BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

2014 PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Ladder Training Dengan Metode Repetisi Terhadap Kelincahan Gerak Pada Atlet BolaBasket SMAN 10 Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mochamad Zakky Mubarok, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu yang terencana, seperti yang diungkapkan Rusli Lutan dkk (1991:57)

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. lari terdiri dari enam macam yang salah satunya adalah Lari cepat (Sprint) yang

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga prestasi yang baik tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.faktor tersebut diantaranya pelatih, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sarana- prasarana serta kemampuan atlet tersebut (keberbakatan).faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi adalah sarana dan prasarana serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang maju.kedua komponen tersebut bisa dianggap sebagai kompenen pendukung.sedangkan faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah pelatih dan keberbakatan atlet itu sendiri.komponen tersebut bisa di anggap sebagai komponen utama. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga prestasi, masing-masing faktor (baik langsung maupun tidak langsung) memegang peranan tersendiri sesuai dengan fungsinya. Untuk komponen pendukung biasanya memiliki porsi atau peranan yang tidak lebih banyak dari komponen utama.karena pada prinsipnya, walaupun tanpa komponen pendukung, pembinaan olahraga prestasi masih dapat dilaksanakan hanya dengan dua komponen inti tersebut walaupun hasilnya nanti tidak optimal. Keberhasilan mencapai tujuan dalam olahraga prestasi sangat ditentukan oleh kemampuan pelatih dan keberbakatan yang dimiliki oleh atlet. Faktor tersebut memegang peranan yang penting dalam proses pencapaian prestasi puncak bagi atlet. Hal tersebut menjadi langkah awal pembinaan yang konkret.atlet berbakat merupakan modal awalyang memerlukan pembinaan serius. Karena tanpa diawali oleh atlet yang berbakat pencapaian prestasi tidak akan maksimal meskipun pelatih yang melatihnya adalah pelatih yang handalserta sarana dan prasarananya yang baik. Dengan didapatnya atlet yang berbakat berarti satu tahapan pembinaan telah dimulai. Keberhasilan mencapai tujuan dalam konteks olahraga prestasi dipengaruhi oleh proses latihan yang melibatkan berbagai aspek, sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono,

(1988:100), bahwa Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : latihan fisik, teknik, taktik dan mental. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa ada empat aspek dasar latihan yang perlu dilatih oleh atlet.aspek-aspek tersebut adalah fisik, teknik, taktik dan mental.masing masing aspek tersebut mempunyai peranan dan porsi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Dalam melatih Keempat aspek diatas dibutuhkan pentahapan latihan agar perkembangan kemampuan atlet dapat meningkat sampai tahap maksimal.harsono, (1988:100) mengungkapkan bahwa perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna.berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap awal pembinaan prestasi, aspek pertama yang harus dilatih dan tingkatkan adalah kondisi fisik, karena komponen ini merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh seorang atlet dan faktor tersebut akan menentukan pencapaian target dalam tahapan pembinaan berikutnya. Untuk menghadapi tekanan atau tugas dengan intensitas yang tinggi dalam suatu pertandingan dimana terdapat stress, maka seorang atlet harus memiliki kondisi fisik dengan tingkat kebugaran yang baik. Atlet yang tidak memiliki kemampuan fisik dengan kebugaran jasmani yang memadai, kecenderungannya tidak akan siap mengatasi berbagai tekanan dalam pertandingan.selain itu dalam melaksanakan pembinaan kondisi fisik harus ada perencanaan yang matang agar sasaran yang menjadi tujuan dari pembinaan tersebut dapat dicapai dengan waktu yang tepat. Aspek kondisi fisik mempunyai beberapa komponen dasar dan komponen-komponen tersebut saling mendukung sebagai penunjang aktifitas fisik. Menurut Zimmermann, yang dikutip Sidik (2011:3) mengemukakan bahwa kemampuan fisik terdiri dari : 1. Kemampuan kelenturan yang terdiri dari kelenturan statis (static flexibility) dan kelenturan dinamis (dynamic flexibility); 2. Kemampuan kecepatan gerak maksimal yang terdiri dari Speed, Agility dan Quickness; 3. Kemampuan kekuatan yang terdiri dari Kekuatan maksimal (maximum strength), Kekuatan yang cepat (speed strength/power) dan Daya tahan kekuatan (strength endurance); serta 4. Kemampuan daya tahan yang terdiri

dari daya tahan aerobik (aerobic endurance) dan daya tahan anaerobik (Anaerobik endurance) Mengacu pada paparan tersebut dapat dilihat bahwa ada empat komponen dasar kondisi fisik, yaitu fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan yang harus ditingkatkan oleh atlet.keempat komponen dasar tersebut merupakan kemapuan yang dibutuhkan oleh atlet untuk bisa melakukan gerakan atau teknik kecabangannya. Jika keempat komponen dasar tersebut tidak berkembang secara optimal, hal itu akan berdampak pada kurangnya penguasaan teknik kecabangan. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh Harsono (1988:153) bahwa Karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Dalam beberapa cabang olahraga ada salah satu atau beberapa komponen dasar kondisi fisik yang berperan cukup dominan dalam pelaksanaan masing-masing olahraga kecabangan.seperti dalam atletik nomor sprint komponen fisik yang berperan lebih dominan adalah kecepatan, dalam sepak bola komponen dasar kondisi fisik yang berperan lebih dominan adalah daya tahan. Menurut Harsono (2004:44) menerangkan bahwa : Namun sebaiknya latihann kekuatan dan dan daya tahan jangan kurang dari dua kali seminggu, karena kedua unsure tersebut merupakan unsur-unsur dasar guna mengembangkan unsur-unsur fisik lainnya seperti kelincahan, kecepatan, power, stamina (anaerobik) baik yang alactacid maupun yang lactacid. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa komponen daya tahan aerobik menjadi pondasi atau dasar untuk mengembangkan komponen kondisi fisik lainnya.daya tahan menurut Letzelter yang dikutip oleh Sidik (2010: 46) adalah Kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat dengan kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan pemulihan yang cepat. Artinya daya tahan memiliki andil yang cukup besar dalam menunjang prestasi atlet terutama dalam beberapa cabang olahraga seperti sepak bola. Karena dengan memiliki daya tahan yang

baik, seorang atlet terutama dalam cabang sepak bola akan dapat melakukan permainan yang stabil dalam waktu yang lama. Dalam melatih komponen daya tahan diperlukan waktu cukup lama untuk memperoleh perkembangan yang optimal.namun dalam beberapa pertandingan sering kali selang waktu yang tersedia hanya sedikit.sehingga diperlukan metode latihan yang efektif dan efisien yang bisa dipakai oleh atlet untuk bisa meningkatan daya tahan dalam waktu yang tersedia.sistem latihan yang dapat dipakai untuk maksud tersebut adalah metode latihan interval dan metode permainan. Metode latihan interval merupakan metode yang sering dipakai oleh pelatih dan atlet. Definisi metode ini dijelaskan oleh Harsono (1988 : 227) sebagai berikut Latihan interval adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Dari pendapat tersebut dapat dilihat bahwa interval training dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti circuit training, interval running, interval swimming. Cara lain yang juga sering dipakai untuk meningkatkan kemampuan daya tahan kardiovaskuler adalah melalui pendekatan bermain. Metode bermain menurut Sukintaka (1992:7), Metode bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa senang yang menumbuhkan kreatifitas yang dilakukan secara spontan untuk memeroleh kesenangan.melihat dari pendapat tersebut, metode bermain dapat menghilangkan rasa jenuh yang dialami seseorang ketika melakukan latihan daya tahan kardovaskuler.dari kedua metode tersebut (interval running dan metode bermain), terdapat kekurangan dan kelebihan masing-masing.terutama untuk seorang anak yang sedang dalam masa transisi (pubertas). Pada anak usia transisi (pubertas), mereka mengalami perubahan psikis (kejiwaan) dan anatomi tubuh (bentuk tubuh), sehingga dalam pembinaannya perlu memperhatikan karakteristik tumbuh kembang anak tersebut. Pubertas sendiri merupakan masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada usia ini mereka menggalami perubahan bentuk fisik secara pesat baik dari tinggi badan, berat badan dan tandatanda kelamin sekunder seperti pembesaran suara pada anak laki-laki dan pembesaran buah dada pada anak perempuan serta berbagai fungsi alat tubuh. Hal tersebut menyebabkan mereka perlu beradaptasi untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan sekitarnya.penyesuaian tersebut

dapat berupa bertambahnya beban kerja yang harus dihadapi.seperti dengan bertambahnya tinggi atau berat badan maka kebutuhan energi untuk melakukan gerak pun semakin meningkat.jika hal tersebut tidak diimbangi dengan olahraga secara teratur dapat menyebabkan ketidak sesuaian fungsi alat tubuh yang sedang berkembang dengan perubahan fisik yang dihadapi.ketidaksesuaian tersebut dapat berupa mudah lelah karena beban tubuh makin bertambah, lambatnya gerakan karena koordinasi antar saraf otot jarang dilatih. Karakteristik anak puber antara lain merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau geng sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada halhal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas. Meskipun demikian, secara psikis mereka tetap senang bermain.bermain yang mereka lakukan tentunya lebih cenderung kearah kompetitif. Karena dengan perubahan fisik yang terjadi mereka cenderung untuk menunjukan kepada rekannya bahwa mereka lebih unggul dari yang lain. Melihat karakteristik tersebut, dalam pembinaan prestasi olahraga anak usia usia pubertas untuk cabang olahraga sepak bola yang memerlukan kondisi fisik yang baik terutama pada aspek daya tahan kardiovaskuler, dibutuhkan latihan yang sesuai dengan perkembangan karakteristik tersebut. latihan yang dilakukan harus memiliki unsur yang kompettif dan menyenangkan.latihan tersebut dapatdilakukan dengan berbentuk permainan.namun tidak dapat dipungkiri bahwa latihan dalam bentuk drill juga harus diberikan karena keefektifannya dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Latihan dengan betuk drill dapat berbentuk interval running. Dari hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti kedua metode ini untuk mengetahui lebih jelas mengenai dampak langsung dari metode latihan interval dan bermain terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler anak usia pubertas, maka dengan penelitian yang akan dilakukan

penulis, diharapkan dapat diketahui apakah kedua metode latihan ini efektif dalam meningkatkan daya tahan aerobik anak usia pubertas atau malah sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas peneliti menganggap penting hal tersebut untuk diangkat dalam bentuk penelitian, khususnya penelitian mengenai daya tahan aerobik anak usia pubertas, sehingga peneliti mengambil judul Dampak Latihan Interval Running dan Metode Bermain Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan kardiovaskuler Anak Usia Pubertas. B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah metode Interval running dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas? 2. Apakah metode Bermain dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode interval running dan metode permainan dalam meningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah seperti yang tertera pada halaman tujuh : 1. Mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh yang signifikan latihan menggunakan metode interval running terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas. 2. Mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh yang signifikan latihan menggunakan metode bermain terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas.

3. Mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai perbedaan yang signifikan latihan daya tahan dengan menggunakan metode Interval Running dan Metode bermain terhadap peningkatan kemampuan daya tahan pada anak usia pubertas. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa khususnya FPOK dan umumnya bagi pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga. 1. Dipandang secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi para atlet, siswa, guru maupun pelatih dalam upaya menambah keilmuan dibidang kepelatihan. 2. Dipandang secara praktis dapat menjadi acuan bagi atlet untuk berlatih, bagi pelatih untuk melatih, guru untuk mengajar, siswauntuk belajar. E. Batasan Penelitian Batasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah dan jelas kemana tujuannya. Mengenai batasan penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998:36) sebagai berikut: Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal seperti yang tertera pada halaman delapan : 1. Penelitian ini mengkaji tentang dampak latihan daya tahan dengan metodeinterval running dan metode bermain terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovascular anak usia pubertas.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Interval running dan pendekatan bermain. 3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan daya tahan kardiovaskuler. 4. Sampel dalam penelitian ini adalah anak SMP Negeri 26 bandung dengan usia antara 13-15 tahun. 5. Perlakuan dilaksanakan sebanyak 24 pertemuan F. Definisi Operasional Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu berbedabeda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut 1. Latihan Menurut Bompa (1944) yang dikutip Satriya et al. (2007:11) adalah suatu aktifitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. 2. Metode Interval training menurut Harsono (1988:156) suatu sistem latihan yang diselingi olah interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Bentuk interval training dapat berupa interval running. 3. Metode Bermainmenurut Sukintaka (1988:7) suatu kegiatan yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa senang yang menumbuhkan kreatifitas yang dilakukan secara spontan untuk memeroleh kesenangan. 4. Daya tahan menurut Letzelter yang dikutip oleh Dikdik (2010: 46) adalah Kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat dengan kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan pemulihan yang cepat. 5. Anak usia pubertas secara kebahasaan terdiri dari 3 kata yaitu anak, usia dan pubertas, berikut definisi masing-masing kata tersebut. Anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki.

Usia atau Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Harlock, 2004) Pubertas menurut Santrok ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.selanjutnya Samuel Johnson mengemukakan bahwa Puberty the time when the two sexes begin to first become acquainted. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia pubertas adalah seorang yang dilahirkan yang sedang mengalami kematangan kerangka dan seksual yang terjadi pada awal masa remaja.