PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BABV HASiL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

EKO YULIARITNO NIM : D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

Berat Tertahan (gram)

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN KAWAT BENDRAT PADA PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA PENELITIAN

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI MERAK DAN AGREGAT KASAR DARI BATU GADUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU NORMAL

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN Aulia Zastavia Putri*, Imastuti** *Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata **Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata ABSTRAK Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan sebagai alternative perkerasan jalan. Bahan penyusun dari paving block adalah semen, pasir dan air dengan atau tanpa bahan tambah lainnya. Bahan tambah yang digunakan dapat berupa limbah atau sisa bahan bangunan yang tidak digunakan. Penggunaan limbah bertujuan untuk meningkatkan mutu paving block dan memanfaatkan limbah secara optimal. Limbah keramik lantai merupakan contoh limbah yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan. Oleh sebab itu, perlu diadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh nilai kuat tekan paving block akibat penambahan pecahan keramik. Dalam penelitian ini digunakan perbandingan semen dan pasir adalah 1:5 dengan presentase pecahan keramik 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat pasir. Nilai f.a.s yang digunakan adalah 0,3. Hasil pengujian nilai kuat tekan pada prensentase 0% adalah 424,167 kg/cm 2, nilai kuat tekan pada prensentase 5% adalah 436,667 kg/cm 2, nilai kuat tekan pada prensentase 10% adalah 465 kg/cm 2 dan nilai kuat tekan pada prensentase 15% adalah 523,333 kg/cm 2. Nilai kuat tekan tertinggi pada pecahan keramik sebanyak 15% yaitu 523,333 kg/cm 2. Peningkatan kuat tekan terjadi sebesar 23,38% dari presentase pecahan keramik 0% terhadap pecahan keramik 15%. Nilai kuat tekan tersebut memenuhi persyaratan standar mutu kelas I/A dengan kuat tekan rata-rata 400 kg/cm 2 dan minimal 350 kg/cm 2. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pecahan keramik dapat meningkatkan mutu paving block seiring dengan penambahan presentase pecahan keramik. Kata kunci: paving block, kuat tekan, pecahan keramik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paving block merupakan suatu bahan bangunan yang kerap kali digunakan sebagai alternatif perkerasan jalan. Penggunaan paving block semakin meningkat seiring banyaknya program pavingisasi di Kota Semarang. Program pavingisasi dilakukan untuk pembangunan dan perbaikan lingkungan permukiman. Pavingisasi pada tahun 2014 mencapai 3.780 m 2, sedangkan pada tahun 2015 mencapai 4.307 m 2 dengan tebal paving block sebesar 6 cm (Pemerintah Kota Semarang, 2014). Bahan penyusun paving block adalah semen, pasir dan air dengan atau tanpa bahan tambah lainnya. Semakin sedikit jumlah pasir semakin baik mutu yang dihasilkan. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 23

Penambahan bahan tambah juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan mutu paving block. Banyak usaha untuk meningkatkan mutu paving block, terlihat dari banyaknya penelitian yang dilakukan dengan inovasi menggunakan limbah sebagai bahan tambah. Limbah keramik lantai merupakan salah satu jenis limbah sisa bahan konstruksi yang tidak digunakan. Pemanfaatan pada limbah tersebut kurang optimal, sehingga limbah tersebut banyak ditemukan pada lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, diperlukan adanya upaya untuk mengurangi limbah keramik dengan cara memanfaatkan penggunaan limbah secara optimal. Upaya tersebut dapat berupa penelitian untuk meningkatkan mutu paving block. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah keramik sebagai bahan tambah dalam pembuatan paving block. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui komposisi dan karakteristik bahan penyusun paving block 2. Mengetahui nilai kuat tekan paving block yang diberi penambahan pecahan keramik dengan perbandingan komposisi semen : pasir sebesar 1 : 5, dan dengan persentase pecahan keramik sebanyak 0%, 5%, 10%, 15%, serta dalam umur pengujian 7, 14, dan 28 hari 3. Mengetahui nilai ekonomis paving block yang diberi penambahan pecahan keramik. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paving Block Paving block merupakan suatu jenis bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen atau bahan perekat sejenisnya, air, agregat berupa abu batu atau pasir, dengan ataupun tanpa bahan tambahan lain (SNI 03-0691, 1996). 2.2 Material Penyusun Paving Block a. Semen Portland (PC) Semen Portland memiliki kegunaan sebagai pengikat butiran agregat hingga menjadi padat, serta mengisi rongga udara di antara butiran agregat dalam pada paving block. b. Agregat Halus Agregat halus atau pasir merupakan butiran mineral keras yang berbentuk hampir bulat dan tajam, serta sebagian besar berukuran maksimum 4,76 mm (SNI 03-6820, 2002). Agregat halus berguna sebagai bahan pengisi dalam penyusunan paving block G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 24

yang dapat menambah kekuatan, meminimalisir penyusutan, serta mengurangi penggunaan semen. c. Air Air merupakan salah satu unsur yang penting dan sangat berpengaruh dalam pembuatan paving block, karena bila kadar air yang digunakan terlalu tinggi dapat mengurangi nilai kuat tekan dari paving block. Jumlah air yang digunakan untuk proses pembuatan paving block harus cukup, supaya material penyusun paving block dapat merekat dengan sempurna. d. Keramik Keramik merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk melapisi lantai atau dinding dalam suatu konstruksi, serta terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan temperatur yang tinggi. 2.3 Kuat Tekan Pada proses pembuatan paving block, perlu dilakukan suatu pengujian untuk menentukan mutu dari paving block yang dihasilkan, salah satunya yaitu uji kuat tekan. Kuat tekan yakni kemampuan beton dalam menerima gaya tekan persatuan luas. Nilai kuat tekan menunjukkan mutu dari suatu struktur, semakin tinggi nilai kuat tekannya semakin tinggi pula mutu yang didapatkan (Mulyono, 2004). III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian a. Pemeriksaan dan pengujian bahan dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Unika Soegijapranata Semarang. b. Pembuatan benda uji dilakukan di Prokon Concrete Industry yang beralamat Jl. Plamongan Sari RT. 03 RW. 03 Pucang Gading, Semarang. c. Pengujian kuat tekan paving block dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan 3.2 Benda Uji Unika Soegijapranata Semarang. Tabel 1 Jumlah Benda Uji Paving Block Kadar Pecahan Keramik Umur Pengujian 0% 5% 10% 15% 7 hari 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 14 hari 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 25

28 hari 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah Perbandingan Pc : Ps : Pecahan Keramik Tabel 2 Komposisi Campuran Benda Uji Paving Block Kadar Pecahan Keramik fas Kebutuhan Pasir (kg) Kebutuhan Semen (kg) 1 : 5 : 0 0% 0,3 2,1 0,42 1 : 4,75 : 0,25 5% 0,3 2 0,42 1 : 4,5 : 0,5 10% 0,3 1,9 0,42 1 : 4,25 : 0,75 15% 0,3 1,8 0,42 Kebutuhan Keramik (kg) 0 0,11 0,21 0,32 3.3 Bagan Alir Penelitian. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Bahan a. Air Air yang digunakan dalam proses pembuatan paving block adalah air yang berasal dari sumur yang terletak di dalam area pabrik Prokon Concrete Industry. Air tersebut G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 26

merupakan air yang setiap harinya digunakan oleh pabrik tersebut untuk membuat paving block. Pemeriksaan air dilakukan secara visual atau dengan dilihat saja yakni air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan garam. b. Semen Semen yang digunakan dalam proses pembuatan paving block ini adalah semen Portland jenis I bermerk Semen Gresik dalam ukuran 50kg/sak, dan merupakan semen yang digunakan oleh Prokon Concrete Industry dalam kegiatan produksinya. Pemeriksaan dilakukan secara visual pula yaitu semen dalam keadaan baik dan tidak terdapat gumpalan pada butirannya. c. Pasir Pengujian yang pertama dilakukan pada pasir yakni analisa specific gravity dan penyerapan, dimana hasil yang diperoleh untuk apparent specific gravity sebesar 2,79, untuk bulk specific gravity dan saturated surface dry (SSD) sebesar 2,77, serta nilai penyerapan air sebesar 0,32%. Nilai analisa specific gravity tersebut masuk dalam syarat sebesar 2,4-2,9 sesuai PUBI, 1982. Pengujian yang dilakukan selanjutnya yakni analisa saringan, dengan hasil pengujian yang didapatkan sebesar 2,65. Nilai modulus kehalusan yang diperoleh sesuai dengan syarat yang ditentukan yaitu antara 2 3 (SNI 03-6820, 2002). Pengujian terakhir yakni kadar lumpur pada pasir, dan didapatkan hasil sebesar 5,31%. Nilai tersebut lebih besar dari syarat yang ditentukan yakni maksimal sebesar 5%, sehingga pasir tersebut harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. d. Pecahan Keramik Pengujian yang dilakukan pertama kali pada pecahan keramik yakni analisa specific gravity dan penyerapan, dimana hasil yang diperoleh untuk apparent specific gravity sebesar 2,4, untuk bulk specific gravity sebesar 2,11, saturated surface dry (SSD) sebesar 2,22, serta nilai penyerapan air sebesar 2,22%. Meskipun ada beberapa nilai yang tidak memenuhi syarat, pecahan keramik masih termasuk dalam agregat berukuran normal. Pengujian yang dilakukan selanjutnya yakni analisa saringan, dengan hasil pengujian yang didapatkan sebesar 2,9 dan sudah sesuai dengan syarat. Pengujian ketiga yakni kadar lumpur pada pecahan keramik, dan didapatkan hasil sebesar 1,63%, dimana nilai sudah sesuai dengan syarat yang ditetapkan. 4.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Sampel benda uji paving block yang telah berumur 7, 14, dan 28 hari kemudian diuji kuat tekannya. Pengujian kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Universitas G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 27

Katolik Soegijapranata dengan menggunakan compression test machine. Nilai hasil kuat tekan yang dihasilkan dari proses pengujian tersebut didapat dari beban yang dapat ditahan oleh paving block dibagi dengan luas permukaannya. 350.000 Grafik Kuat Tekan Paving Block pada Umur 7 Hari Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 330.000 310.000 290.000 270.000 273.333 325 321.667 281.667 250.000 0 5 10 15 Campuran Pecahan Keramik (%) Gambar 1 Grafik Nilai Kuat Tekan Paving Block pada Umur 7 Hari 450.000 Grafik Kuat Tekan Paving Block pada Umur 14 Hari 447.5 Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 430.000 410.000 390.000 388.333 395 396.667 370.000 0 5 10 15 Campuran Pecahan Keramik (%). Gambar 2 Grafik Nilai Kuat Tekan Paving Block pada Umur 14 Hari G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 28

Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 530.000 510.000 490.000 470.000 450.000 430.000 410.000 Grafik Kuat Tekan Paving Block pada Umur 28 Hari 424.167 436.667 465 0 5 10 15 Campuran Pecahan Keramik (%) 523.333 Gambar 3 Grafik Nilai Kuat Tekan Paving Block pada Umur 28 Hari Grafik Kuat Tekan Paving Block Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 550.000 500.000 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 523.333 465 447.5 436.667 424.167 388.333 395 396.667 7 hari 14 hari 28 hari 325 321.667 273.333 281.667 0 5 10 15 Campuran Pecahan Keramik (%) Gambar 4 Grafik Nilai Kuat Tekan Paving Block dengan Campuran Pecahan Keramik Nilai kuat tekan paving block mengalami peningkatan seiring dengan penambahan presentase campuran pecahan keramik. Hal itu dapat dilihat pada paving block dengan umur 14 dan 28 hari. Nilai kuat tekan yang diperoleh mengalami kenaikan pada paving block yang diberi campuran pecahan keramik terhadap paving block yang tidak diberi pecahan keramik. Tetapi, pada paving block dengan umur 7 hari mengalami penurunan saat diberi penambahan campuran pecahan keramik sebanyak 10 % dan 15%. Nilai kuat tekan paving block tertinggi berada pada paving block dengan umur 28 hari yang diberi penambahan campuran pecahan keramik sebanyak 15% yaitu 523,333 kg/cm2. Sedangkan, nilai kuat tekan paving block G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 29

terendah yaitu 424,167 kg/cm 2 pada paving block yang tidak diberi campuran pecahan keramik. Berdasarkan SNI 03-0691-1996, nilai kuat tekan tersebut dapat digunakan pada perkerasan jalan dengan rata-rata kuat tekan 400 kg/cm 2 dan minimal kuat tekan 350 kg/cm 2. 4.3 Nilai Ekonomis Paving Block Tabel 3 Perbandingan Harga Paving Block Produk Penelitian dengan Produk di Pasaran Kota Semarang No. Harga Nilai Kadar Produk Kuat Produk Pecahan Produk Prokon Produk Alam Tekan Pohon Keramik Penelitian Concrete Daya Sakti (kg/cm 2 ) Cemara Industry 1. 0% 424,167 Rp 1.466,- Rp 2.111,- Rp 1.896,- Rp 1.866,- 2. 5% 436,667 Rp 1.980,- Rp 2.111,- Rp 1.896,- Rp 1.866,- 3. 10% 465 Rp 1.964,- Rp 2.111,- Rp 1.896,- Rp 1.866,- 4. 15% 523,333 Rp 1.948,- Tidak Tidak Tidak Memproduksi Memproduksi Memproduksi Setelah dibandingkan harga paving block benda uji pada penelitian ini dengan paving block yang ada di pasaran, ternyata harga paving block yang digunakan pada penelitian ini memiliki harga yang tidak jauh berbeda dengan yang diproduksi di pabrik. Untuk paving block yang tidak mengandung pecahan keramik sama sekali, harga produk penelitian jauh lebih murah dari paving block yang ada di pasaran Kota Semarang. Namun, untuk paving block yang mengandung pecahan keramik, harga produk penelitian lebih murah dari paving block yang diproduksi oleh Pohon Cemara, namun lebih mahal dari paving block produksi Prokon Concrete Industry dan Alam Daya Sakti. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan adalah: 1. Bahan penyusun paving block dalam penelitian ini yaitu semen, pasir, pecahan keramik dan air. Karakteristik untuk material pasir yaitu kadar lumpur 5,13%, berat jenis 2,79 dan modulus kehalusan 2,65. Dapat diketahui bahwa pasir yang digunakan sedikit melampaui batas karena syarat kadar lumpur maksimal yaitu 5%, namun untuk berat jenis dan modulus kehalusan telah memenuhi syarat SNI. Sedangkan pada pecahan G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 30

keramik yaitu kadar lumpur 1,63%, berat jenis 2,4 dan modulus kehalusan 2,9. Nilai tersebut memenuhi syarat sebagai agregat sesuai dengan SNI. Semen yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak terdapat gumpalan pada butirannya. Air yang digunakan bersih dan tidak mengandung garam ataupun minyak. 2. Nilai kuat tekan terendah dalam penelitian ini yaitu pada paving block tanpa pecahan keramik dengan komposisi 1 : 5 : 0 sebesar 424,167 kg/cm 2. Sedangkan, nilai kuat tekan tertinggi yaitu 523,333 kg/cm 2 pada paving block yang ditambahkan pecahan keramik sebanyak 15% dengan komposisi 1 : 4,25 : 0,75. Nilai kuat tekan tersebut memenuhi persyaratan standar mutu kelas I/A dengan kuat tekan rata-rata 400 kg/cm 2 dan minimal 350 kg/cm 2. Terjadi peningkatan sebesar 23,38% dari nilai kuat tekan terendah ke nilai kuat tekan yang tertinggi. Maka, dapat dijelaskan bahwa nilai kuat tekan akan meningkat seiring dengan penambahan pecahan keramik. 3. Dilihat dari segi biaya, paving block tanpa campuran pecahan keramik memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi yaitu sebesar Rp1.466,- jika dibandingkan paving block dengan campuran keramik yang harganya berkisar Rp 2.000,-. Namun, perlu diketahui juga bahwa terjadi kenaikan nilai kuat tekan yang cukup signifikan dari paving block tanpa campuran pecahan keramik dengan paving block yang diberi pecahan keramik sebanyak 15%, dari 424,167 kg/cm 2 menjadi 523,333 kg/cm 2. Hal itu berarti, walaupun harga paving block dengan campuran keramik 15% sedikit lebih mahal dari paving block tanpa keramik, namun kualitas yang dihasilkan juga jauh lebih tinggi. Harga paving block hasil penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan harga paving block yang ada di pasaran Kota Semarang. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan adalah 1. Jika kadar lumpur pada material yang digunakan tidak memenuhi syarat, sebaiknya material tersebut dicuci dahulu sebelum digunakan. 2. Pada saat pengujian kuat tekan di laboratorium, permukaan paving block diberi sulfur agar permukaannya menjadi lebih rata. 3. Para produsen dan masyarakat perlu menyadari bahwa bahan tambah dalam proses pembuatan paving block tidak harus berbiaya mahal dan susah didapat, namun sampah berupa pecahan keramik yang bisa didapatkan dengan cuma-cuma juga dapat meningkatkan mutu paving block, serta dapat pula mengurangi sampah yang ada di lingkungan. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 31

4. Penelitian lanjutan perlu dilakukan karena adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga dianjurkan agar dilakukan: a. Penambahan berbagai variasi kadar campuran pecahan keramik. b. Penggunaan perbandingan komposisi air, semen, dan pasir yang berbeda. c. Dilakukan pengujian tidak hanya pada nilai kuat tekan, namun juga nilai kuat lentur, ketahanan aus, serta penyerapan air agar dapat lebih memahami sifat dari paving block tersebut. d. Digunakan mesin pencampur adukan paving block berjenis otomatis, karena adukan dapat tercampur lebih baik daripada yang dilakukan secara manual. DAFTAR PUSTAKA Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Publishing. Pemerintah Kota Semarang. 2014. Peraturan Walikota Semarang Nomor 18 Tahun 2014. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2015. Semarang: Pemerintah Kota Semarang. PUBI. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia. Jakarta: Puspen dan Pengembangan Pemukiman. SNI 03-0691. 1996. Bata Beton (Paving Block). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. SNI 03-6820. 2002. Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 32