Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag Oleh: Susantidiana Abstract The objective of this research is to evaluate effect from planting medium and inorganic fertilizers dosage (Urea, SP36, KCl) to growth of plant welsh onion. The research was conducted at Sukaraya, Baturaja East from July to September 2009. This research method using Factorial Randomized Block Design with three replicate. The research was divide into five stage: planting preparative, planting, fertilization, preservation, and harvest. The result showed that planting medium highly significant whereas fertilizer dosage and combination both of them no significant. Based on LSD 1% M2 (Soil + goat manure) result that wet and dry weight plant was significant. Based on tabulation value D3 (Urea 1.8 g/plant, SP36 3.3 g/plant, KCl 1.5 g/plant) result that wet and dry weight plant highest. Combination of M2D3 is the best treatment to increase the growth of plant welsh onion. Key words: Urea, wels onion, planting medium, inorganic fertilizers PENDAHULUAN Budidaya Bawang daun (Allium fistulosum L.) dapat dilakukan di lahan dan di polybag. Penanaman dalam polybag pada pekarangan yang sempit merupakan alternatif untuk menambah pendapatan keluarga. Menurut Cahyono (2005), dibudidayakan sebagai tanaman sayuran (daun dan batang) dan sebagai bahan obat (akar, daun, dan batang). Penggunaan bawang daun yaitu dikonsumsi dalam bentuk segar bersama dengan bahanbahan makanan lain, sebagai bumbu penyedap, dan pengharum masakan. Bawang daun mengandung unsur hara aktif sebagai antibiotik, dapat merangsang pertumbuhan sel, menghilangkan lendir dalam kerongkongan, memudahkan pencernaan makanan, menyembuhkan penyakit dan sebagainya. Bawang daun memiliki nilai ekonomis yang cukup penting. Prospek bawang daun cukup baik untuk pemenuhan konsumen domestik dan untuk permintaan ekspor. Pada saat ini produktivitas di tingkat petani masih rendah akibat belum menggunakan media tanam dan pupuk yang belum optimal. Untuk memenuhi permintaan pasar dalam jumlah yang banyak maka produksi bawang daun harus ditingkatkan melalui budidaya yang intensif. Budidaya yang intensif diantaranya menggunakan media tanam dan pemberian pupuk yang berimbang. Media tanam yang ditambahkan pupuk kandang menjadi kaya bahan organik. Peran bahan organik dapat meningkatkan porositas tanah, kemampuan menahan air, kapasitas tukar kation, ph tanah dan ketersediaan unsur hara (Mulyono, 1998). Media tanam sangat berperan dalam peningkatan produksi tanaman. Oleh karena itu bawang daun harus ditanam pada komposisi media yang cocok untuk pertumbuhan dan produksinya. Pemberian pupuk kandang (pukan) ayam, kambing atau sapi dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikroorganisme tanah. Rendahnya Dosen Tetap Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Baturaja 17
bahan organik dalam tanah akan menyebabkan pencucian unsur hara sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Brady, 1997). Pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang lebih rendah dibanding pupuk anorganik. Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi bawang daun diberi pupuk Urea, SP36, dan KCl. Pemberian pupuk kandang ayam sebanyak 12 ton/ha dapat meningkatkan berat segar tanaman bawang daun (Laude dan Tambing, 2010). Campuran pupuk kandang sapi dan ayam (1:1) dapat meningkatkan produksi tanaman cabai (Siswanto, 2004). Dosis Urea 1.2 gr/tanaman, SP36 2.2 gr/tanaman dan KCl 1 gr/tanaman dapat meningkatkan produksi tanaman bawang daun (Cahyono, 2005). Menurut Jaya (2009), pemberian pupuk anorganik harus diberikan secara bertahap. Sebelum tanam dosis Urea 47 kg/ha, SP36 311 kg/ha, KCl 56 kg/ha. Dua minggu setelah tanam dosis Urea 93 kg/ha dan KCl 112 kg/ha. Lima minggu setelah tanam dosis Urea 47 kg/ha dan KCl 56 kg/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam dan takaran pupuk Urea, SP36, dan KCl terhadap pertumbuhan tanaman bawang daun. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur, pada bulan Juli sampai September 2009. Bahan yang digunakan adalah bawang daun varietas bawang bakung, pupuk kandang (sapi, ayam, dan kambing), pupuk Urea, SP36, KCl, fungisida Antracol, insektisida Dursban 200 EC, dan tanah. Alat yang digunakan meliputi polybag ukuran 10 kg, ajir, cangkul, hand sprayer, pisau, tali dan ember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dan di ulang tiga kali. Faktor pertama media tanam (M), faktor kedua yaitu pemberian dosis pupuk anorganik (D). Faktor media tanam terdiri dari dari M 0 (tanah), M 1 (tanah + pupuk kandang ayam), M 2 (tanah + pupuk kandang kambing), M 3 (tanah + pupuk kandang sapi). Faktor dosis pupuk anorganik terdiri dari D 1 (Urea 0.6 g/tanaman, SP36 1.1 g/tanaman, KCl 0.5 g/tanaman), D 2 (Urea 1.2 g/tanaman, SP36 2.2 g/tanaman, KCl 1 g/tanaman), D 3 (Urea 1.8 g/tanaman, SP36 3.3 g/tanaman, KCl 1.5 g/tanaman). Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan media, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen. Peubah diamati terhadap tinggi seludang, panjang daun, jumlah anakan, berat berangkasan basah (g), berat berangkasan kering (g), jumlah akar, dan panjang akar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam di dapat bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap semua peubah yang diamati. Sedangkan interaksi dan perlakuan dosis pupuk berpengaruh tidak nyata (Tabel 1.). Hal ini diduga bahwa kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan bawang daun sudah terpenuhi oleh unsur hara yang berada pada media tanam. Pracaya (2002), mengemukakan bahwa pemupukan merupakan kegiatan untuk memberikan tambahan unsur hara tanaman baik melalui tanah (media) maupun diberikan lewat daun dengan tujuan untuk menstabilkan kesuburan media dan menghasilkan produktivitas tanaman dalam usaha meningkatkan hasil pertanian. Menurut Lingga (1998), pemberian pupuk anorganik pada media yang telah memiliki kecukupan unsur hara maka tidak menimbulkan dampak yang berarti bagi pertumbuhan tanaman. 18
Tabel 1. Hasil Sidik Ragam Media Tanam (M), Dosis Pupuk (D), dan Interaksi (I) Media Tanaman dengan Dosis Pupuk pada semua Peubah yang Diamati Tinggi Seludang Panjang Daun Media Tanam (M) 10.59** 37.16** 4.31** 89.58** 8.82** 45.53** 22.50** Dosis Pupuk (D) 9.24tn 32.89tn 3.28tn 71.62tn 7.08tn 35.97tn 16.83tn Interaksi (I) 10.97tn 37.63tn 5.07tn 96.60tn 9.54tn 53.33tn 26.51tn Nilai KK% 10.56 5.87 19.87 19.43 19.71 14.62 23.51 media tanam M 3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M 2 dan M 0 dalam memacu pertumbuhan bawang daun. Pada peubah panjang akar perlakuan M 3 tidak berbeda nyata dengan M 0. M 3 berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar (Tabel 2). Jika dilihat dari angka maka perlakuan M 2 lebih baik dari M 0 dan M 1. M 2 menghasilkan berat berangkasan basah 89.58 g dan berat berangkasan kering 8.82 g. M 3 menghasilkan berat berangkasan basah sebesar 85.88 g dan berat berangkasan kering sebesar 8.46 g. Kandungan nitrogen pada pukan kambing lebih rendah dari kandungan nitrogen pada pukan sapi. Tetapi menghasilkan berat berangkasan basa dan kering lebih tinggi. Menurut Nunung (1995), kandungan nitrogen pada pukan kambing lebih tinggi dibanding dengan nitrogen pada pukan ayam. Nitrogen ini lebih rendah dibanding dengan pukan sapi. Hal ini diduga karena faktor dekomposisi pukan menentukan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bawang daun. Sedangkan menurut Musmanar (2003), Kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh jenis hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, dan penyimpanan sebelum di aplikasikan sebagai media tanam. M 0 tanpa pukan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan M 2 dan M 3 diduga karena tanah tersebut adalah tanah yang subur. Tanah ini telah memiliki kandungan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan bawang daun. Tabel 2. Hasil uji BNT Media Tanam Terhadap semua Peubah Tinggi Seludang Panjang Daun Media Tanam M 0 M 1 M 2 M 3 5.71 A 9.83 B 24.61 A 33.20 B 2.1 A 2.27 A 15.13 A 89.58 B 1.43 A 8.82 B 14.64 A 36.22 B 4.56 A 15.22 B 10.16 B 37.16 B 4.31 C 84.02 B 8.35 B 41.82 B 22.50 C 10.59 B 35.16 B 3.21 B 85.88 B 8.46 B 45.53C 20.58 C BNT 1% 1.27 0.78 0.78 1.77 6.69 4.89 19
D 3 secara ekonomi menghasilkan berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering yang lebih tinggi dibanding dosis pupuk D 2 dan D 1 (Tabel 3). Kombinasi M 2 D 3 menghasilkan berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering lebih tinggi dibanding dengan kombinasi dengan kombinasi yang lain (Tabel 4). Tabel 3. Faktor Dosis Pupuk Terhadap semua Peubah Tinggi Seludang Panjang Daun D 1 D 2 D 3 8.87 9.24 9.11 32.89 32.89 31.81 3.28 2.67 2.97 67.17 67.18 71.62 6.59 6.63 7.08 34.52 33.17 35.97 14.39 16.83 15.92 Tabel 4. Nilai Interaksi Faktor Media Tanam dan Dosis Pupuk pada semua Peubah yang Diamati M 0 D 1 M 0 D 2 M 0 D 3 M 1 D 1 M 1 D 2 M 1 D 3 M 2 D 1 M 2 D 2 M 2 D 3 M 3 D 1 M 3 D 2 M 3 D 3 Tinggi seludang 9.97 10.30 10.20 6.43 5.50 5.20 8.77 10.20 10.53 10.30 10.97 10.50 Panjang daun 37.83 36.00 37.63 25.43 25.63 22.77 32.53 34.43 32.63 35.77 35.50 34.20 Berat basah tanaman (g) Jumlah anakan 5.07 3.77 4.10 2.00 2.10 2.20 2.30 2.20 2.30 3.77 2.60 3.27 89.93 77.73 84.40 14.40 15.50 15.50 91.07 81.07 96.60 73.27 94.40 89.97 Berat kering tanaman (g) 8.86 7.77 8.82 1.36 1.46 1.46 8.95 7.98 9.54 7.19 9.31 8.88 Jumlah akar 45.73 38.87 40.87 13.53 15.67 14.73 34.97 38.73 34.97 43.87 39.40 53.33 Panjang akar 16.33 26.30 24.87 5.53 4.27 3.87 13.63 16.17 15.87 22.07 20.60 19.07 dosis pupuk D 3 menghasilkan berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering lebih besar dari perlakuan D 1 dan D 2. Pada perlakuan D 3 dosis pupuk N, P, dan K lebih tinggi dibanding dengan perlakuan D 1 dan D 2. Salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman adalah unsur hara. Unsur hara harus tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga pertumbuhan dan produksi akan optimal. Di duga dosis yang diberikan dalam penelitian ini masih di bawah kebutuhan pokok tanaman bawang daun karena peningkatan dosis pupuk cenderung meningkatkan berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering 20
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. media tanam (M2= tanah+pupuk kandang kambing) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang daun. 2. D3 (Urea 1.8 g/tanaman, SP36 3.3 g/tanaman, KCl 1.5 g/tanaman) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang daun 3. Kombinasi perlakuan M2D3 (Tanah, pukan kambing + Urea 1.8 g/tanaman, SP36 1.3 g/tanaman, KCl 1.5 g/tanaman) mengasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman terbaik. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. Seri Budidaya Bawang Daun. Yogyakarta: Kanisius Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya Mulyono. 1998. Teknik Budidaya Sayur Mayur. Jakarta: Penebar Swadaya Musmanar, I. 2003. Pupuk Organik Padat. Jakarta: Penebar Swadaya Nunung, S. 1995. Pupuk Organik. Yogyakarta: Aksi Agraris Kanisius Pracaya. 2002. Bertanam Sayur Organik di Kebun, Pot dan Polybag. Jakarta: Penebar Swadaya Laude, S dan Y. Tambing. 2010. Pertumbuhan dan hasil bawang daun (Allium fistulosum L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Agroland Vol.17 No.2 Brady, M. 1997. Penggunaan Bahan Organik. http//www.organicindonesia.org/05.infodatannew.php?id. (Diakses 12 September 2009). Jaya, H.P.A. 2009. Budidaya Bawang Daun. http://www.dna-ku-info/2009/02 budidaya.bawang daun html (Diakses 13 Desember 2010). Siswanto, Z. 2004. Pengaruh Campuran dan Dosis Pupuk Kandang pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum annum L.). http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/1/jiptummpp-gdls1-2004-zaenusiswa-49-pendahul-n.pdf (Diakses 14 Desember 2010) 21