BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan budaya merupakan...keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan lain, namun mempunyai unsur yang sama. Seperti yang dipaparkan Tylor dalam Poerwanto (2000:52); kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Setiap suku bangsa tentu memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mewujudkan kebudayaan. Suatu suku bangsa dapat menampilkan ciri khas yang dapat dilihat oleh orang luar yang bukan suku bangsa itu sendiri. Ciri khas dalam suatu kebudayaan dapat dilihat karena kebudayaan itu menghasilkan sesuatu unsur kebudayaan yang khusus misalnya dari segi bahasa, adat istiadat, ataupun upacara kebudayaan yang dimilikinya Salah satu peninggalan budaya Tiongkok adalah budaya upacara kelahiran. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006:459); kelahiran berasal dari kata
lahir yang berarti keluar dari kandungan atau muncul kedunia dan merupakan proses akhir dari suatu kehamilan. Kelahiran dianggap sebagai suatu peristiwa yang penting dan berharga dalam kehidupan manusia karena kelahiran merupakan awal kehidupan seseorang yang muncul kedunia ini. Seorang ibu berjuang agar dapat melahirkan seorang anak dengan penuh kasih sayang serta kebahagian. Oleh karena itu upacara kelahiran dilaksanakan atas rasa syukur terhadap Sang Pencipta dan berhubungan dengan kekerabatan. Di Tiongkok upacara kelahiran disebut dengan upacara Manyue yang artinya bulan purnama dan dilakukan ketika usia bayi genap satu bulan. Menurut Kamus Besar Tionghoa-Indonesia (2010:204), Man artinya penuh : berisi dan Yue artinya bulan. Upacara kelahiran atau Manyue sering disebut juga dengan upacara pemberian telur merah. Telur yang melambangkan suatu tahapan kehidupan yang baru, sedangkan warna merah melambangkan perayaan dan keberuntungan. Bentuk telur yang oval melambangkan harmoni dan kesatuan. Jadi telur merah menandakan kebahagian dan permulaan hidup yang baru dengan hadirnya seorang bayi. Menurut masyarakat Etnis Tionghoa pada zaman dahulu di Tiongkok tingkat kematian bayi sangat tinggi karena ilmu pengobatan belum terlalu maju seperti sekarang ini. Jika seorang bayi mampu bertahan hingga berusia satu bulan maka kemungkina besar dapat bertahan hidup sampai dewasa, maka dari itu dirayakanlah perayaan Manyue yang dimaknai sebagai perayaan rasa syukur yang dipanjatkan kepada para dewa dan para leluhur karena telah melindungi sang bayi. Budaya Tiongkok menganut garis patrilineal yaitu garis lurus keturunan dimana kelahiran anak laki-laki lebih dihargai dari pada anak perempuan. Maka
dari itu peran anak laki-laki sangat penting dalam tradisi Tionghoa. Upacara Manyue kadang-kadang hanya dirayakan kepada bayi laki-laki saja, atau perayaan buat bayi laki-laki lebih meriah dibanding bayi perempuan. Akan tetapi sekarang pesta Manyue dirayakan untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan. Bukan hanya bayi, sang ibu yang telah melahirkan pun perlu diperhatikan. Seorang ibu yang selesai melahirkan tentu akan menjalani masa nifas. Masa nifas adalah masa dimana ibu beristirahat selama satu bulan tanpa keluar rumah. Pada saat masa nifas sang ibu dan sang bayi dirawat oleh salah seorang perawat atau yang biasa disebut dengan ibu angkat. Ibu angkat bertugas merawat sang bayi dan ibunya sampai masa nifasnya selesai dan membantu sang ibu untuk menjaga dan merawat sang bayi. Selain itu ibu angkat bertugas memasakkan makanan yang membantu sang ibu agar kembali sehat dengan memasak makanan yang menghangatkan sang ibu. Ini dimaksudkan agar sang ibu dapat kuat menjalankan upacara Manyue. Suku Hokkian percaya bahwa kondisi seorang ibu paling lemah selama hidupnya adalah ketika seorang ibu melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar ibu yang selesai melahirkan tidak jatuh kedalam kondisi yang terlalu lelah atau tidak terjangkit oleh penyakit dari luar yang dapat membahayakan seorang ibu yang baru melahirkan di saat tubuh dalam kondisi lemah. Upacara Kelahiran pada Etnis Tionghoa adalah upacara Manyue atau Suku Hokkian menyebutnya upacara Muah Gueh dan pada Suku Hakka menyebutnya dengan upacara Chut Ngiat. Upacara Manyue dimaknai
sebagai upacara rasa syukur atas karunia yang telah diberikan yaitu mendapatkan anak dari Sang Pencipta. Etnis Tionghoa di Kota Medan masih tetap melakukan tradisi ini. Akan tetapi tidak semua Etnis Tionghoa yang menetap di Kota Medan melakukan sepenuhnya seperti halnya di tanah leluhurnya. Suku Hokkian adalah salah satu yang masih berupaya melakukan dengan tata aturan upacara yang hampir sama dengan leluhurnya, walaupun telah juga terjadi beberapa perubahan Di dalam upacara tentu saja memiliki struktur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:563) struktur dapat diartikan sebagai; susunan antara seluruh bagian-bagian dari sesuatu. Struktur juga dapat diartikan sebagai susunan yang saling berhubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan makna adalah arti. Menurut Boediono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:348) makna adalah arti atau maksud yang penting didalamnya Setiap suku bangsa tentu memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mewujudkan kebudayaan. Pada Suku Hokkian di Kota Medan upacara Manyue masih kental dengan tata cara budayanya walaupun pada Suku Hokkian sistem kepercayaan sudah dipegang namun unsurunsur, struktur dan makna pada upacara Manyue masih dipertahankan. Struktur upacara Manyue pada Suku Hokkian adalah berupa tahapan yang terdiri atas penghormatan kepada Tuhan atau Sang Pencipta, penghormatan kepada leluhur, pemberian nama bayi, upacara pemotongan rambut bayi, doa, makan bersama, pemberian hadiah dan telur merah. Di Tiongkok struktur upacara Manyue hampir sama dengan Suku Hokkian hanya yang membedakan dalam struktur upacara Manyue di Tiongkok adalah adanya pemberian batu giok dan
emas kepada bayi yang dijadikan sebagai pelindung bayi. Selain Struktur terdapat juga makna dari setiap struktur atau tahapan dari upacara Manyue, Alasan peneliti memilih struktur dan makna pada penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui struktur dan makna upacara Manyue berlangsung. Peneliti ingin secara langsung mengetahui tahapan dan makna setiap tahapan upacara Manyue bagi orang tua yang baru memiliki anak dan melaksanakan upacara Manyue. Peneliti memilih Suku Hokkian karena Suku Hokkian adalah suku dengan jumlah terbesar di Kota Medan dan diluar tanah leluhurnya serta telah menetap di Indonesia. Akan Tetapi mereka masih mempertahankan dan menjaga warisan budaya mereka. Selain itu Suku Hokkian dalam Upacara Manyue masih mempertahankan struktur upacaranya. Menurut data dan narasumber pada struktur upacara Manyue Suku Hokkian merupakan suku asli orang Tiongkok yang mampu mempertahankan setiap tahapan-tahapan upacara Manyue di Tiongkok dengan upacara Manyue yang ada pada Suku Hokkian sekalipun Suku Hokkian sudah beralkuturasi dengan budaya lain. Peneliti juga memilih penelitian ini dikarena peneliti sedang mempelajari bahasa dan budaya Tionghoa, sehingga peneliti lebih tertarik lagi untuk mengetahui struktur atau tahapan yang dilakukan pada upacara kelahiran Manyue. Peneliti memilih lokasi penelitian di Kota Medan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa Suku Hokkian dengan kepercayaan kepada leluhur yang tinggi mampu mempertahankan upacara kelahiran Manyue tetap terjaga ditengah berbagai etnis yang berada di Kota Medan. Sesuai dengan latar belakang yang terjadi telah dipaparkan peneliti yang diatas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai Struktur dan Makna Upacara Man Yue Pada Suku Hokkian di Kota Medan. 1.2 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan memfokuskan penelitian terhadap struktur atau tahapan upacara Man Yue pada Suku Hokkian di Kota Medan dari tahapan awal sampai akhir. Peneliti juga ingin mengetahui makna dari setiap tahapan dari upacara kelahiran Manyue tersebut. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan usaha untuk mengarahkan peneliti pada permasalahan yang lebih fokus. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukaan diatas, beberapa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana struktur upacara kelahiran Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan? 2. Apa makna setiap tahapan dari struktur upacara adat kelahiran Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka penelitian bertujuan :
1. Menjelaskan struktur upacara Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan 2. Menjelaskan makna dari tahapan dari struktur upacara yang ada dalam upacara adat kelahiran Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang Upacara Manyue pada Suku Hokkian secara umum. 2. Mengetahui struktur dan makna Upacara Manyue yang dilakukan Suku Hokkian saat ini khususnya di Kota Medan 3. Untuk memberikan informasi bagi pemerhati budaya dan generasi muda agar lebih menghargai dan melestarikan budaya leluhurnya 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini untuk memberi pengetahuan dan inspirasi tentang struktur dan makna Upacara Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina. Hal ini juga sebagai bahan perbandingan dalam kajian budaya upacara kelahiran yang berkaitan dengan upacara budaya lainnya.