BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN DI KALANGAN MASYARAKAT BERBUDAYA JAWA DI SOLO DALAM KONTEKS NONRESMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. firmannya Katakanlah: Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

Analisis Tuturan Imperatif Bahasa Jawa di Desa Sruweng Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai alat sosial, dan sebagai sarana mengekspresikan diri (2007:3). Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap (organ of

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam sistem pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak telah mengenal bahasa sebelum dia dilahirkan, karena

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan memberikan informasi kepada sesama. Dalam hal ini, keberadaan bahasa diperlukan sebagai alatnya, karena bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kelanjutan hidup manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai bagian dari kebutuhan primer, sebagai pengatur, bahkan bahasa sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkap ide, gagasan, isi pikiran, maksud realistis dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa (Sumarlam, 2003:1). Bahasa diperlukan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh anggota masyarakat. Dalam penelitian ini, pemilik dan karyawan toko yang berperan sebagai masyarakat memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa itu sendiri adalah linguistik. Pragmatik merupakan cabang linguistik yang mempelajari relasi bahasa sesuai dengan konteksnya. Di dalam pragmatik terdapat kesantunan berbahasa yang merupakan salah satu aspek kebahasaan, yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional penuturnya di dalam komunikasi. Penutur dan mitra tutur tidak hanya dituntut menyampaikan 1

kebenaran, tetapi harus tetap menjaga keharmonisan hubungan. Kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi juga berlaku pada tuturan pemilik dan karyawan toko dalam kegiatan sehari-hari. Pemilik toko dalam melakukan rutinitasnya selalu menggunakan kalimat imperatif dalam menunjukkan perintah terhadap karyawan. Dalam hal ini, kesantunan bahasa berperan dalam menjalin hubungan baik antara pemilik dan karyawan toko. Penggunaan bahasa yang santun dalam memerintah dapat meningkatkan keharmonisan dalam hubungan pemilik dan karyawan toko. Kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dapat berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. Kalimat imperatif dapat pula berkisar antara suruhan untuk melakukan sesuatu sampai dengan larangan untuk melakukan sesuatu (Rahardi, 2005:79-85). Kalimat Tata, tolong ambilkan buku yang kuning itu!, kalimat tersebut merupakan kalimat perintah yang menggunakan penanda tolong dan termasuk dalam kalimat perintah yang santun. Ketika peneliti yang sedang berbelanja di Pasar Majenang pada tanggal 2 Januari 2012, peneliti melihat pemilik sebuah toko sedang berbicara dengan karyawannya menggunakan tuturan kalimat imperatif dengan bahasa yang kurang santun. Tuturan kurang santun tersebut terlihat dalam dialog: (1) Pemilik : Ngitunge sing bener. Ayo, aja salah maning! (Menghitung yang benar. Ayo, jangan salah lagi!). Karyawan : Nggih Mba, maaf. (Ya Mba, maaf). Konteks tuturan: Dituturkan oleh pemilik toko kepada karyawannya untuk melakukan penghitungan secara benar karena pernah mengalami kesalahan dalam menghitung yang membuat pemilik toko merasa kesal. 2

Dalam tuturan (1) di atas, kalimat perintah yang diucapkan oleh pemilik kepada karyawan dengan menggunakan penanda ayo pada kalimat Ayo, aja salah maning. Penutur juga mengucapkan dengan intonasi keras pada tuturan Ngitunge sing bener. Ayo, aja salah maning! dianggap kurang santun. Dengan adanya peristiwa tersebut, pemilik toko dalam memerintah tidak memperhatikan tuturan yang santun maupun tidak santun. Pada kesempatan lain pada tanggal 9 Januari 2012, peneliti juga melihat tuturan imperatif pemilik dan karyawan yang berbeda. Berikut dialog yang dilakukan antara pemilik dan karyawan toko tersebut. (2) Pemilik : De, tolong ambilkan baju gamis yang merah itu! (sambil menunjuk ke atas rak). Karyawan : Iya Bu. Yang ini! (sambil melihatkan baju tersebut). Pemilik : Ya bener yang itu, makasih De. Konteks tutur: Dituturkan oleh pemilik toko yang meminta karyawannya mengambilkan baju gamis permintaan pelanggan. Dalam tuturan (2) di atas, terlihat adanya bentuk perintah yang dilakukan pemilik kepada karyawannya dengan maksud meminta mengambilkan pakaian yang terdapat pada tuturan De, tolong ambilkan baju gamis yang merah itu! selain itu menggunakan penanda tolong memperjelas tuturan tersebut adalah kalimat perintah. Pemilik juga mengucapkan kalimat perintah tersebut dengan intonasi rendah tergolong menggunakan bahasa yang santun dan terkesan sangat halus. Peneliti juga memperoleh fenomena lain berdasarkan informasi dari teman yang bernama Gisma. Fenomena itu dilihatnya ketika sedang berbelanja kebutuhan pokok di sebuah toko pada tanggal 12 Januari 2012. Pemilik toko tersebut menggunakan kalimat perintah yang kurang santun terhadap karyawannya ketika sedang memerintah. Berikut tuturan yang dilakukan antara pemilik dan karyawan toko tersebut. 3

(3) Pemilik : Mad, tong cicing wae. Etah diladangan! (Mad, jangan diam saja. Itu dilayani!) Karyawan : Muhun Bu. (Iya Bu). Konteks tutur: Dituturkan oleh pemilik toko yang menegur karyawannya yang sedang berdiam diri tanpa melakukan pekerjaan seperti biasa. Kalimat perintah yang digunakan pemilik kepada karyawan menggunakan bahasa yang kurang santun. Dalam tuturan (3) di atas, terdapat bentuk perintah yang dilakukan pemilik kepada karyawannya pada tuturan Mad, tong cicing wae. Etah diladangan! selain itu pemilik juga mengucapkan kalimat perintah tersebut dengan intonasi tinggi yang tergolong menggunakan bahasa yang kurang santun. Berdasarkan ketiga fenomena yang terdapat pada Pasar Majenang, peneliti mempunyai asumsi apakah semua pemilik toko mempunyai karakter tidak santun? Apakah semua pemilik toko mempunyai karakter yang santun? Dengan asumsi tersebut maka perlu dilakukan kajian secara empirik pada tuturan pemilik dan karyawan toko di Pasar Majenang. Penelitian ini mengambil objek di Pasar karena merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda dan tingkat usia yang berbeda pula. Penulis memilih Pasar Majenang sebagai objek penelitian dikarenakan adanya fenomena empirik yang peneliti lihat berkaitan dengan kesantunan kalimat imperatif pada pemilik dan karyawan toko di Pasar Majenang. Berdasarkan kenyataan di atas, penulis menganggap pentingnya dilakukan menganalisis kesantunan tuturan imperatif pada komunikasi pemilik dan karyawan toko di Pasar Majenang Cilacap. 4

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut masalah dalam pnelitian ini adalah bagaimana kesantunan tuturan imperatif pada komunikasi pemilik dan karyawan toko di Pasar Majenang Cilacap? C. Tujuan Penulisan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesantunan tuturan imperatif pada komunikasi pemilik dan karyawan toko di Pasar Majenang Cilacap. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian tuturan kesantunan imperatif ini dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan perkembangan pragmatik. Penelitian ini membahas prinsip kesantunan maka diharapkan dapat mengembangkan ilmu pragmatik dengan membaca hasil penelitian tersebut. b. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan penelitian pragmatik sebagai ilmu bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengetahui berbagai macam tuturan yang santun maupun tidak santun di dalam masyarakat.

6 Pada dasarnya masyarakat memiliki latar belakang sosial dan tingkat kesantunan yang berbeda dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi pembaca. b. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Para siswa dapat mengetahui kesantunan berbahasa yang santun maupun tidak santun. Dengan begitu siswa dapat menerapkan penggunaan bahasa santun dan menghindari penggunaan bahasa tidak santun dalam berkomunikasi sehari-hari. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian dengan judul Kajian Kesantunan Tuturan Imperatif pada Komunikasi Pemilik dan Karyawan Toko di Pasar Majenang Cilacap. Sistematika penulisan ini berisi uraian singkat mengenai bagian utama dalam penelitian ini. Penelitian ini secara keseluruhan disajikan dalam lima bab. Bab I berisi pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menjelaskan alasan yang melatarbelakangi diadakannya penelitian ini. Rumusan masalah digunakan untuk menegaskan topik masalah penelitian agar tidak melebar. Tujuan penelitian memuat tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Manfaat penelitian menguraikan manfaat teoritis dan praktis dari penelitian ini. Sistematika penulisan diperlukan untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian. Bab II berisi penelitian yang relevan dan landasan teori. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian serupa yang sudah pernah dilakukan.

7 Penelitian yang relevan menunjukkan posisi penelitian ini dan perbedaanya dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Landasan teori berisi beberapa teori yang penulis gunakan untuk menganalisis data penelitian. Adapun teori yang digunakan yaitu prinsip kesantunan Leech dan prinsip kerja sama Grice. Bab III berisi metodologi penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, tahap-tahap penelitian dan kerangka pikir. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan mengenai kesantunan tuturan Imperatif pada pemilik dan karyawan toko di Pasar Majenang. Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini diungkapkan mengenai ini simpulan dari pembahasan penelitian kesantunan tuturan imperatif pemilik dan karyawan toko. Adapun saran berisi pertimbangan-pertimbangan yang mungkin dibutuhkan bagi peneliti lain yang akan membahas permasalahan yang sama.