BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelompok/kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimaksudkan agar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena peneliti melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal ini meliputi metode penelitian, lokasi penelitian, populasi, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran, pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis. Penelitian ini membentuk dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dilakukan pada subjek penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dan kelompok kontrol tidak menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Namun tiap-tiap kelompok tersebut diberikan tes awal dan tes akhir berupa instrumen tes karangan deskripsi yang sama. Sukmadinata (2010: 59) mengatakan bahwa penelitian kuasi eksperimen adalah suatu penelitian mengupayakan pengontrolan hanya pada satu variabel dominan terhadap variabel lain yang tidak dikontrol sepenuhnya tetapi dipasangkan. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas yaitu model 84

85 pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), sedangkan variabel terikat yaitu keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 9 yang berlokasi di Provinsi Jawa Barat dan terletak sekitar ± 150 meter dari Jalan Cemara serta sangat mudah ditempuh dengan kendaraan bermotor dengan alamat Jalan Karangtineung No. 5A, Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. C. Populasi Penelitian ini dilaksanakan sesuai tingkat perkembangan anak dalam memperoleh bahasa pada kelas IV sekolah dasar pada usia 8 tahun berada pada tahap tata bahasa pra-dewasa dan sudah mampu memperoleh informasi melalui media cetak dan sudah dapat menulis sehingga anak sudah mampu berpikir logis (tahap operasional nyata). Sementara itu Smith (Mar at, 2009:68) mengatakan bahwa: pada usia 8 tahun anak sudah mengerti aturan tata bahasa dalam mengungkapkan sesuatu, menghindari hal yang berlebihan, bahasa menjadi alat yang betul-betul penting baginya untuk melukiskan dan menyampaikan pikiran. Atas pertimbangan perkembangan anak tersebut, penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 8 dan 9 pada kelas IV semester II tahun pelajaran 2010/ 2011. Populasi sebanyak 60 siswa dari SDN Sukajadi 8 dan 9. Sampel sebanyak 30 siswa dari kelas IV SDN Sukajadi 8 dan SDN Sukajadi 9 sebanyak 30 Siswa.

86 D. Subjek Penelitian Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan setelah memperhatikan karakteristiknya, antara lain: (1) siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, (2) siswa memiliki usia yang sama, dan (3) siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada jenjang yang sama. Selanjutnya, kelas IV SDN Sukajadi 9 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN Sukajadi 8 sebagai kelompok kontrol dengan tiap- tiap kelompok terdiri dari 30 siswa. E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini didesain dengan penelitian kuasi eksperimen (Nonequivalent control group desain), desain ini kelas eksperimen maupun kontrol dipilih tidak secara acak. Namun, model penelitian yang diseleksi pada eksperimen kuasi ini yaitu model desain kontrol prates-pascates berpasangan (matching pretest-posttest control Group Desain) yang diadopsi dari Sukmadinata (2005: 207). Adapun model desainnya adalah sebagai berikut: Kelompok Prates Perlakuan Pascates Pasangan A (KE) 01 X 02 Pasangan B (KK) 03 04 Ket : 01 = Prates kelas eksperimen 03 = Prates kelas kontrol 02 = Pascates kelas eksperimen 04 = Pascates kelas kontrol X = Perlakuan Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk-Write (TTW) untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran biasa pada pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis.

87 Berdasarkan desain penelitian di atas, selanjutnya penulis membuat alur penelitian untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian. Alur penelitian ini adalah sebagai berikut: IDENTIFIKASI MASALAH OBSERVASI AWAL Studi Kepustakaan Penyusunan Rancangan Pembelajaran Non Think Talk Write (TTW) Penyusunan Rancangan Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Penyusunan, uji coba, revisi, dan pengesahan instrumen Penentuan subjek penelitian Kelas Kontrol Pembelajar Model Non TTW Pelatihan Guru Tes Awal (Prates) Kelas Eksprimen Pembelajar Model Kooperatif TTW Tes Akhir (Pascates) Analisis dan Menafsir Data Kesimpulan Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan, antara lain sebagai berikut: 1 Tahap persiapan Pada tahap ini persiapan yang dilakukan meliputi:

88 a. mengumpulkan bahan bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran menulis b. menganalisis proses pembelajaran menulis dengan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) c. menganalisis proses pembelajaran menulis karangan dan berpikir kritis d. membuat rancangan pembelajaran dan instrumen penelitian 2 Tahap pelaksanaan a. Pelaksanaan tes awal b. Pelaksanaan pembelajaran menulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis c. Pelaksanaan tes akhir d. Observasi proses pembelajaran 3 Tahap analisis data a. Mengumpulkan data b. Menganalisis data c. Menafsirkan data d. Membuat kesimpulan F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu tes subjektif (uraian) dan observasi. Kedua cara pengumpulan data ini dapat memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sebagai alat ukur dalam melaksanakan suatu penelitian. Hal ini data yang terkumpul dalam wujud data

89 sehingga penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut. 1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. Adapun indikator kemampuan menulis karangan deskripsi dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Indikator Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Variabel Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Indikator Kesesuaian isi dan judul dengan gambar Pengembangan kalimat dalam paragraf Pengembangan deskripsi objek Ejaan dan tanda baca Pemilihan diksi. 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write. Adapun indikator yang diukur dalam kemampuan berpikir dalam menulis karangan deskripsi dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

90 Variabel Berpikir Kritis Tabel 3.2 Indikator Tes Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Memberi penjelasan sederhana; mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan penjelasan yang dideskripsikan secara tepat Membangun keterampilan dasar Kesimpulan Membuat Penjelasan lanjut Strategi dan taktik 3. Lembar Observasi Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh. Adapun observasi yang dilakukan adalah pada guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN Sukajadi 9 yang menjadi kelas eksperimen untuk tiga kali pertemuan. Bertindak sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam penelitian ini. G. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini data diperoleh melalui hasil tes dan data hasil observasi, selanjutnya dianalisis. Analisis data diawali dengan mengukur validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal tes penelitian.

91 Ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah: 1. Uji Alat Tes Penelitian Pelaksanaan uji alat instrumen yang valid dan reliabel perlu dilakukan uji coba kelayakan bagi peserta didik. Uji coba instrumen dilaksanakan setelah menentukan indikator penilaian setiap variabel terlebih dahulu untuk dapat mengukur kualitas instrumen dan menghasilkan data yang akurat sesuai keinginan peneliti. Selanjutnya, pembuatan kisi-kisi soal mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis. Soal berdasarkan kisi-kisi dilakukan penimbangan (judgment) oleh pembimbing dan para ahli di bidang menulis terlebih dahulu agar soal layak dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian. Kelayakan soal dilakukan uji coba setelah ditimbang (judgment) untuk mengetahui validitas dan reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal. Penelitian ini menggunakan soal uraian berisikan gambar yang berbeda dengan tema sama baik prates maupun pascates yaitu kebersihan. Soal tersebut harus dicapai siswa lima item soal baik keterampilan menulis karangan deskripsi maupun berpikir kritis dengan gambar sama. adapun soal tersebut diujicobakan pada siswa kelas IV SD Negeri Sukagalih 1 Kota Bandung sebanyak 33 siswa. Hasil uji coba soal memperoleh gambaran tentang kelayakan soal digunakan berdasarkan gambar. Jika ada yang tidak valid di antara soal tersebut, maka gambar yang ada pada soal dilakukan penambahan fitur untuk kejelasan siswa mengarang deskripsi dan berpikir kritis. Namun, jika keseluruhan soal tidak valid, maka penggantian gambar untuk memudah siswa untuk menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa.

92 a. Validitas butir soal Tes Validitas butir soal butir soal terhadap skor total bertujuan untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Setiap soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Hal ini, validasi butir soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Arikunto, 2006:170) dengan menggunakan bantuan Anates yang dikembangkan oleh Tarno To dan Yudi Wibisono (2004). Keterangan: = Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. X Y N = Skor item = Skor total = Jumlah siswa Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Batasan Tabel 3.3 Kategori Validitas Butir Soal Kategori 0,80 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik) 0,60 0,80 Tinggi (baik) 0,40 0,60 Cukup (sedang) 0,20 0,40 Rendah (kurang) 0,00 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)

93 Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2010:185): Kriteria pengujian berdasarkan harga t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika pada taraf signifikan 95%, t hitung < t tabel maka H 0 diterima. Sebaliknya, jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak. Keterangan: t : Uji t : Koefisien korelasi N : Jumlah subyek Hasil validitas soal keterampilan menulis karangan deskripsi dari lima indikator yang dijadikan sebagai butir soal. Soal bentuk uraian pada penelitian ini, setiap butir sudah valid berdasarkan uji coba, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut. Adapun uji validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 38. Tabel 3.4 Korelasi Skor Soal Karangan Deskripsi dengan Skor Total No Butir r hitung r tabel Signifikansi Keterangan 1 0,956 0,349 Valid Digunakan 2 0,965 0,349 Valid Digunakan 3 0,975 0,349 Valid Digunakan 4 0,953 0,349 Valid Digunakan 5 0,963 0,349 Valid Digunakan Valid : 5 butir soal Berdasarkan hasil validitas berpikir kritis dari lima indikator yang dijadikan sebagai butir soal. Soal berpikir kritis ini setelah diujicobakan, semua

94 butir soal sudah valid dan sudah boleh digunakan sebagai instrumen penelitian, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.5. Hasil validasi soal berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran 39. Tabel 3.5 Korelasi Skor Soal Berpikir Kritis dengan Skor Total No Butir r hitung r tabel Signifikansi Keterangan 1 0,9599 0,349 Valid Digunakan 2 0,9666 0,349 Valid Digunakan 3 0,.9899 0,349 Valid Digunakan 4 0.9799 0,349 Valid Digunakan 5 0.975 0,349 Valid Digunakan Valid : 5 butir soal b. Reliabilitas Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. (Arikunto, 2010:180) ). Menghitung reliabilitas tes dengan rumus sebagai berikut Dimana : = Koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan = Koefisien korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Harga dari dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Arikunto, 2009:72):

95 Keterangan: XY X Y = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = Skor item ganjil = Skor item genap Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut (Arikunto, 2010:276). Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Tes Batasan Kategori 0,80 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik) 0,60 0,80 Tinggi (baik) 0,40 0,60 Cukup (sedang) 0,20 0,40 Rendah (kurang) 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang) Hasil perhitungan bantuan Anates versi 4.02 diperoleh reliabilitas sebesar 0,97 untuk keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis 0,99. Berdasarkan kategori reliabilitas dalam Tabel 3.6, maka koefisien korelasi kedua tes dapat disimpulkan subyek dalam menjawab soal tes keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis tersebut dapat diklasifikasi sangat tinggi. c. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00, menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009:208):

96 Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. Kriteria indeks kesukaran suatu tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran Batasan Kategori 0,00 0,30 Soal Sukar 0,30 0,70 Soal Sedang 0,70 1,00 Soal mudah Analisis tingkat kesukaran setiap item soal dicari dengan menggunakan bantuan Anates. Adapun hasil perhitungan yang diperoleh tingkat kesukaran dari 5 soal yang diujicobakan diperoleh semua soal mempunyai kategori tingkat kesukaran soal sedang. Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Butir Soal Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Nomor Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Item karangan Deskripsi (%) Berpikir Kritis (%) Tafsiran 1 37,78 33,06 Sedang 2 36,67 34,17 Sedang 3 37,50 36,94 Sedang 4 35,28 37,50 Sedang 5 49,72 36,94 Sedang Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal, dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi standar untuk

97 dijadikan sebagai alat tes penelitian adalah sebanyak 5 butir soal dengan tetap memperhatikan keterwakilan indikator dari standar kompetensi materi yang diajarkan pada saat penelitian. d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah (Arikunto, 2009:218): Keterangan: J = Jumlah peserta tes J A = Banyak peserta kelompok atas J B = Banyak peserta kelompok bawah B A = Banyak kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar P A = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar P B = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar. Adapun kategori daya pembeda untuk mengukur sebagai berikut: Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda Batasan Kategori 0,00 0,20 Kurang 020 0,40 Cukup 0,40 0,70 Baik 0,70 1,00 Baik sekali

98 Berdasarkan hasil bantuan Anates versi 4 memperoleh daya pembeda tiaptiap item seperti Tabel 3.10 di bawah ini. Tabel 3.10 Daya Pembeda Butir Soal Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Nomor Daya PembedaMenulis Berpikir Kritis Tasfsiran Item Karangan deskripsi (%) (%) 1 61,11 53,89 Sedang 2 61,11 56,11 Sedang 3 61,67 62,78 Sedang 4 57,22 62,78 Sedang 5 83,89 62,78 Sedang 2. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis Peningkatan kompetensi yang sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N- gain) (Hake, 1998: 65) Keterangan: S post = Skor postet S pre = Skor Pretes S max =Skor maksimal Hasil perhitungan N-gain diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Interprestasi N-Gain Besarnya g Interprestasi g > 0,7 Tinggi 0,3 g 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah (sumber: Hake, 1998: 65)

99 3. Uji normalitas Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Setelah data prates keterampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis, terlebih dahulu data tersebut diuji kenormalannya apakah data kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan memakai alat bantu SPSS for windows 17.0 dengan menggunakan uji one Sample Kolmonogorov-Smirnov Test. 4. Uji homogenitas Menguji homogenitas variansi tes menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis menggunakan uji statistik Levene s Test bantuan SPSS for windows 17.0. 5. Uji perbedaan rerata (uji-t) Jika penyebaran data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji signifikansi dengan statistik uji t menggunakan uji statistik Compare Mean Independent Test untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata. Apabila data berdistribusi tidak normal maka dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann- Whitney. H. Instrumen Penelitian Salah satu kegiatan dari perencanaan suatu penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti, yang terdiri dari, (a) soal tes pemahaman menulis karangan dan berpikir kritis, dan (b) lembaran observasi siswa dan guru. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

100 1. Tes Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka mendapat perlakuan model pembelajaran model kooperatif tipe think talk write dan model yang bukan kooperatif tipe think talk write, sedangkan pascates adalah untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan perlakuan. 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam kegiatan menulis karangan deskripsi secara bersaman dengan tes menulis karangan deskripsi. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan model pembelajaran yang bukan kooperatif tipe think talk write. 3. Lembaran Observasi Lembaran observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pada kelas eksperimen. Skenario model pembelajaran kooperatif think talk write mencakup tiga tahap, yaitu 1) tahap think; siswa membuat catatan kecil secara individual setelah membaca teks, 2) tahap talk; siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil, dan 3) tahap write; siswa mengonstruksi ide setelah berdiskusi pada tahap talk dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan sebagai karangan deskripsi yang utuh.

101 Namun, instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yakni tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap ujicoba instrumen khusus soal tes kemampuan menulis karangan dan berpikir kritis siswa. Sebelum di uji coba terlebih dahulu didiskusikan dengan teman-teman S2 angkatan 2009, pakar bahasa Indonesia S3 dan guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Sukajadi 8 dan 9 Bandung, selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kemudian, instrumen ini diujicobakan secara terbatas kepada 33 orang siswa kelas IV SD dan hasilnya dianalisis menggunakan Anates Versi 4.0.5 untuk melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes dan tingkat kesukaran butir tes.