BAB I PENDAHULUAN. Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta Utama, 2006

dokumen-dokumen yang mirip
WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

HOTEL RESORT DI KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN PANTAI TIRTA SAMUDRA BANDENGAN DI JEPARA

Revitalisasi PG. Colomadu sebagai Kawasan Agrowisata di Kecamatan Colomadu

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Potensi Pengolahan Susu Di Kabupaten Boyolali

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA (WANAWISATA) CINDELARAS DI KABUPATEN GROBOGAN

REST AREA DI KLEDUNG PASS WONOSOBO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH BREBES

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

REKREASI DI HULU SUNGAI PEUSANGAN KABUPATEN ACEH TENGAH

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PUSAT FASILITAS REKREASI DAN OLAHRAGA DI ASINAN KAWASAN WISATA RAWAPENING

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

VILLA RESORT DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

RESORT HOTEL DI TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

Pasar Ikan Higienis Di Juwana, Pati BAB I PENDAHULUAN

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI MELALUI PENGEMBANGAN USAHA TANI ORGANIK DI DESA WISATA BERJO KABUPATEN KARANGANYAR

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan jasmani maupun kebutuhan batin, hingga kesejahteraan manusia

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

CLUB HOUSE DI SEMARANG INTERNASIONAL GOLF COURSE PENEKANAN DESAIN PORT-MODERN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI adalah sebagai berikut : Agrowisata - Program pariwisata dengan tujuan mengunjungi daerah pertanian. Dalam paket tersebut para wisatawan juga sering di ikutkan dalam kegiatan pertanian di lahan pertanin dan bekerja sama dengan pertanian. 1 Ekologis - integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi, ventilasi alami, warna. 2 Peternakan - (Usaha) pemeliharaan dan pembiakan ternak. 3 Sapi Perah - Sapi yg khusus dipiara untuk menghasilkan susu. 4 Kabupaten - Pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah provinsi. 5 Boyolali - Salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa. 6 1 Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta Utama, 2006 2 Candradarma,I Ketut, Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur, sebagai upaya mengurangi Pemanasan Global, Jurnal Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, Univ. Pelita Harapan, tahun 2006 3 Balai Pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988) 4 Ibid 3 5 Boyolali Dalam Angka 2009, Penerbit Pemerintah Boyolali, Tahun 2010 6 Ibid 5 Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan pengertian Agrowisata Ekologis Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Boyolali adalah perencanaan kawasan pusat agribisnis yang dilengkapi dengan fasilitas- 1

fasilitas untuk peternakan dengan pendekatan arsitektur ekologis guna menunjang kepariwisataan dalam kaitannya dengan pengenalan/ promosi potensi peternakan sapi perah di Kabupaten Boyolali untuk sarana edukasi serta rekreasi yang bersifat memberikan pengalaman kepada wisatawan. Serta bertujuan untuk memasyarakatkan peternakan lewat fasilitas rekreasi yang inovatif, edutaiment, dan menyenangkan sekaligus sebagai alternatif paket wisata andalan Kabupaten Boyolali. 1.2. LATAR BELAKANG 1.2.1. Umum Aktivitas kepariwisataan dari waktu ke waktu semakin meningkat, industri pariwisata telah berkembang dengan pesatnya di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. 7 Pada masa sekarang ini sektor pariwisata telah menjadi sektor industri yang besar sekaligus menjadi penyumbang devisa yang besar setelah industriindustri lainnya. Seiring dengan meningkatnya kenutuhan wisata, penyediaan kenutuhan akan fasilitas-fasilitas juga mengalami peningkatan industri pariwisata di Indonesia memiliki peluang yang besar dalam memberikan kontribusinya bagi perekonomian nasional, namun demikian perlu adanya langkah-langkah nyata agar pariwisata Indonesia benar-benar berfungsi sebagai salah satu lokomotif penopang perekonomian nasional. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan letaknya yang setrategis memiliki potensi yang besar dalam bidang kepariwisataan. Wisata alam (natural attraction) merupakan obyek wisata yang paling banyak dikunjungi kemudian disusul oleh wisata budaya (Cultural Attraction) serta yang tak kalah menarikyaitu wisata buatan (special types of attraction), kecenderungan manusia untuk kembali ke alam (back to nature) menempatkan posisi wisata alam dan wisata budaya yang menjadi daya tarik wisatawan manca untuk berkunjung. 8 7 Dr. James Spillane, Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, PN Kanisius, Jakarta, 2006 8 Dyah Indirastuti, Agrowisata Perkebunan Teh Desa Kemuning di Ngargoyoso, Karanganyar, Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS, Tn 2000. 2

Jawa tengah dalam strategi pengembangan kepariwisataan dibagi menjadi empat (4) kawasazn wisata, yaitu 9 : 1. Sub DTW A (kawasan merapi, merbabu), meliputi UKW A1 (Surakarta dan sekitarnya), UKW 2 (Magelang, Wonosobo), UKW A3 ( Semarang dan sekitarnya) 2. Sub DTW B ( Kawasan Jawa Tengah bagian Timur laut ) meliputi Demak, Kudus, dan Jepara. 3. Sub DTW C (kawasan Jawa Tengah bagian Barat Laut), meliputi Tegal. 4. Sub DTW D ( Kawasan Jawa Tengah bagian Barat Daya), meliputi Cilacap Kabupaten Boyolali dalam hal ini termasuk dalam wilayah A dengan pintu masuk wisatawan terutama dari Solo dan Yogyakarta. Letak geografis yang berdekatan dengan Solo dan Yogyakarta sangat menguntungkan bagi Kabupaten Boyolali untuk mengembangkan potensi kepariwisataan. Adanya bandara internasional Adi Sumarmo merupakan pintu gerbang dan sekaligus prospek menguntungkan bagi perkembangan pariwisata dan sekitarnya. Demikian pula dengan Kabupaten Boyolali yang memiliki karakteristik wisata yang berupa wisata alam dan budaya. Dengan penambahan atau perbaikan obyek wisata, disamping itu akan meningkatkan pendapatan juga akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar atau dengan kata lain dapat memberdayakan masyarakat di Kabupaten Boyolali. Dampak krisis ekonomi nasional yang tak tunjung berakhir ternyata juga berpengaruh terhadap perkembangan sektor pariwisata. Menurunnya daya beli masyarakat secara umum mengakibatkan menurunnya intensitas masyarakat dalam berwisata, disamping itu kondisi keamanan menjadi faktor utama penyebab para turis mencanegara enggan untuk sementara berkunjung dengan alasan keamanan yang belum stabil. 9 Bappeda Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata candi Sukuh Permai, (FT Undip 1992),hlm. 8. 3

Dari data pengunjung pertahun mulai dari tahun 2000 hingga tahun 2010 mengalami kenaikan. Jumlah pengunjung tahun 2000 mencapai 122.537 orang naik menjadi 270.445 orang. Di tahun 2010. 10 Adanya sektor pariwisata sangatlah mendukung adanya pembukaan lapangan usaha, yang juga menjadi penggerak pemasukan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali, seperti dari perdagangan, souvenir dan hotel. Beberapa obyek wisata yang terkenal yaitu : Pemandian Umbul Pengging, Selo Pass, Sentra Kerajinan Tembaga dan Kuningan, Pemandian Umbul Tlatar, Candi Lawang, Pesanggrahan Pracimoharjo, Arga Merapi-Merbabu, Pasar Sayur Mayur Tradisional di Desa Cepogo. 11 Dari Beberapa obyek wisata yang ada tersebut tercatat dalam tahun 2009 obyek-obyek wisata yang banyak dikunjungi adalah, Arga Merapi- Merbabu, Pemandian Umbul Tlatar Pemandian Umbul Pengging, Selo Pass. 12 Secara topografis keadaan kabuparen Boyolali sangat cocok sebagai lahan pengembangan sektor wisata ataupun lahan pertanian dan peternakan, dari sayur-sayuran, hingga buah-buahan sedangkan dari peternakan sangatlah cocok untuk peternakan sapi perah, yang notabennya sapi perah cocok diternakkan di daerah yang berudara sejuk. Produk hasil pertanian dan peternakan tersebut banyak menjadi komoditas unggulan diantaranya, sayursayuran, pepaya, dan beberapa jenis bunga-bunga yang sudah mulai dikembangkan oleh masyarakat. Sedangkan dari produk peternakan antara lain daging sapi segar, susu sapi segar, serta bibit sapi unggulan. 13 Dari data kantor Dipertan Kabupaten Boyolali produktivitas dari sektor peternakan mengalami kenaikan, komoditas yang mengalami peningkatan adalah dari produksi daging sapi segar dan susu sapi segar. Dengan prosentase peningkatan berkisar antara 2.42 % - 3.5 % dari tahun sebelumnya. 14 10 Properda Kab. Boyolali Tahun 2005-2010 11 Drs. Argyo Demartoto, M.Si. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pedesaan Oleh Pelaku Wisata di Kabupaten Boyolali, Penelitian Perseorangan dalam Bidang Sosiologi UNS.Th 2008. 12 Ibid 11. 13 Ibid 11. 14 Boyolali dalam Angka, 2007 4

Usaha peternakan yang dilakukan secara individu dan belum mengarah pada pola agribisnis mengakibatkan biaya produksi menjadi tidak efisien, sehingga harga produk tidak mampu bersaing dipasaran. Potensi dari sektor peternakan belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal, terutama di beberapa wilayah yang ada hubungannya dengan lokasi wisata ( agriwisata ), sehingga peluang untuk memperoleh nilai tambah yang lebih besar telah terlewatkan. 1.2.2 Khusus Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa agrowisata adalah suatu kegiatan bentuk pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, dan rekreasi. Agro terbagi atas empat sektor, yaitu : 1. Hutan Kota 2. Perkebunan 3. Tanaman Pangan 4. Peternakan 5. Perikanan 15 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Agrowisata berarti program pariwisata dengan tujuan mengunjungi daerah-daerah pertanian. Dalam paket tersebut para wisatawan juga sering diikutkan dalam kegiatan pertanian di lahan pertanian dan bekerja ama dengan petani. 16 Dari keempat sektor Agro tersebut yang akan menjadi pokok pembahasan adalah sektor peternakan. Geografis Boyolali yang sangat mendukung untuk pengembangan agro industri sangatlah tepat jika hal tersebut mendapatkan prioritas dalam rencana pengembangan daerah. Potensi tersebut ketika coba dipadukan dengan paket wisata akan menambah daya tarik tersendiri bagi kabupaten Boyolali selama ini julukan Boyolali sebagai kota susu belum mendapat perhatian yang besar dari pemerintah setempat untuk memanfaatkan julukan tersebut sebagai suatu 15 Dyah Indirastuti, Agrowisata Perkebunan Teh Desa Kemuning di Ngargoyoso, Karanganyar, Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS, Tn 2000. 16 Istilah lingkungan untuk manajemen, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta Utama, 1996 5

potensi yang dapat di gali untuk mendatangkan income bagi pendapatan daerah. Sehingga hal ini dirasa perlu pengembangan agar mendapatkan nilai jual yang tinggi, disamping sebagai upaya untuk memasyarakatkan hasil produksi daerah sendiri juga, sebagai tempat rekreasi keluarga yang selain untuk melepaskan kejenuhan selama seminggu bekerja juga sebagai wadah untuk mempromosikan Boyolali sebagai Kota Susu, sebagai wadah pula untuk tempat wisata dan pendidikan bagi masyarakat ataupun wisatawan yang berkunjung. Dengan adanya fasilitas yang mendukung kegiatan didalam Agrowisata membuat kelengkapan dan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Disamping sebagai obyek wisata, Agrowisata juga merupakan sarana tempat promosi daerah dan pendidikan sehingga membutuhkan konsep desain arsitektur ekologis, atraktif serta penataan kawasan agrowisata yang dapat memberikan kenyamanan serta dapat mewadahi berbagai aktivitas yang ada di dalamnya. Potensi Agrowisata di Boyolali dengan tawaran konsep wisata rekreasi yang atraktif dan edukatif menjadikan salah satu andalan kabupaten Boyolali dalam upaya mengembangkan potensi daerah. 1.3 PERMASALAHAN Bagaimana menyediakan wadah pengembangan Agrowisata, Peternakan Sapi Perah yang ekologis dan sehat yang berpotensi di Kabupaten Boyolali sekaligus dijadikan sebagai tempat wisata (Agrowisata ) dan mewujudkan kawasan Agrowisata serta desain bangunan yang mampu memberikan suasana atraktif dan edukatif yang berasitektur Ekologi di Boyolali. 1.4 TUJUAN DAN SASARAN 1.4.1 Tujuan 1. Membuat rancangan kawasan dan fisik bangunan yang memfokuskan pada asritektur Ekologis sehingga selaras dengan lingkungan sekitar serta mendapatkan bangunan yang atraktif yang 6

dapat mewadahi kegiatan promosi daerah, Pendidikan dan wisata serta dapat mendukung masyarakat dalam mendorong dan menumbuhkan kepedulian terhadap potensi yang ada di daerah, sehingga potensi tersebut lebih tergali yang akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. 1.4.2 Sasaran Mendapatkan desain bangunan yang berasitektur ekologis serta sistem penataan kawasan Agrowisata serta tata ruang yang dapat membantu proses tujuan wisata serta dalam rangka meningkatkan promosi daerah. 1.5 BATASAN DAN LINGKUP 1.5.1 Batasan Dalam penulisan ini batasan permasalahan dan persoalan adalah ilmu arsitektur dan disiplin ilmu lain yang mendukung terhadap proses perancangan. 1.5.2 Lingkup Pembahasan mengarah pada penataan kawasan dan fisik bangunan yang memfokuskan pada arsitektur ekologis. 1.6 METODOLOGI PEMBAHASAN 1.6.1 METODE PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : 1.6.1.1 METODE PENGUMPULAN DATA a. Studi Literatur Pencarian data lewat studi pustaka dari referensi buku-buku yang mendukung b. Observasi Pengamatan secara langsung terhadap obyek yang menjadi kasus. c. Interview Mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak terkait guna mendukung judul proposal. 7

d. Studi Komparatif Membandingkan dan mengamati ke beberapa obyek Agrowisata yang ada sebagai bahan pertimbangan dalam proses merancang. 1.6.1.1 PENGOLAHAN DATA a. Analisis Data Melakukan pengamatan data dengan melihat potensi-potensi yang dapat mendukung penulisan proposal b. Sintesa Penyusunan hasil analisis dalam membentuk kerangka yang terarah berupa diskripsi konsep perancangan sebagai pemecah masalah. Merupakan hasil akhir yang berupa konsep hasil penelitian yang dipadukan dengan referensi yang ada sebagai dasar perencanaan dan perancangan. c. Kesimpulan Konsep perencanaan dan perancangan disusun berdasarkan kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan. 1.6.2 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN Berisikan tentang Latar Belakang pengambilan judul DP3A (Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur), Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran, Lingkup Pembahasan, Metode Pembahasan, dan Sistematika Pembahasan. TINJAUAN LITERATUR Mengemukakan tentang uraian tentang kawasan wisata agro (agrowisata), arsitektur ekologi, dan studi banding, yang didapat dari literatur dan referensi. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN merupakan tinjauan umum kota Boyolali serta hal-hal yang 8

berkaitan dengan obyek permasalahan yang dilanjutkan dengan hal-hal studi agrowisata yang direncanakan. BAB IV ANALISA DAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Analisa pendekatan, perencanaan teoritis pada : Program ruang dan fasilitas agrowisata Perencanaan kawasan dan bangunan dengan pendekatan arsitektur ekologis DAFTAR PUSTAKA Memuat referensi-refensi dan tolok ukur dalam penyusunan laporan ini sesui dengan kaidah dan aturan yang telah disesuaikan 9