Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Metode Problem Solving Materi Simetri

dokumen-dokumen yang mirip
Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Menemukan Jumlah Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI AL HIDAYAH SUMBERSUKO PANDAAN

Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Pada Penerapan Scientifik Approach Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SD KELAS IV DI SDN PUCANGNOM SIDOARJO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir. M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

PROSES BERIPIKIR KRITIS SISWA SD DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SDN Keboan Anom Ditinjau Dari Prestasi Belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas pada dasarnya adalah penelitian yang dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Geometri Melalui Pendekatan Matematika Realistik

PENERAPAN METODE POLYA PADA SOAL CERITA PROGRAM LINEAR

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI SISWA KELAS II SD

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

Diajukan Oleh: RIKKI ASMARANDANI A

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA OPERASI BENTUK ALJABAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda dan membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda juga.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fauzi Yuberta, 2013

BAB I PENDAHULAUN. Dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan pada tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bukanlah semata-mata untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH BANGUN DATAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

BAB V PENUTUP A. Simpulan

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Pi: Mathematics Education Journal 34

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

Solusi Kesulitan Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Melalui model pembelajaran Cooperatif Learning dan media origami.

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Erman Suherman (dalam Apriyani, 2010) Pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memiliki definisi yang sangat kompleks. Tidak ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

IMPLEMENTASI VIDEO EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PANCASILA PADA KELAS 2 SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV SD DALAM MENYELESAIKAN SOAL BILANGAN PECAHAN SENILAI DAN MENYEDERHANAKAN BILANGAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SDN Tulangan dalam Memecahkan Masalah Soal Cerita Berdasarkan Kemampuan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Keberhasilan pembangunan

Transkripsi:

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menggunakan Metode Problem Solving Materi Simetri Iis Ariska Iis Ariska/148620600031/B1/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ariskaiis01@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menemukan dan memecahkan masalah siswa kelas IV-A SD Negeri 2 Punggul, Gedangan pada materi simetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah masih tergolong sedang. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa setelah dilakukannya problem solving atau setelah diberikan soal-soal latihan secara terus menerus atau secara berkala. Untuk menyelesaikan permasalahan siswa yang kurang mampu dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru kelas maka, peneliti memberikan saran sebagai solusi dari permasalahan siswa yang kurang mampu memecahkan masalah dengan cara memberikan latihan terus menerus atau secara berkala agar lebih berpengalaman dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada serta memahami langkah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Agar peserta didik menjadi lebih mandiri, kreatif serta berpikir secara kritis. Kata Kunci: kemampuan memecahkan masalah, pembelajaran matematika, berfikir kritis PENDAHULUAN Pengajaran matematika selama ini sebagaimana yang di jelaskan oleh Amir (2015) Pembelajaran siswa diarahkan agar siswa mampu mengahafal konsep yang disampaikan guru dan memiliki hasil belajar yang tuntas pada aspek kognitif tanpa memperhatikan dan mengidentifikasi proses berpikir kritis siswa dalam pembelajaran saat siswa menyelesaikan soal ataupun memecahkan masalah. Sebagaimana yang dinyatakan oleh groves (1989, h.11) pengajaran matematika yang didasarkan pada teori-contoh-latihan hanya menyajikan suatu pandangan yang sempit tentang matematika, dan tidak pernah menyarankan bahwa mathematics is something done by people and it can be used in our real life. Dalam hal ini, pembelajaran matematika merupakan salah satu upaya membiasakan atau melatih manusia agar mampu berfikir

kritis, logis dan sistematis. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada kelas IV B SD Negeri 2 Punggul, Gedangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru memberikan materi mengenai simetri, kemudian guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa-siswinya mengenai simetri. Beberapa siswa ada yang langsung tanggap menjawab dan sebagian siswa lainnya hanya mendengarkan temannya menjawab pertanyaan dari guru ajarnya. Guru memberikan beberapa permasalahan mengenai simetri dan di tulis di papan tulis, kemudian guru membagikan kertas HVS berwarna untuk siswa-siswinya digunakan untuk berdiskusi menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru ajarnya bersama kelompok. Setiap kelompok masing-masing 4 sampai 5 anggota. Setelah beberapa sekian menit siswa-siswi banyak yang sudah selesai berdiskusi. Untuk memecahkan permasalahan yang diberi oleh guru ajar, siswa maju beserta kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas agar kelompok lain mendengarkan dan fokus ke depan kelas. Tetapi sebagian kelompok lain ada yang masih kesulitan dengan cara pemecahan masalah yang di berikan oleh guru ajarnya. Berdasarkan hasil rata-rata skor jawaban dari soal yang didapatkan siswa masih rendah. Berdasarkan hasil dari wawancara peneliti terhadap guru kelas, bahwa di dalam pembelajaran matematika guru lebih banyak memberikan konsep, rumus, melemparkan beberapa pertanyaan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Amir (2015) Setiap siswa memiliki cara belajar masing-masing yang berbeda dalam memahami informasi atau materi pelajaran, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan gaya belajar siswa. Untuk menyelesaikan permasalahan siswa yang kurang mampu untuk memecahkan sebuah masalah yang diberikan oleh guru ajarnya atau yang biasa disebut dengan metode problem solving, maka peneliti memberikan saran sebagai solusi dari permasalahan siswa yang kurang mampu untuk memecahkan masalah yang diberikan dengan cara anak harus lebih banyak berlatih dalam pengerjaan soal demi soal agar selalu terlatih dalam memecahkan setiap masalah, keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang anak adalah kritis, kreatif dalam proses strategis seperti mengamati, perancangan, pengambilan

keputusan, kerjasama kelompok, pengungkapan pendapat serta menerapkan proses mengevaluasi solusi. Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah, seorang anak harus memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah. PROBLEM SOLVING Syaiful Bahri Djamara (2006:103) menyatakan bahwa metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Dari definisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa problem solving merupakan suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. BERFIKIR KRITIS John Dewey (dalam Alec Fisher, 2009: 2) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu proses berfikir secara mendalam kemudian mengajukan pertanyaan, mencari dan menemukan informasi dan jawaban yang relevan untuk dirisendiri. Sedangkan menurut Shapiro (2000) berpikir kritis adalah suatu aktivitas mental yang berkaitan dengan penggunaan nalar yang menggunakan proses mental seperti memperhatikan, mengkategorikan, menyeleksi, dan memutuskan pemecahan suatu masalah. Dari beberapa definisi para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa berfikir kritis merupakan suatu kegiatan mental yang dilakukan oleh seseorang dalam merumuskan masalah kemudian mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi, kemudian menyeleksi hingga menemukan suatau konsep atau kesimpulan. PEMBELAJARAN MATEMATIKA Matematika diartikan oleh Johnson dan Rising (Erman Suherman, 2001: 19) sebagai pola berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang menggunakan istilah yang di definisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat. Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (2002:252) matematika merupakan bahasa simbiolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya merupakan untuk memudahkan berfikir. Dari beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan pembelajaran untuk memahami pola, konsep dengan menekankan pada kemampuan berlogika siswa untuk mencari atau menggali konsep berdasarkan pengalaman. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis kemampuan menemukan dan memecahkan masalah pada siswa kelas IV-A SD Negeri 2 Punggul, Gedangan pada materi simetri. Kemampuan memecahkan masalah diidentifikasi berdasarkan indikator kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas IV-A serta guru kelas. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini melalui model problem solving dapat mengatasi masalah pembelajaran. Hal ini dapat di buktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar yang baik pula. Dalam penelitian kemampuan pemecahan masalah dapat diukur berdasarkan enam indikator diantaranya sebagai berikut: (1) menganalisis pertanyaan, (2) memfokuskan pertanyaan, (3) mengidentifikasi asumsi, (4) menulis jawaban atau solusi dari permasalahan soal, (5) menarik kesimpulan dari solusi permasalahan soal, (6) menentukan alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah. Berikut ini merupakan persentase hasil ketuntasan belajar siswa: Tabel 1. Kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) tentang kemampuan pemecahan masalah Kategori pemecahan masalah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Persentase penguasaan 90-100 80-89 65-79 55-64 00-54

Berdasarkan hasil dari kemampuan pemecahan masalah kelas IV-A dalam ketuntasan belajar: Data kemampuan pemecahan masalah dikumpulkan pada tes uraian suatu kemampuan pemecahan masalah yang telah mengacu pada indikator kemampuan pemecahan masalah, pada masing-masing indikator sudah ditentukan harus dianalisis untuk mengetahui persentase keberhasilan siswa yang sebagai subjek penelitian dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Berikut ini disajikan tabel hasil analisis per indikator kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui hasil dari keseluruhan siswa yang sebagai subjek tersebut. Tabel 2. Hasil Analisis Per Indikator Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika No Indikator persentase 1. Menganalisis 80% pertanyaan 2. Memfokuskan 70% pertanyaan 3. Mengidentifikasi asumsi 72% 4. Menulis jawaban atau solusi dari permasalahan soal 69% 5. Menarik kesimpulan 69% dari solusi permasalahan yang telah diperoleh 6. Menentukan alternatif 70% alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah Dari keseluruhan siswa yang saya gunakan sebagai subjek penelitian ini memiliki persentase yang berbedabeda dalam tiap indikator yang di peroleh dari keseluruhan siswa, ada persentase yang tinggi dan ada yang rendah melainkan pemikiran setiap siswa sangat berfarian dalam pendapatan persentase tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas IV-A SD Negeri 2 Punggul kemampuan siswa dalam memecahkan setiap masalah yang diberikan oleh guru ajarnya tergolong sedang hal ini dibuktikan dari pencapaian indikator kemampuan memecahkan masalahnya pada siswa sebagai berikut: Beberapa siswa belum menuntaskan dalam memecahkan masalah di kelas, Kemampuan siswa setelah dilakukannya problem solving atau setelah diberikan soal-soal latihan secara berkala mulai meningkat. Untuk menyelesaikan permasalahan siswa yang kurang mampu dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru ajarnya yang masih tergolong sedang maka, peneliti memberikan saran sebagai solusi dari permasalahan siswa yang kurang mampu memecahkan masalah dengan cara memberikan latihan terus

menerus agar lebih berpengalaman dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada serta memahami langkah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Agar peserta didik menjadi lebih mandiri, kreatif serta berpikir secara kritis. SARAN Dari hasil observasi peneliti memberikan saran kepada guru agar mampu menerapkan metode, model, ataupun pendekatan yang cocok untuk siswa yang dapat mengasah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan lebih berpikir kritis. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya belajar. JURNAL MATH EDUCATOR NUSANTARA: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika, 1(2). Shapiro (2000). Thinking About Mathematics: The Philosophy of Mathematics.Dalam "Proses Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya Belajar". Diakses dari https://scholar.google.co.id/citati ons?user=owogu_gaaaaj&hl= id. Pada (31 Mei 2017 jam 14:50 WIB) Suherman, Erman(2003) dalam http://yuriniky.wordpress.com/20 06/03/21/hakikat-matematikapembelajaran-matematika-danteori-belajar// diakses pada (31 Mei 2017 jam 17:20WIB)