PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

PANDUAN INFORMED CONSENT

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

Informed Consent INFORMED CONSENT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

BAB III TINJAUAN TEORITIS

PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

Aspek Hukum Hubungan Profesional Tenaga Kesehatan -Pasien. Drg. Suryono, SH, Ph.D

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

Prospek Implementasi UU SJSN dan UU BPJS Dalam Perlindungan Konsumen

Kata kunci : tingkat pengetahuan hak dan kewajiban pasien atas informasi medis. Kepustakaan : 17 ( )

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

disebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN INFORMED CONSENT PERSFEKTIF HUKUM DI RS PROVINSI LAMPUNG Samino 1 ABSTRAK

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pasien penerima bantuan iuran. secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit.

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Pada saat ini kegiatan pelayanan kesehatan tidak. terlepas dari aspek hukum yang melindungi pasien dari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

GAMBARAN SIKAP PASIEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN DALAM PELAKSANAAN INFORMED CONSENT 1 Oleh : Indra Setyadi Rahim 2

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak yang dimiliki. merupakan salah satu indikator positif untuk meningkatnya kesadaran hukum

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

3. Apakah landasan dari informed consent?

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 15 SERI F NOMOR 311 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 14 TAHUN 2014

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU DENGAN FORUM KOMUNIKASI MUBALIGH MUSHOLLA DAN MESJID

INFORMED CONSENT. Dedi Afandi

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN - DOKTER

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apakah pasien yang anda rawat, diberikan penjelasan tentang diagnosa. - tingkat pemahaman pasien/keluarga yang berbeda

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

vii DAFTAR WAWANCARA

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

Gambaran Pengetahuan Pasien Terhadap Hak dan Kewajiban Pasien SC(Sectio Caesaria) Rawat Inap Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Mei Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT. DENGAN YAYASAN CINTA SEDEKAH

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

INFORMED CONSENT. dr. Meivy Isnoviana,S.H

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

HUBUNGAN DOKTER - PASIEN SERTA HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER - PASIEN

PEMBUKTIAN MALPRAKTIK

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

Transkripsi:

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN A Tujuan Sebagai proses pemberian informasi kepada pasien agar pasien memahami hak dan kewajibannya sebagai pasien dan bertindak berdasarkan haknya serta memahami tanggung jawab mereka dalam proses asuhan pengobatan/ perawatan dengan bukti tertulis. B Pengertian 1 Pengertian Hak Pasien Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, morlaitas, dan legalitas. Hak Pasien adalah suatu yang harus diperoleh oleh setiap pasien yang ada di rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan. 2 Pengertian Kewajiban/Tanggung Jawab Pasien Tanggung Jawab adalah kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang disengaja ataupun tidak disengaja C UNDANG UNDANG HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN PASAL 32 UU NO 44/ 2009 : SETIAP PASIEN MEMPUNYAI HAK : a Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah b c d e Sakit Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi Memperoleh layanan kesehatan yg bermutu sesuai dengan standar prosedur dan standar prosedur opersional. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi

f g h i j k Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion) yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik didalam maupun di luar Rumah Sakit Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang diderita-nya l Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis m Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yg dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya n Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit o Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya p Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya q Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana, dan r Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketenetuan peraturan perundangundangan PASAL 52 UU NO 29/2004 : Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak: a Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3); b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d e Menolak tindakan medis Mendapatkan isi rekam medis. PASAL 31 UU NO 44/2009 : SETIAP PASIEN MEMPUNYAI KEWAJIBAN/ TANGGUNG JAWAB : a b Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang diterimanya. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri. PASAL 53 UU NO 29/2004 : Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban : a memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; b mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; c mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. D. INFORMED CONSENT Kata concent berasal dari bahasa latin, consentio yang artinya persetujuan izin, menyetujui ; atau pengertian yang lebih luas adalah member izin atau wewenang kepada seseorang untuk melakukan suatu informed consent (IC), dengan demikian suatu penyataan setuju atau izin oleh pasien secara sadar, bebas dan rasional setelah memperoleh informasi yang dipahaminya darri tenaga kesehatan/ dokter tentang penyakitnya. Harus diingat bahwa yang terpenting adalah pemahaman oleh pasien. Pengertian lain yaitu Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien (orang tua/wali/suami/istri/orang yang berhak mewakilinya) kepada tenaga kesehatan/ dokter untuk dilakukan suatu tindakan medis yang bertujuan untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya. Informed Consent berarti pernyataan kesediaan atau penolakan setelah mendapat informasi secukupnya. Jay katz mengemukakan falsafah dasar informed consent yaitu pada hakikatnya suatu keputusan pemberian pengobatan atas pasien harus terjadi secara kolaboratif (kerjasama) antara tenaga kesehatan/ dokter dan pasien serta bukan semata mata

keputusan sepihak. Dengan demikian, informed consent mengandung 2 unsur utama, yakni sukarela (voluntariness) dan memahami (understanding). Ada 2 bentuk informed consent yaitu : 1 Tersirat atau dianggap telah diberikan (Implied consent) a. Keadaan normal b. Keadaan darurat 2 Dinyatakan (expressed consent) a. Lisan (oral) b. Tulisan (written) Implied consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat, tanpa pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap dokter dari sikap dan tindakan pasien.umumnya tindakan dokter disini adalah tindakan yang biasa dilakukan atau sudah diketahui umum. Implied consent bentuk lain adalah bila pasien dalam keadaan gawat darurat (emergency) sedang dokter memerlukan tindakan segera, sementara pasien dalam keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya pun tidak ditempat maka dokter dapat melakukan tindakan medic terbaik menurut dokter (Permenkes No. 585 tahun 1989, pasal 11). Jenis persetujuan ini disebut sebagai Presumed Consent, artinya bila pasien dalam keadaan sadar, dianggap akan menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter. Exressed Consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Dalam keadaan demikian sebaiknya kepada pasien disampaikan terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukan supaya tidak sampai terjadi salah pengertian. 1) Informasi Dalam Permenkes No. 585 tahun 1989 tentang informed consent dinyatakan bahwa dokter harus menyampaikan informasi atau penjelasan kepada pasien/keluarga diminta atau tidak diminta, jadi indormasi harus disampaikan. Informasi tersebut meliputi informasi

mengenai apa (what) yang perlu disampaikan, kapan disampaikan (when), siapa yang harus menyampaikan (Who), dan informasi yang mana (Which) yang perlu disampaikan. 2) Persetujuan The Medical Denfence Union dalam bukunya Medicolegal Issues in Clinical Practice,menyatakan bahwa ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya Informed Consent yaitu : 1. Diberikan secara bebas 2. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian 3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan 4. Mengenai sesuatu hal yang khas 5. Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama 3) Penolakan Seperti dikemukakan pada bagian awal, tidak selamanya pasien atau keluarga setuju dengan tindakan medic yang akan dilakukan dokter. Dalam situasi demikian kalangan dokter maupun kalangan kesehatan lainnya harus memahami bahwa pasien atau keluarga mempunyai hak menolak usul tindakan yang akan dilakukan, ini disebut sebagai informed Refusal. Tidak ada hak dokter yang dapat memaksa pasien mengikuti anjuran, walaupun dokter menganggap penolakan bisa berakibat gawat atau kematian pada pasien. Bila dokter gagal dalam meyakinkan pasien pada alternative tindakan yang diperlukan, maka untuk keamanan dikemudian hari, sebaiknya dokter atau rumah sakit meminta pasien atau keluarga menandatangani surat penolakan terhadap anjuran tindakan medic yang diperlukan. E RUANG LINGKUP 1 Pasien

2 Keluarga Pasien 3 Unit Rawat Inap 4 Unit Gawat Darurat 5 Pimpinan RS 6 Staf Pelayanan Pasien (CSO,Scurity) 7 Manager Pelayanan Medis 8 Kepala Bidang Keperawatan F TATA LAKSANA 1 Ucapkan salam Selamat Pagi Bapak/Ibu,Maaf Pak/Bu,Perkenalkan Saya (Nama, Perawat, Ruang) yang berdinas pada hari ini akan menjelaskan dan memberi informasi Hak dan Tanggung Jawab Pasien 2 Perkenalkan diri dan jelaskan tugas serta peran petugas (Dokter, Perawat,Bidan dan Pemberi Informasi) 3 Pastikan identitas pasien Maaf sebelumnya, ini dengan keluarga pasien atas nama siapa?setelah keluarga menjawab Oo benar Ibu kami jelaskan kembali ya identitas pasien (Nama, Umur, Alamat) 4 Ciptakan suasana yang nyaman (Ruangan Stasiun Perawat dan Ruang Pemberian Informasi) 5 Petugas memberikan lembar informasi tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien yang sudah tersedia Maaf Bapak/Ibu,ini ada lembaran informasi tentang hak dan tanggung jawab pasien,silahkan dibaca dan dimengerti terlebih dahulu. 6 bila tidak ada yang ditanyakan kembali, pasien atau keluarga menandatangani lembar formulir informasi hak dan tanggung jawab pasien yang telah dijelaskan 7 Ucapkan Salam Terima Kasih.

G DOKUMENTASI (sesuai pasal 32 UU No.44 tahun 2009) 1 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. 2 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien. 3 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. 4 Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional (SPO). 5 Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. 6 Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. 7 Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. 8 Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit. 9 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. 10 Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. 11 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. 12 Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. 13 Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainnya. 14 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan dirumah Sakit. 15 Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.

16 Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. 17 Menggugat atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana, dan. 18 Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal-hal yang menjadi kewajiban pasien/keluarga adalah 1 Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur tentang masalah kesehatannya. 2 Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga. 3 Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti. 4 Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan. 5 Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit. 6 Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa. 7 Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.