BUPATI LAMPUNG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BUPATI LAMPUNG SELATAN

GUBERNllR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2015

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN SERANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

Salinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6. Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh;

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

BUPATI LAMPUNG SELATAN

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 26 TABUN 2014 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN KENDAL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG BIAYA TRANSPORTASI JEMAAH HAJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5...


PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTABARU dan BUPATI KOTABARU MEMUTUSKAN :

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BUPATI LAMPUNG SELATAN

10 Days Umrah Awal Ramadhan

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

UMROH INCENTIVE ARBA SILVER 9 HARI 20 MARET, 11 APRIL DAN 01 MEI 2017

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LAMPUNG SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

A. AKOMODASI PAKET. Hotel Madinah : Al Haram / Setaraf Hotel Makkah : Al Sofwa / Setaraf Tipe Kamar : Quard (Sekamar 4 Orang) : Saudia / Setaraf

BUPATI BANYUMAS, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN TRANSPORTASI UDARA BAGI JEMAAH HAJI REGULER

PROGRAM UMROH PLUS TURKI

BUPATI LAMPUNG SELATAN

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN No. 9, 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI DAERAH

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20A TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA UNTUK PREMI ASURANSI

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM PT. FATIMAH ZAHRA SEMARANG

Menimbang : a. bahwa ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 37

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2016, No atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tah

A. AKOMODASI PAKET. Harga : Rp ,- : 9 Hari (PP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4. WAKIL KETUA bertugas: Membantu tugas ketua apabila berhalangan. 5. SEKRETARIS bertugas: a) Mengerjakan secara administrasi pelaksanaan kegiatan;

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 44 TAHUN 2012 TENTANG

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 25 TAHUN 2008

Transkripsi:

BUPATI LAMPUNG SELATAN PERATURAN BUPATI LAMPUNG SELATAN NOMORIll\ tt TAHUN 2013 TENTANG PEDOl\IIAN PEMBERANGKATAN PERJALANAN IBADAH UMROH BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA ESA BUPATI LAMPUNG SELATAN, Menimbang a. bahwa dalarn rangka meningkatkan keimanan dan khusyukan dalarn beribadah bagi para Ularna dan Tokoh Masyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan akan memberikan penghargaan atas dedikasi dan arnaliyahnya terhadap pembinaan mental spiritual/keagarnaan yang telah dilakukan secara aktif dan ikhias dengan memberikan kesempatan untuk menunaikan Ibadah Umroh ke Makkatul Mukarromah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalarn huruf a tersebut diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberangkatan Perjalanan Ibadah Umroh bagi Masyarakat di Kabupatean Lampung Selatan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Tingkat 11 termasuk Kota Praja dalarn Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 104, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nornor 5, Tarnbahan Lembaran, Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagairnana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Undang Nornor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 9. Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata KeIja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 06) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 23 Tahun 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Nomor 23, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung SeIatan Nomor 23). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERANGKATAN PERJALANAN IBADAH UMROH BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. BABI KETENTUAN UMUM Pasa11 Dalam Peraturan Bupati ini di yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 3. Bupati adalah Bupati Lampung Selatan.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 5. Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat adalah Assisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 7. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 8. Perjalanan Ibadah Umroh adalah membawa banyak orang dengan transportasi darat dan udara untuk berziarah ke Makarn Rasul dan menjalankan lbadah ritual keagarnaan dengan syarat-syarat tertentu dari Kabupaten Lampung Selatan (Indonesia) menuju Saudi Arabia hingga pulang ke Kabupaten Lampung Selatan (Indonesia). 9. Masyarakat adalah Kumpulan manusia atas berbagai individu yang mempunyai kepentingan satu sarna lainya yang terdiri dari ulama, ustadz,guru ngaji,penyuluh agarna,tokoh adat,tokoh pemuda dan lainnya di Kabupaten Lampung Selatan. DAB II PRIHSIP PEHUNJUKAN PESERTA IBADAH UMROH Pasal2 (1) Pemberangkatan Perjalanan Ibadah Umroh menggunakan prinsipprinsip sebagai berikut : a. transparan; b. kontinuitas; c. akuntabel; d. kepastian hukum; e. tepat sasaran; f. tepatjumlah; dan g. tepat waktu. (2) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dimaksudkan bahwa pemberangakatan perjalanan Ibadah Umroh dikelola secara terbuka rnulai dari proses seleksi, penetapan, hingga pembiayaan. (3) Kontinuitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dimaksudkan bahwa pemberangkatan Ibadah Umroh dilaksanakan secara berkesinambungan atau berkelanjutan setiap tahun yang penganggarannya ditetapkan dalam APBD. (4) Akuntabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dimaksudkan bahwa pemberangkatan Ibadah Umroh dapat dipertanggungjawabkan baik dari aspek keuangan, out put, out come rnaupun manajemen pengelolaan. (5) Kepastian hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dimaksudkan bahwa pemberangkatan lbadah Umroh dilakukan secara konsisten dan ada jarninan kepastian bahwa semua unsur masyarakat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dapat dipilih dan ditunjuk sebagai peserta Ibadah Umroh. (6) Tepat sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dimaksudkan bahwa pemberangkatan Ibadah Umroh diberikan kepada kaum musliminmulimat yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. (7) Tepat jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dimaksudkan bahwa besarnya biaya pemberangkatan sesuai dengan kualitas sarana, fasilitas yang dibutuhkan.

(8) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dimaksudkan bahwa pemberangkatan lbadah Umroh sesuai dengan jadwal waktu dan mekanisme yang ada. BAB III MARSUD DAN TUJUAN Pasal3 (1) Pemberangkatan Perjalanan Ibadah Umroh dimaksudkan untuk memberikan apresiasi terhadap jasa-jasa dan dedikasi yang secara ikhlas telah mengabdikan diri terhadap pembinaan mental spiritual maupun kegiatan keagamaan lainnya serta kegiatan pembangunan. (2) Pemberangkatan perjalanan Ibadah Umroh bertujuan : a. memberikan motivasi atau dorongan terhadap masyarakat untuk gigih dan ulet dalam meningkatkan peran serta dalam pembangunan; b. meningkatkan hubungan yang harmonis dan serasi antara Pemerintah Daerah terhadap para Ulama guna menambah wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan pembinaan umat; dan c. wujud kepedulian Pemerintah Daerah untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat. BABIV BESARAl'f DAN PROSES PENYERAHAN BIAYA IBADAH UMROH Pasal4 (1) Proses pembayaran Pemberangkatan Perjalanan Ibadah Umroh diserahkan penuh kepada Biro jasa perjalanan yang berpengalaman dan telah sukses memberangkatkan Jamaah Umroh maupun Haji Kabupaten. (2) Proses pencairan dana kegiatan Pemberangkatan Perjalanan Ibadah Umroh dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. BABV PERSYARATAN IBADAH UMROH Pasal 5 (1) Persyaratan atau kriteria yang harus dipenuhi bagi Pemohon atau calon peserta Ibadah Umroh Daerah yaitu : a. umur maksimal 80 Tahun; b. diprioritaskan kepada UlamajUstadzjguru NgajijPenyuluh AgamajTokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Wanita, yang berprestasi dalam mendukung pembangunan; c. memiliki dedikasi yang tinggi dalam pengembangan masyarakat dan peningkatan terhadap pembangunan keagamaan; d. memiliki loyalitas terhadap pemimpin [Umaro'] dan berakhlaqul karimah;

e. peserta Umroh diharuskan mengikuti peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Biro Perjalanan yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Daerah; f. sehat Jasmani dan Rohani g. peserta Umroh dise!eksi oleh Panitia Daerah; dan h. penunjukan peserta ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon Ibadah Umroh yaitu : a. mengisi formulir pendaftaran umroh; b. menyerahkan fhoto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; c. pas photo berwarna dengan background putih, tampak wajah 80 %, ukuran 3x4 sebanyak 8 lembar dan ukuran 4x6 sebanyak 8 lembar; d. kartu Keluarga ( KK ) asli dan fhoto copy sebanyak 2 lembar; e. surat Nikah AsH bagi yang bersuami/isteri; f. akte Kelahiran asli dan fhoto copy 21embar; g. nama pada passport minimal 3 kata; dan h. suntik meningitis; (3) Spesifikasi yang diusulkan Pemerintah Daerah menje!ang, selama pemberangkatan hingga Pemulangan yang menjadi tanggung jawab Biro Jasa Perjalanan Umroh yang ditunjuk yaitu : a. masa Perjalanan Umroh 9 hari; b. tiket Lampung - Jakarta - Arab Saudi PP dengan Pesawat Garuda Indonesia; c. pelaksanaan Manasik 1 hari; d. barang Bawaan maksimal 20 Kg e. domestik se!ama dalam Perjalanan Umroh; f. akomodasi/hotel Bintang III dan IV se!ama Umroh; g. Visa Umroh h. souvenir/kits; Baju Ihram 1 stel/mukena 1 ste!, Seragam Bahan Batik Khas Lampung, Tas, Ikat Pinggang, Buku panduan Umroh, Tas Sandal, Tas Passpor, Koper Troly. 1. akomodasi dan Konsumsi apabila terdapat keterlambatan Pemulangan dari Jakarta; j. air Zam-zarn 10 Liter/orang; k. pe!ayanan khusus bagi peserta Umrah yang sakit; dan 1. rekreasi Re!igi. m. Guide / Muthowif. n. Transport Lokal se!ama di Arab Saudi.

BABVI REKRUITMEN Pasal6 (1\ Rekruitmen Calon Peserta lbadah Umroh melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Diusulkan oleh BadanjOrganisasi: b. Tim verifikasi melaksanakan pendataan dan menyeleksi calon jama'ah Umroh sebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal 5 ayat (1\; dan c. Melalui surat resmi yang ditandatangani oleh pemimpin Lembaga, Badan/Organisasi. (2) Rekrutmerr/penujukkan Biro Jasa perjalanan Ibadah Umroh berbadan hukum (CV/PT) sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. BABVII PENGELOLA PEMBERANGKATAN PERJALANAN IBADAH UMROH Pasal7 (1\ Pemerintah Daerah dalam menetapkan peserta Ibadah Umroh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) membentuk tim atau panitia seleksi yang dikoordinir oleh Sekretaris Daerah. (2\ Panitia seleksi dirnaksud sebagaimana pada ayat (1\ ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3\ Tugas Tim Seleksi adalah merencanakan, mengusulkan dan me1akukan monitoring serta evaluasi program pemberangkatan Ibadah Umroh Kabupaten. (4\ Tim Panitia seleksi bertanggungjawab kepada Bupati. BABVIII PENGHENTIAN/PEMBATALAN PEMBERANGKATAN IBADAH UMROH Pasal8 Peserta lbadah Umroh dihentikarr/dibatalkan apabila : a. tidak memenuhi kriteria sebagai peserta Ibadah Umroh; b. terbukti memberi keterangan yang tidak benar atau melakukan pelanggaran administrasi pada persyaratan yang harus dipenuhi; c. melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan lainnya yang berlaku dalam mengurus syarat keberangkatan Ibadah Umroh; d. mengundurkan diri; dan e. meninggal dunia.

BABIX PENUTUP Pasal9 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. PasailO Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lampung Selatan. Ditetapkan di Kalianda pada tanggal ;: / j,-,' " 2013 BUPATI LAMPUNG SE TAN, Diundangkan di Kalianda pada tanggal :; ;C'\, 2013 SEKRETARI DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN BERITA DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 NOMOR