SISTEM KONTROL PADA MODUL ALIRAN DISTRIBUSI BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

Rekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

Komponen Sistem Pneumatik

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

Gambar 2.32 Full pneumatik element

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

SISTEM OTOMASI PADA MODUL PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SEQUENTIAL FUNCTIONAL CHART

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

INSTALASI MOTOR LISTRIK

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

Gambar 1. Sistem PLC

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Gambar 1. Function block diagram [4].

RANCANG BANGUN MEDIA PRAKTIKUM SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PLC

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

Mekatronika Modul 14 PLC dan Praktikum PLC

TELAH DI-REVIEW DAN DISETUJUI ISINYA OLEH :

OTOMASI PADA MODUL SISTEM PENGUMPAN BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

PENGENDALIAN MODUL STORAGE STATION BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

APLIKASI KONTROLER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer

PENGGUNAAN PC SEBAGAI SISTEM MONITORING MESIN DAUR ULANG PLASTIK BEKAS DENGAN PLC SEBAGAI KONTROL OTOMATIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

PERANCANGAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) PADA HITCUT MACHINE DENGAN PLC OMRON SYSMAC CP1L

REKAYASA SISTEM SUPLAI BENDA KERJA PADA FESTO MODULAR AUTOMATION PRODUCTION SYSTEM (MAPS)

RANCANG BANGUN ALAT SIMULASI STEEL STRIP FEEDER SISTEM PNEUMATIK DENGAN KONTROL PLC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Kompleks Maha Vihara Duta Maitreya, Sungai Panas, Batam ABSTRAK

SISTEM PENYELEKSI DAN PENGELOMPOKAN PRODUK BERDASARKAN WARNA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 LEMBAR INFORMASI. Bidang Lomba MEKATRONIKA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

SCADA BERBASIS WONDERWARE IN TOUCH 10.5 DENGAN PLC SIEMENS S300 SEBAGAI PENGENDALI SISTEM PERAKITAN KALENG

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

Elemen Dasar Sistem Otomasi

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK

PERANCANGAN SIMULATOR PLC MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

SISTEM KENDALI DIGITAL

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SIMULASI CONVEYOR UNTUK PROSES PENGECATAN DAN PENGERINGAN MENGGUNAKAN PLC

PERANCANGAN MESIN PENGIKAT SENDOK BESERTA LENGAN PENGAMBIL SENDOK TIGA AXIS DI PT. X

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

Sistem Otomasi Mesin Tempat Parkir Mobil Bawah Tanah dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

PROTOTIPE MESIN STROBLE MARKING

SISTEM KENDALI SEKUENSIAL PERAJANG KETELA POHON

Transkripsi:

ITEM KONTROL PADA MODUL ALIRAN DITRIBUI BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER Didi Widya Utama Jl. Let. Jend.. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548 Fax. (021) 5663277 e-mail: dwu900@yahoo.com Abstrak Otomatisasi dalam dunia industri saat ini merupakan faktor yang penting dalam efisiensi tenaga kerja dan waktu. etiap proses produksi yang berjalan secara otomatis dari suatu pabrik pasti memerlukan pendistribusian bahan baku yang secara otomatis pula. istem kontrol otomasi diaplikasikan pada modul aliran distribusi bahan baku yang dapat berjalan secara otomatis dengan menggunakan kontrol PLC. Berdasarkan hasil uji maka diperoleh otomasi yang baik dan mudah diaplikasian dengan menggunakan PLC. Kata kunci: otomasi, PLC. Pendahuluan Modul distribusi bahan baku diperlukan dalam setiap proses produksi. Pendistribusian bahan baku yang berjalan secara otomatis dapat meningkatkan jumlah produksi dan kualitas hasil poduksi karena sedikit faktor kesalahan akibat dari manusia. 1. Latar Belakang uatu industri memerlukan serangkaian alat yang memerlukan kerja yang serba otomatis dan seba cepat, hal ini berguna untuk menekan jumlah tenaga kerja yang banyak, disamping itu tenaga kerja sendiri sudah semakin mahal. Human error juga merupakan suatu pertimbangan bahwa industri padat karya tidak dapat terjamin kualitas dan kuantitas dari hasil produksinya. ebuah alat dengan kebutuhan untuk mensuplai bahan baku dari suatu proses dalam industri sangat banyak dipakai dan bahkan menjadi suatu kebutuhan yang mutlak dalam suatu industri. Karena itu suatu sistem penyimpanan bahan baku yang berkapasitas banyak dengan ruangan yang hemat dan dapat bekerja mensuplai bahan baku secara kontinu dan otomatis dapat memenuhi kriteria tersebut. istem otomasi yang banyak dipakai dan mudah dalam pengaplikasiannya adalah sistem elektropneumatik. Pada modul distribusi disini dipilih menggunakan sistem elektropneumatik dan PLC digunakan sebagai alat pengontrol sistem ini. 2. Teori Tekanan Fluida Fluida yang digunakan pada sistem pneumatik adalah udara bertekanan (compressed air). Awal mula pemahaman bagaimana tenaga fluida bekerja berkaitan dengan Blaise Pascal yang menemukan bahwa gaya yang terjadi akibat tekanan fluida berkaitan dengan luas daerah yang dikenai gaya tersebut. Pascal merumuskannya sebagai berikut : F = p A (2.1) Keterangan : p : Tekanan (Pa) F : Gaya yang bekerja (N) A : Luas permukaan yang dikenai gaya (m 2 )

Double Acting Cylinder Gaya yang bekerja untuk double acting cylinder ketika bergerak maju Gambar 2.1. Gaya yang bekerja pada double acting cylinder ketika bergerak maju Dimensi gaya yang terjadi akibat tekanan fluida pada saat double acting cylinder bergerak maju: F = p A F (2.2) istem g F : Gaya yang bekerja pada silinder pneumatik (N) p : Tekanan yang dipergunakan dalam sistem pneumatik (Pa) istem A : Luas penampang silinder pneumatik (m 2 ) F g : Gaya gesek yang terjadi (N) Besarnya gaya gesek yang terjadi pada silinder pneumatik hampir sebesar 10% dari besarnya gaya yang terjadi pada silinder pneumatik. Gaya yang bekerja untuk double acting cylinder ketika bergerak mundur Gambar 2.2. Gaya yang bekerja pada double acting cylinder ketika bergerak mundur. Dimensi gaya yang terjadi akibat tekanan fluida pada saat double acting cylinder bergerak mundur: F = p A A F (2.3) istem ( r ) g F : Gaya yang bekerja pada silinder pneumatik (N) p : Tekanan yang dipergunakan dalam sistem pneumatik (Pa) istem A : Luas penampang silinder pneumatik (m 2 ) F g : Gaya gesek yang terjadi (N) A r : Luas penampang batang silinder (m 2 ) Untuk menghitung kecepatan gerak silinder, tergantung pada besarnya debit aliran fluida dan luas tempat di mana fluida tersebut mengalir. Debit aliran fluida dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = A. v (2.5) Q : Debit aliran fluida (m 3 /s) A : Luas tempat di mana fluida mengalir (m 2 ) v : Kecepatan fluida mengalir (m/s)

edangkan untuk mengukur waktu yang diperlukan silinder pneumatik untuk mencapai langkah maksimal digunakan rumus : s v = (2.6) t v : Kecepatan fluida mengalir (m/s) s : Panjang langkah silinder pneumatik (m) t : Waktu yang diperlukan untuk 1 panjang langkah (s) 3. Teknik Pengontrolan Pada sistem otomasi, teknik pengontrolan sangat diperlukan untuk menentukan karakteristik sistem otomasi tersebut. Teknik pengontrolan ada dua jenis yaitu kontrol loop terbuka (open loop control) dan kontrol loop tertutup (close loop control). 3.1 Kontrol Loop Terbuka (open loop control) istem kontrol terbuka adalah suatu sistem kontrol dimana dari keluaran (output) sistem tidak mempengaruhi kerja dari pengontrolan atau proses. Pada sistem kontrol loop terbuka sinyal keluaran tidak terdapat umpan balik (feedback) yang dijadikan sebagai pengukuran (measurement) untuk diperbandingkan dengan sinyal masukan. istem ini biasanya digunakan pada sistem pengontrolan yang tidak membutuhkan suatu tingkat kepresisian dan kestabilan yang tinggi. Input Kontrol Proses Output Gambar 2.1. Kontrol loop terbuka 3.2. Kontrol Loop Tertutup (Close loop control) istem kontrol loop tertutup adalah sistem kontrol yang memiliki umpan balik, yang artinya sistem ini menggunakan sinyal keluaran untuk mengkoreksi kembali sinyal keluaran. inyal kesalahan dari penggerak akan dimasukkan kembali ke pengontrol yang berupa selisih antara sinyal masukan dan kesalahan dari sinyal umpan balik tersebut. Input Output Kontrol Proses Umpan balik Gambar 2.2. Kontrol loop tertutup

3.3. ensor ensor dapat berfungsi untuk mengukur: lokasi, kecepatan, berat, intensitas cahaya, jumlah, temperatur, tekanan, waktu, tinggi, aliran, suara, torsi, kekasaran permukaan dan sebagainya. Menurut cara kerjanya sensor dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: Contact Type ensor jenis contact adalah sensor yang bekerja dengan cara kontak langsung dengan benda yang disensor. Contoh: sensor mechanical limit switch. Non-Contact Type (Proximity ensors) ensor jenis Non-Contact Type (Proximity ensors) merupakan sensor yang bekerja dengan tidak melakukan kontak secara langsung dengan benda yang ingin disensor. 3.4. Programmable Logic Controller PLC adalah suatu perangkat yang dapat dengan mudah diprogram yang dapat digunakan untuk mengontrol sistem. PLC sendiri terdiri dari komponen: CCU (Central Control Unit), modul I/O, programming console, rack and mounting assembly, dan catu daya. Programmer oftware Program memory Input module Central processing unit Output module ensors Machine / process Actuators Gambar 2.3. Komponen dari sistem PLC Fungsi dari PLC secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni : a. Kontrol sikuensial PLC memproses sinyal masukan biner menjadi sinyal keluaran yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sikuensial). Disini PLC menjaga agar semua langkah dalam suatu sistem berlangsung dengan urutan yang benar. b. Monitoring plant PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem, misal: temperatur, tekanan, dan ketinggian. PLC kemudian mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol, misalnya: nilai yang melebihi batas toleransi, kemudian menyampaikan pesan tersebut kepada operator. 3.4.1. Komunikasi antar PLC Agar sebuah sistem kontrol dapat bekerja dengan sistem kontrol yang lain secara saling berhubungan maka diperlukan sebuah koneksi jaringan pada PLC. tatus dari sinyal harus saling bertukar dari masing-masing kontrol. Dan lagi data sebuah proses yang terdapat

pada sebuah kontrol ditransmisikan ke kontrol yang lain agar supaya penanganan dari proses dapat berjalan lancar. Terdapat dua macam komunikasi antar PLC yaitu melalui antar muka I/O dan melalui sistem bus. Komunikasi melalui antarmuka I/O Pertukaran informasi dan data dapat dilakukan melalui hubungan I/O yang artinya input dari sebuah PLC dihubungkan dengan output dari PLC yang lain. Komunikasi melalui Bus ystem Pertukaran informasi dapat pula dilakukan melalui bus system yang contohnya Profibus, bitbus. komunikasi ini dilakukan melalui sebuah kabel yang dapat mengirim sinyal antar modul oleh bantuan sebuah komputer dan hardware tambahan. Biasanya komunikasi menggunakan metode ini diterapkan apabila telah terdapat banyak modul yang apabila dilakuakn menggunakan antarmuka I/O akan lebih sulit dilakukan. 3.5. Konsep Modul Aliran Distribusi Bahan Baku Modul aliran bahan baku terdiri dari beberapa rak penyimpanan bahan baku yang terdiri dari 3 tingkat dan masing-masing tingkat terdapat 6 buah bahan baku. Bakan baku di sini berupa silinder berdiameter 40 mm dan tebal 25 mm dan pada proses selanjutnya bahan baku ini akan dibendakan jenis material logam dan non logam serta kondisi fisiknya yaitu berlubang dan tidak berlubang, selanjutnya bahan baku tersebut akan diproses lebih lanjut. Pada setiap modul kerja harus mempunyai komunikasi satu dengan yang lainnya agar distribusi bahan baku dapat berjalan secara kontinyu dan baik. Untuk itu pengontrolan modul dipilih menggunakan PLC. Gambar 3.1. Modul aliran distribusi bahan baku

Pada rak bahan baku terdapat 18 buah benda silinder yang mempunyai jenis yang berbeda, pada langkah pertama setelah sensor benda mendeteksi adanya benda, maka 2 buah benda silinder didorong oleh silinder feeding sehinga turun ke plat buffer dan silinder open akan menahan benda tersebut, dan menunggu sinyal dari modul berikutnya, setelah sinyal diterima maka silinder open akan membuka sehingga benda jatuh ke modul berikutnya dan silinder push akan mendorong benda ke posisi plat buffer dan menunggu sinyal dari modul berikutnya. etelah benda yang ada di plat buffer kosong maka silinder feeding kembali mendorong 2 buah benda berikutnya, setelah siklus ini selesai sampai benda di rak pertama habis maka silinder lifting akan naik pada posisi rak nomer dua, begitu selanjutnya siklus berulang sampai benda yang ada di rak habis. istem kontrol yang ada menggunakan PLC merek Festo tipe FEC 20 DC sebanyak 2 buah dengan catu daya 24V DC dengan jumlah input 16 buah dan output 8 buah, PLC kedua digunakan untuk berkomunikasi dengan modul selanjutnya melalui komunikasi I/O. 3.6. irkuit Pneumatik Perancangan sirkuit pneumatik merupakan salah satu perancangan teknis pada modul aliran distribusi bahan baku ini. Untuk memperoleh kerja yang maksimal diperlukan suatu perancangan sirkuit yang baik dan optimal. Adapun sistem elektro pneumatic diplih dengan karena merupakan sistem yang cocok untuk otomatisasi. Di bawah ini merupakan diagram sistem pneumatiknya: Gambar 3.2. Diagram sistem pneumatik. 1A : ilinder fedding 1Y2 : olenoid Valve 1A - 2A : ilinder lifting 2Y1 : olenoid Valve 2A + 3A : ilinder push 2Y2 : olenoid Valve 2A 4A : ilinder open 3Y1 : olenoid Valve 3A + 2R1 : Pressure regulator 3Y2 : olenoid Valve 3A 1F1-4F1 : Flow control valve 4Y1 : olenoid Valve 4A - 1Y1 : olenoid Valve 1A + 4Y2 : olenoid Valve 4A +

3.7. Hasil pengujian proses kontrol modul aliran distribusi bahan baku etelah dilakukan pemrograman sesuai prosesur maka perlu dilakukan pengujian program apakah program yang dibuat telah berkerja mengontrol sistem aliran distribusi material dengan baik dan benar. Pengujian program ini dilakukan dengan melihat apakah aliran material telah berjalan sesuai dengan diagram alir pemrograman yang dibuat atau tidak, dan dilakukan pula pengujian fungsi tombol yang harus sesuai dengan sebagaimana mestinya. Disamping pengujian program maka perlu juga dilakukan penyetelan akhir pada beberapa flow control dan regulator guna memaksimalkan kecepatan dan ketepatan proses kontrol. Parameter waktu dan hasil proses penting peranannya, dibawah ini merupakan hasil dari penyetelan akhir dari sistem: Penyetelan dilakukan pada tekanan 600 kpa (6 bar) kala penyetelan 0% untuk tertutup penuh 100% untuk terbuka penuh Tabel 1. Hasil uji penyetelan flow control No Jenis katup Gerakan yang di kontrol Besarnya bukaan katup 1 Flow Control 1F1 Gerak silinder 1A mundur 80 % 2 Flow Control 1F2 Gerak silinder 1A maju 60 % 3 Flow Control 2F1 Gerak silinder 2A turun 60 % 4 Flow Control 2F2 Gerak silinder 2A naik 35 % 5 Regulator 2R1 Counter balance silinder 2A 80 % 6 Flow Control 3F1 Gerak silinder 3A maju 50 % 7 Flow Control 4F1 Gerak silinder 4A mundur 70 % etelah penyetelan flow control flow control dilakukan dan dipilih hasil yang terbaik maka dilakukan pengukuran parameter waktu dan hasil proses pendistribusian material. Pengukuran dilakukan pada saat tombol start ditekan dan posisi tombol selektor pada posisi auto dan tombol selektor comm pada di posisi kiri yang artinya proses berjalan secara non komunikasi dengan modul selanjutnya. Fungsi Tombol & Lampu TART dan Lampu start TOP REET dan Lampu reset AUTO MANUAL COMM EMERGENCY TOP Tabel 2. Hasil pengujian fungsi tombol Hasil uji Proses sikuensial berjalan dengan lancar pada posisi otomatis maupun manual dan aliran material berjalan secara benar, lampu start menyala apabila posisi inisial tercapai. Proses berhenti setelah material dikeluarkan sebanyak satu buah setelah tombol ditekan. Proses reset berlangsung baik dan mengembalikan semua unit ke posisi inisial, lampu reset berfungsi dengan baik. Proses berlangsung secara otomatos sampai material pada unit storing habis dan kembali ke posisi inisial. Proses langsung terhenti pada posisi terakhir dan berjalan secara manual setelah tombol start ditekan secara pulsa demi pulsa. Proses berjalan secara individu, maupun secara komunikasi dengan modul selanjutnya. Proses berhenti secara tiba-tiba dan semua aktuator berhenti dengan baik.

Hasil pengukuran parameter waktu dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 3. Hasil pengujian parameter waktu Jumlah material Non komunikasi dengan modul selanjutnya Komunikasi dengan modul selanjutnya 1 buah 3.5 detik 11.5 detik 6 buah 21.5 detik 70 detik 18 buah 54 detik 240 detik Pengukuran dilakukan pada mode otomatis dan dihitung pada saat tombol start ditekan, dan berakhir pada saat proses selesai. Kesimpulan 1. Untuk mengaplikasikan PLC dan Programmable Display pada sebuah sistem kontrol, terlebih dahulu harus ditetapkan langkah kerja yang diinginkan. etelah diketahui langkah kerja yang diinginkan maka dirancanglah program yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem tersebut. elanjutnya kinerja dari alat diuji agar diperoleh hasil yang maksimal. 2. istem kontrol modul aliran bahan baku dengan menggunakan PLC dapat diaplikasikan dengan baik dan cukup mudah. 3. Aliran bahan baku dapat didistribusikan ke modul selanjutnya dengan cukup baik dan pada jumlah material keseluruhan 18 buah dicatat waktu yang diperlukan adalah 54 detik, dan apabila modul tersebut dikomunikasikan dengan modul selanjutnya adalah 240 detik, hal ini disebabkan karena adanya proses buffering yang berlangsung pada modul ini. 4. Penyetelan dari regulator mempunyai peranan penting karena berfungsi untuk menjaga agar silinder lifting dapat berhenti dengan sempurna pada saat rak penyimpanan benda terisi penuh maupun kosong, penyetelan di sini diperoleh optimum pada bukaan katup 80%. 5. Penyetelan flow control juga mempunyai peranan penting dalam kecepatan dan unjuk kerja dari sistem ini karena apabila penyelelan terlalu cepat (aliran distribusinya) maka akan berakibat cacat pada benda kerja berjenis plastik. Daftar Pustaka 1. Croser Peter, Ebel Frank, Pneumatics Textbook Basic Level, Festo Didatic GmbH & Co, Denkendorf, 1998 2. David Hoey, Fundamentals of Mechatronics Textbook, Festo Didactic Noble Park, Victoria, 1998 3. John Webb, Progammable Logic Controller principles and applications, Northcentral Technical College, Wausau, Wisconsin 1992 4. Patient Peter, Pickup Roy, dan Powell Norman, chool Council Modular Courses in Technology PNEUMATIC, Oliver & Boyd, England, 1983 5. R. Ackermann, J. Franz, Programmable Logic Controllers, Festo Didactic Manila, 1991 6. Waller D, Werner H, Pneumatics Workbook Basic Level, Festo Didatic GmbH & Co, Denkendorf, 1998