BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORI. Pemahaman suatu teks sangat bergantung pada berbagai hal. Salah satu hal yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

dan menentukan jalannya pengajaran. Pembelajaran tidak lagi satu arah, tetapi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB II MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi suatu proses yang

K BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti halnya menulis paragraf argumentasi, supaya argumen yang ditulis mendapat perhatian oleh pembaca. Menyusun paragraf argumentasi lebih sulit dibandingkan dengan berargumentasi secara lisan. Menulis paragraf argumentasi memerlukan keterampilan mengolah bahasa agar menghasilkan tulisan yang logis dan diterima oleh pembacanya. Selain itu keterampilan menulis lebih komplek, kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengkoordinasikan bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Oleh karena itu, dalam menyusun paragraf argumentasi memperlukan keterampilan tersendiri. 1. Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menulis tidak hanya sekedar coret coret tetapi menggandung makna serta memperlukan pemilihan kata yang tepat, diksi, kepaduan antar kalimat, struktur kalimatnya benar dan tanda baca yang digunakan tepat. Dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, keterampilan menulis memperlukan perhatian dari guru. Bagaimana agar siswa dalam keterampilan menulis mengalami peningkatan. 7

8 Kegiatan menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai oleh pelajar bahasa setelah keterampilan bahasa yang lainnya. Dibandingkan keterampilan berbicara, menyimak, dan membaca. Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekaligus. Ini disebabkan keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur bahasa dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian hingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu (Nurgiyantoro, 2001 : 296). Ahmadi (1990 : 28) menyatakan bahwa menulis adalah meletakan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. Menulis juga dapat dipandang sebagai upaya untuk merekam ucapan manusia menjadi bahasa baru, yaitu bahasa tulis. Bahasa tulisan itu tidak lain adalah suatu jenis notasi bunyi, kesenyapan, infleksi, tekanan nada, isyarat atau gerakan, dan ekspresi muka yang memindahkan arti dalam ucapan atau bicara manusia. Menurut Nurgiyantoro (2001 : 298) menulis adalah aktivitas menemukan unsur bahasa melalui media bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa dan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur keterampilan berbahasa, penilaian yang dilakukan hendaklah mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi.

9 Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1994 : 21). Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengkoorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta menyajikan dalam beragam bahasa tulis dan kaidah penulisan lainnya. Keterampilan menulis yang paling sering diberikan kepada siswa adalah dengan menyediakan tema atau sejumlah topik. Siswa diberi kebebasan untuk memberi judul pada paragraf yang dibuat, judul harus mencerminkan tema yang dimaksud. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf menggandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut. Dimulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saliang bertaliaan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1999 : 144). Paragraf merupakan satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat, sedangkan paragraf itu sendiri terbentuk dari untaian beberapa kalimat. Kalimat-kalimat dalam paragraf terssusun secara padu agar pembaca memahami isi paragraf. Di dalam sebuah paragraf terdapat syarat syarat paragraf yang baik yaitu: kesatuan, pengembangan, koherensi, dan kohesi.

10 Dibidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat, atau dengan kata lain merupakan kumpulan dari sejumlah kalimat, meskipun ada juga yang hanya satu kalimat atau satu kata. Dibidang makna paragraf itu merupakan satuan informasi yang memiliki ide pokok sebagai pengendalinya. Ide pokok itu pada umumnya tersurat dalam paragraf, tetapi mungkin juga tersirat. Ide pokok yang tersurat mungkin tersurat pada bagian awal atau mungkin pada akhir paragraf dan mungkin juga pada bagian awal atau akhir paragraf. Kalimat yang menggandung ide pokok disebut kalimat topik (Ramlan, 1993 : 1-2). Akhadiah (1999 : 144-145) mengungkapkan kegunaan paragraf yang utama ialah menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Kegunaan lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk merinci apa yang sudah diaturkan dalam paragraf sebelumnya. Ada beberapa macam macam paragraf, syarat pembentukan paragraf, dan jenis paragraf. Jenis paragraf diantaranya paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf eksposisi, paragraf persuasi dan paragraf argumentasi. Menurut Akhadiah (1999 : 148-152) syarat pembentukan paragraf yaitu: a. Kesatuan Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. b. Kepaduan Kepaduan atau koherensi dititik beratkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan: (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan penghubung, dan (4) perincian atau urutan isi paragraf.

11 c. Kelengkapan Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Argumentasi menurut Keraf (1992 : 3) adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempangaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka mempercayai dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menujukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti bukti atau menentukan kemungkinan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Kata Argumen berarti alasan yang dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sedangkan sebuah argumen adalah sebuah bukti (atau ikhtiar bukti) bahwa sesuatu merupakan fakta atau tidak. Berargumen yaitu mendukung kepercayaan kepercayaan kita, pendirian pendirian kita dengan argumen (Widyamartataya, 1993 : 51-52). Paragraf argumentasi yaitu paragraf yang membuktikan kebenarannya tentang sesuatu untuk memperkuat ide atau pendapatnya. Penulis paragraf argumentasi menyertakan data data pendukung tujuannya agar pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dari pengertian di atas dalam penyusunan paragraf argumentasi juga harus memperhatikan ciri-cirinya yaitu: a. menjelaskan pendapat agar pembaca yakin. b. memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar atau grafik, dan lainlain.

12 c. menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. d. penutup berisi kesimpulan. e. menggandung data atau fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. f. penjelasannya disampaikan secara logis. Adapun langkah-langkah dalam menyusun paragraf argumentasi yaitu: (1) membuat topik terlebih dahulu, (2) menetapkan tujuan karangan, (3) melakukan observasi lapangan, (4) membuat kerangka karangan, (5) mengembangkan kerangka karangan, (6) membuat kesimpulan. Selain langkah dalam penyusunan paragraf argumentasi ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis paragraf argumentasi yaitu: a. berpikir positif, kritis, dan logis. b. mampu mencari, mengumpulkan, memilih,fakta yang sesuai dengan tujuan, serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau pendapat. c. menjauhkan emosi dan unsur subjektivitas. d. mampu menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Widyamartaya (1993 : 72) menggemukakan agar argumen baik dan kuat, diperlukan dua hal yaitu fakta fakta atau alasan alasan pendukungnya benar dan proses penalarannya tepat. Argumen yang baik menjadi anak tangga untuk menuju kepada keyakinan yang dapat dipertanggung jawabkan dan pengetahuan yang benar. Widyamartaya (1993 : 73) menggemukakan enam aturan yang dirancang untuk membuat argumentasi mempunyai daya yakin yang sebesar besarnya yaitu: a. tentukanlah argumen anda dengan sejelas jelasnya, b. definisikan semua istilah yang anda gunakan dalam argumentasi,

13 c. batasilah argumen anda pada pokok soal yang sedang dihadapi, d. sajikan kebenaran yang teruji dan memadai untuk mendukung argumen anda, e. gunakan penalaran yang jelas dan logis, f. antisipasikan argumen argumen yang menentang. Apabila dalam berargumen harus memperhatikan enam aturan di atas baik berargumen secara langsung dan tidak langsung, berargumen secara langsung yaitu menggunakan keterampilan berbicara sedangkan tidak langsung dengan keterampilan menulis. Keterampilan menulis paragraf argumentasi berarti suatu karangan yang terdiri atas gagasan, perasaan, dan pendapat yang disertai fakta-fakta untuk mempangaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka mempercayai dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. 2. Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mencangkup empat aspek keterampilan yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis paragraf argumentasi pada sekolah tingkat menengah terdapat pada kelas X, standar kompetensi yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato sedangkan kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan untuk mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Menurut Ahmadi (1990 : 28-29) program pengajaran menulis pada dasarnya dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut: a. Mendorong siswa untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab, dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara hati-hati.

14 b. Merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelek siswa. c. Menghasilkan tulisan atau karangan yang bagus organisasinya, tepat, jelas, dan ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu yang terkandung dalam hati dan pikiran. Selain tujuan menulis Ahmadi (1990 : 29) mengemukakan prinsipprinsip yang mendasari program pengajaran menulis adalah bahwa menulis: a. Merupakan suatu proses dua arah, dalam pengertian si penulis menyampaikan atau menghasilkan dan menghendaki sesuatu dari pembacanya. b. Didasar pada pengalaman, yaitu bahwa sumber utama tulisan adalah pengalaman si penulisnya, c. Perbaikan hasil tulisan terjadi karena pratek, dalam pengertian bahwa aktivitas menulis yaitu meneruskan dan mengembangkan kelancaran, keterampilan, serta keteraturan berfikir. d. Pengertian yang akan dikandung atau dibawakan dalam tulisan lahir lebih dahulu sebelum tercipta bentuk. Menurut Nunan (1991) dalam Azies dan Alwasilah (1996 : 128-129) pengajaran bahasa tulis ini meningatkan dalam mengembangkan aktivitas dan prosedur pengajaran bahasa, penting bagi penulis untuk menyadari perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa konteks dan tujuan penggunaan bahasa menentukan bentuk bahasa itu sendiri. Ini mengarah kepada keyakinan bahwa bahasa tulis dan lisan, yang eksis untuk memenuhi fungsi yang berbeda, akan menujukan karakteristik yang berbeda pula. Dalam pengajaran menulis, pelajar harus mempertimbangkan beberapa hal seperti organisasi kalimat ke dalam paragraf, bagaimana paragraf-paragraf tersebut digabungkan, dan pengaturan gagasan ke dalam wacana yang padu. Beberapa teknik pengajaran menulis paragraf argumentasi dapat digunakan untuk mengembangkan kecakapan berpendapat dan menuangkan pikiranpikaran yang kritis pada siswa.

15 Pembelajaran menulis paragraf argumentasi merupakan kegiatan mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis ke dalam beberapa kalimat. Bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar pembaca percaya dengan apa yang dikemukakan oleh penulis. Pengertian paragraf argumentasi itu sendiri adalah paragraf yang berisi pendapat mengenai suatu hal yang disertai alasan-alasan yang logis dan sistematis serta penyajian bukti-bukti atau fakta-fakta dengan tujuan mempengaruhi pembaca untuk meyakini atau menyetujui pendapat tersebut. Pembelajaran menulis paragraf selain memiliki ciri-ciri penulisan, langkah-langkah penulisa. dan memiliki pola pengembangan argumentasi yang dapat dikemukakan dengan menggunakan hubungan sebab akibat dan akibat sebab. berikut: Hubungan sebab akibat ini dapat berlangsung dalam dua pola sebagai a. Sebab ke akibat Hubungan sebab ke akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat yang terdekat. Efek yang timbul oleh sebab tadi boleh berupa efek tunggal, tetapi boleh juga berbentuk sejumlah efek bersama-sama, atau serangkaian efek. b. Akibat ke sebab Hubungan akibat ke sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi. http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/keterampilanberbahasa.html diakses pada tanggal 1 Maret 2011.

16 3. Penggunaan Metode Brainstorming Pada Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki guru untuk mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Usaha yang dilakukan guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut serta ambil bagian bagi keberhasilan proses pembelajaran. Syaiful dan Aswan (2006 : 72) menyatakan bahwa kedudukan metode sebagai berikut: a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar siswa. b. Metode sebagai strategi pengajaran. c. Metode sebagai alat untuk menentukan tujuan yaitu pedoman yang memberikan arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah (1989 : 1) dalam Syaiful dan Aswan (2006 : 74), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada tujuan diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik- teknik penyajian atau biasa disebut metode mengajar. Dengan demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapakan. Penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Ada banyak

17 berbagai metode yang digunakan oleh guru dengan disesuaikan materi pembelajaran apa yang hendak diajarkan agar penerapan metode tepat. Salah satu metode pembelajaran yaitu metode brainstorming. Brainstorming merupakan bentuk dari pengembangan model diskusi. Model diskusi banyak dikembangkan menjadi metode metode pembelajaran baru salah satunya yaitu metode brainstorming. Diskusi adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah anggota kelompok, setiap anggota kelompok bebas untuk menyumbangkan ide, saran, pendapat, informasi yang dimiliki, dan gagasan. Setiap anggota bebas untuk menanggapi, didukung, atau bahkan tidak sepihak. Sedangkan dalam metode brianstorming semua ide atau gagasan ditampung oleh ketua kelompok dan hasilnya kemudian dijadikan peta gagasan. Hasil dari peta gagasan menjadi kesepakatan bersama dalam kelompok. Menurut Danajaya (2010: 79), brainstorming adalah dirancang untuk mendorong kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan menunda penilaian penilaian kritis. Setiap orang menawarkan ide yang dicatat, kemudian dikombinasikan dengan berbagai macam ide yang lainnya. Pada akhirnya kelompok tersebut setuju dengan hasil akhirnya. Brainstorming adalah mendorong kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam menyumbangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar (Hasibuan, 2008 : 21).

18 Sedangkan metode brainstorming menurut Parera (1991: 190), ialah aktivitas dari sekelompok kecil yang telah berkumpul untuk memproduksi atau menciptakan gagasan yang baru, original, praktis sebanyak banyaknya. Metode brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Tujuan briastorming untuk membuat kumpulan pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda dan hasilnya kemudian dijadikan peta informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama. Brainstorming yaitu sebuah metode untuk melahirkan ide dengan cara siswa diminta memunculkan ide sebanyak-banyaknya. Ide yang disampaikan harus berhubungan dengan topik. Topik yang menjadi sumber untuk dijadikan petunjuk ketika mengembangkan kalimat atau paragraf. Brainstorming merupakan inspirasi yang muncul secara tiba-tiba, ide yang cemerlang, memberikan pemecahan masalah tertentu dengan memberikan semua ide secara langsung hasilnya menjadi pembelajaran bersama. Jika dihubungkan dengan kegiatan menulis, brainstorming berarti memberi lebih banyak perhatian pada topik yang dipilih. Kemudian berfikir tentang kemungkinan berupa kata, frasa, dan kalimat yang berhubungan dengan topik untuk ditulis. Hal ini menjadi sumber pertama untuk mengembangkan kalimat menjadi paragraf dengan berbagai ide pendukung. Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa sehingga mereka menanggapi. Guru tidak boleh mengomentari pendapat siswa salah atau benar dan tidak

19 disimpulkan. Guru hanya menampung semua pernyataan atau pendapat siswa, agar semua siswa di dalam kelas mendapat giliran dan tidak perlu komentar atau evaluasi. Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, bertanya, dan mengemukakan masalah baru. Mereka belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya (Roestiyah, 2008 : 74). Sebelum melaksanakan metode brainstorming, langkah langkah penggunaan metode ini dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi, yaitu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setelah siswa terbagi ke dalam kelompok kemudian tiap kelompok menentukan ketua kelompok. Guru menerangkan materi pembelajaran yang akan dipelajari menggunakan metode brainstorming. Sebelum pembelajaran berlangsung guru telah mempersiapkan fasilitas pendukung. Dalam proses pelaksanaan brainstorming sebagai berikut: (1) menentukan batasan waktu yang digunakan, (2) menentukan aturan main yang digunakan dalam brainstorming, (3) memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan ide idenya, (4) ketua kelompok menulis setiap ide yang dikemukakan oleh anggota kelompok, (5) setiap kelompok melakukan pengelompokan ide yang sejenis, (6) melakukan pembahasan ide-ide dan (7) menyimpulkan pembicaraan. Brainstorming dalam pelaksanaannya memiliki dua aturan main yaitu sebagai berikut: a. Metode putaran bebas (free wheel) 1. Setiap peserta yang akan berbicara harus menunjuk jari,

20 2. Peserta berbicara atas penunjukan ketua kelompok, 3. Peserta boleh menyampaikan beberapa ide dalam satu topik pembicaraan, diberi kesempatan khusus kepada siswa yang belum sempat menyampaikan idenya. b. Metode putaran teratur (Round Robin) 1. Peserta berbicara secara bergantian berputar dari kanan ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam, 2. Setiap peserta hanya boleh memberikan satu ide untuk setiap putaran, 3. Tidak seorangpun diperkenankan memberikan ide sebelum tiba gilirannya, 4. Tidak diperkenankan mengeritik atau mengeluarkan perkataan yang menyakitkan terhadap ide yang dikemukakan peserta lainnya, 5. Tidak diperkenankan untuk mengevaluasi suatu ide yang dilontarkan, 6. Bagi peserta yang belum siap pada gilirannya mengatakan terus atau lanjut, 7. Dilakukan beberapa kali putaran sampai tidak ada lagi ide yang akan disampaikan. Tahap akhir dalam proses pembelajaran setelah semua ide terkumpul selanjutnya setiap kelompok melakukan: a. Penilaian kembali ide satu persatu. b. Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas perlu ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan. c. Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan denagn permufakatan atau suara terbanyak (voting). d. Penyempurnakan ide yang telah disepakati. e. Pengambil kesimpulan dan alternatif tindak lanjut. http://toboedart.blogspot.com/2010/05/brainstorming-media-kertasa4.html) diakses pada tanggal 1 Maret 2011. Tahap akhir setelah penerapan metode brainstorming siswa ditugasi secara individu membuat paragraf argumentasi dari peta gagasan yang telah dibuat oleh setiap kelompok. Peta gagasan dijadikan ide pokok dalam membuat paragraf argumentasi. Ide pokok dikembangkan berdasarkan gagasan dan pendapat setiap siswa. Sehingga paragraf argumentasi setiap siswa berbeda walaupaun ide pokok sama. Ini disebabkan karena setiap anak memiliki cara

21 pengembangan paragraf yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat keterampilan menulis siswa. Penerapan metode brainstorming bermanfaat yaitu siswa lebih aktif dan berfikir kreatif mengemukakan gagasan. Terkadang penggunaan metode brainstorming tidak berjalan sesuai rencana karena beberapa faktor. Diantaranya peserta tidak memenuhi aturan yang telah ditetapkan misalnya: (1) memberi komentar terhadap ide yang dilontarkan oleh anggota kelompok, (2) siswa yang belum gilirannya sudah menyampaikan idenya, dan (3) siswa tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Selain itu, faktor non teknis seperti rasa takut salah, kurang antusias, dan kurang ada kerja sama. Maka dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung peranan guru sangat penting untuk kesuksesan pembelajaran. Semua metode pembelajaran selain memiliki keunggulan juga kelemahan seperti halnya metode brainstorming juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Menurut Roestiyah (2008 : 75) metode brainstorming digunakan karena memiliki banyak keunggulan seperti: a. Anak anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat. b. Melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis. c. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru. d. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. e. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru. f. Terjadi persaingan yang sehat. g. Siswa merasa bebas dan gembira. h. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan. ialah: Selain itu metode brainstorming memiliki kelemahan yang perlu diatasi a. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir dengan baik.

22 b. Siswa yang kurang selalu ketinggalan. c. Kadang kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh siswa yang pandai saja. d. Guru hanya menampung pendapat tidak merumuskan kesimpulannya. e. Tidak menjamin pemecahan masalah. f. Masalah dapat berkembang kearah yang tidak diharapakan. Brainstorming bermanfaat bagi siswa dalam membantu mengembangkan pengetahuannya di dalam kelas pada pembelajaran. Brainstorming digunakan dalam proses pembelajaran menulis di kelas berfungsi untuk mempermudah siswa menemukan gagasan dan mengembangkannya setelah mendengarkan dari beberapa ide gagasan anggota kelompoknya. Metode ini lebih dinamis dan menyenangkan karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau menuliskan idenya, pendapatnya, dan komentarnya. B. Kerangka Pikir Dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi perlu adanya pembelajaran yang variasi dan kreatif. Kenyataannya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi masih menggunakan cara lama yang kita kenal dengan model pembelajaran tradisional. Model pembelajaran tradisional dirasakan kurang variatif dan efektif, karena siswa kurang aktif, sebab pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa terkesan pasif. Perlu adanya pembenahan dalam proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dan kreatif serta mudah menyerap materi pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan metode brainstorming. Metode barinstorming digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi, karena brainstorming yaitu untuk mendorong kelompok atau siswa mengespresikan berbagai macam ide atau

23 gagasan dan informasi yang dimilikinya mengenai topik permasalahan yang sedang dibahas. Sedangkan Paragraf argumentasi adalah suatu paragraf yang terdiri atas paparan alasan dan pendapat yang disertai dengan bukti atau fakta untuk membangun suatu kesimpulan dan bertujuan meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan penulisnya. Metode brainstorming dirasa tepat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Setiap siswa memiliki pemahaman dan keterampilan yang berbeda-beda dalam mengungkapkan pendapat, ide dan informasi akan suatu permasalahan. Oleh sebab itu, dengan brainstorming siswa dapat memperoleh ide atau informasi dari siswa lainnya, sehingga dalam mengembangkan ide pokok dalam paragraf argumentasi tidak mengalami kesulitan. Siswa akan bebas mengungkapkan pendapat dan gagasannya terhadap permasalahan yang sedang dibahas, karena dalam brainstorming semua pendapat dianggap benar dan tidak disalahkan. Dalam hal ini metode brainstorming digunakan dalam setiap siklus pembelajaran. Pembelajaran keterampilan menulis dengan metode brainstorming dimulai dengan mengeluarkan topik atau satu ide tertentu. Tahap selanjutnya adalah menulis segala sesuatu yang berkaitan dengan ide itu dalam waktu tertentu misalnya antara 20 sampai 30 menit. Dalam tahap ini siswa mencatat segala hal yang muncul dalam pikirannya. Metode brainstorming digunakan sebelum dilakukannya aktivitas menulis. Metode brainstorming bertujuan untuk melahirkan ide, gagasan atau pendapat. Metode ini mengajak siswa untuk aktif dan mengembangkan ide-idenya secara langsung, kemudian diterapkan dalam kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf argumentasi. Diharapkan penerapan

24 metode brainstorming pada pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas X 9 MAN Purwokerto I. C. Hipotesis Tindakan Penggunaan metode brainstorming dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas X 9 MAN Purwokerto I.