METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

III. METODE PENELITIAN. sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan dan data antar

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

III. METODE PENELITIAN. time series yang bersifat kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah penelitian ini pada penulisan masalah yang akan dibahas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. antara data time series selama 6 tahun yaitu dari tahun dan cross

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan di Jawa Barat tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah, periode waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. alasan bahwa Kabupaten Sumenep mempunyai penduduk yang cukup besar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan objek 9 kabupaten/kota yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun berturut-turut, dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. syariah di Indonesia, adapun sampel dipilih berdasarkan metode puposive random

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tenggara Barat dengan menggunakan data variabel kemiskinan digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari Kabupaten Bantul, Kabupaten

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan syariah, dan data dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah dari

Transkripsi:

32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki sifat runtut waktu (time series) atau data tahunan dan data antar ruang (cross section) atau yang sering disebut data panel. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder kabupaten/kota Provinsi Lampung dengan runtut waktu tahunan dari tahun 2009-2013. 2. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari Bulog (Badan Urusan Logistik) Provinsi Lampung, BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Lampung, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, dan instasi lain yang terkait serta berbagai sumber lain seperti jurnal, buku, internet, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. B. Batasan Variabel Untuk mempermudah penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah hanya menghitung besarnya hubungan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP),

33 harga beras, pendapatan perkapita, jumlah penduduk dengan permintaan beras di Provinsi Lampung. Variabel yang menjadi batasan peubah dalam penulisan ini adalah : 1. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ditetapkan oleh pemerintah melalui Instruksi Presiden dan kebijakan HPP ini berlaku secara nasional, dari Tahun 2009-2013 (rupiah/kg). Data diperoleh dari Badan Urusan Logistik Lampung (Bulog Lampung). 2. Permintaan terhadap beras adalah jumlah barang yang diminta oleh masyarakat tercermin dari konsumsi beras dari Tahun 2009-2013 di Provinsi Lampung (ton). Data diperoleh dari Bulog Lampung 3. Harga eceran beras dalam penelitian ini adalah rata-rata harga beras di kabupaten/kota Provinsi Lampung dari Tahun 2009-2013 (rupiah/kg). Data diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 4. Harga eceran jagung pipilan dalam penelitian ini adalah rata-rata harga eceran jagung di kabupaten/kota Povinsi Lampung dari Tahun 2009-2013 (rupiah/kg). Data diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 5. Jumlah penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk seluruh daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung pada Tahun 2009-2013 (jiwa). Data diperoleh dari BPS Lampung. 6. Pendapatan perkapita dalam penelitian ini berdasarkan pada PDRB harga berlaku dari Tahun 2009-2013 kabupaten/kota di Provinsi Lampung(juta rupiah). Data diperoleh dari BPS Lampung.

34 C. Alat Analisis 1. Regresi Data Panel Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap permintaan beras dengan menggunakan data panel. Periode pengamatan adalah Tahun 2009-2013, sedangkan silang tempat mencangkup 11 Kabupatan/Kota di Provinsi lampung. Alasan pemilihan data panel (pooled data) dalam penelitian ini berkaitan dengan beberapa keunggulan data panel, yaitu: (Gujarati,2012) 1. Data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, negara, provinsi, dan lain-lain selama beberapa waktu dengan batasan heterogenetitas dalam setiap unitnya. Teknik estimasi data panel dapat mengambil heterogenetitas tersebut secara eksplisit ke dalam perhitungan dengan mengizinkan variabel-variabel individunya. 2. Mengombinasikan data berkala dan data tampang lintang, data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif, kurang korelasi antar variabelnya, lebih banyak derajat kebebasannya, dan lebih efisien. 3. Mempelajari kombinasi observasi cross-section yang berulang-ulang, data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan. 4. Data panel paling baik untuk memdeteksi dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak bisa dilihat pada data cross-section murni atau time series murni. 5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang rumit. Contohnya fenomena keekonomian berskala dan perubahan teknologi

35 lebih tepat dipelajari menggunakan data panel daripada data cross-section murni atau data time-series murni. 6. Dengan membuat data menjadi berjumlah beberapa ribu unit, data panel dapat meminimumkan bias yang terjadi bila kita mengagregasikan individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam agregasi besar. Beragamnya daerah dan wilayah serta kondisi sosial negara kita tentu saja masalah yang timbul akan beragam pula. Masalah yang timbul di daerah sentra produksi, misalnya Aceh, sudah pasti tidak akan sama dengan masalah yang muncul di Jawa atau Sulawesi. Begitu pula sebaliknya, beberapa masalah yang berkaitan dengan kebijaksanaan harga memang beragam sekali, baik secara nasional maupun secara regional (Moehar, 2004). Untuk itu dalam penelitian ini menggunakan data silang tempat 11 Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Lampung Beberapa hal yang akan kita hadapi saat menggunakan data panel adalah koefisien Slope dan intersepsi yang berbeda pada setiap perusahaan dan setiap periode waktu. Oleh karena itu, asumsi intersepsi, slope, dan error-nya perlu dipahami karena ada beberapa kemungkinan yang akan muncul, beberapa kemungkinan tersebut menunjukkan bahwa semakin kompleks estimasi parameternya sehingga diperlukan beberapa metode untuk melakukan estimasi parameternya, seperti pendekatan common effect, fixed effect, dan random effects (Widarjono,2013).

36 Ketiga pendekatan yang dilakukan dalam analisis data panel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendekatan Common Effect Teknik yang paling sederhana untuk mengesimasi data panel adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series dan cross section. Dengan hanya menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu maka bisa menggunakan metode OLS untuk megestimasi data panel. Metode ini dikenal dengan estimasi Common Effect. 2. Pendekatan Fixed Effect Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time invarinant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. 3. Pendekatan Random Effect Dimasukkannya variabel dummy di dalam model Fixed Effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan kita tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom), yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) masingmasing individu, dan model ini dikenal sebagai model random effect.

37 a. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel Dalam pembahasan teknik estimasi data panel, ada tiga teknik yang bisa digunakan yaitu dengan metode common, metode Fixed Effect dan metode Random Effect. Pertanyaan yang muncul adalah teknik mana yang sebaiknya dipilih untuk regresi data panel. Tiga uji yang digunakan dalam menentukan teknik yang paling tepat untuk mengestimasi regresi data panel. Pertama uji statistik F (uji Chow) digunakan untuk memilih antara metode common atau fixed effect. Kedua, uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk memilih antara common atau random effect. Terakhir, untuk memilih antara fixed effect atau Random effect digunakan uji yang dikemukakan oleh Hausman. (Widarjono, 2013). 1. Uji Chow Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan metode Fixed Effect lebih baik dari model Common Effect. Hipotesis nol pada uji ini adalah bahwa intersep sama, atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi data panel adalah Common Effect, dan hipotesis alternatifnya adalah intersep tidak sama atau model yang tepat untuk regresi data panel adalah Fixed Effect. Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis nol ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis nol diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Common Effect.

38 2. Uji Hausman Uji secara formal dikembangkan oleh Hausman. Hausman telah mengembangkan suatu uji statistik untuk memilih apakah menggunakan model Fixed Effect atau Random Effect. Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika hipotesis nol ditolak yaitu ketika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai tabelnya maka model yang tepat adalah model Fixed Effect sedangkan sebaliknya bila gagal menolak hipotesis nol yaitu ketika nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritiknya maka model yang tepat adalah model Random Effect. 3. Uji LM Untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik dari model Common Effect digunakan Lagrange Multiplier (LM). Uji Signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian didasarkan pada nilai residual dari metode Common Effect. Uji LM ini didasarkan pada distribusi Chi-Squares dengan derajat kebebasan (df) 1. Apabila nilai LM hitung lebih besar dari nilai kritis statistik Chi-Squares maka hipotesis nol ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Random Effect. Sebaliknya, apabila nilai LM hitung lebih kecil dari nilai kritis statistik Chi-Squares maka hipotesis nol diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Common Effect.

39 b. Model Persamaan Dalam penelitian ini menggunakan data berkala selama lima tahun terakhir dan data kerat lintang sebanyak 11 data mewakili Kabupaten Kota di Provinsi Lampung. Model persamaannya yaitu: Permintaan it = 0 + 1 HPP it + 2 HEB it + 3 HEJ it + 4 JP it + 5 Y it + ei t Dimana: Permintaan it : Permintaan beras Kab/Kota i dan tahun t (Ton) HPP it : Harga Pembelian Pemerintah Kab/Kota i dan tahun t (rupiah) HEB it : Harga Eceran Beras Kab/Kota i dan tahun t (rupiah) HEJ it : Harga Eceran Jagung Kab/Kota i dan tahun t (rupiah) JP it Y it ei t i : Jumlah Penduduk Kab/Kota i dan tahun t (jiwa) : Pendapatan perkapita Kab/Kota i dan tahun t (rupiah) : konstanta : Error Variabel (tingkat kesalahan) : 1,2,...,11 (data kerat lintang kabupaten/kota di Lampung) t : 1,2,...,5 ( data berkala, tahun 2009-2013) 2. Cusum Test Uji Cusum adalah uji stabilitas parameter yang dikembangkan oleh Durbin dan Evan. Uji stabilitas parameter adalah sebuah prosedur untuk mengetahui apakah parameter model adalah bersifat stabil dalam periode penelitian. Bagian kendali Cusum secara langsung menyatukan semua informasi dari deret nilai sampel degan memplot jumlah kumulatif dari deviasi nilai sample terhadap nilai target. Untuk ukuran sampel yang lebih besar dari 1 (n 1), maka bagan kendali cusum

40 dibentuk dari plot nilai C i = ( ) terhadap nilai sampel i, dengan x j adalah rata-rata sampel ke-j dan adalah target dari mean proses. Cusum digunakan untuk memonitor rataan proses maupun variasi dari proses dengan mengakumulasi selisis dari C + dan mengakumulasikan selisih dari yang berada di atas target dengan ststistik yang berada di bawah target dengan statistik C. Kedua statistik tersebut, C + dan C, masing-masing disebut cusum sisi atas dan sisi bawah. Keduanya dihitung sebagai berikut: = max(0, ( + ) + ) = max(0, ( ) + ) Pada persamaan diatas, K biasa disebut sebagai nilai rekomendasi atau nilai toleransi, dan sering kali dipilih sekitar setengah antara nilai target dan nilai di luar kendali dengan rataan yang menarik untuk dideteksi secepatnya. Uji Cusum ini didasarkan pada nilai kumulatif dari jumlah recrusive-residual. Nilai kumulatif recrusive residual. Jika nilai kumulatif recrusive residual ini berada di dalam band maka mengindikasikan adanya kestabilan parameter estimasi di dalam periode penelitian. Sebaliknya jika nilai kumulatif recrusive residual berada di luar band berarti menunjukkan adanya ketidakstabilan parameter di dalam periode penelitian (Widarjono,2013). Untuk menganalisis harapan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah(HPP) dalam menjaga stabilitas harga beras diukur dengan uji Cusum. Pengukuran stabilitas harga dalam penelitian ini menggunakan data bulanan pada periode terakhir penelitian, yaitu tahun 2013.

41 3. Pengujian Kriteria Statistik: a. Uji Parsial (Uji-t) Uji parsial merupakan uji yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) dengan menganggap variabel lainnya tetap (ceteris paribus). Uji t statistik dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t-statistik dengan t-tabel. Dimana t-statistik diperoleh dari hasil estimasi dari eviews. Dan t-tabel di dapat dari tabel t dengan menggunakan df (degree of freedom) serta tingkat keyakinan 95%.(Gujarati,2013) Pernyataan hipotesis: 1. Ho : β i = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel HPP terhadap permintaan beras. Ha : β i < 0 variabel HPP berpengaruh negatif terhadap permintaan beras 2. Ho : β i = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel harga eceran beras terhadap permintaan beras. Ha : β i < 0 variabel harga beras berpengaruh negatif terhadap permintaanberas 3. Ho : β i = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel harga eceran jagung terhadap permintaan beras. Ha : β i > 0 variabel harga eceran jagung berpengaruh positif terhadap permintaan beras 4. Ho : β i = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel jumlah penduduk terhadap permintaan beras. Ha : β i > 0 variabel jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan beras 5. Ho : β i = 0 Tidak terdapat pengaruh antara variabel pendapatan perkapita terhadap permintaan beras. Ha : β i > 0 variabel pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan beras.

42 Kriteria pengambilan keputusan : a. Jika t-hitung positif dimana t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak atau menerima Ha, sedangkan apabila t-hitung < t-tabel maka Ho diterima atau menolak Ha. b. Jika t-hitung negatif dimana t-hitung > t-tabel maka Ho diterima atau menolak Ha, sedangkan apabila t-hitung < t-tabel maka Ho ditolak atau menerima Ha. b. Uji Keseluruhan (Uji-F) Pengujian hipotesis dengan menggunakan indikator koefisien determinasi (R 2 ) dilakukan dengan uji-f pada tingkat kepercayaan 95 persen dan derajat kebebasan df1 = k-1 dan df2 = n-k. Rumusan Hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: 1. Ho : β i = 0 Tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama semua variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Ha : β i 0 Terdapat pengaruh secara bersama-sama semua variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan kesimpulan sebagai berikut: F statistik < F tabel : Ho diterima dan H a ditolak F statistik > F tabel : Ho ditolak dan H a diterima Jika Ho diterima, berarti peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Sebaliknya jika Ho ditolak berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah terikat

43 c. Penafsiran Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. R 2 menunjukan besarnya proporsi atau persentase variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen secara simultan. Besarnya R 2 antara 0 dan 1 (0 <R 2 < 1). Hal ini menunjukan bahwa semakin mendekati 1 nilai R 2 berarti model tersebut dapat dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dengan kata lain, semakin mendekati 1 maka variasi dependen hampir seluruhnya dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel independen. D. Gambaran Umum Tempat Penelitian Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 maret 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Keresidenan Lampung yang bergabung dengan Sumatera Selatan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964. Kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukota Tanjung Karang-Teluk Betung. Selanjutnya kotamadya Tanjung Karang-Teluk Betung tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1983 telah diganti namanya menjadi kotamadya Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 juni 1983. Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 15 (lima belas) kabupaten/kota, yang selanjutnya terdiri dari beberapa wilayah kecamatan dengan Perincian sebagai berikut : 1. Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa, luas wilayahnya 4.950,40 km 2 terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan.

44 2. Kabupaten Tanggamus dengan Ibukota Kota Agung, luas wilayah 3.356,61 km 2 terdiri dari 28 (dua Puluh delapan) kecamatan. 3. Kabupaten Lampung Selatan dengan Ibukota Kalianda, luas wilayah 2.007,01 km 2 terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan. 4. Kabupaten Lampung Timur dengan Ibukota Sukadana, luas wilayah 4.337,89 km 2 terdiri dari 24 (dua puluh empat) kecamatan. 5. Kabupaten Lampung Tengah dengan Ibukota Gunung Sugih, luas wilayah 4.789,82 km2 terdiri dari 28 (dua puluh delapan) kecamatan. 6. Kabupaten Lampung Utara dengan Ibukota Kotabumi, luas wilayah 2.725,63 km 2 terdiri dari 23 (dua puluh tiga) kecamatan. 7. Kabupaten Way Kanan dengan Ibukota Blambangan Umpu, luas wilayah 3.921,63 km 2 terdiri dari 14 (empat belas) kecamatan. 8. Kabupaten Tulang Bawang dengan Ibukota Menggala, Luas wilayah 4.385,84 km 2 terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan. 9. Kabupaten Pesawaran dengan Ibukota Gedong Tataan, luas wilayah 1.1173,77 km 2 terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan. 10. Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 192,96 km 2 terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan. 11. Kota Metro dengan luas wilayah 61,79 km 2 terdiri dari 5 (lima) kecamatan. (Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung,2013)