BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan

BAB II LANDASAN TEORI. Crites (dalam Brown, 2002) mendefinisikan kematangan karir sebagai tingkat di mana

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir dan dewasa awal. Menurut Monks (dalam Desmita, 2012) remaja akhir

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mempertajam keterampilan yang dimiliki serta menjalin pertemanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu

BAB II LANDASAN TEORI. berdasarkan hasil riset lebih dari 500 kajian di seluruh dunia. Kecerdasan adversitas ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun dirinya berada. Betapa orang akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang memiliki potensi untuk. mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

PENDAHULUAN. Mahasiswa yang menjalani kuliah di kampus ada yang merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah


BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah telah banyak mencatat bahwa orang-orang yang sukses adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa saat ini diharapkan menjadi sosok manusia yang berintelektual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kuliah sambil kerja banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi baik di negara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi. Di Indonesia, kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa mencari solusi dari masalah keuangan yang dihadapi dengan bekerja. Sebagian mahasiswa mempunyai masalah dengan biaya kuliah sehingga berusaha meringankan beban orangtua dengan bekerja. Namun, sebagian mahasiswa lain bekerja dengan alasan kemandirian. Menurut pengamat pendidikan, Utomo Dananjaya, kuliah sambil kerja merupakan upaya membuka gerbang dunia kerja karena akan mematangkan pola pikir individu untuk menghadapi dunia kerja, dapat menumbuhkan jiwa kemandirian, dan menghubungkan antara teori yang didapat di kampus dengan kenyataan yang ada di dunia kerja (Jajang, 2008). Menurut Rice (2008) tugas mahasiswa adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya di perguruan tinggi. Hal ini bertujuan guna mempersiapkan diri untuk memiliki karir yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Salah satu bentuk persiapan karir yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan bekerja sambilan. Kuliah sambil bekerja bukanlah hal baru dikalangan mahasiswa. Fenomena mengenai mahasiswa yang kuliah sambil bekerja juga ditemukan di (USU). Berdasarkan data statistik USU tahun 2009, jumlah mahasiswa USU yang terdaftar mencapai lebih dari 33.000 orang dan tidak menutup kemungkinan terdapat mahasiswa USU yang kuliah sambil bekerja. Beragam alasan melatarbelakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja, mulai dari masalah ekonomi, keinginan untuk membantu orangtua dalam membiayai kuliah, keinginan

untuk hidup mandiri, mencari pengalaman sampai hanya karena ingin mengisi waktu luang (Yenni, 2007). Hal ini sesuai dengan pendapat mahasiswa (dalam Media Indonesia) yang menyatakan bahwa alasannya menjalani kuliah sambil kerja adalah untuk mengisi waktu luang, mendapatkan uang saku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memperoleh ilmu. Kuliah sambil bekerja banyak memberi dampak bagi mahasiswa baik positif maupun negatif. Dampak positif yang diperoleh oleh mahasiswa yang kuliah sambil bekerja adalah dapat menyalurkan hobi, memiliki pengalaman di luar kelas, memperoleh keterampilan, pengetahuan tentang berbagai macam pekerjaan, dan bertanggung jawab. Selain itu, juga dapat melatih kemandirian dan memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan kuliah (Watanabe, 2005). Hal ini sesuai dengan penuturan dari mahasiswa M (20 tahun) tentang sisi positif dari kuliah sambil bekerja: Pekerjaan yang aku jalanin sekarang ini ya memang hobi aku, kak. Lagian bisa nambah wawasan, bisa dapat duit lebih, jadi pande ngatur keuangan buat ditabung, nambah pengalaman, punya temen baru, tau lingkungan baru, pokoknya banyak deh M (Komunikasi personal, 15 Januari 2011) Watanabe (2005) juga menyatakan bahwa terdapat dampak negatif yang harus diwaspadai oleh mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Dampak-dampak tersebut adalah kesulitan membagi waktu dan konsentrasi saat kuliah dan bekerja, kelelahan, penurunan prestasi akademik, mengalami keterlambatan kelulusan, dan akibat yang paling parah adalah dikeluarkan dari universitas karena lebih mementingkan pekerjaan dari pada kuliah. Berikut penuturan dari mahasiswa W (21 tahun) tentang masalah yang dihadapi saat kuliah sambil kerja: Gak enaknya kuliah sambil kerja tu ya pastinya pikiran terbagi antara kerjaan ma tugas kuliah. Apalagi kerja kadang udah capek kali terus mau buat tugas, belum lagi kalo pas musim ujian,

kadang keteteran kalo gak bisa ngontrol, dan ternyata dunia kerja juga tak seindah dunia kuliah. Apalagi pas kantor nuntut jam kerja kita disaat harus kuliah juga. Kadang aku gak masuk kuliah gara-gara kerja karena tanggung jawab sebagai karyawan lebih penting karena aku digaji. Waktu untuk istirahat apalagi buat main-main berkurang W(Komunikasi personal, 20 Januari 2011) Penelitian yang dilakukan oleh O Neil (dalam Newman & Newman, 2006) menemukan bahwa mahasiswa dipengaruhi oleh kemampuan, kebutuhan berprestasi, sikap dan pengalaman pribadi yang dimiliki dalam memilih karir. Hal ini menunjukkan bahwa ketika individu memiliki kemampuan di bidang tertentu dan kemudian memperoleh pengalaman maka individu cenderung akan memilih bidang tersebut sebagai pekerjaan yang akan dijalaninya nanti. Pekerjaan mencerminkan kepribadian, hobi dan gaya hidup. Menemukan pekerjaan yang tepat dapat membawa pada kepuasan seumur hidup. Sebaliknya, jika tidak menemukan pekerjaan yang tepat dapat mengakibatkan harga diri, efikasi diri dan kepuasan hidup yang rendah bahkan depresi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mueller (dalam Kosine & Lewis, 2008) menyatakan bahwa individu yang menemukan kepuasan pada pekerjaannya menunjukkan tingkat komitmen, kompetensi, produktivitas dan penyesuaian diri yang tinggi. Pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa antara lain bekerja sebagai pengajar les privat, SPG (Sales Promotion Girl), penyiar radio, penerjemah, penulis, wirausaha, reporter freelance, pramuniaga, penjaga warnet dan rental, dan tenaga administrasi (Tirta, 2005). Mahasiswa yang bekerja diharapkan memiliki kemampuan tertentu seperti penguasaan ilmu dasar yang akan diajarkan dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa pada pengajar les privat, kemampuan berbicara dan memiliki wawasan yang luas di bidang musik pada penyiar

radio, kemampuan berkomunikasi dan penampilan yang menarik pada SPG, kemampuan dan bakat menulis pada penulis, ahli di bidang bahasa pada penterjemah, memiliki daya kreativitas yang tinggi pada wirausaha, ketekunan dan keuletan pada pramuniaga, kemampuan di bidang jurnalistik dan memiliki banyak jaringan kerja pada reporter freelance, serta menguasai komputer dengan baik pada penjaga warnet dan rental. Super (dalam Kosine dan Lewis, 2008) menyatakan bahwa perkembangan karir adalah proses bukan tujuan. Perkembangan karir tidak berhenti pada masa muda tetapi terus berlanjut sepanjang kehidupan yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman, kebutuhan, dan kemampuan individu. Berdasarkan teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super (dalam Savickas, 2002), mahasiswa berada pada tahap exploration. Pada tahap ini, individu banyak melakukan pencarian tentang karir apa yang sesuai dengan dirinya, merencanakan masa depan dengan menggunakan informasi dari diri sendiri dan dari pekerjan. Individu dapat mengenali diri sendiri melalui minat, kemampuan, dan nilai. Individu mengembangkan pemahaman diri, mengidentifikasi pilihan pekerjaan yang sesuai, dan menentukan tujuan masa depan yang sementara namun dapat diandalkan. Individu juga akan menentukan pilihan melalui kemampuan yang dimiliki untuk membuat keputusan dengan memilih di antara alternatif pekerjaan yang sesuai. Tahap exploration memiliki tiga sub tahap, yaitu sub tahap tentative, transition dan trial. Sub tahap yang dijalani oleh mahasiswa adalah transition (usia 18-21 tahun). Tugas individu yang berada pada sub tahap ini adalah mengembangkan pemahaman yang nyata tentang bakat dan kemampuan yang dimiliki, mempersiapkan diri dan memilih pekerjaan. Pada sub tahap ini

juga individu mencoba bekerja secara formal melalui bekerja sambilan (Super dalam Savickas, 2002). Hasil penelitian Singg (2005) menyatakan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memiliki kematangan karir dan tanggung jawab yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Crites (dalam Taganing, 2007) yang menyatakan bahwa untuk dapat memilih dan merencanakan karir yang tepat, dibutuhkan kematangan karir yaitu pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih pekerjaan, dan kemampuan merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan. Super (dalam Winkel & Hastuti, 2006) menyatakan bahwa kematangan karir merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan karir tertentu. Indikasi yang relevan dengan kematangan karir adalah kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan pekerjaan atau memantapkan diri dalam suatu pekerjaan. Individu dengan tingkat kematangan karir yang tinggi akan memperoleh karir yang sukses dan memuaskan. Individu akan menunjukkan kesadaran yang lebih pada proses pengambilan keputusan karir, berpikir tentang alternatif pekerjaan lain, dan menghubungkan perilaku saat ini dengan tujuan masa depan. Individu juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam membuat keputusan karir, menjalankan pilihan karir, dan kemauan untuk mengakui tuntutan dunia kerja (Powell & Luzzo, 1998). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kematangan karir dengan minat berwirausaha pada mahasiswa. Semakin tinggi kematangan karir, maka semakin tinggi minat berwirausaha. Sebaliknya,

semakin rendah kematangan karir, maka semakin rendah minat berwirausaha. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2010) yang juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kematangan karir dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa. Semakin tinggi kematangan karir, maka semakin tinggi intensi berwirausaha. Sebaliknya, semakin rendah kematangan karir, maka semakin rendah intensi berwirausaha. Dari dua penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa mahasiswa dengan kematangan karir yang tinggi memiliki keinginan untuk berwirausaha. Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja selain memiliki kematangan karir juga memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran individu tentang tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban (Adhika, 2004). Menurut Stoltz (2000) tanggung jawab termasuk dalam salah satu dimensi kecerdasan adversitas yaitu ownership yang merupakan pengakuan terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan dan tanggung jawab, selain control, origin, reach dan endurance. Stoltz (2000) menyatakan bahwa kecerdasan adversitas adalah kecerdasan dalam menghadapi kesulitan dan kemampuan individu untuk bertahan dalam berbagai kesulitan hidup serta tantangan yang dihadapi. Individu yang mampu mengubah kesulitan menjadi peluang adalah individu yang terus berjuang dalam situasi apapun sehingga mampu mencapai kesuksesan. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan adversitas yang berbeda, karena itu terdapat individu yang mampu bertahan sementara individu lain gagal atau bahkan mengundurkan diri. Individu yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi adalah individu yang optimis, berpikir dan bertindak secara tepat dan bijaksana, mampu memotivasi diri sendiri, berani

mengambil resiko, berorientasi pada masa depan, dan disiplin. Sementara itu, individu yang memiliki kecerdasan adversitas rendah adalah indvidu yang pesimis, berpikir dan bertindak cenderung tidak kreatif, tidak berani mengambil resiko, menyalahkan orang lain, lari dari masalah yang dihadapi, tidak berorientasi pada masa depan dan menghindari tantangan (Stotlz, 2000). Stoltz (2000) juga menyatakan bahwa terdapat tiga tingkat kesulitan yang dihadapi oleh individu, yaitu kesulitan masyarakat, kesulitan di tempat kerja dan kesulitan individu. Kesulitan dalam masyarakat mencakup perubahan dan peralihan di berbagai bidang kehidupan seperti: harta, ketidakpastikan akan masa depan dan kecemasan pada kondisi perekonomian. Kesulitan di tempat kerja mencakup perubahan yang terus terjadi di tempat kerja yang dapat menimbulkan kecemasan bagi pekerja. Oleh karena itu, individu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menutupi rasa cemas akibat persaingan yang ketat untuk mempertahankan pekerjaan. Kesulitan yang dihadapi individu mencakup kesulitan yang dihadapi di tempat kerja dan dalam masyarakat. Huijuan (2009) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan adversitas dengan performa akademik pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas merupakan faktor yang mempengaruhi performa akademik dan individu yang memiliki kecerdasan adversitas yang tinggi akan memperoleh performa akademik yang tinggi. Sejalan dengan penelitian tersebut, William (2003) juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan adversitas dengan prestasi pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan adversitas berperan penting dalam mengembangkan prestasi dan siswa dengan kecerdasan adversitas yang tinggi memiliki prestasi yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kematangan karir, mahasiswa bekerja membutuhkan kecerdasan adversitas, sehingga berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk melihat apakah terdapat hubungan positif antara kecerdasan adversitas dengan kematangan karir pada mahasiswa bekerja. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan positif antara kecerdasan adversitas dengan kematangan karir pada mahasiswa bekerja? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan adversitas dengan kematangan karir pada mahasiswa bekerja. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis tentang informasi dan perluasan teori di bidang psikologi perkembangan, terutama mengenai kecerdasan adversitas dan kematangan karir pada mahasiswa bekerja. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan penelitian mengenai psikologi perkembangan sehingga hasil penelitian nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis a. Memberikan informasi dan masukan bagi para mahasiswa bekerja mengenai kematangan karir sehingga dapat menerapkan langkah-langkah yang dapat meningkatkan kematangan karirnya. b. Memberikan informasi dan masukan bagi mahasiswa bekerja mengenai kecerdasan adversitas, sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kecerdasan adversitas dalam menghadapi kesulitan. c. Memberi informasi tentang jenis pekerjaan yang dapat dilakukan mahasiswa. d. Mahasiswa dapat memilih pekerjaan yang tepat sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. e. Memberikan informasi bagi para mahasiswa bekerja mengenai dimensi-dimensi dari kecerdasan adversitas yang sudah atau belum dimiliki sehingga mahasiswa dapat menerapkan langkah-langkah untuk menghadapi kesulitan. E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : Pendahuluan Berisi penjelasan mengenai latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian, meliputi landasan teori dari kematangan karir, kecerdasan adversitas, dan mahasiswa bekerja.

BAB III : Metode Penelitian Berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data, prosedur pelaksanaan penelitian, metode analisis data. BAB IV : Analisa dan Interpretasi Data Berisi gambaran subjek penelitian, uji asumsi penelitian, hasil utama penelitian dan hasil tambahan. BAB V : Kesimpulan, Diskusi dan Saran Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran penyempurnaan penelitian berikutnya.