PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F193

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-272

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Maret Juni 2012 di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUM (TAWAS) DALAM MEMPERTAHANKAN ph PADA AIR SUNGAI BELAWAN DI PDAM HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)

DAFTAR ISI ABSTRAK...

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA)

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

II.2.1. PRINSIP JAR TEST

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. penambangan bawah tanah tipe cut and fill. Penambangan di perusahaan ini

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

Kata kunci : Instalasi pengolah air modular, Poly Aluminium Chloride, TSS, Kekeruhan

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

NTU, wama = 162 Pt Co dan kadar besi = 0.6 mg/l. Hal ini menunjukkan

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PROSES KOAGULASI-FLOKULASI DENGAN MENGGUNAKAN ALUMINIUM SULFAT DAN SUPERFLOC

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

PRE-ELIMINARY PRIMARY WASTEWATER TREATMENT (PENGOLAHAN PENDAHULUAN DAN PERTAMA)

3. METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Pengendapan dengan Variasi Konsentrasi Koagulan dan Variasi Konsentrasi Flokulan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB IV HASIL PENELITIAN

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

EFFECTS OF ROTATION AND SLUDGE ADDITION ON ROTATING SEDIMENTATION PERFORMANCE IN REMOVING TURBIDITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

Optimasi Penggunaan Koagulan Pada Pengolahan Air Limbah Batubara

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Air Secara Umum Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H 2 O.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

EFFEKTIFITAS PAC DAN TAWAS UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN CANGKANG UDANG SEBAGAI BIOKOAGULAN UNTUK MENURUNKAN KADAR TSS, KEKERUHAN DAN FOSFATPADA AIR LIMBAH USAHA LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB IV METODE PENELITIAN

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

Elisa Oktasari 1, Itnawita 2, T. Abu Hanifah 2

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PENGGUNAAN TAWAS CAIR RECOVERY DARI LIMBAH PADAT LUMPUR PDAM KOTA PONTIANAK SEBAGAI KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR BERSIH

Kajian Kinerja Teknis Proses dan Operasi Unit Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling PDAM Sidoarjo

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR BATIK SEBELUM DAN SESUDAH DIOLAH DENGAN TAWAS DAN SUPER FLOK TERHADAP BIOINDIKATOR (Cyprinus carpio L)

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI

BAB III METODE PENELITIAN

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

Transkripsi:

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH 3307100042

Latar Belakang

Rumusan Masalah dan Tujuan Rumusan Masalah Tujuan Berapa besar dosis optimum koagulan yang dimanfaatkan untuk resirkulasi? Menentukan dosis optimum koagulan yang harus dimanfaatkan resirkulasi. Berapa efisiensi removal parameter koagulan yang dicapai dengan menambahkan flok dari dosis optimum? Menentukan efisiensi removal parameter koagulan yang dicapai dengan menambahkan flok dari dosis optimum.

Ruang Lingkup Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium Teknik Lingkungan ITS. Metode yang digunakan adalah metode jartest Data sekunder yaitu karakteristik kekeruhan PDAM Ngagel II. Koagulan yang digunakan Alumunium Sulfate. Variasi yang digunakan pada penelitian ini: Variasi dosis koagulan 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 mg/l (untuk menentukan dosis optimum). Variasi prosentase dosis flok: 20%, 40%, 60%, dan 80% Sampel yang digunakan adalah sampel buatan dengan bentonit Parameter yang akan diuji adalah kekeruhan dan ph.

Tinjauan Pustaka Resirkulasi Flok Koagulasi dan Flokulasi Faktor yang mempengaru hi koagulasi dan flokulasi Jartest Bentonit

Tinjauan Pustaka Koagulasi dan Flokulasi Menurut Gurses (2003) Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses penambahan senyawa kimia yang bertujuan untuk membentuk flok yang ditambahkan kedalam air atau limbah untuk menggabungkan partikel yang sulit mengendap dengan partikel lainnya sehingga memilki kecepatan mengendap yang lebih cepat. Jartest Jartest merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi dan flokulasi (Gozan dkk, 2006; Kemmer, 2002). Bentonit Bentonit termasuk mineral clay golongan smektit dioktahedral yang mengandung sekitar 80% monmorilonit dan sisanya antara lain kaolit, illit, feldspar, gipsum, abu vulkanik, kalsium karbonat, pasir kuarsa, dan mineral lainnya (Günister et al., 2004).

Cont Faktor yang mempengaruhi koagulasi flokulasi Karakteristik Partikel, suhu, warna, kekeruhan, ph, gradien kecepatan, jenis koagulan dan flokulan, waktu detensi, dan turbulensi. Resirkulasi Flok Resirkulasi flok merupakan proses pengembalian lumpur yang bersifat kimiawi kedalam bak koagulasi atau bak flokulasi yang tekadang dibutuhkan untuk menambah kekeruhan agar proses koagulasi menjadi lebih efektif.

Langkah Kerja Ide Penelitian Studi Literatur Persiapan alat dan bahan Persiapan Bahan : 1. Sampel dari air keran dengan kekeruhan buatan 2. Bahan Kimia : - Alumunium Sulfat - Bentonit Persiapan Alat : 1. Jar test 2. Botol Sampel 3. ph meter 4. Turbidimeter 5. Spektrofotometer 6. Stopwacth Pembuatan kekeruhan buatan A

A Penentuan Dosis Optimum 1. Jar test I : - Proses koagulasi : 200 rpm selama 1 menit - Proses Flokulasi : 40 rpm selama 15 menit - Proses pengendapan : selama 30 menit 2. Jenis koagulan :Aluminium Sulfat 3. Variasi kekeruhan buatan : 40, 60, dan 80 NTU 3. Variasi dosis koagulan : 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 mg/l. Analisa Laboratorium 1. Analisis kekeruhan 2. Analisis ph Pemanfaatan Flok Dari Dosis Optimum Variasi dosis flok = - Aluminium Sulfat : 20 %, 40%, 60%, dan 80% Jar test dengan Dosis Optimum Dengan Variasi Flok Analisa Laboratorium Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran

JARTEST I Penentuan Dosis Optimum Dosis Optimum Air dan Flok Dipisahkan Kekeruhan Buatan 40 NTU Air 10 mg/l alum 20 mg/l alum 30 mg/l alum 40 mg/l alum 50 mg/l alum 60 mg/l alum 70 mg/l alum 80 mg/l alum Flok dari dosis JARTEST II optimum Dosis Optimum Flok Flok basah 20% 40% 60% 80%

Penentuan Dosis Optimum Hasil: Sampel Kekeruhan Buatan 40 Alum (mg/l) Kekeruhan (NTU) 10 6,5 20 2,5 30 2 40 2,5 50 5,5 60 10 70 7 80 11,5 Dosis optimum pada kekeruhan 40 NTU adalah 30 mg/l

14 Kekeruhan (NTU) 12 10 Kekeruhan (NTU) 8 6 Kekeruhan (NTU) 4 2 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Dosis Alum (mg/l)

Penentuan Dosis Optimum Hasil: Sampel Kekeruhan buatan 60 Alum (mg/l) Kekeruhan (NTU) 10 9 20 3,5 30 2 40 4,5 50 6 60 3 70 3,5 80 5 Dosis optimum pada kekeruhan 60 NTU adalah 30 mg/l

10 Kekeruhan (NTU) 9 8 7 Kekeruhan (NTU) 6 5 4 3 Kekeruhan (NTU) 2 1 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Dosis Alum (mg/l)

Penentuan Dosis Optimum Hasil: Sampel Kekeruhan Buatan 80 Alum (mg/l) Kekeruhan (NTU) 10 6,5 20 2 30 1,5 40 3,5 50 2,5 60 5 70 4 80 3,5 Dosis optimum pada kekeruhan 80 NTU adalah 30 mg/l

7 Kekeruhan (NTU) 6 5 Kekeruhan (NTU) 4 3 Kekeruhan (NTU) 2 1 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Dosis Alum (mg/l)

Hasil: Dosis Alum ph Akhir 40 NTU 60 NTU 80 NTU 10 8,42 8,67 8,71 20 8,39 8,65 8,7 30 8,38 8,64 8,69 40 8,37 8,6 8,68 50 8,37 8,59 8,66 60 8,35 8,57 8,65 70 8,33 8,56 8,64 80 8,31 8,54 8,63

Grafik: 8,75 Analisis ph ph Akhir 8,7 8,65 8,6 8,55 8,5 8,45 8,4 8,35 8,3 40 NTU 60 NTU 80 NTU 8,25 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Dosis Alum (mg/l)

Kekeruhan 40 NTU (Dari hasil dosis optimum 30 mg/l) Hasil: Resirkulasi Kekeruhan ph 20% 2,5 8,36 40% 2,0 8,33 60% 1,0 8,3 80% 2,0 8,29 Penurunan kekeruhan yang paling baik terjadi di prosentase volume resirkulasi 60 % yaitu sebesar 1 NTU

3,0 Kekeruhan 40 NTU Resirkulasi Kekeruhan Kekeruhan (NTU) 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Resirkulasi Kekeruhan 0,0 0% 20% 40% 60% 80% 100% Prosentase Dosis Flok ph 8,37 8,36 8,35 8,34 8,33 8,32 8,31 8,3 8,29 8,28 Resirkulasi ph 0% 20% 40% 60% 80% 100% Resirkulasi ph Prosentase Dosis Flok

Kekeruhan 60 NTU (Dari hasil dosis optimum 30 mg/l) Hasil: Resirkulasi Kekeruhan ph 20% 1,5 8,63 40% 1,5 8,55 60% 1,0 8,54 80% 2,0 8,5 Penurunan kekeruhan yang paling baik terjadi di prosentase volume resirkulasi 60 % yaitu sebesar 1 NTU

Kekeruhan (NTU) 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Kekeruhan 60 NTU Resirkulasi Kekeruhan Resirkulasi Kekeruhan 0,0 0% 20% 40% 60% 80% 100% Prosentase Dosis Flok ph Resirkulasi ph 8,64 8,62 8,6 8,58 8,56 8,54 8,52 8,5 8,48 0% 20% 40% 60% 80% 100% Prosentase Dosis Flok Resirkulasi ph

Kekeruhan 80 NTU (Dari hasil dosis optimum 30 mg/l) Hasil: Resirkulasi Kekeruhan ph 20% 2,0 8,65 40% 1,5 8,64 60% 1,0 8,63 80% 3,0 8,54 Penurunan kekeruhan yang paling baik terjadi di prosentase volume resirkulasi 60 % yaitu sebesar 1 NTU

Kekeruhan (NTU) Kekeruhan 80 NTU Resirkulasi Kekeruhan 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 0% 20% 40% 60% 80% 100% Prosentase Dosis Flok Resirkulasi Kekeruhan ph 8,66 8,64 8,62 8,6 8,58 8,56 8,54 8,52 Resirkulasi ph 0% 20% 40% 60% 80% 100% Prosentase Dosis Flok Resirkulasi ph

40 NTU 60 NTU 80 NTU Resirkulasi Flok Kekeruhan akhir (NTU) % Removal Kekeruhan akhir (NTU) % Removal Kekeruhan akhir (NTU) % Removal 20% 2,5 93,75 1,5 97,50 2,0 97,50 40% 2,0 95 1,5 97,50 1,5 98,13 60% 1,0 97,5 1,0 98,33 1,0 98,75 80% 2,0 95 2,0 96,67 3,0 96,25

3,5 Analisis Kekeruhan Setelah Resirkulasi Flok 3,0 3,0 2,5 2,5 Kekeruhan Akhir (NTU) 2,0 1,5 1,0 2,0 2,0 1,5 1,5 1,5 1,0 1,0 1,0 2,0 2,0 40 NTU 60 NTU 80 NTU 0,5 0,0 20% 40% 60% 80% Prosentase Resirkulasi Flok

Resirkulasi Flok ph Akhir 40 NTU 60 NTU 80 NTU 20% 8,36 8,63 8,65 40% 8,33 8,55 8,64 60% 8,3 8,54 8,63 80% 8,29 8,5 8,54

8,7 Analisis ph Setelah Resirkulasi Flok 8,65 8,6 8,55 ph Akhir 8,5 8,45 8,4 40 NTU 60 NTU 80 NTU 8,35 8,3 8,25 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Prosentase Resirkulasi Flok

Kesimpulan Dosis Optimum koagulan alumunium sulfat (Al 2 (SO 4 ) 3 ) pada masing-masing variasi kekeruhan adalah: - Pada kekeruhan 40 NTU, 60 NTU, dan 80 NTU dosis optimum pembubuhan alumunium sulfat adalah sama yaitu 30 mg/l/. Prosentase volume flok tiap koagulan yang diresirkulasi dengan dosis optimum koagulan yang sudah di dapat untuk memperoleh efisiensi terbesar pada masing-masing variasi kekeruhan buatan adalah 60 % yaitu dengan rentang efisiensi removal 97,5% sampai dengan 98,75%.

Saran Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menggunakan jenis koagulan lainnya, misalnya koagulan dari garamgaram besi, polimer alumunium, dan sebagainya. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan pemanfaatan terhadap lumpur kering dari PDAM sehingga dapat mengurangi pembuangan lumpur ke badan air dan meningkatkan nilai ekonomi limbah lumpur.

TERIMA KASIH