BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua karya tulis seperti

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. budaya Indonesia, namun tradisi-tradisi dari tanah asal masih tetap diterapkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh adat, tata nilai adat digunakan untuk mengatur kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan terhadap pangan. Budaya mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. memerankan Yip Man ini adalah Donnie Yen. Tepatnya pada tanggal 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan budaya merupakan...keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan lain, namun mempunyai unsur yang sama. Seperti yang dipaparkan Tylor dalam Poerwanto (2000:52); kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Setiap suku bangsa tentu memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mewujudkan kebudayaan. Suatu suku bangsa dapat menampilkan ciri khas yang dapat dilihat oleh orang luar yang bukan suku bangsa itu sendiri. Ciri khas dalam suatu kebudayaan dapat dilihat karena kebudayaan itu menghasilkan sesuatu unsur kebudayaan yang khusus misalnya dari segi bahasa, adat istiadat, ataupun upacara kebudayaan yang dimilikinya Salah satu peninggalan budaya Tiongkok adalah budaya upacara kelahiran. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006:459); kelahiran berasal dari kata

lahir yang berarti keluar dari kandungan atau muncul kedunia dan merupakan proses akhir dari suatu kehamilan. Kelahiran dianggap sebagai suatu peristiwa yang penting dan berharga dalam kehidupan manusia karena kelahiran merupakan awal kehidupan seseorang yang muncul kedunia ini. Seorang ibu berjuang agar dapat melahirkan seorang anak dengan penuh kasih sayang serta kebahagian. Oleh karena itu upacara kelahiran dilaksanakan atas rasa syukur terhadap Sang Pencipta dan berhubungan dengan kekerabatan. Di Tiongkok upacara kelahiran disebut dengan upacara Manyue yang artinya bulan purnama dan dilakukan ketika usia bayi genap satu bulan. Menurut Kamus Besar Tionghoa-Indonesia (2010:204), Man artinya penuh : berisi dan Yue artinya bulan. Upacara kelahiran atau Manyue sering disebut juga dengan upacara pemberian telur merah. Telur yang melambangkan suatu tahapan kehidupan yang baru, sedangkan warna merah melambangkan perayaan dan keberuntungan. Bentuk telur yang oval melambangkan harmoni dan kesatuan. Jadi telur merah menandakan kebahagian dan permulaan hidup yang baru dengan hadirnya seorang bayi. Menurut masyarakat Etnis Tionghoa pada zaman dahulu di Tiongkok tingkat kematian bayi sangat tinggi karena ilmu pengobatan belum terlalu maju seperti sekarang ini. Jika seorang bayi mampu bertahan hingga berusia satu bulan maka kemungkina besar dapat bertahan hidup sampai dewasa, maka dari itu dirayakanlah perayaan Manyue yang dimaknai sebagai perayaan rasa syukur yang dipanjatkan kepada para dewa dan para leluhur karena telah melindungi sang bayi. Budaya Tiongkok menganut garis patrilineal yaitu garis lurus keturunan dimana kelahiran anak laki-laki lebih dihargai dari pada anak perempuan. Maka

dari itu peran anak laki-laki sangat penting dalam tradisi Tionghoa. Upacara Manyue kadang-kadang hanya dirayakan kepada bayi laki-laki saja, atau perayaan buat bayi laki-laki lebih meriah dibanding bayi perempuan. Akan tetapi sekarang pesta Manyue dirayakan untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan. Bukan hanya bayi, sang ibu yang telah melahirkan pun perlu diperhatikan. Seorang ibu yang selesai melahirkan tentu akan menjalani masa nifas. Masa nifas adalah masa dimana ibu beristirahat selama satu bulan tanpa keluar rumah. Pada saat masa nifas sang ibu dan sang bayi dirawat oleh salah seorang perawat atau yang biasa disebut dengan ibu angkat. Ibu angkat bertugas merawat sang bayi dan ibunya sampai masa nifasnya selesai dan membantu sang ibu untuk menjaga dan merawat sang bayi. Selain itu ibu angkat bertugas memasakkan makanan yang membantu sang ibu agar kembali sehat dengan memasak makanan yang menghangatkan sang ibu. Ini dimaksudkan agar sang ibu dapat kuat menjalankan upacara Manyue. Suku Hokkian percaya bahwa kondisi seorang ibu paling lemah selama hidupnya adalah ketika seorang ibu melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar ibu yang selesai melahirkan tidak jatuh kedalam kondisi yang terlalu lelah atau tidak terjangkit oleh penyakit dari luar yang dapat membahayakan seorang ibu yang baru melahirkan di saat tubuh dalam kondisi lemah. Upacara Kelahiran pada Etnis Tionghoa adalah upacara Manyue atau Suku Hokkian menyebutnya upacara Muah Gueh dan pada Suku Hakka menyebutnya dengan upacara Chut Ngiat. Upacara Manyue dimaknai

sebagai upacara rasa syukur atas karunia yang telah diberikan yaitu mendapatkan anak dari Sang Pencipta. Etnis Tionghoa di Kota Medan masih tetap melakukan tradisi ini. Akan tetapi tidak semua Etnis Tionghoa yang menetap di Kota Medan melakukan sepenuhnya seperti halnya di tanah leluhurnya. Suku Hokkian adalah salah satu yang masih berupaya melakukan dengan tata aturan upacara yang hampir sama dengan leluhurnya, walaupun telah juga terjadi beberapa perubahan Di dalam upacara tentu saja memiliki struktur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:563) struktur dapat diartikan sebagai; susunan antara seluruh bagian-bagian dari sesuatu. Struktur juga dapat diartikan sebagai susunan yang saling berhubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan makna adalah arti. Menurut Boediono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:348) makna adalah arti atau maksud yang penting didalamnya Setiap suku bangsa tentu memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mewujudkan kebudayaan. Pada Suku Hokkian di Kota Medan upacara Manyue masih kental dengan tata cara budayanya walaupun pada Suku Hokkian sistem kepercayaan sudah dipegang namun unsurunsur, struktur dan makna pada upacara Manyue masih dipertahankan. Struktur upacara Manyue pada Suku Hokkian adalah berupa tahapan yang terdiri atas penghormatan kepada Tuhan atau Sang Pencipta, penghormatan kepada leluhur, pemberian nama bayi, upacara pemotongan rambut bayi, doa, makan bersama, pemberian hadiah dan telur merah. Di Tiongkok struktur upacara Manyue hampir sama dengan Suku Hokkian hanya yang membedakan dalam struktur upacara Manyue di Tiongkok adalah adanya pemberian batu giok dan

emas kepada bayi yang dijadikan sebagai pelindung bayi. Selain Struktur terdapat juga makna dari setiap struktur atau tahapan dari upacara Manyue, Alasan peneliti memilih struktur dan makna pada penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui struktur dan makna upacara Manyue berlangsung. Peneliti ingin secara langsung mengetahui tahapan dan makna setiap tahapan upacara Manyue bagi orang tua yang baru memiliki anak dan melaksanakan upacara Manyue. Peneliti memilih Suku Hokkian karena Suku Hokkian adalah suku dengan jumlah terbesar di Kota Medan dan diluar tanah leluhurnya serta telah menetap di Indonesia. Akan Tetapi mereka masih mempertahankan dan menjaga warisan budaya mereka. Selain itu Suku Hokkian dalam Upacara Manyue masih mempertahankan struktur upacaranya. Menurut data dan narasumber pada struktur upacara Manyue Suku Hokkian merupakan suku asli orang Tiongkok yang mampu mempertahankan setiap tahapan-tahapan upacara Manyue di Tiongkok dengan upacara Manyue yang ada pada Suku Hokkian sekalipun Suku Hokkian sudah beralkuturasi dengan budaya lain. Peneliti juga memilih penelitian ini dikarena peneliti sedang mempelajari bahasa dan budaya Tionghoa, sehingga peneliti lebih tertarik lagi untuk mengetahui struktur atau tahapan yang dilakukan pada upacara kelahiran Manyue. Peneliti memilih lokasi penelitian di Kota Medan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa Suku Hokkian dengan kepercayaan kepada leluhur yang tinggi mampu mempertahankan upacara kelahiran Manyue tetap terjaga ditengah berbagai etnis yang berada di Kota Medan. Sesuai dengan latar belakang yang terjadi telah dipaparkan peneliti yang diatas, maka peneliti

tertarik untuk meneliti mengenai Struktur dan Makna Upacara Man Yue Pada Suku Hokkian di Kota Medan. 1.2 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan memfokuskan penelitian terhadap struktur atau tahapan upacara Man Yue pada Suku Hokkian di Kota Medan dari tahapan awal sampai akhir. Peneliti juga ingin mengetahui makna dari setiap tahapan dari upacara kelahiran Manyue tersebut. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan usaha untuk mengarahkan peneliti pada permasalahan yang lebih fokus. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukaan diatas, beberapa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana struktur upacara kelahiran Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan? 2. Apa makna setiap tahapan dari struktur upacara adat kelahiran Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka penelitian bertujuan :

1. Menjelaskan struktur upacara Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan 2. Menjelaskan makna dari tahapan dari struktur upacara yang ada dalam upacara adat kelahiran Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang Upacara Manyue pada Suku Hokkian secara umum. 2. Mengetahui struktur dan makna Upacara Manyue yang dilakukan Suku Hokkian saat ini khususnya di Kota Medan 3. Untuk memberikan informasi bagi pemerhati budaya dan generasi muda agar lebih menghargai dan melestarikan budaya leluhurnya 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini untuk memberi pengetahuan dan inspirasi tentang struktur dan makna Upacara Manyue pada Suku Hokkian di Kota Medan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina. Hal ini juga sebagai bahan perbandingan dalam kajian budaya upacara kelahiran yang berkaitan dengan upacara budaya lainnya.