REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

dokumen-dokumen yang mirip
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

V3G1 V3G4 V3G3 V3G2 V3G5 V1G1 V1G3 V1G2 V1G5 V1G4 V2G2 V2G5 V2G3 V2G4

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

Sumber : Suhartina Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian,

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Rajabasa

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 78/Kpts/SR. 120/2/2007 TENTANG

Pedoman Umum. PTT Kedelai

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Lampiran 1. Bagan Penelitian a Keterangan : a (Jarak antar blok) = 50 cm. b (Jarak antar plot) = 30 cm. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

LAMPIRAN. Vatietas Kedelai Grobogan

Lampiran 2 Pengaruh kombinasi varietas, aplikasi mulsa, serta aplikasi PGPR terhadap insidensi penyakit busuk pangkal

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

KACANG TUNGGAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Pedoman Umum. PTT Jagung

KACANG TUNGGAK

Teknologi Budidaya Kedelai

Daya hasil 1,6-2,5 t/ha 1,22 t/ha 1,6 t/ha Warna hipokotil Ungu Ungu Ungu

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PENYIMPANAN KONSORSIUM PGPR HASIL ISOLASI TUMBUHAN PANTAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Lampiran. Deskripsi Varietas Kedelai Anjasmoro

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kedelai

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Lampiran 1 Deskripsi sifat varietas pembanding (Deptan 2011)

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

LAMPIRAN. : seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan wilis

PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak menjadi

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

LAMPIRAN. Penanaman Benih F 3 Hasil Hibridisasi Varietas Anjasmoro x Genotipa Tahan Salinitas. Pengamatan Berdasarkan Karakter Fisiologi daun

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Data Perhitungan Bintil Akar Efektif Tanaman Kedelai Pada Umur 35 hari

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Agrivet (2015) 19: 30-35

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

KERAGAAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI TAHAN PECAH POLONG (POD SHATTERING)

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

Universitas Sumatera Utara

P0 P0 P0. 50 cm. 50 cm P5 P1 P2

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN

ampiran 1 Denah lokasi percobaan

AgroinovasI. Edisi 3-9 Januari 2012 No.3476 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 169/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

Dihasilkan : 23-Feb-2013

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam

PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Ngawi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Deskripsi kedelai varietas Burangrang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

1

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail : bptp_bengkulu@yahoo.com PENDAHULUAN Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. Bagi petani, tanaman ini penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi. Namun, melonjaknya harga kedelai akibat pasokan yang terbatas dan Indonesia harus mengimpor kedelai 2.087.986 ton untuk memenuhi 71 persen kebutuhan kedelai dalam negeri menjadi permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Menurut data BPS Provinsi Bengkulu tahun 2011, produksi kedelai di Provinsi Bengkulu adalah 2.718 ton dengan produktivitas 1,02 ton/ha. Produktivitas ini masih di bawah rata-rata produktivitas nasional 1,37 ton/ha. Peningkatan produktivitas kedelai masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produksi maupun perluasan areal tanam/panen. Sebagai bagian dari revitalisasi pembangunan pertanian, pemerintah telah bertekad untuk meningkatkan produktivitas kedelai nasional menuju swasembada 2015. Program ini harus didukung oleh semua pihak yang terkait, dalam proses produksinya (Praptomo, D, dkk, 2010). Peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam budidaya kedelai dapat dicapai dengan penerapan teknologi yang bersifat spesifik lokasi pada masing-masing agroekologi. Permasalahan yang bersifat spesifik lokasi pada setiap agroekologi diatasi utuk mendapatkan persyaratan tumbuh optimal untuk tanaman kedelai. Terdapat empat tipe agroekologi utama, yaitu agroekologi sawah (irigasi dan tadah hujan), lahan kering (bukan masam dan masam), lahan pasang surut, dan lahan rawa-lebak (Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2010). Peningkatan produktivitas tersebut juga memperhatikan prinsip partisipatif, spesifik lokasi, terpadu, sinergis, dan dinamis dengan rakitan teknologi spesifik lokasi yaitu melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT kedelai antara lain: 1) Varietas unggul baru; 2) Benih bermutu dan berlabel; 3)

Pembuatan saluran drainase; 4) Pengaturan populasi; 5) Pengendalian OPT secara terpadu; 6) Penyiapan lahan, baik olah tanah sempurna maupun tanpa olah tanah; 7) Penyiapan saluran drainase; 8) Pemberian bahan organik; 9) Pembumbunan; 10) Panen tepat waktu dan pengeringan segera. Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam usahatani kedelai. Dampak perubahan iklim dewasa ini sangat mempengaruhi serangan hama dan penyakit tanaman. Perubahan iklim menstimulasi perkembangan OPT, merubah status dan dominasi spesies OPT, yang akhirnya menstimulasi ledakan (outbreak) beberapa OPT. Pemilihan varietas yang tepat dapat mengurangi resiko penurunan hasil secara signifikan. Varietas yang diinginkan oleh petani umunya adalah varietas yang memiliki produktivitas yang tinggi, toleran terhadap serangan hama dan penyakit utama, serta berbiji sedang hingga besar. Rekomendasi Varietas Kedelai di Provinsi Bengkulu Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam peningkatan produktivitas, produksi, dan pendapatan usahatani. Varietas unggul adalah galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah (Satoto, Darajat dan Wahyuni, 2008). Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi setempat, keinginan petani, dan permintaan pasar. Banyak varietas unggul yang telah dilepas untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan petani. Tiap varietas mempunyai spesifikasi tersendiri untuk dapat menampilkan potensi hasilnya, baik dari segi kesesuaian lahannya maupun ketahanannya terhadap Hama dan Penyakit Tanaman (HPT). Banyak varietas yang telah dilepas dan dapat dipilih untuk antisipasi terhadap berbagai kondisi lingkungan, terutama ketahanannya terhadap HPT (Tabel 1).

Tabel 1. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai No. Varietas Dilepas Umur Matang (hari) Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering) Spesifikasi/Keunggulan Genetik 1. Wilis 1983 85 90 1,6 Tahan rebah; Agak tahan karat daun dan virus 2. Dempo 1984 90 92 1,5 Tahan rebah 3. Kerinci 1985 87 1,7 Agak tahan lalat bibit dan penyakit karat daun 4. Merbabu 1986 85 1,6 Tahan rebah; Agak tahan karat daun 5. Tidar 1987 75 1,4 Agak tahan lalat bibit dan karat daun 6. Rinjani 1989 88 90 1,7 Toleran karat daun; rendemen tahu tinggi, mutu tahu dan tempe cukup baik 7. Malabar 1992 70 0,79 1,27 Agak tahan karat daun; tahan rebah; daya adaptasi baik dan cukup luas 8. Kipas Putih 1992 85 90 1,69 Tahan rebah; toleran terhadap karat daun; beradaptasi baik pada lahan kering dan lahan sawah tadah hujan 9. Argo Mulyo 1998 80 82 1,5 2,0 Tahan rebah; toleran karat daun; sesuai untuk bahan baku susu kedelai 10. Burangrang 1999 80 82 1,6 2,5 Tidak mudah rebah; toleran terhadap karat daun; sesuai untuk bahan baku susu kedelai, tempe, dan tahu 11. Tanggamus 2001 88 1,22 Tahan rebah, moderat karat daun; polong tidak mudah pecah; lahan kering masam 12. Anjasmoro 2001 82,5 92,5 2,03 2,25 Tahan rebah, moderat karat daun; polong tidak mudah pecah 13. Mallika 2007 85 90 2,34 Tahan terhadap ulat jengkal dan ulat grayak; beradaptasi pada daerah dataran rendah tinggi, pada musim hujan dan kemarau; polong lebat, muncul dari nodia pertama; polong masak tidak mudah pecah

No. Varietas Dilepas Umur Matang (hari) Rata-Rata Hasil (t/ha pipilan kering) Spesifikasi/Keunggulan Genetik 14. Detam-1 2008 84 3,45 Peka terhadap ulat grayak, agak tahan pengisap polong; peka kekeringan 15. Detam-2 2008 82 2,96 Peka terhadap ulat grayak, agak tahan pengisap polong; agak tahan kekeringan 16. Grobogan 2008 ± 76 2,77 Polong masak tidak mudah pecah, pada saat panen daun luruh 95-100% 17. Gepak Kuning 2008 73 2,22 Agak tahan terhadapulat grayak, Aphis, sp, penggulungg daun, Phaedonia,sp; kadar randemen tahu tinggi 18. Gepak Ijo 2008 76 2,20 Agak tahan terhadapulat grayak, Aphis, sp, penggulungg daun, Phaedonia,sp; kadar randemen tahu tinggi 19. Mitani 2008 82 90 2,00 Agak tahan terhadap penyakit karat daun, tahan terhadap kutu hijau; wilayah adaptasi di lahan kering dataran rendah

Hasil pengkajian yang dilaksanakan di kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa ada beberapa varietas kedelai yang adaptif diantaranya Argo Mulyo, Burangrang, Anjasmoro, dan Tanggamus. Pada umumnya, preferensi petani terhadap varietas kedelai adalah karena memiliki beberapa keunggulan, seperti produktivitasnya tinggi serta toleran terhadap hama dan penyakit utama dan dampak perubahan iklim. Varietas-varietas tersebut mempunyai potensi dan peluang untuk dikembangkan secara luas di Provinsi Bengkulu. Deskripsi beberapa varietas yang pernah diuji adaptasi di Bengkulu, antara lain : ARGO MULYO Dilepas tahun : 1998 Daya hasil : 1,5 2,0 t/ha : Coklat : Putih terang : 35 hari Umur saat panen : 80 82 hari : 40 cm : 3 4 cabang dari batang utama : 16,0 g Kandungan protein : 39,4% Kandungan minyak : 20,8% : Tahan rebah Ketahanan thd penyakit : Toleran karat daun Keterangan : Sesuai untuk bahan baku susu kedelai BURANGRANG Dilepas tahun : 1999 Daya hasil : 1,6 2,5 t/ha : Coklat kekuningan : Terang Bentuk daun : Oblong, ujung runcing : 35 hari

Umur polong matang : 80 82 hari : 60 70 cm : 1 2 cabang : 17 g Ukuran biji : Besar Kandungan protein : 39% Kandungan minyak : 20% : Tidak mudah rebah Ketahanan thd penyakit : Toleran karat daun Keterangan : Sesuai untuk bahan baku susukedelai, tempe, dan tahu TANGGAMUS Dilepas tahun : 22 Oktober 2001 Hasil rata-rata : 1,22 t/ha Warna epikotil : Hijau Warna kotiledon : Coklat Warna polong masak : Coklat : Coklat tua Bentuk biji : Oval Bentuk daun : Lanceolate : 35 hari Umur saat panen : 88 hari : 67 cm : 3 4 cabang : 11,0 g Ukuran biji : Sedang : Tahan rebah Ketahanan thd penyakit : Moderat karat daun Sifat-sifat lain : Polong tidak mudah pecah Wilayah adaptasi : Lahan kering masam

ANJASMORO Dilepas tahun : 22 Oktober 2001 Daya hasil : 2,03 2,25 t/ha Warna epikotil Warna daun : Hijau : Putih Warna polong masak : Coklat muda kecoklatan Bentuk daun : Oval Ukuran daun : Lebar : 35,7 39,4 hari Umur polong masak : 82,5 92,5 hari : 64-68 cm : 2,9 5,6 cabang Jml. buku batang utama : 12,9 14,8 : 14,8 15,3 g Kandungan protein : 41,8 42,1% Kandungan lemak : 17,2 18,6% : Tahan rebah Ketahanan thd penyakit : Moderat terhadap karat daun Sifat-sifat lain : Polong tidak mudah pecah