BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN


PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa didukung adanya kegiatan kegiatan yang. indonesia tidaklah mudah, harus ada sinergi antara pemerintah dan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

BPS KABUPATEN MALINAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk dalam suatu negara

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015


PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

BPS KABUPATEN BATU BARA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Pertumbuhan ekonom i biasanya hanya diukur berdasarkan kuantitas

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I-2016

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

BAB III METODE PENELITIAN

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017

Data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Triwulan III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2017 EKONOMI BENGKULU (5,04 PERSEN) TUMBUH MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 (Y-ON-Y)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

Disusun Oleh: Fitriana Nur Wulandari B

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II-2016


PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN II-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2016 Tumbuh 5,40 Persen Melambat Dibanding Triwulan II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mngambil inisiatif pembangunan daerah dimana sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999). Menurut (Boediono, 1985) dalam (Tarigan, 2004) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Jadi persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut. Pada hakekatnya pertumbuhan ekonomi daerah merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan 1

2 pendapatan masyarakat yang terjadi di daerah tersebut, yakni kenaikan seluruh nilai tambah (Value Added) yang terjadi di daerah tersebut. Pertambahan tersebut diukur dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Hal itu juga sekaligus menggambarkan balas jasa bagi fator-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, tehnologi), yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut ( Tarigan, 2004). Salah satu indikator ekonomi untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PBDR). Menurut (Sjafrizal, 2014) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data dan informasi dasar tentang kegiatan ekonomi suau daerah. Secara definitif, PDRB adalah jumlah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah pada periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi yang masuk dalam komponen Produk Domestik Regional Bruto adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi makan dan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, real estate, sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintahan, sektor pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, sektor jasa-jasa lainnya (BPS Kabupaten Wonogiri). 2

3 Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Wonogiri Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2014 Tahun Dasar 2010 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 a. Pertanian, kehutanan, dan 0,67 4,56 1,04 0,77 3,81 perikanan b. Pertambangan dan 3,99 6,55 9,13 9,27 3,47 penggalain c. Industri pengolahan 6,43 6,78 8,53 8,08 5,85 d. Pengadaan listrik dan gas 9,02 10,45 9,32 4,89-2,66 e. Pengadaan air, pengelolaan 2,63 3,77-1,06 7,56 2,18 sampah dan daur ulang f. Kontuksi 3,19 9,25 5,72 5,15 6,41 g. Perdagangan besar dan 4,1 4,77 4,93 6,06 5,21 eceran: reparasi mobil dan sepeda motor h. Transportasi dan 3,89 7,07 8,44 10,91 8,03 Pergudangan i. Penyediaan Akomodasi Makan Minum 3,25 4,61 4 5 5,65 j. Informasi Dan Komunikasi 9,91 10,29 9,73 17,69 9,41 k. Jasa Keuangan Dan 6,86 6,6 4,22 5,26 7,12 Asuransi l. Real Estate 6,58 2,56 7,84 8,45 8,03 mn. Jasa Perusahaan 12,59 5,46 11,5 11,7 8,58 o. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan jaminan Sosial Wajib 1 0,14 2,44 1,24 6,09 p. Jasa Pendidikan 15,21 19,13 9,84 12,46 7,55 q. Jasa Kesehatan Dan Kegiatan sosial 9,29 9,18 7,91 12,54 7,82 r,s,t,u. Jasa Lainnya 3,06-0,83 10,88 9,85 4,06 Produk Domestik Regional Bruto 3,58 5,94 4,79 5,3 5,34 Sumber: BPS Kab Wonogiri Dari tabel 1.1 dapat dilihat laju pertumbuhan PDRB tahun 2015 mencapai 5,34%, lebih cepat dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan sebesar 5,3%. Pertumbuhan ekonmi tertinggi masih dimiliki oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,41%. Tahun ini terdapat satu sektor yang tumbuh negatif yaitu sektor pengadaa listrik dan gas

4 dengan pertumbuhan -2,66%. Laju pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor jasa perusahaan sebesar 8,58%, diikuti sektor transportasi dan pergudangan sebesar 8,03, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,82%, jasa pendidikan mengalami pertumbuhan sebesar 7,55%, jasa keuangan dan asuransi tumbuh sebesar 7,12%. Tabel 1.2 Distribusi Persentase PDRB kabupaten Wonogiri Atas dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 a. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 36,19 36,09 35,83 34,18 33,61 b. Pertambangan dan penggalain 3,20 3,11 3,13 3,42 3,67 c. Industri pengolahan 14,51 14,52 14,39 15,21 15,46 d. Pengadaan listrik dan gas 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 e. Pengadaan air, pengelolaan 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 sampah dan daur ulang f. Kontuksi 6,08 6,25 6,24 6,40 6,48 g. Perdagangan besar dan eceran: reparasi mobil dan sepeda motor 16,86 16,34 16,15 15,80 15,62 h. Transportasi dan 5,68 5,52 5,49 5,84 5,91 Pergudangan i. Penyediaan Akomodasi 2,40 2,29 2,27 2,26 2,29 Makan Minum j. Informasi Dan Komunikasi 0,79 0,77 0,74 0,75 0,73 k. Jasa Keuangan Dan 2,80 2,93 2,95 2,92 2,99 Asuransi l. Real Estate 0,77 0,71 0,71 0,73 0,75 mn. Jasa Perusahaan 0,33 0,33 0,36 0,37 0,38 o. Administrasi Pemerintahan, 3,08 3,10 3,07 2,98 3,01 Pertahanan Dan jaminan Sosial Wajib p. Jasa Pendidikan 4,57 5,41 5,97 6,31 6,29 q. Jasa Kesehatan Dan Kegiatan sosial 0,79 0,84 0,89 0,93 0,96 r,s,t,u. Jasa Lainnya 1,80 1,63 1,68 1,77 1,74 Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri

5 Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Wonogiri masih termasuk dalam masyarakat agraris. Hal ini terlihat dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih memegang peranan terbesar terhadap pembentukan PDRB Wonogiri setiap tahunya, yaitu pada tahun 2015 sebesar 33,61%. Kemudian urutan kedua adalah lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor yaitu pada tahun 2015 sebesar 15,62%. Disusul lapangan usaha industri pengolahan yaitu sebesar 15,46%. Lapangan usaha Konstruksi sebesar 6,48%. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 5,91%. Sementara lapangan usaha lainnya di bawah 5%. Untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi regional serta meningkatkan kontribusinya terhadap total Produk Domestik Regional Beruto (PDRB), maka pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan sebagai penggerak pembangunan ekonomi (Elsjamina 2014). Sektor unggulan dapat diartikan sebagai sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang menyuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan output sektor unggulan tersebut sebagai input dalam proses produksinya (Widodo, 2006). Potensi ekonomi yang ada disetiap daerah perlu digali dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pengembangan potensi ekonomi sektor ungglan yang memberikan

6 kontribusi terbesar terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan prioritas kebijakan yang harus dilaksanakan (Daryono dkk, 2015). Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi dan analisis sektor yang menjadi unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonogiri dengan melakukan perbandingan terhadap kondisi perekonomian nasional sangat penting dikaji secara lebih terinci. Sehingga dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul Analisis Sektor Unggulan Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015 B. Rumusan Masalah 1. Sektor apa yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Wonogiri dari tahun 2011-2015? 2. Bagaimana pola perubahan struktur ekonomi Kabupaten Wonogiri dari tahun 2011-2015? C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis sektor unggulan yang ada di Kabupaten Wonogiri tahun 2011-2015 2. Menganalisis pola perubahan struktur ekonomi Kabupaten Wonogiri tahun 2011-2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah provinsi/kabupaten sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam merencanakan program pembangunan dan

7 merumuskan, menentukan, dan memprioritaskan serta memutuskan arah kebijakan pembangunan. 2. Peneliti dan insan akademisi maupun masyarakat secara umum yang akan melakukan penelitian sejenis sebagai referensi untuk pengembangan pembangunan khususnya di Kabupaten Wonogiri, maupun wilayah lain pada umumnya. 3. Penulis sebagai sarana menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh. E. Metodologi Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari perpustakaan, website, jurnal, penelitian sebelumnya, dan dari instansi yang terkait dalam penelitian seperti Badan Pusat Statistik. Objek penelitian ini adalah PDRB Kabupaten Wonogiri tahun 2011-2015 dan PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share Esteban Marquillas. 1. Location Quotient (LQ) LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah tehadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional.

8 Untuk mendapatkan nilai LQ mengunakan metode yang mengacu pada formula yang dikemukakan oleh (Tarigan, 2004) sebagai berikut : LQ = dimana : xi = Nilai tambah sektor i disuatu daerah (dalam jutaan rupiah) PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (dalam jutaan rupiah) Xi PNB = Nilai tambah sektor i secara nasional (dalam jutaan rupiah) = Produk Nasional Bruto atau GNP (dalam jutaan rupiah) 2. Analisis Shift Share Esteban Marquillas. Esteban Marqullas melakukan modifikasi terhadap teknik anlisis shift share klasik dengan mendefinisian kembali keunggulan kompetitif sebagai komponen ketiga dari teknik shift share dan menciptakan komponen shift share yang keempat, yaitu pengaruh alokasi (A ij ). Formula analisis shift share Esteban Marquillas dirumuskan sebagai berikut (Hermanto, 2000) dalam (Fatimah dkk, 2013): D ij = N ij + M ij + C`ij + A ij Dij positif dan besar menunjukan kinerja sektor tersebut lebih unggul dibandingkan kinerja perekonomian wilayah yang menjadi perbandingan. C`ij mengukur keunggulan atau ketidak unggulan kompetitif sektor i pada perekonomian di suatu daerah dengan rumus:

9 C`ij = E`ij (r ij r in ) Keterangan: C`ij = Keunggulan Kompetitif di sektor i di wilayah Jawa Tengah E`ij = Kesempatan kerja sektor i di daerah Wonogiri (homotetic employment) r ij = laju pertumbuhan di sektor i di daerah Wonogiri (dalam persen) r in = laju pertumbuhan di sektor i tingkat regional (dalam persen) E`ij merupakan homothetic employment di sektor i di wilayah j yang nilainya adalah: E`ij = E ij. (E in / E n ) Keterangan: E ij = Kesempatan kerja sektor i di daerah Wonogiri E ij = Kesempatan kerja sektor i di wilayah Wonogiri E in = Kesempatan kerja di sektor i di tingkat regional E n = Kesempatan kerja tingkat regional Pengaruh alokasi atau allocation effect untuk sektor i di daerah j (Aij) adalah bagian dari keunggulan kompetitif tradisional (klasik) yang menunjukan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di daerah j. Aij diformulasikan sebagai berikut: A ij = (E ij E`ij ). (r ij r in )

10 Efek alokasi dapat bernilai positif atau negatif seperti pada tabel 3.1 berikut: Tabel 1.3 Pengaruh alokasi shift share Esteban Marquillas No Pengaruh Komponen Definisi alokasi (E ij E`ij ) (r ij r in ) (A ij ) 1 - + - Tidak ada keunggulan kompetitif, ada spesialisasi 2 + - - Tidak ada keunggulan kompetitif, tidak ada spesialisasi 3 - - + Ada keunggulan kompetitif, tidak ada spesialisasi 4 + + + Ada keunggulan kompetitif, ada spesialisasi Sumber: (Hermanto, 2000) dalam (Fatimah dkk, 2013) F. Sistematika Penulisan 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data, dan sistematika penulisan skripsi. 2. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tinjauan umum tentang teori-teori yang digunakan sebagai literatur dan landasan berpikir, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran. 3. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang obyek penelitian, jenis data dan sumber data, definisi operasional variabel, metode dan analisis data.

11 4. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi daerah penelitian, analisis data, hasil analisis data dan pembahasanya. 5. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan atau kendala dalam penelitian, serta saran-saran yang disampaikan baik untuk obyek penelitian ataupun penelitian selanjutnya