan terasa kaku (4) pergelangan kaki kiri nyeri untuk berjalan (5) sendi jari kaki kanan sakit jika digerakan. Postur atau posisi tubuh dalam bekerja memiliki hubungan yang positif dengan timbulnya keluhan muskuloskeletal. Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk, membungkuk atau dalam postur kerja yang lain, dimana pertimbangan-pertimbangan ergonomik yang berkaitan dengan postur atau posisi kerja akan sangat penting (Suma mur, 2013). Halim dkk (2012) menyebutkan bahwa berdiri dengan dalam waktu yang lama akan meningkatkan keluhan muskuloskeletal. Risiko keluhan muskuloskeletal terjadi pada leher, bahu, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, punggung atas dan punggung bawah (Kemmlert, 1995). Postur kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan tubuhnya sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki. Kondisi tersebut juga menyebabkan mengumpulnya darah pada anggota tubuh bagian bawah. Kurangnya aliran darah mempercepat timbulnya kelelahan, ketidaknyamanan dan menyebabkan nyeri serta ketegangan pada otot-otot punggung, kaki dan leher (otot yang digunakan untuk mempertahankan posisi tegak). Posisi kerja yang seperti ini dapat

5 menimbulkan menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin meneliti mengenai hubungan faktor individu dan postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, keluhan muskuloskeletal masih menjadi masalah di beberapa tempat kerja. Keluhan muskuloskeletal dapat menyebabkan waktu kerja yang hilang, produktifitas kerja menurun, banyaknya absen pada pekerja, dan bisa juga menurunkan kewaspadaan sehingga terjadi kecelakaan kerja. Keluhan muskuloskeletal muncul tidak langsung melainkan butuh waktu yang lama dan bertahap. Laundry atau binatu merupakan tempat yang sangat berisiko terjadi keluhan muskuloskeltal karena banyak pekerjaan yang dilakukan dengan postur kerja yang tidak ergonomis. Penelitian telah banyak dilakukan mengenai keluhan muskuloskeletal, namun penelitian untuk keluhan muskuloskeletal masih jarang dilakukan di beberapa tempat kerja terutama di laundry. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor individu dan postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berdasarkan pada faktor individu dan postur kerja 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja binatu di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. b. Untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. c. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. d. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan olahraga dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. e. Untuk mengetahui hubungan postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan bermanfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan informasi ilmiah dalam perkembangan Ilmu Keselamatan dan Kesehatan kerja terutama tentang keluhan muskuloskeletal. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pimpinan Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi, bahan masukan, dan peningkatan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mengatasi masalah keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh tenaga kerja pada bagian binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta b. Bagi Pimpinan dan Pekerja Instalasi Binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 1) Bagi pimpinan instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai bahan masukan kepada pimpinan untuk peningkatan pengawasan terhadap pekerja agar selalu bekerja secara ergonomis. 2) Memberi pengetahuan kepada pekerja tentang keluhan muskuloskeletal sehingga pekerja dapat mengurangi gangguan akibat keluhan muskuloskeletal.

8 c. Bagi Minat Utama Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dan informasi ilmiah bagi penelitian selanjutnya yang diharapkan menjadi salah satu sumber informasi bagi Fakultas Kedokteran Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Kerja. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang keluhan muskuloskeletal tentunya sudah banyak dilakukan, tetapi ada beberapa hal yang membedakan. Penelitian tentang keluhan muskuloskeletal yang pernah dilakukan antara lain: 1. Soleman (2012) kualitas fisik, beban kerja fisik, dan keluhan muskuloskeletal pada pekerja di Balai Yasa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 55 pekerja Balai Yasa Yogyakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas fisik dan beban kerja fisik sedangkan untuk variabel terikatnya adalah keluhan muskuloskelatal. Perbedaan dengan penelitian kami adalah pada subyek penelitian, variabel bebas, lokasi penelitian, dan subyek penelitian. Persamaan penelitian kami dengan penelitian ini adalah pada variabel terikatnya. 2. Nurliah (2012) Analisis Muskuloskeletal Disorders Pada Operator Forklift Di PT. LLI Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah operator forklift yang berjumlah 55 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor individu dan jenis forklift, sedangkan variabel terikatnya adalah keluhan muskuloskeletal. Perbedaan

9 dengan penelitian kami adalah pada lokasi penelitian dan subyek penelitian. Persamaan dengan penelitian kami adalah pada variabel terikat, variabel bebas, dan desain penelitian. 3. Mindayani (2012) pengaruh sikap kerja terhadap keluhan muskuloskeletal pada perajin sulaman tangan di Nagari Koto Gadang Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan bentuk rancangan Pretest- Postest with Control Group. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 36 orang dengan jumlah sampel sebanyak 26 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah keluhan muskuloskeletal. Perbedaan dengan penelitian kami adalah terletak pada desain penelitian, subyek penelitian, variabel bebas dan lokasi penelitian. Persamaannya dengan penelitian kami adalah variabel terikat.