BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAMA WAKTU KEMATIAN TERHADAP KEMAMPUAN PERGERAKAN SILIA CAVITAS NASI HEWAN COBA POST MORTEM YANG DIPERIKSA PADA SUHU KAMAR DAN SUHU DINGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Oleh karena itu ilmu kedokteran forensik bermanfaat bagi

Pengertian Mitokondria

HASIL DAN PEMBAHASAN

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan mengalami kematian. Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar.

Mekanisme Kerja Otot

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) kematian merupakan

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian merupakan fase akhir dalam kehidupan tiap manusia. Menurut

Gb STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

KULIAH I FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok dari Familia Palmae dan disebut juga Cocos nucifera L dan banyak

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL

SEL Iriawati SITH - ITB

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( )

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen

PENGARUH LAMA WAKTU KEMATIAN TERHADAP KEMAMPUAN PERGERAKAN SILIA BRONKUS HEWAN COBA POST MORTEM YANG DIPERIKSA PADA SUHU KAMAR DAN SUHU DINGIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA

AFC B LICENCE COACHING COURSE

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab II Pemodelan. Gambar 2.1: Pembuluh Darah. (Sumber:

STRUKTUR & FUNGSI SEL

USAHA (KERJA) DAN ENERGI. untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan

MODUL MATA PELAJARAN IPA

METABOLISME LEMAK. Yunita Eka Puspitasari, S.Pi, MP

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2

BAB 14. Siklus ATP dan Bioenergetika Sel. Di dalam setiap perubahan fisik atau kimia, jumlah total energi pada lingkungan adalah tetap.

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma

OSMOSIS & PENYERAPAN ZAT PADA TUMBUHAN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS. 2

Sel sebagai unit dasar kehidupan

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI ORGANOLEPTIK DAN KEAWETAN IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN ABU PELEPAH KELAPA

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

I. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Respirasi Selular/Aerobik

Transkripsi:

42 BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat pengaruh perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem. Penelitian eksperimental ini menggunakan metode time series design. Pada sebelumnya pernah dilakukan penelitian yang serupa namun dilakukan pada orang yang telah meninggal dunia dan tidak membandingkan antara dua suhu yang berbeda. 12 Peneliti menemukan bahwa perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem mempunyai pengaruh yang berarti. Sampel yang diletakkan pada suhu kamar lebih cepat mengalami kematian sel dibandingkan dengan sampel yang diletakkan pada suhu dingin. Kematian sel yang terjadi pada suhu kamar berkisar 18 jam, sedangkan pada suhu dingin berkisar 24 jam. Semakin lama waktu kematian, maka pergerakan sel silia akan lebih cepat berhenti pula. Sampel pada 6 jam setelah kematian mempunyai kemampuan pergerakan sel silia lebih lama dibandingkan dengan sampel pada 12 jam setelah kematian.

43 Sampel pada suhu dingin yang perlakukan sama pada suhu kamar mempunyai perbedaan karena pengaruh dingin mengakibatkan metabolisme menjadi lambat, serta dapat menghemat pemakaian energi (adenosine trifosfat ) karena diturunkannya kebutuhan oksigen. Sedangkan sampel suhu kamar memakai adenosine trifosfat lebih banyak sehingga pergerakan sel silia akan berhenti lebih lama dibandingkan dengan suhu dingin. Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim karena enzim terdiri atas protein. Semakin suhunya tinggi, reaksi kimia akan semakin cepat. Akan tetapi, enzim akan mengalami denaturasi jika suhu sangat tinggi. Enzim juga dapat optimal pada suhu optimal yang pada enzim memiliki suhu optimal yang berbeda-beda. 16 Sel olfaktorius adalah neuron bipolar, tersebar merata di antara sel sel sustentakular. Inti bulatnya menempati zona lebih rendah dari yang berasal dari selsel penyokong. Terdapat kompleks Golgi supranuklear kecil dan beberapa elemen tubulovesikular dari retikulum endoplasma licin. Bagian apikal sel menyempit menjadi juluran silindris halus, yang meluas ke atas ke permukaan epitel, tempatnya berakhir dengan melebar, yang disebut bulbus olfaktorius. Mereka sedikit menonjol di atas permukaan sel-sel penyokong sekitarnya dan mengandung badan-badan basal dari enam sampai delapan silia olfaktoria yang memancar darinya pararel terhadap permukaan epitel. Silia ini sangat panjang berkisar 70µm-150µm. Bagian basal batang silia berdiameter 250nm, seperti pada mikrotubul panjang. Beberapa mikrometer dari basis terdapat bagian batang yang menyempit mendadak sampai

44 menjadi 150nm dan bagian tipis ini berlanjut ke ujung, mencakup sekitar 80% panjangnya silia. Aksonema bagian tipis ini terdiri atas 11 mikrotubul tunggal, sebagai gantinya doublet biasa. Bagian sepit pada silia ini dapat mengandung hanya satu atau dua mikrotubulus. Silia bergerak secara ritmis 1200x/menit, dan bergerak ditutupi oleh seluruh lapisan mukus. Fungsi silia ditentukan oleh pemaparan kronis oleh iritan saluran pernapasan,merokok,agen farmakologi, dan lain-lain. 17,18 Hipoksia adalah penurunan konsentrasi oksigen di dalam jaringan. Konsentrasi oksigen dalam jaringan mencerminkan konsentrasi oksigen dalam darah, yang bergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru dan jumlah yang dibawa oleh darah, baik berlarut atau terikat dengan hemoglobin. Penurunan oksigen dalam darah disebut hipoksemia. Sel dan jaringan akan mengalami hipoksia apabila pemasukan oksigen melalui sistem pernapasan tidak adekuat, penyampaian oksigen oleh sistem kardiovaskuler tidak adekuat, atau kurangnya hemoglobin. Oksigen diperlukan oleh mitokondria untuk fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP. Tanpa oksigen, proses ini tidak dapat terjadi. Meskipun glikolisis anaerob akan menghasilkan sedikit ATP, tetapi ATP hasil dari proses ini bukan merupakan sumber yang efisien, dan tidak dapat menunjang kebutuhan energi sel apabila terjadi hipoksia yang berkepanjangan. Pada saat sel kekurangan ATP, sel tersebut tidak dapat lagi mempertahankan fungsi selularnya, termasuk fungsi transpor natrium dan kalium melalui pompa natrium kalium. Tanpa pemompaan natrium kalium, sel akan mulai menimbun natrium karena natrium berdifusi ke dalam sel mengikuti penurunan

45 gradien konsentrasi dan gradien listrik. Potensial listrik yang melintasi membran mulai turun seiring dengan penumpukan natrium sebuah ion positif, intrasel. Tekanan osmotik di dalam sel meningkat, sehingga terjadi penarikan air ke dalam sel. Akibat lain dari hipoksia adalah pembentukan asam laktat, yang terjadi selama glikolisis anaerob. Peningkatan asam laktat menyebabkan ph dalam sel dan darah menurun. Penurunan ph intrasel menyebabkan kerusakan struktur-struktur inti, membran sel, dan mikrofilamen. Perubahan ph dapat juga mempengaruhi potensial listrik yang melintasi membran. Hipoksia merupakan penyebab utama terjadinya jejas letal. Hipoksia menimbulkan gangguan produksi ATP oleh mitokondria, deplesi ATP dapat membawa efek multiple yang awalnya bersifat reversible, yaitu kegagalan transport membrane Na + /K + -ATPase menyebabkan natrium masuk ke dalam sel sementara kalium keluar dari dalam sel, terdapat pula peningkatan influx Ca 2+ di samping pelepasan Ca 2+ dari simpanan intrasel. Kenaikan tersebut disertai dengan kenaikan isosmotik jumlah air. Sel iskemik (yang mengalami kekurangan oksigen atau suplai darah) mulai membengkak sehingga terjadi dilatasi reticulum endoplasma, penurunan fungsi mitokondria dan peningkatan permeabilitas membran intrasel. Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan antara lain kesulitan dalam mengontrol kelembapan dan suhu kamar yang berpengaruh juga terhadap proses pembusukan. Selain itu faktor manusia dalam pengambilan sampel seperti tebal dan tipisnya sampel juga berperan dalam hasil dari penelitian ini.

46 Penelitian lebih lanjut sangat perlu dilakukan untuk lebih mengetahui pengaruh perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem baik dengan interval waktu postmortem yang lebih adekuat maupun dengan suhu yang berbeda.