BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

APLIKASI REBANA DIGITAL BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan globalisasi berkembang pesat membawa pengaruh terhadap

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

PENINGKATAN APRESIASI SISWA MTs MA ARIF NU 01 GANDRUNGMANGU TERHADAP KESENIAN REBANA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik

B. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB AUTIS

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB TUNANETRA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR. Mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian musik nusantara

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA

SILABUS PEMBELAJARAN

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

2015 PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR. Mendengarkan penjelasan guru tentang macammacam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yakni Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum Berbasis

I. PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan kemampuan.

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian rebana merupakan salah satu kesenian yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu. Diperkirakan kesenian rebana masuk ke Indonesia sejak abad ke 13 bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Kesenian rebana tumbuh, berkembang serta merupakan bagian dari kehidupan masyarakat di nusantara termasuk di daerah Cilacap. Keberadaan kesenian rebana telah menjadi salah satu seni tradisi bagi masyarakat di daerah Cilacap khususnya di kecamatan Gandrungmangu. Di beberapa daerah kesenian rebana dikenal dengan istilah kesenian hadroh atau kesenian terbang. Di kabupaten Cilacap masyarakat sering menyebut dengan istilah kesenian hadroh daripada kesenian rebana atau kesenian terbang. Dalam pertunjukan kesenian rebana terdapat beberapa alat musik yang dimainkan, diantaranya: genjring, tumbuk, bedug, kentrung dan keprak. Penamaan alat musik tersebut menurut masyarakat berdasarkan bunyi yang dihasilkan oleh tiap-tiap alatnya. Meskipun alat musik yang dimainkan dalam kesenian rebana tidak hanya genjring, akan tetapi genjring inilah yang lebih dikenal dengan sebutan alat musik rebana, dibandingkan dengan tumbuk, bedug, kentrung dan keprak. Menurut Banoe (2007: 354), rebana adalah alat musik tradisional berupa kendang satu sisi dengan badan tidak rendah sesuai dengan genggaman tangan, termasuk dalam keluarga frame-drum sejenis tambourin, baik dengan kericikan atau tanpa kericikan. Alat musik rebana dapat mengeluarkan berbagai macam bunyi meskipun bentuknya sederhana. Alat musik rebana dapat mengeluarkan enam macam bunyi, diantaranya: suara tinggi bergema, suara tinggi tidak bergema, suara sedang bergema, suara sedang tidak bergema, suara rendah bergema, dan suara rendah tidak bergema. Perbedaan cara memukul pada bagian rebanalah yang menimbulkan enam karakter bunyi tersebut.

2 Menurut kebiasaan, pertunjukan kesenian rebana sekurang-kurangnya dimainkan oleh tiga orang pemain. Wirya (1984: 7) menjelaskan bahwa hal ini merupakan suatu keharusan sebab prinsip permainan rebana pada dasarnya harus bersahut-sahutan, demikian juga nyanyiannya. Pertunjukan kesenian rebana secara kelompok dengan pola tabuhan yang bersahutan, menyebabkan pertunjukan ini terkesan penuh semangat dan meriah. Hal inilah yang menjadi daya tarik kesenian rebana sehingga disukai masyarakat. Di daerah Cilacap, kesenian rebana sering digunakan sebagai media hiburan, seperti memeriahkan suasana pesta khitanan, perkawinan, peringatan hari besar Islam, peringatan hari besar nasional, pelepasan siswa-siswi, kenaikan tingkat dan perkemahan. Kesenian rebana dapat pula berfungsi sebagai media ibadah dan dakwah, karena saat pertunjukannya kesenian rebana didendangkan lagu yang berisi pujian pada Allah dan Rasulallah. Lagu yang biasa dinyanyikan diantaranya Sholatun Bissalaamil Mubin, Assalaamu alaik, Ya Robibil Mustofa, Ya Rosulallah, Annabi, Ya Badroti, Syair Nur Muhammad, Kisah Sang Rasul, Ya Hanana, Subhanallah, Padang Bulan, Lir-ilir dan Syair Gus Dur. Pembelajaran kesenian rebana telah dilakukan oleh beberapa grup rebana di kecamatan Gandrungmangu, termasuk di MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu. Sejak tahun 2008 kegiatan pembelajaran kesenian rebana hanya berupa latihan oleh beberapa siswa yang memiliki bakat bermain musik rebana dengan cara lisan melalui meniru senior atau pembimbingnya. Kegiatan berlatih tersebut adalah sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler, (wawancara dengan Muhammad Akhsin, 2 Januari 2014). Oleh karena itu hanya beberapa siswa saja yang dapat merasakan pengalaman bermain musik rebana. Hal ini mengakibatkan pembelajaran kesenian rebana kurang efektif, karena hanya berlaku untuk siswa tertentu. Menyadari hal tersebut, perlu kiranya peneliti mengembangkan pembelajaran musik rebana untuk siswa di MTs melalui kegiatan intrakurikuler. Melalui pembelajaran musik rebana di sekolah, maka diharapkan semua siswa dapat merasakan pengalaman bermain musik rebana sebagai seni musik daerah setempat.

3 Pendidikan seni musik merupakan salah satu mata pelajaran dalam pendidikan nasional yang berbasis budaya. Pembelajaran musik rebana yang dikembangkan dari musik daerah setempat dipandang perlu dikembangkan karena relevan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, pasal 1 no. 2, sebagai berikut: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Demikian juga dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2007) dituliskan bahwa: Pendidikan seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya, agar peserta didik memiliki kemampuan, memahami konsep dan pentingnya seni budaya, menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya, menampilkan kreatifitas melalui seni budaya. Pentingnya pendidikan seni musik yang berbasis budaya juga dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, bahwa tujuan mata pelajaran Seni Budaya untuk SLTP atau MTs adalah sebagai berikut: (1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya, (2) Menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya, (3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya, (4) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Tujuan pendidikan seni budaya tersebut dapat terwujud melalui berbagai cara, seperti memperkenalkan musik tradisi, memainkan musik tradisi dan menjadikan musik tradisi sebagai pembelajaran apresiasi di sekolah, sehingga semua siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran musik tradisi sebagai budaya bangsa Indonesia. Pembelajaran apresiasi musik di sekolah diharapkan dapat memperhalus budi pekerti dan mendewasakan manusia, baik dewasa dalam pemikiran dan dewasa dalam perasaan. Tujuan dan fungsi pendidikan menurut Komalawati (2007: 8) : Pendidikan seni mempunyai tujuan dan fungsi mengembangkan sikap, kemampuan agar siswa berkreasi dan peka terhadap kehidupan.

4 Kegiatannya tidak hanya penguasaan pengetahuan saja, namun siswa diberikan pengalaman dalam berekspresi, bereksplorasi serta berapresiasi seni melalui kegiatan yang kreatif. Musik rebana sebagai seni tradisi, dapat dijadikan sebagai salah satu materi mata pelajaran seni musik di MTs berdasarkan pada UU SISDIKNAS nomor 2 tahun 2003, PP nomor 19 tahun 2005, KTSP 2007 serta berdasarkan Kurikulum 2013 yang akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2014/ 2015. Untuk pembelajaran musik rebana, guru dapat memanfaatkan pembelajaran musik rebana dari daerah setempat. Pembelajaran musik rebana di MTs dapat dilakukan dengan cara mengembangkan materi dari grup rebana di wilayah tersebut. Tahap-tahap pembelajaran musik rebana dapat disesuaikan berdasarkan tahapan tertentu yang disesuaikan dengan isi kurikulum yang berlangsung, misalnya menggunakan pendekatan scientific sesuai Kurikulum 2013. Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu kiranya di kembangkan sebuah pembelajaran musik rebana melalui pendekatan scientific yang dikembangkan dari musik daerah setempat di MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu. Melalui penerapan pembelajaran ini diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan pengalaman melalui kegiatan praktek bermain musik rebana sebagai seni tradisi dalam pendidikan seni musik. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam bermain musik rebana serta memiliki sikap apresiatif terhadap nilai-nilai seni budaya yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan amanat UU SISDIKNAS nomor 2 tahun 2003, PP nomor 19 tahun 2005, KTSP 2007 serta Kurikulum 2013, pemilihan musik rebana sebagai materi pembelajaran apresiasi seni musik ini didasari atas pertimbangan bahwa: penggunaan alat musik rebana dapat diimitasi secara kreatif dengan alat-alat di sekitar lingkungan setempat, kesenian rebana sangat familier di kalangan siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu, pertunjukan kesenian rebana membutuhkan minimal 2 buah rebana genjring (sehingga dapat dimainkan hanya 2 siswa saja), mudah diaplikasikan karena dapat dikembangkan berdasarkan model pembelajaran musik rebana di lingkungan setempat, serta belum adanya

5 materi pembelajaran apresiasi musik rebana melalui pendekatan scientific di MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu. Berdasarkan fungsi kesenian rebana pada masyarakat, potensi, permasalahan serta penjelasan diatas, maka peneliti akan mengambil judul penelitian Peningkatan Apresiasi Siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu Terhadap Kesenian Rebana. B. Identifikasi Masalah Salah satu tujuan pendidikan seni musik di SLTP atau MTs adalah menampilkan sikap apresiatif terhadap seni musik yang berbasis budaya. Hal ini akan terwujud apabila semua siswa tingkat SLTP atau MTs diberikan bahan pembelajaran apresiasi musik yang berbasis budaya daerah setempat melalui kegiatan intrakurikuler. Pembelajaran kesenian rebana pada kegiatan ektrakurikurikuler serta yang berlangsung pada grup-grup rebana di wilayah Gandrungmangu, dapat memperkaya khazanah pembelajaran seni musik tradisi, khususnya pembelajaran kesenian rebana. Pembelajaran kesenian rebana ini kemudian dikenal dengan pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran seni musik ada beraneka ragam, diantaranya pendekatan scientific. Pendekatan scientific inilah yang merupakan jantung pendidikan kurikulum 2013, termasuk dalam pembelajaran seni musik tradisi. Sehingga pendekatan ini mutlak digunakan dalam pembelajaran seni musik daerah setempat di sekolah. Merujuk pada terwujudnya sikap apresiatif siswa, pembelajaran musik rebana di wilayah Gandrungmangu dan pendekatan scientific, maka peneliti terinspirasi untuk menerapkan pembelajaran kesenian rebana melalui pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa. C. Rumusan Masalah

6 Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk memperoleh gambaran tentang Bagaimana Peningkatan Apresiasi Siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu Terhadap Kesenian Rebana? Berdasarkan identifikasi masalah penelitian tersebut, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana rancangan pembelajaran kesenian rebana melalui pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu? 2. Bagaimana proses penerapan pembelajaran kesenian rebana melalui pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu? 3. Bagaimana hasil peningkatan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan scientific? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah membuat rancangan pembelajaran kesenian rebana melalui pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang: a. Rancangan pembelajaran kesenian rebana melalui pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu. b. Proses penerapan pembelajaran kesenian rebana melalui pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu.

7 c. Hasil peningkatan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan scientific. E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain: 1. Memberikan kontribusi inspiratif dan faktual untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran seni musik di MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu sesuai Kurikulum 2013. 2. Sebagai salah satu solusi untuk guru seni musik di kabupaten Cilacap dalam melaksanakan pembelajaran musik daerah setempat di MTs dalam menyongsong Kurikulum 2013 yang akan diterapkan mulai tahun pelajaran 2014/ 2015. 3. Sebagai pertimbangan bagi Kantor Kementrian Agama Kabupaten Cilacap dalam upaya meningkatkan pembelajaran seni musik di MTs sesuai Kurikulum 2013. 4. Sebagai referensi tentang pembelajaran musik nusantara khususnya musik rebana bagi LPTK termasuk Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. F. Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab hasil penelitian dan pembahasan, serta bab simpulan dan saran. Adapun rincian tentang isi dari babbab tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bab I, berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan tentang bagian awal dari penulisan peningkatan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan scientific. Bagian bab I berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian dan sistematika penulisan.

8 2. Bab II, berisi tentang kajian pustaka sebagai landasan teori dalam membahas teori-teori yang mendukung konsep pembelajaran, apresiasi seni musik, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, desain pembelajaran dan materi kesenian rebana sebagai pembelajaran seni musik di sekolah. 3. Bab III, membahas tentang penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang digunakan dalam peningkatan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan scientific. 4. Bab IV, menyajikan beberapa data hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian dari peningkatan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan scientific. 5. Bab V, berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian peningkatan apresiasi siswa MTs Ma arif NU 01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan scientific.

9