BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

MEI LINA QURUTA AYUN B / I

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 80 % dari keseluruhan system keuangan (Abidin, 2007).Perkembangan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan suatu perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Pada waktu itu bank- bank sentral

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang. lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu sebagai perantara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan operasionalnya pasti tidak akan terlepas dari risiko.

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

I. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi..., Ellyn Herlia Nur Hidayah, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang tersedia secara optimal untuk dapat menghasilkan output yang

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting bagi aktivitas perekonomian. Bank adalah lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian suatu bangsa baik secara mikro maupun makro. Peran stategis bank tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Di Indonesia, perbankan mempunyai pangsa pasar sebesar 80 persen dari keseluruhan sistem keuangan yang ada. (Septianto,2010:41) Lembaga keuangan yang tepat dan stategis untuk melayani jasa perbankan bagi masyarakat tersebut ialah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kunci keberhasilan BPR dalam pemberian pelayanan kepada UKM antara lain adalah lokasi BPR yang dekat dengan masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan yang sederhana dan proses yang cepat, serta mengutamakan pendekatan personal dengan masyarakat setempat. (Hartono dkk, 2008 : 52) Pertumbuhan industri lembaga keuangan syariah dapat dilihat dari pertumbuhan Jaringan kantor perkembangan syariah pada periode 2011 sampai dengan periode 2015 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank 1

2 Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) pada setiap tahunnya seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Tahun 2011-2015. Jumlah Perbankan Syariah 2011 2012 2013 2014 2015 BUS Jumlah Bank 11 11 11 12 12 Jumlah Kantor 1401 1745 1950 2.151 1.990 UUS Jumlah Bank 24 24 23 22 22 Jumlah Kantor 336 517 576 320 311 BPRS Jumlah Bank 155 158 160 163 163 Jumlah Kantor 364 401 399 439 446 Total Kantor 2101 2663 2925 2910 2747 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah),2015. Perkembangan BPR di tanah air menunjukkan indikasi yang menggembirakan, ditunjukkan dari perkembangan yang cenderung meningkat baik dari jumlah kantor, total aset, menghimpun dana maupun penyaluran kredit yaitu rata- rata dalam lima tahun terakhir masing masing meningkat sebesar 4,8%, 22,0%, 20,8%, dan 34,4%. Meskipun skala ekonomi BPR masih relatif kecil, namun kemampuannya dalam memberikan akses keuangan yang lebih luas kepada UKM di Indonesia sangatlah penting. (Hartono dkk, 2008: 52) Menurut UU RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan dalam bentuk bentuk lainnya dalam

3 rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi bank pada hakekatnya ialah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Salah satu bentuk penggunaan dana bank merupakan pemberian pinjaman atau kredit kepada masyarakat. Lembaga keuangan bank yang tepat dan stategis dalam memberikan pelayanan khususnya di bidang perkreditan adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau pun syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR konvensional merupakan salah satu jenis bank pembiayaan yang beroperasi menggunakan prinsip prinsip konvensional pada umumnya. BPR konvensional tidak jauh berbeda dengan bank umum konvensional yaitu menjalankan aktivitas usahanya dengan penerapan bunga. BPR merupakan bagian dari sistem perbankan yang mempunyai andil yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan BPR konvensional di Indonesia menunjukkan indikasi yang menggembirakan, ditujukkan dari perkembangan baik dari jumlah BPR, Sumber dana, Kredit yang diberikan, dan Total Aset (Tabel 1.2)

4 Tabel 1.2 Perkembangan BPR Konvensional Skala Nasional Tahun 2016 Tahun Bulan Jumlah BPR Sumber Dana Kredit yang diberikan Total Aset (Rp.Ribu) 2016 Januari 1.642 84,145,563,020 66,446,038,740 90,064,828,853 2016 Februari 1.641 84,395,363,899 69,378,855,131 90,414,098,127 2016 Maret 1.641 85,105,545,569 70,331,682,048 91,543,855,285 2016 April 1.640 86,243,820,266 71,270,700,842 92,396,444,343 2016 Mei 1.641 87,145,221,160 72,327,331,741 93,614,697,827 2016 Juni 1.641 87,236,009,473 73,694,214,500 94,195,250,073 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, 2016 Sama seperti Bank Umum, BPR juga dibagi menjadi dua jenis usaha yaitu BPR konvensional dan BPR syariah. Secara umum tidak ada perbedaan fungsi antara BPR konvensional dengan BPR syariah yaitu sama sama sebagai lembaga intermediasi. Ada perbedaan yang mendasar terletak pada jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi transaksi yang dilakukan oleh Bank itu sendiri. Bila bank konvesional mendapatkan keuntungan dari pengambilan bunga, sedangkan bank syariah mendapatkan keuntungan dari bagi hasil (loss and profit sharing). Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi islam diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan sosisl-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilitas dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengambilan yang adil dan pelayanan yang efektif. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip islam,

5 syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. (Husaeni, 2016: 50) Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan pada perbankan syariah, BPR yang dimaksud yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Perbankan syariah di Indonesia terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada umumnya BUS, UUS, dan BPRS merupakan bank alternatif yang diperuntukkan bagi masyarakat yang menjalankan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan yang menginginkan perbankan yang benar-benar syariah (menjalankan prinsip-prinsip syariah). Kehadiran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia semakin menambah daftar nama perbankan syariah, karena Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam sistem perbankan di Indonesia merupakan sebuah lembaga keuangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat atas transaksi pembiayaan yang tidak berbasis riba. Sampai dengan juni 2016, jumlah BPRS di Indonesia mencapai 165 dengan jumlah kantor 428 dan jumlah pekerja mencapai 4.495 orang (Husaeni, 2016 : 50-51) Penyaluran pembiayaan merupakan aktivitas utama BPRS sehingga pendapatan margin bagi hasil menjadi pendapatan utama BPRS, namun pembiayaan juga merupakan sumber resiko bagi BPRS yang tercermin dari pembiayaan non lancar (non performing financing). Kemampuan menyalurkan pembiayaan oleh perbankan dipengaruhi berbagai faktor yang

6 dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan margin pembiayaan serta memperhatikan rasio-rasio keuangan. (Husaeni, 2016: 51) Gambar 1. Penyaluran Pembiayaan di BPRS Tahun 2014-2016 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah) Dari gambar 1, dapat diperlihatkan bahwa penyaluran pembiayaan BPRS setiap tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014, jumlah penyaluran pembiayaan mencapai Rp 4,792 Triliun dan pada tahun 2015 total penyaluran pembiayaan pada BPRS mencapai Rp 5,470 Triliun. Sedangkan pada bulan Juni 2016, jumlah total penyaluran pembiayaan mencapai Rp 6,082 Triliun. (Husaeni, 2016: 51) Perekonomian perbankan di jawa tengah tumbuh membaik pada triwulan IV 2015. Ekonomi jawa tengah tumbuh cukup signifikan dari 5,0% (yoy) menjadi 6,1% (yoy). Membaiknya kinerja perekonomian tersebut ditinjau dari

7 sisi pengeluaran ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Tumbuhnya konsumsi rumah tangga pada triwulan didorong dengan adanya Hari Raya Natal dan tahun baru. Kedua momen tersebut mampu mendorong kinerja konsumsi masyarakat. Sementara peningkatan investasi diindikasikan terutama pada investasi bangunan. Meningkatnya investasi infrastruktur pemerintah di tahun 2015 menjadi pendorong kenaikan komponen investasi ini. (Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV). B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka pokok dari masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) selama periode 2013-2015, bagaimana tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Konvensional selama periode 2013-2015 dan apa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi BPR syariah dengan BPR konvensional? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi BPR syariah dan BPR konvensional selama periode 2013-2015 dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil efisiensi BPR konvensional dengan BPR syariah.

8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Pemerintah dan Bank Indonesia Diharapkan dapat menjadi alat informasi dan bahan pertimbangaan bagi pembuatan kebijakan perbankan dalam meningkatkan efisiensi BPR agar tercapai stabilitas ekonomi nasional. 2. Bagi Akademisi Sebagai bahan pertimbangan sejauh mana kurikulum atau program yang telah diterapkan mempunyai relevansi dengan kebutuhan selanjutnya. 3. Bagi BPR konvensional dan BPR syariah Memberikan informasi tentang tingkat kinerja efisiensi di BPR konvensional dengan BPR syariah agar meningkatkan persaingan yang sehat bagi BPR itu sendiri. 4. Bagi penelitian berikutnya Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian di masa yang akan dating. E. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, artikel, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series pada periode tahun 2013.1 2015.4 Data

9 tersebut diperoleh dari instansi-instansi pemerintah yang terkait antara lain dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu (www.ojk.go.id). Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari BPR konvensional dengan BPR syariah yang memiliki laporan keuangan pada tahun 2013-2015. 2. Metode dan Alat Analisis Dalam penelitian ini, pengukuran efisiensi BPR konvensional dan BPR syariah akan diukur dengan DEA (Data Envelopment Analysis) dengan menggunakan pendekatan input oriented, dan menggunakan pendekatan CRS (Constant Return to Scale). DEA merupakan sebuah metode frontier non parametic yang menggunakan program linier untuk membandingkan rasio output dan input untuk semua unit yang dapat dibandingkan dalam sebuah populasi. Tujuan metode DEA adalah sebagai alat untuk membantu dalam evaluasi tingkat efisiensi dari decision making unit (DMU) (Fathony, 2012: 227). Metode CCR merupakan model yang paling sering digunakan, yang dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 dengan menerapkan constant return to scale (CRS). Rumus dari model dapat ditulis sebagai berikut (Komariyatin, 2007: 107-108):

10 Dimana: Ho : efisiensi masing-masing BPR S : Jumlah output BPR yang diamati m : jumlah input BPR yang diamati yrj : jumlah output i yang digunakan masing-masing BPR xij : jumlah input j yang digunakan masing masing BPR ur : bobot output i yang dihasilkan per BPR vi : bobot input j yang diberikan per BPR Kendala: Untuk r = 1, N Dimana N menunjukkan jumlah bank dan sample, angka rasio efisiensi relatif berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai 100%. Suatu DMU memiliki kinerja yang efisien jika nilai efisiensi relatif sebesar 1 atau 100% sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 1 atau 100% maka kemampuannya masih dibawah DMU yang telah efisien dan di namakan inefisiensi. Pada Data Envelopment Analysis (DEA) setiap BPR dapat menentukan pembobotannya masing-masing dan menjamin bahwa pembobotan yang dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang lebih baik.

11 Adapun dalam penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai input adalah tabungan dari BPR konvensional dan BPR syariah, deposito untuk BPR konvensional dan BPR syariah dan Modal digunakan untuk BPR konvensional dan BPR syariah. sedangkan variabel output yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembiayaan untuk BPR konvensional dan BPR syariah, penempatan pada bank lain di BPR konvensional maupun BPR syariah. F. Sistematika Penulisan Penyusunan penelitian ini menggunakan sistematika sederhana dengan maksud agar lebih mudah menerangkan segala permasalahan yang menjadi pokok pembahasan sehingga lebih terarah pada sasaran. Kerangka sistematika penulisan ini terdiri atas 5 bab, yakni: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang pemaparan latar belakang masalah yang merupakan landasan pemikiran, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori teori tentang BPR konvensional dan BPR syariah, efisiensi, dan Data Envelopment Analysis (DEA) sebagai dasar penelitian, hasil-hasil penelitian terdahulu yang dijadikan dasar dan referensi bagi peneliti. Dijelaskan pula kerangaka pemikiran dan hipotesis yang diambil oleh peneliti.

12 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, definisi variabel, dan tekhnik analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang deskripsi pengolahan data dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), pembahasan dan hasil analisi lebih efisien BPR konvensional atau BPR syariah dan apa ada pengaruh signifikan antara tingkat efisiensi BPR konvensional dan BPR syariah. BAB V : PENUTUP Penutup berisi simpulan dari serangkaian pembahasan yang diuraikan dalam penelitian dan saran-saran yang perlu disampaikan, baik untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya.