BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Negeri Besar pertama kali bernama Negeri Syam yang terbentuk sejak

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG. desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan suatu desa yang harmonis dan termasuk desa yang lingkungannya masih

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA Konversi Lahan Konversi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Transkripsi:

36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar Utara terdiri dari 8 desa, yaitu Desa Kayu Aro, Desa Sawah, Desa Sungai Tonang, Desa Kampung Panjang, Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. Dari ke 8 Desa yang ada Kecamatan Kampar Utara tersebut, yang menjadi objek kajian dalam penelitiaan ini adalah desa Sungai Jalau yang lokasinya lebih kurang 2 km dari jalan raya, yang menghubungkan antara provinsi Sumatera Barat dengan Riau melalui transportasi darat. Dilihat dari keadaan geografisnya desa ini terletak sekitar 404 m dari permukaan laut. Walaupun Kabupaten Kampar secara umum tidak terdapat gunung namun dalam daerah Kecamatan Kampar secara umum dan Desa Sungai Jalau secara khusus merupakan daerah yang relatif tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Banyaknya sungai-sungai kecil yang ada dalam kawasan ini, dan juga dilalui oleh alur sungai yaitu sungai kampar. Desa Sungai Jalau ini terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai Kampar. Desa Sungai Jalau berjarak sekitar 1 km dari Ibu kota Kecamatan yaitu Kampung Sawah, 10 km dari Ibu Kota Kabupaten yaitu Kampar, dan sekitar 55 km dari Ibu Kota Provinsi Pekanbaru, sedangkan luas desa adalah 36

37 sekitar 2356 Ha, yang mana lebih dari 1/3nya adalah perkebunan rakyat, yang pada umumnya, dan selebihnya adalah pemukiman dan pekarangan, persawahan, tegalan, serta kolam. Secara lebih rinci penggunaan lahan oleh masyarakat Desa Sungai Jalau adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Persentasi Penggunaan Lahan Oleh Masyarakat Desa Sungai Jalau No. Pengguna Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase 1. Perumahan/ Pekarangan 1090 46,26 2. Tegalan 61 2,59 3. Perkebunan 850 36,08 4. Sawah 350 14,86 5. Kolam 5 0,21 Jumlah 2356 100,00 Sumber Data: Monografi Desa Sungai Jalau, 2013. Adapun batas-batas wilayah Desa Sungai Jalau: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kayu Aro Padang Tarap. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Naumbai. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Muara Jalai. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sawah. 4.2. Komposisi Penduduk 4.2.1. Jumlah Penduduk Berbicara masalah penduduk, yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah bahwa penduduk di samping sebagai objek pembangunan, juga

38 merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu masalah penduduk perlu mendapatkan perhatian yang begitu serius dari semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat itu sendiri. Menurut data yang ada di kantor Desa Sungai Jalau sampai awal tahun 2013, penduduk Desa Sungai Jalau berjumlah 2914 jiwa atau sebanyak 624 KK. Dengan perincian laki-laki senyak 1492 jiwa dan perempuan sebanyak 1422 jiwa. Adapun Desa Sungai Jalau yang menjadi obyek penelitiaan ini terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Ujung Padang, Dusun Santul, Dusun Balai Jering. 4.2.2. Penduduk Menurut Jenis kelamin Untuk lebih terperinci dan terorganisirnya jumlah penduduk, pada umumnya para ahli monografi biasanya membagi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui komposisi penduduk serta perkembangan dan lajunya tingkat pertumbuhan penduduk serta perkembangan dan lajunya tingkat pertumbuhan penduduk yang mengacu pada pembagian kerja secara jenis kelamin. Berdasarkan analisis di atas maka penulis dalam penelitiaan ini mencoba membagi komposisi penduduk Desa Sungai Jalau berdasarkan jenis kelamin, hal ini penulis maksudkan agar penulis benar-benar mendapat suatu analisis yang faktual berdasarkan asumsi dan tujuan dari penelitiaan penulis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

39 Tabel 4.2. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase 1. 2. Laki-laki Perempuan 1492 1422 51,20 48,80 Jumlah 2914 100,00 Sumber Data: Kantor Kepala Desa Sungai Jalau, 2013. Tabel di atas dapat memperlihatkan bahwa komposisi jumlah penduduk Desa Sungai Jalau berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 1492 jiwa. Sedangkan penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 1422 jiwa. Ini berarti bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin Perempuan. 4.2.3. Penduduk Menurut Golongan Umur Dalam suatu penelitiaan ilmiah yang menggunakan metode dan sistem analisis lapangan yang faktual (studi kasus) biasanya para peneliti membagi komposisi dan jumlah penduduk berdasarkan tingkat atau golongan umur, hal ini dimaksudkan agar penulis dapat membedakan dan mengelompokkan jumlah penduduk produktif yang berorientasi pada kecenderungan jenis pekerjaan yang dilakukan. Substansi dari semua ini mengarah pada dinamika khusus yang lebih terperinci berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

40 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tabel 4.3. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (tahun) 0-5 6-11 12-21 22-35 36-55 56 > Frekuensi (jiwa) 375 501 604 675 640 119 Persentase 12,87 17,19 20,74 23,16 21,96 4,08 Jumlah 2914 100,00 Sumber Data: Kantor Kepala Desa Sungai Jalau, 2013. Tabel di atas memperlihatkan bahwa penduduk yang paling banyak adalah yang berada pada kelompok umur 36-55 tahun, kemudian kelompok umur 22-35 tahun, kemudian kelompok umur 12-21 tahun, seterusnya 6-11 tahun, kemudian 0-5 tahun dan yang paling sedikit jumlahnya adalah penduduk dengan kelompok umur 56 tahun ke atas. Dari data di atas dapat di katakan bahwa di Desa Sungai Jalau sebagian besar penduduknya adalah berada dalam usia produktif. 4.3. Agama Jika ditinjau dari agama yang dianut oleh masyarakat Desa Sungai Jalau maka bisa dikatakan bahwa masyarakat tersebut adalah pemeluk agama islam seratus persen, mereka dalam agama sangat fanatik, walaupun diketahui masih banyak yang tak melaksanakan ajaran agama seperti apa yang diperintahkan oleh Al-Quran dan Sunnah, tapi mereka akan sangat tersinggung jika ada orang yang melecehkan agama mereka.

41 4.4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sungai Jalau pada umumnya bekerja sebagai petani, ini disebabkan oleh faktor geografis yang sangat menunjang. disamping itu juga disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan penduduk sehingga mereka susah untuk mendapatkan pekerjaan lain. Jenis pertanian yang dominan di desa ini adalah pertanian perkebunan terutama perkebunan karet dan kelapa sawit kemudian pertanian sawah, tegalan, sayuran atau palawija. Untuk pekerjaan di sektor lain seperti pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang atau wiraswasta dan jenis pekerjaan lainnya sedikit sekali jumlahnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4. Penduduk Desa Sungai Jalau Berdasarkan Mata Pencaharian (KK) No Mata Pencaharian Frekuensi (KK) Persentase 1. Pegawai Negeri (PNS) 40 6,41 2. ABRI/POLRI 4 0,64 3. Buruh 10 1,60 4. Pedagang 46 7,37 5. Petani 524 83,98 Jumlah 624 100,00 Sumber data: Kantor Kepala Desa Sungai Jalau, 2013. Tabel di atas memperlihatkan bahwa mayoritas penduduk Desa Sungai Jalau adalah bermata pencaharian sebagai petani yaitu dengan jumlah 524 KK atau 83,98 %, sedangkan untuk mata pencaharian di luar bidang pertanian masing-masing persentasinya Pegawai Negeri 6,41 %, ABRI/ POLRI 0,64 %, buruh 1,60 %, dan pedagang 7,37 %.

42 4.5 Konversi Lahan Definisi lahan memiliki keterkaitan dengan tanah. Menurut Utomo lahan memiliki ciri-ciri yang unik dibandingkan sumberdaya lainnya, yakni lahan merupakan sumberdaya yang tidak habis, namun jumlahnya tetap dan dengan lokasi yang tidak dapat dipindahkan. Jayadinata memaparkan bahwa tanah berarti bumi (earth), sedangkan lahan merupakan tanah yang sudah ada peruntukannya dan umumnya ada pemiliknya, baik perseorangan atau lembaga. Lahan sebagai modal alami utama yang melandasi kegiatan kehidupan memiliki dua fungsi dasar, yaitu: a. Fungsi kegiatan budidaya, yang memiliki makna suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, seperti pemukiman, baik sebagai kawasan perkotaan maupun pedesaan, perkebunan, hutan produksi dan lain-lain. b. Fungsi lindung, bermakna bahwa kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada, yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa yang bisa menunjang pemanfaatan budidaya. Menurut Jayadinata, tata guna lahan meliputi dua unsur, yaitu: 1. Tata guna lahan yang berarti penataan atau pengaturan penggunaan (merujuk kepada sumberdaya manusia). 2. Lahan (merupakan sumberdaya alam), yang berarti ruang (permukaan lahan serta lapisan batuan di bawahnya dan lapisan di atasnya), serta

43 memerlukan dukungan berbagai unsur alam lain seperti air, iklim, hewan, vegetasi, mineral, dan sebagainya. Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan tersebut. Alih fungsi lahan dalam artian perubahan atau penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Sihaloho (2004:25) menjelaskan bahwa konversi lahan adalah alih fungsi lahan khususnya dari lahan pertanian ke perkebunan. Konversi lahan pada umumnya dipengaruhi oleh transformasi struktur ekonomi yang semula bertumpu pada sektor pertanian ke sektor ekonomi. Produktifitas lahan sawah menentukan pendapatan petani dari usaha taninya. Semakin rendah produktifitas lahan sawah, maka produk yang dihasilkan oleh lahan sawah tersebut semakin rendah dan selanjutnya pendapatan yang diterima oleh petani akan semakin rendah. Rendahnya pendapatan petani yang diakibatkan oleh rendahnya produktifitas lahan sawah akan menyebabkan petani memutuskan untuk mengkonversi lahan sawahnya dan beralih ke sektor perkebunan. Hal ini dikarenakan pekerjaan di sektor perkebunan dipandang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi

44 daripada pendapatan yang diperoleh dari hasil lahan sawah yang mempunyai produktifitas rendah (Utama, 2006). Menurut Sudirja (2008:13) alih fu ngsi lahan pertanian mempunyai tiga manfaat diantaranya: 1. Ketersediaan lapangan kerja baru bagi sejumlah petani terutama buruh tani yang terkena oleh alih fungsi tersebut, yaitu berkurangnya pengangguran dan adanya pekerjaan yang baru lebih mudah. 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu terpenuhuinya kebutuhan hidup, pendapatan akan meningkat dan tingkat pendidikan yang semakin tinggi. 3. Perubahan status sosial yaitu semakin dihormati dan dihargai oleh masyarakat. Peningkatan pendapatan perekonomian masyarakat yang hendak dicapai melalui konversi lahan pertanian padi ke perkebunan kelapa sawit merupakan alasan logis bagi masyarakat melihat keberhasilan yang dicapai masyarakat yang telah dulu melakukan konversi lahan. Hal ini tentulah menjadi selaras dengan tujuan pembangunan dibidang pertanian. Namun kesuksesan pembangunan pertanian juga ditentukan oleh kemampuan petani dalam merencanakan dan mengola usaha perkebunan yang mereka tekuni.