UPAYA PENINGKTAN KUALITAS LULUSAN SMK BIDANG BUSANA

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENGELOLAAN USAHA BUSANA. Nanie Asri Yuliati Pendidikan Teknik Busana UNY ABSTRAK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

LAPORAN KEGIATAN PPM PEMBUATAN BUSANA DENGAN METODE PRAKTIS BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI DESA WATULUNYU KULONPROGO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

ARTIKEL Program Penerapan IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA MODE BUSTIE PADA USAHA MODISTE DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION. Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULON PROGO YOGYAKARTA

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA BUSANA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

PEDOMAN WAWANCARAPENELITAIAN PEMBELAJARAN INDUSTRI KREATIF DI SMK N 1 NGAWEN

D KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina, 2014 Analisis kualitas hasil praktek busana pesta wanita pada mata pelajaran menjahit

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN KONSTRUKSI POLA BUSANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA. Disususn oleh : Dra. Astuti, M.Pd NIP

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

Peta Kegiatan Keahlian Praktek Industri pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Busana UNY 1. Mohammad Adam Jerusalem Jurusan PTBB FT UNY

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA

UJI KOMPETENSI GURU 2015 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA. Kompetensi Utama. Standar Kompetensi Guru. Indikator Esensial

PEMBERDAYAAN KORBAN GEMPA MELALUI PROGRAM LIFE SKILLS BIDANG FISHION SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN EKONOMI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

LAPORAN Studi Khasus Pada Konveksi Zen Tailor

TEKNIK MENJAHIT MENGHITUNG HARGA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

MODEL PENILAIAN KEAHLIAN TATA BUSANA BERBASIS STANDAR KOMPETENSI NASIONAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

IDE PERENCANAAN USAHA. mengamati Wira mengamati sekelilingnya untuk mendapatkan. memikirkan Wira Memunculkan ide-ide yang menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENJAHIT PAKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. oleh sebab itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. aktif mengembangkan potensi didalam dirinya.

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari. kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tri Romelah Dini Sutrisno,2013

: Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat. mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENYELIA PROSES PEMBUATAN PAKAIAN

SALINAN LAMPIRAN XIV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2010 TANGGAL 31 DESEMBER 2010 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MENJAHIT PAKAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran. Menurut data yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andri Haerudin, 2014 Analisis Kualitas Hasil Praktik Adibusana Pada Mata Kuliah Adibusana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap manusia, tidak ada seorangpun yang dapat hidup secara

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNOLOGI BUSANA I

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Soya-soya dapat diambil kesimpulan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

SEMINAR NASIONAL IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA MAHASISWA JURUSAN PKK FT UNM

Transkripsi:

UPAYA PENINGKTAN KUALITAS LULUSAN SMK BIDANG BUSANA Oleh : Nanie Asri Yuliati, Dra. ABSTRAK Tujuan pembuatan makalah ini agar Lulusan Prodi Teknik Busana dapat berwirausaha di bidang busana/ industri garmen. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan meningkatkan ketrampilan menjahit pada masing-masing mata kuliah praktek meliputi tahap persiapan, proses maupun penyelesaian. Tahapan persiapan meliputi pemilihan model, pengambilan ukuran, pembuatan pola, menghitung keperluan menjahit. Tahap praktek meliputi menyiapkan bahan, meletakkan pola pada bahan, memindahkan bentuk pola pada bahan, memotong bahan, menjelujur, memampat, mengepas, menjahit dan penyelesaiannya. Penjahitan dilakukan sesuai dengan tertib kerja. Selain pengetahuan dan ketrampilan menjahit diperlukan juga pengetahuan dan sikap kewirausahaan yang meliputi berani menghadapi resiko, inovatif, dapat dipercaya, mampu mencari peluang, berani mandiri serta menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk mendapatkan pasar, modal maupun bahan baku. Dari upaya yang dilakukan akan dihasilkan Lulusan Prodi Busana dapat berwirausaha di bidang busana/ industri garmen antara lain membuka usaha menjahit perorangan, usaha Atelier, usaha butik, usaha konveksi, usaha kursus menjahit, usaha perantara busana dan bekerja di suatu perusahaan busana atau garmen. 1

PENDAHULUAN Di Era Global ini fungsi dunia pendidikan dan dunia usaha/industri sangat perlu disenergikan untuk menghadapi pesatnya dunia usaha yang harus dibarengi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya. Selama ini peningkatan kualitas Lulusan SMK Busana belum banyak berperan dalam menghadapi kebutuhan Lapangan Kerja di bidang Industri Busana baik secara Home Industri maupun di Industri Besar. Hal tersebut disebabkan karena ; kurangnya informasi tentang bidang usaha/ industri busana, kurang jelasnya standart profesi yang dibutuhkan serta standart keahlian Lulusan untuk memenuhi tuntutan lapangan pekerjaan. Untuk menghadapi persaingan kerja yang semakin ketat tantangan utama kedepan adalh meningkatkan daya saing dan keunggulan disemua sektor industri, sektor jasa dengan mengandalkan sumber daya manusia, teknologi dan managemen sesuai dengan tuntutan pasar kerja atau dunia usaha dan industri. Bentuk kerjasama antara dunia industri dan lembaga pendidikan kejuruan baik formal maupun non formal dapat berupa merumuskan standart kebutuhan kualifikasi Lulusan, merumuskan kurikulum berbasis kompetensi yang berorientasi dunia usaha dan industri, memberi kesempatan siswa untuk praktek dan magang di industri. Perkembangan industri busana dan bisnis busana di Indonesia semaki maju dari tahun ke tahun sejalan dengan kebutuhan masyarakat khususnya kaum wanita untuk mengahadiri banyak kegiatan yang memerlukan penampilan yang istimewa ( APPMI, 2004.hal 5 ). Dengan semakin banyak munculnya industri busana di Indonesia tentunya merupakan peluang usaha dan kerja di bidang industri busana, sehingga banyak membutuhkan tenaga kerja yang berkwalitas di bidang busana. SMK Bidang Busana merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Formal yang menyiapkan sumber daya manusia yang berkwalitas mampu berkompetisi dan mnegembangkan diri dalam lingkup keahlian di bidang busana. INDUSTRI BUSANA PEMBAHASAN A. PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN MENJAHIT Prodi Teknik Busana mempunyai tujuan agar Lulusan menjadi seorang yang mampu dalam pembuatan busana secara profesional. Mata kuliah ( kurikulum ) yang diberikan mengacu pada penguasaan teori dan praktek pembuatan busana. Mata kuliah praktek busana adalah mata kuliah praktek ketrampilan pembuatan busana atau menjahit pakaian yang menggunakan sarana/alat praktek seperti mesin jahit dan perlengkapannya. 2

Mata kuliah praktek busana meliputi 2 ( dua ) bagian besar yaitu Persiapan menjahit dan Praktek Menjahit. Tahap Persiapan : 1. Memilih Model Model dapat ditentukan oleh pengajar tetapi juga dapat oleh pihak mahasiswa sendiri. Dalam hal ini mahasiswa mendapat mata kuliah menggambar model ( mendesain ) suatu busana, sehingga mahasiswa dapat menuangkan ide-idenya dalam merancang suatu busana. 2. Mengambil Ukuran Pengambilan ukuran badan sesorang adalah hal yang sangat penting dalam persiapan menjahit. Maka pengambilan ukuran badan seseorang harus dilakukan dengan berhati-hati, teliti dan tepat. Apabila tidak tepat akan menghasilkan jahitan yang tidak pas dipakai, tidak nyaman dipakai sehingga akan mengakibatkan pengukuran ulang, pembuatan pola ulang yang menyebabkan kurang puasnya pelanggan. 3. Menghitung Keperluan Menghitung keperluan dalam kebutuhan menjahit sangat diperlukan baik bahan busana serta perlengkapan yang lain agar pekerjaan dapat diselesaikan secara ekonomis dan efisien. 4. Menyiapkan Pola ukuran sebenarnya Pola dibuat dengan ukuran sesuai dengan badan yang diukur, lalu dirubah sesuai dengan model busana / Disainnya. Dalam hal ini ketrampilan untuk mengubah model, pemahaman gambar model atau kemapuan membaca gambar sangat diperlukan. Jika pola yang diubah sudah siap segera tempelkan atau letakkan pada bahan yang akan dijahit. Tahap Praktek Menjahit Pada tahap praktek mejhait ini ada beberapa urutan yang harus dilakukan yakni sebagai brikut : 1. Menyiapkan Bahan Setelah pekerjaan persiapan selesai, mahasiswa harus dapat menyiapkan bahan busana. Pemilihan bahan harus tepat untuk pembuatan busana, maka pengetahuan bahan busana harus dimiliki oleh mahasiswa. Karena setiap jenis busana mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri, bahan busana tergantung dari kegunaannya ( pria/ wanita, celana/baju/ blus dll ) dan kapan akan dipakai ( waktu siang, malam), serta jenis pakaian ( untuk ke pesta, ke kantor atau santai, olah raga dll ). Sifat suatu bahan cocok untuk satu model namun belum tetntu cocok untuk model lainnya. 2. Meletakkan pola pada bahan. 3

Cara meletakan pola pada bahan harus betul, bahan dibalik terlebih dahulu, setelah itu pola diletakkan di atas bahan mulai dari pola yang besar kemudian pola yang kecil. Terlebih dahulu diperiksa apakah letak pola sudah sesuai arah seratl atau belum, kalau sudah betul diberi tanda jahitan lalu baru dipotong. 3. Memindahkan bentuk pola serta memberi tanda. Setelah pola dipindahkan pada bahan dengan menggunakan kapur jahit kemudian memberi tanda rader sesuai dengan garis pola. 4. Menjelujur Pekerjaan menjelujur harus mengikuti garis rader, sehingga hasilnya akan sesuai denan badan yang diukur ini berguna untuk pengepasan pertama. 5. Memampat. Setiap pekerjaan bagian-bagian busana seperti krah, lengan, badan harus dikerjakan dengan teliti dan rapi. Setiap bagian harus diseterika, apalagi yang menggunakan kain pelapis agar mendapatkan hasil yang lebih rapi dan pas dibadan. 6. Mengepas Mengepas perlu dilaksanakan oleh mahasiswa yang sedang belajar menjahit pakaian, sehingga bisa diketahui kekurangannya. Pengepasan dapat terjadi kesalahan karena kecerobohan pada awal pembuatan, contohnya : - Kesalahan pemotongan dan arah serat yang tidak benar akan mempengaruhi pengepasan. - Penggabungan yang kurang yaitu jarak kelim kurang pas, kampuh terlalu kecil atau lebar, penggabungan yang tidak benar dapat mempengaruhi pengepasan. - Kesalahan pola, dapat terjadi karena kurangnya ketrampilan membuat pola. Pakaian yang pas harus seimbang artinya sempurna antara bagian bagian yang ketika digabungkan membentuk sebuah unit dimana setiap bagiannya berada dalam ukuran yang tepat dan selaras dengan yang lain. Pakaian yang pas dan seimbang akan mempengaruhi penampilan, kenyamanan, dan kegunaan. 7. Menjahit dan penyelesaian Pada pekerjaan penjahitan dan penyelesaian yang harus diperhatikan adalah teknik menjahit. Mahasiswa harus menguasai masing-masing teknik menjahit dengan betul agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Usaha-usaha di bidang busana : 1. Usaha menjahit perseorangan : a. Modiste, yaitu usaha menjahit pakaian wanita dan anak-anak 4

b. Tailor, yaitu usaha menjahit pakaian pria. c. Adibusana, yaitu usaha menjahit halus, bermutu tinggi, banyak diselesaikan dengan tangan. 2. Usaha atelier Yaitu usaha konveksi dalam jumlah kecil serta menjual busana jadi. 3. Usaha butik, yaitu tempat menjual busana dengan mutu yang baik lengkap dengan penjualan asesori, kadang-kadang juga menerima pesanan jahitan. 4. Usaha konveksi, yaitu usaha pembuatan pakaian jadi dengan ukuran standar ( S, M, L, XL, XXL ) secara besar-besaran, lebih dari 100 potong. 5. Usaha kursus menjahit, yaitu memberikan pelajaran ketrampilan menjahit 6. Usaha perantara busana, yaitu penjualan busana namun tidak memproduksi sendiri. B. PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN Selain pengetahuan dan ketrampilan menjahit untuk menjadi seorang pengusaha di bidang Busana ataupun bekerja di industri Busana/Garmen diperlukan pengetahuan dan sikap kewirausahaan. Wirausaha sendiri berarti sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Seorang wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan sendiri kesempatan kerja dalam bidang yang sesuai atau cocok dengan kemampuan diri sendiri. Untuk memwujudkannya ialah melalui bisnis ( usaha yang menghasilkan ) guna memenuhi dan menyediakan kebutuhan manusia berupa barang ataupun jasa. Ciri ciri wirausaha yang harus dimiliki adalah sebagai berikut : 1. Watak Wira, menggambarkan seseorang yang berwatak ksatria, berani mengambil keputusan dalam memenuhi sesuatu dan mempunyai semangat berprestasi. 2. Watak Inovatif, dapat menemukan potensi-potensi baru serta mampu merintis usaha atau kegiatan baru. 3. Kesanggupan dan keberanian menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan wajar sesuai dengan kemampuannya. 4. Watak andalan, artinya dapat dipercaya. Tugas tidak akan terbengkelai akan selesai sampai tuntas dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab. 5. Watak Swasta, yaitu mampu berdiri di atas kaki sendiri atau dengan kata lain percaya pada kekuatan sendiri. Tidak mau menggantungkan kepada orang lain. Untuk bisa terjun ke dunia kerja dibidang usaha/industri busana baik secara pribadi maupun bekerja pada orang lain, sifat-sifat kewirausahaan tersebut di atas adalah sangat penting dan perlu dimiliki oleh Lulusan Prodi Teknik Busana. Untuk menjadi pengusaha di bidang Busana mahasiswa selama menempuh kuliah harus dibekali dengan banyak latihan agar : 1. Berani menerima pesanan dari orang lain/ menerima order jahitan 5

2. Mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik guna mendapatkan pelanggan. 3. Mempnyai sifat dinamis ( Inovatif dan kreatif ) 4. Berani mempromosikan diri dan berani bersaing ( percaya diri ) 5. Berani menghadapi resiko 6. Berdisiplin, tepat waktu, menghargai waktu 7. Berani menentukan ongkos/ harga dalam usaha baik Jasa maupun Barang. 8. Mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain terutama yang berkaiatan dengan bidang yang diusahakan maupun yang lainnya. 9. Mampu melihat peluang baik dalam mendapatkan bahan baku maupun pasar. PENUTUP Oleh karena itu Lulusan Prodi Teknik Busana untuk bisa mampu menembus dunia usaha baik yang bersifat usaha sendiri maupun ikut orang lain dibidang busana harus menguasai : 1. Pembuatan pola atau mengkonstruksi badan seseorang 2. Teknik menjahit yang betul. a. Teknik penyambungan antara bagian satu dengan yang lain harus betul. b. Teknik pemasangan krah, lengan harus betul. Sehingga menggantungnya pakaian pada tubuh bisa pas. 3. Pemotongan bahan yang benar, sesuai arah serat dari bahan mapun sesuai motif dari bahan yang akan dijahit. 4. Pengetahuan tentang bahan busana/tekstil, peletakan pola sesuai arah serat dan motif. 5. Memahami gambar model busana. 6. Mempunyai pengetahuan kewirausahaan dan sifat sebagai wirausaha. Dengan memperhatikan berbagai ketrampilan di atas dan memperbanyak latihan sesuai rambu-rambu / tertib kerja yang didukung dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki imaka akan menambah kemahiran Lulusan Prodi Teknik Busana untuk menjadi ahli dibidang busana dan dapat memenuhi kebutuhan SDM sesuai dengan tuntutan industri garmen. 6

DAFTAR PUSTAKA Bina Swadaya, Modul Pelatihan Wira Usaha Kecil/Mikro, Direktorat Pengembangan Kemandirian. Jakarta. Dunn, ( 1981), Fashion Design, Adelaide. Ligby Ltd. Goet Poespo, ( 2005 ), Panduan Teknik menjahit, Kanisius Yogyakarta. Sri Wening & Sicilia Sawitri, ( 1994 ), Dasar Pengelolaan Usaha Busana, Yogyakarta Susan Warshauer, ( 1988 ), Inside Training & Development Creating Effective Programs, University Associates, Inc. San Diego, California. Tohar, M, ( 1999 ), Membuka Usaha Kecil, Yogyakarta, Kanisius. West Java Project, ( 2004 ). Pengepasan Garmen, Sumber-sumber belajar PAKET GP 032 7