HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KELENTUKAN PUNGGUNG DENGAN KETERAMPILAN PUKULAN BACKHAND GROUNDSTROKE PADA MAHASISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS LAPANG DI JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI Tatang Iskandar 1 Universitas Islam 45 Bekasi papapt42nk@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1).Berapa besar hubungan power lengan dengan keterampilan pukulan backhand groundstroke pada mahasiswa peserta ekstrakurikuler tenis lapang di jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi universitas Islam 45 Bekasi; 2). Berapa besar hubungan kelentukan punggung dengan keterampilan pukulan backhand groundstroke pada mahasiswa peserta ekstrakurikuler tenis lapang di jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi universitas Islam 45 Bekasi; 3). Berapa besar hubungan power lengan dengan keterampilan pukulan backhand groundstroke pada mahasiswa peserta ekstrakurikuler tenis lapang di jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi universitas Islam 45 Bekasi;. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa. teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (rx 1 y) sebesar 0,681 dengan nilai R 2 = 0,464, signifikan pada alpha 5%, besar hubungan antara power lengan lengan dengan keterampilan backhand groundstroke, sebesar 46%. Koefisien korelasi (rx 2 y) sebesar 0,644 dengan nilai R 2 = 0,415, signifikan pada alpha 5%, besar hubungan antara kelentukan punggung dengan keterampilan backhand groundstroke sebesar 41%. Koefisien korelasi (rx 12 y) sebesar 0,796 dan R 2 = 0,634. Uji keberartian koefisien korelasi ganda menggunakan uji F diperoleh Fhitung = 18,22 > Ftabel = 3,47, dengan alpha 5%, besar hubungan antara power lengan dan kelentukan punggung secara bersama-sama dengan keterampilan backhand groundstroke pada mahasiswa peserta ekstrakurikuler Tenis lapang di jurusan pendidiikan jasmani kesehatan dan rekreasi Universitas Islam 45 Bekasi. Kata Kunci: Power Lengan, Kelentukan Punggung, Backhand groundstroke dan Mahasiswa Peserta Ekstrakurikuler. Tenis lapang adalah salah satu olahraga permainan bola kecil yang dimainkan single atau double dengan tujuan mengalahkan lawan untuk meraih poin sebanyak mungkin. Olahraga tenis lapang dimainkan dari anak-anak sampai orang tua, ini membuktikan bahwa olahraga tenis lapang menarik dan menyenangkan. Selain untuk menjaga kesehatan, orang bermain tenis lapang memilik maksud dan tujuan lain. Ada yang 1 Tatang Iskandar; Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 139
bermain tenis lapang untuk pergaulan dan gaya hidup karena olahraga ini dimainkan oleh orang kalangan kelas menengah ke atas dan sering disebut olahraganya orang kaya. Ada yang bermain tenis untuk mengisi waktu luang. Dan ada juga yang bermain tenis untuk berprestasi karena sekarang ini pemerintah memberikan penghargaan yang cukup besar kepada atlet yang berprestasi, selain bonus uang tunai pemerintah juga memperkerjakan atlet yang sudah punya prestasi. Populernya olahraga tenis lapang selain peran aktif dari pemerintah untuk membangun prestasi olahraga yang lebih baik, media massa juga memiliki peran besar yang sering menayangkan pertandingan kelas dunia. Sehingga meningkatkan minat orang untuk bermain tenis sampai berprestasi. Hal ini memunculkan klub-klub tenis lapang baru yang saling berlomba dan berusaha untuk mencetak atlet berprestasi. Tujuan akhir dari olahraga prestasi adalah sebuah kemenangan dalam kompetisi dan pencapaian rekor. Tujuan tersebut merupakan cita-cita semua atlet. Karena tanpa tujuan dan cita-cita, seorang atlet akan malas berlatih dan meningkatkan kemampuan diri. Berlatih tanpa program yang jelas yang membuat latihan tanpa arah dan tujuan yang pasti. Untuk mendapatkan prestasi yang maksimal ada 4 aspek yang harus diperhatikan oleh seorang pemain tenis lapang yaitu fisik, teknik, taktik dan mental. Empat aspek ini adalah satu kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi. Oleh karena itu seorang pelatih tenis harus memiliki ilmu dan pengetahuan tentang empat aspek tersebut agar para pemainnya bisa berprestasi. Untuk menjadi pemain tenis yang hebat dan berprestasi, seorang pemain tenis harus menguasai teknik pukulan dasar dalam permainan tenis lapang. Nuriman (1994:2) menjelaskan tentang teknik pukulan dasar tenis lapang sebagai berikut Pukulanpukulan yang ada dalam permainan tenis pada prinsipnya terbagi dalam tiga kategori yaitu (1) groundstroke yang meliputi: drive, lob, dropshot, dan half Volley, (2) Volley Stroke yang meliputi: volley, drop volley, drive volley, dan lob volley, (3) Overhead stroke yang meliputi: Service dan Smash. Menurut Handono Murti (2002 : 3) Hampir semua petenis mengenal kata groundstroke. Bahkan mereka berlomba-lomba berlatih sedemikian rupa, dengan keras dan disiplin supaya memiliki groundstroke yang solid. Jim Brown(1999 : 31) groundstroke adalah pukulan setelah bola memantul ke lapang. pukulan groundstroke 140
merupakan pukulan yang sering digunakan dibanding pukulan dasar lainnya. Makanya banyak petenis yang berlatih keras dan bermacam-macam metode untuk meningkatkan kualitas pukulan groundstrokenya bagus. Pukulan groundstroke dibagi dua macam, yaitu : pukulan forehand groundstroke dan pukulan backhand groundstroke. Petenis yang memegang raket pakai tangan kanan biasanya backhand groundstrokenya lebih lemah dibandingkan dengan pukulan forehand groundstroke. Begitu juga sebaliknya dengan petenis yang memegang raket dengan tangan kiri atau sering dikenal dengan kidal. Untuk mengembangkan backhand groundstroke petenis harus memperhatikan prinsip-prinsip memukul bola yang benar. Menurut Rex Lardner (1987 : 31) adapun prinsip-prinsip dasar dalam memukul bola adalah memandang bola dengan cermat, memperkirakan arah bola dari lawan, mempersiapkan stroke sejak dini, gerakan kaki yang tepat, keseimbangan yang kokoh, serta kepekaan terhadap waktu dan kosentrasi. Pukulan groundstroke yang bagus adalah ialah ketika bola jatuh di baseline(garis belakang) lawan, karena bola akan sulit diterima lawan sehingga lawan tidak mudah untuk menyerang dan dipaksa bertahan. Backhand groundstroke dilakukan ketika bola memantul dilapangan yang berada disisi sebelah kiri badan (bagi pemain yang tidak kidal) dan disisi sebelah kanan badan(bagi pemain kidal). Faktor-faktor yang mempengaruhi backhand groundstroke yaitu : (1) rangkaian gerak dari backswing, forward swing dan follow trough, (2) gerakan kaki yang tepat (foorwork), dan (3) konsentrasi dan memperkirakan arah bola dari lawan. Rangkaian tersebut jika dilakukan dengan serasi dan harmonis maka akan menghasilkan pukulan yang akurat. Tetapi jika salah satu faktor tersebut kurang serasi dan kurang harmonis maka hasil pukulan tidak akan maksimal. Pukulan backhand groundstroke dapat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan, tergantung kemampuan pemain saat melakukan pukulan. Tahap gerakan melakukan backgroundstroke menurut Tonny Mottram (1996: 50): Persiapan ayunan ke belakang dan tata gerak kaki untuk dipukul pola backhand drive. Bobot badan terletak pada kaki belakang, sementara raket ditarik kebelakang dan didukung oleh tangan kiri. Ini memberikan kesempatan bagi bahu untuk berputar sepenuhnya. Pergelangan tangan terkunci. Posisi pemukulan, dengan bobot badan maju kedepan dan ditanggapi di seberang lututu di muka. Kepala raket tetep terangkat dengan baik pada tahap ini dan lengan kiri membantu keseimbangan. Ketika gerakan lanjutan, 141
lengan dan raket membentuk sat ugaris yang terpatah selama terjadi penyelesaian. Bobot badan sepenuhnya maju kedepan dan keseimbangan yang baik dan akan memungkinkan si pemain kembali dengan cepat pada posisi siap semula. Berdasarkan pemaparan diatas dapat saya simpulkan bahwa pukulan backhand groundstroke tidak beda jauh sama dengan pukulan forehand groundstroke. Untuk menjadi petenis hebat, seorang pemain harus memiliki kekuatan yang sama antara forehand dan backhand groundstroke. Tata cara melakukan backhand dengan pegangan raket tangan kanan adalah sebagai berikut ; 1) Kaki kanan maju kedepan sehingga bahu kanan lurus dengan net 2) raketdiayunkan ke belakang sebelah kiri 3) bola datang ayunkan raket dengan akhiran dada terbuka lebar menghadap net. Menurut Sukadiyanto (2002 : 117) mendefinisikan power adalah Hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Hal senada juga dikemukakan oleh Juliantinie (2007 : 56) daya ledak otot atau power adalah kemampuan untuk mengeluarkan tenaga maximum dalam waktu sesingkat-singkatnya. Sedangkan Suhendro (2007 : 76) mengamukakan bahwa daya ledak otot adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang amat cepat daya ledak otot atau elastic strength, penting untuk cabang-cabang olah raga seperti spirnt, smash di olahraga permainan dan lain sebagainya. David L Gallahue( 1998 : 292) daya ledak otot adalah kemampuan melakukan kerja secara maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya dan kadangkadang menunjukkan kekuatan dan kecepatan waktu. Berdasarkan beberapa teori serta konsep para ahli, maka dalam penelitian ini power otot lengan didefinisikan sebagai kemampuan dari otot atau sekelompok otot lengan untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu relatif singkat. Sehingga pukulan terhadap bola dalam backhand groundstroke akan sangat maksimal. Komponen kondisi fisik yang tidak kalah pentingnya adalah fleksibilitas dalam meningkatkan prestasi atlet. Pelatihan fleksibiitas diarahkan pada otot, ligamen dan tendon. Tujuan pelatihan fleksibiltas adalah agar tubuh dapat bergerak secara fleksibel dalam semua ruang gerak. Kelentukan sangat penting hampir disemua cabang olahraga, terutama cabang-cabang olahrga yang banyak menuntut gerak sendi seperti senam, loncat indah, beberapa nomor atletik, permainan-permainan dengan bola, gulat dan sebagainya. Dalam olahrga atletik, faktor kelentukan akan bermanfaat untuk pencapaian teknik gerak, baik kaki maupun tangan. Kelentukan hendaknya dikembangkan pada usia 142
dini, ketika ligamentum dan tendon memiliki kualitas yang tinggi secara organisme dan structural. Gambetta (2007: 138), fleksibilitas adalah kemampuan bergerak dalam persendian yang tetap melalui rentang gerak yang luas dalam kecepatan yang tinggi. Harsono (1988: 163) fleksibilitas adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dari sendi-sendinya dan mempunyai otot elastis. Untuk mempertahankan fleksibilitas dapat dilakukan latihan peregangan dinamis, peregangan statis dan gabungan statis dan dinamis. Menurut Widiastuti (2011 : 15) Kelentukan/Fleksibilitas adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerak (range of movement). Dintiman (2003:19), fleksibilitas adalah kemampuan untuk menujukan gerakan pada sendinya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas adalah kemampuan dari seseorang untuk melakukan gerak yang luas dari sendi-sendi yang didukung oleh keelastisan otot. METODE Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:64) sebagai berikut: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002:309) bahwa, Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 143
Berdasar pada beberapa pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisa untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi Universitas Islam 45 Bekasi yang mengikuti ekstrakurikuler tenis lapang berjumlah 24 orang. Sampel dalam penelitian ini semua populasi dijadikan responden dengan teknik total sampling, sehingga jumlah sampel penilitian ini adalah sebanyak 24 orang. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) power otot lengan dengan tes one-hand medicine ball put, 2) kelentukan dengan tes flexion of trunk, 3) backhand groundstroke dengan tes keterampilan groundstroke. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengambilan data penelitian tentang power lengan, kelentukan dan keterampilan pukulan backgand groundstroke diperoleh hasil pengukuran sejumlah 24 mahasiswa peserta ektrakulikuler tenis lapang Universitas Islam 45 Bekasi. Data yang diperoleh dari pengukuran atau tes tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda pada taraf signifikansi 5 % (α 5 %). Hasil pengukuran secara jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Deskripsi data Skor Skor Std. Variabel N Mean Varian Tertinggi terendah Deviasi Power Lengan 24 23 12.5 19,13 2,60 6,76 Kelentukan 24 63 51 57,63 3,42 11,72 Backhand groundstroke 24 36 13 23,71 5,86 34,39 Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan rumus uji Lilliefors dengan 144
kriteria bahwa data berdistribusi normal apabila hasil Lhitung X1, X2 dan Y Ltabel (signifikansi 0,05), sebaliknya jika hasil L hitung X1, X2 dan Y L table (signifikansi 0,05) dinyatakan tidak normal. Hasil perhitungan uji normalitas data power lengan, kelentukan dan backhand groundstroke adalah sebagai berikut: Tabel 5. Uji Normalitas Lilliefors dari Tiap-Tiap Tes No Jenis Tes L hitung L tabel (α 5%) Keterangan 1 Power lengan 0.092 0.173 Normal 2 Kelentukan 0.078 0.173 Normal 3 Backhand groundstroke 0,136 0.173 Normal Berdasar pada hasil seperti tercantum dalam tabel 4 diperoleh pengertian bahwa data penelitian meliputi power lengan, kelentukan dan keterampilan backhand groundstroke mahasiswa peserta ekstrakulikuler tenis lapang, dalam keadaan normal, sehingga dapat diuji dengan uji parametrik. Tabel 5. Uji Homogenitas No Jenis Tes F hitung F tabel (α 5%) Keterangan 1 Power lengan 1,04 3,40 Homogen 2 Kelentukan 3,07 3,40 Homogen 3 Backhand groundstroke 2,54 3,40 Homogen Berdasar pada hasil seperti tercantum dalam tabel 5 diperoleh pengertian bahwa data penelitian meliputi power lengan, kelentukan dan backhand groundstroke mahasiswa peserta ekstrakulikuler tenis lapang universitas islam 45 bekasi dalam keadaan homogen, sehingga dapat diuji dengan uji parametrik. Uji hipotesis penelitian yang mengkaji hubungan antara power lengan dan kelentukan dengan keterampilan backhand groundstroke dilakukan dengan analisis regresi tunggal dan regresi ganda. Hasil sebagai berikut: 145
Tabel 6. Koefisien Korelasi Masing-Masing Variabel Independen Terhadap Variabel Dependennya Variabel Koefisien Regresi Nilai t T tabel Keterangan Power lengan 0,681 4,36 2,021 Signifikan Kelentukan 0,644 3,95 2,021 Signifikan Besarnya pengaruh power lengan terhadap kemampuan backhand groundstroke dapat dilihat nilai R 2 yaitu 0,464, angka ini bermakna bahwa 46% perubahan peningkatan backhand groundstroke pada permainan tenis lapang dipengaruhi oleh power lengan, sedangkan 54% lagi dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya pengaruh kelentukan terhadap kemampuan backhand groundstroke dapat dilihat nilai R 2 yaitu 0,415, angka ini bermakna bahwa 41% perubahan peningkatan backhand groundstroke pada permainan tenis lapang dipengaruhi oleh kelentukan, sedangkan 59% lagi dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel 7. Nilai Koefisien Determinasi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Varibel R 2 F hitung F tabel Keterangan Power lengan dan kelentukan 0,634 18,22 3,47 Siginifikan Untuk mengetahui berapa besar pengaruh dari power lengan dan kelentukan terhadap keterampilan backhand groundstroke dalam permainan tenis lapang dapat ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien determinasi (R 2 ). Dari hasil perhitungan besarnya koefisien determinasi sebesar 0.634 yang berarti bahwa, 63% variansi backhand groundstroke dalam permainan tenis lapang dapat dijelaskan oleh power lengan dan kelentukan. Sisanya 47% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak disebut dalam model. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, power lengan memberikan peningkatan terdadap pukulan backhand groundstroke sebesar 46% dan Kelentukan memberikan peningkatan 146
terhadapat keterampilan backhand groundstroke sebesar 41%. Power lengan dan kelentukan secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 63 %. selebihnya dipengaruhi variable yang lain. Saran untuk pelatih, guru olahraga dan pemain tenis agar meningkatkan power lengan dan kelentukan untuk meningkatkan keterampilan pukulan backhand groundstroke. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.(2002), Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Brown, Jim. (1999). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Gallahue, David L.(1998) Motor Development Infants, Children, Adolescent Adult. Boston: Mc Graww Hill Companies inc. Gambetta, Vern. (2007). Bermain atletik. Bandung: FPOK UPI Bandung. Harsono.(1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Juliantinie, Tite dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI Bandung. Ledrner, Rex. (1987). Teknik Dasar Tenis Strategi dan Taktik yang Akurat. Semarang: Dahara Prize. Murti, Handono. (2002). Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta: Tyas Biratno Pallal. Nuriman, Yamin.(1994). Tenis. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Suhendro, Andi.(2007). Materi Pokok Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: UT. Sudjana dan Ibrahim.(2001). Penilaian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito. Sukadiyanto. (2002). Teori dan Metedologi Melatih Fisik Petenis. Yogyakarta: FIK UNY. Tony Mottram. (1996). Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Semarang: EFFHAR & DAHARA Frize. Widiastuti.(2011). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Bumi Timur Jaya. 147