PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI DESA LEMPONG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Endang Prasetyowati, Aris Budiarti Program Studi Diploma 3 Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEHAMILAN DINI PADA REMAJA KELAS VIII DI SMP N 1 SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN REMAJA. Di SMAN 1 Pulung Ponorogo

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

KARAKTERISTIK IBU DENGAN PARITAS LEBIH DARI 3 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PERNIKAHAN USIA MUDA (Di Desa Ngepon, Kecamatan Jatirogo )

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisik, emosi, dan psikis.pada masa remaja terjadi suatu

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi 35

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

: THERESYA GATRA STERI

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

Transkripsi:

1 PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA 1 Sofia Februanti 1 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstrak Pernikahan dini merupakan suatu ikatan yang dilakukan oleh seseorang yang masih dalam usia muda atau pubertas. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan rasio pernikahan muda pada daerah perkotaan, dibandingkan dengan daerah pedesaan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi pada siswi di SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Desain penelitian yang digunakan adalah metode non eksperimen, yaitu metode deskriptif pengambilan data dilakukan pada 67 siswi dengan teknik proportional random sampling. Hasil penelitian tingkat pengetahuan, sebanyak (53,7%) remaja putri memiliki pengetahuan tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dengan kategori baik. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak sekolah dan keluarga agar lebih meningkatkan pengetahuan remaja putri dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi wanita. Kata kunci: dampak pernikahan dini, kesehatan reproduksi, pengetahuan, pernikahan dini Abstract Early marriage is a binding relationship formed by a person of early or puberty age. In 2013, there was an increase in the number of youngsisters marriage in the cities compared to the villages. The purpose of this study was to know a description of the teenager knowledge about the impact of marriage in the early reproductive health on female student in Senior High School 8 Tasikmalaya. The design of this study used experimental method, that is descriptive method a data done at random 67 female student with techniques proportional sampling. The result of research level of knowledge, as much as (53,7%) tenangers had good knowledge about the impact of marriage in the early reproductive health. The result of this research is expected can be an input to the school and families to increase the knowledge of the teenager to do the health promotion about the impact of early marriage in woman reproduction health. Keyword: knowledge, the wedding early, reproductive health, the impact of marriage early. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak yang tergantung menuju dewasa. Pada masa remaja individu menjadi mandiri serta terjadi perubahan fisik, mental, emosi, dan sosial. Remaja mengalami peralihan dari satu tahap kehidupan ke tahap berikutnya (Tukiran, 2010). Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Saat ini kita sering dihadapkan dengan umur rata-rata remaja yang menikah dibawah usia antara 14-19 tahun (Widyastuti, 2009). Pernikahan dini merupakan suatu ikatan yang dilakukan oleh seseorang yang masih dalam usia muda atau pubertas (Sarwono, 2007). Pada tahun 2013 terjadi peningkatan rasio pernikahan muda pada daerah perkotaan, dibandingkan dengan daerah pedesaan. Adapun jumlah rasio kenaikan pada daerah perkotaan pada

2 tahun 2012 adalah 26 dari 1.000 pernikahan, rasio itu naik pada tahun 2013 menjadi 32 per 1.000 pernikahan. Sedangkan pada daerah pedesaan yang menurun dari 72 per 1000 pernikahan menjadi 67 per 1000 pernikahan pada tahun 2013 (Eko, 2014). Sedangkan ditingkat Provinsi persentase perkawinan dini usia (15-19 th) tertinggi adalah Kalimantan Tengah (52,%), Jawa Barat (50,2 persen), serta Kalimantan Selatan (48,4%), Bangka Belitung (47,9%) dan Sulawesi Tengah (46,3%) (BKKBN, 2012). Untuk di Tasikmalaya menurut data di BKKBN (2012) tercatat 47 persen remaja di usia 19 tahun ke bawah telah menikah. Angka pernihakan usia dini ini ternyata paling dominan terdapat di Jawa Barat, dan salah satu wila-yah paling banyak berada di Kabupaten Tasikmalaya (Priangan, 2012). Dampak dari pernikahan dini dilihat dari segi kesehatan, dapat berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh pada rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak. Sehingga melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun mengandung resiko tinggi dan ibu hamil usia 20 tahun ke bawah sering mengalami prematuritas (lahir sebelum waktunya) besar kemungkinan cacat bawaan, fisik maupun mental, kebutaan dan ketulian. Sedangkan usia yang kecil resikonya dalam melahirkan adalah antara usia 20-35 tahun (Prawiroharjo, 2011). Berdasarkan data dari KUA kecamatan Tamansari kota Tasikmalaya didapatkan data jumlah nikah selama tahun 2015 yaitu sebanyak 627. Pria yang menikah di usia 19-20 tahun sebanyak 22 orang, pria yang menikah di usia 21-24 tahun sebanyak 165 orang, sedangkan pria yang menikah diusia 25 tahun keatas sebanyak 320. Hal tersebut berbanding terbalik dengan wanita. Sepanjang 2015 wanita yang menikah diusia 16-20 tahun sebanyak 253 orang, wanita yang menikah diusia 21-24 tahun sebanyak 167, sedangkan wanita yang menikah diusia 25 tahun keatas sebanyak 71 orang. Dari data tersebut memperlihatkan bahwa masih banyak nya angka pernikahan dini pada mempelai wanita diusia 16-20 tahun. Dari hasil studi pendahuluan sekolah yang ada di kecamatan Tamansari yaitu di SMAN 8 Tasikmalaya dengan wawancara kepada pihak sekolah, menyatakan memang belum ada promosi kesehatan tentang pendidikan seks ataupun tentang dampak pernikahan dini. Sementara itu hasil wawancara dengan 8 siswi di dapatkan 3 diantaranya mengatakan bahwa mengetahui tentang dampak yang akan terjadi bila menikah di usia dini salah satunya akan berdampak pada psikologisnya dan kesehatan rahim wanitanya. Sedangkan 5 diantaranya mengatakan tidak tahu dampak yang akan terjadi apabila menikah di usia dini karena belum ada mengenai informasi tersebut. Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMA Negeri 8 kota Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi pada siswi di SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi sehingga remaja putri dapat menghindari kejadian pernikahan dini. METODE PENELITIAN Desain penelitian menggunakan metode non eksperimen deskriptif, yaitu untuk menggambarkan secara objektif tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Populasi penelitian adalah seluruh remaja putri di SMA Negeri 8 Tasikmalaya kelas XI yang berjumlah 207 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Jumlah sampel yang dibutuhkan dari kelas XI siswi

3 SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya yaitu berjumlah 67 siswi. Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Siswi SMA Negeri 8 Tasikmalaya yang sedang aktif bersekolah saat penelitian berlangsung, bersedia menjadi responden. Etika penelitian dengan memberikan informed consent sebelum calon responden menyetujui untuk dilakukan pengambilan data. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, berjumlah 22 soal, meliputi tentang pernikahan dini, kesehatan reproduksi, dampak pernikahan dini. Uji Validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 10 Tasikmalaya pada 35 responden. Analisa data dengan menggunakan analisis univariate, untuk menganalisa dilakukan dengan teknik presentase. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini 1 Baik 40 59,7 2 Cukup 23 34,3 3 Kurang 4 6,0 Berdasarkan tabel 1, pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini di SMA Negeri 8 Tasikmlaya didapatkan data presentase tertinggi sebagian dari kategori baik sebanyak 40 orang (59,7 %). Tabel 2. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi 1 Baik 56 83,6 2 Cukup 9 13,4 3 Kurang 2 3,0 Berdasarkan table 2, pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 8 Tasikmalaya didapatkan data presentase tertinggi sebagian dari kategori baik sebanyak 56 orang (83,6 %). Tabel 3. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini 1 Baik 24 35,8 2 Cukup 14 20,9 3 Kurang 29 43,3 Berdasarkan tabel 3, pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini di SMA Negeri 8 Tasikmlaya didapatkan data presentase tertinggi sebagian dari kategori kurang sebanyak 29 orang (43,3 %). Tabel 4. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini 1 Baik 36 53.7 2 Cukup 29 43.3 3 Kurang 2 3.0 Berdasarkan tabel 4, pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMA Negeri 8 Tasikmlaya didapatkan data presentase tertinggi sebagian dari dengan kategori baik sebanyak 36 orang (53,7 %). PEMBAHASAN Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang pernikahan dini, Hasil penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda dengan penelitian yang diteliti oleh Ermayanti tahun 2012 tentang resiko perkawinan dini dalam

4 kehamilan. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (53%) (Ermayanti, 2012). Responden yang diteliti adalah remaja putri yang tinggal disuatu lingkungan masyarakat, sedangkan responden yang diteliti oleh peneliti adalah remaja putri yang sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) (Ermayanti, 2012). Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa Pendidikan merupakan proses belajar yang pernah ditempuh secara formal didalam lembaga pendidikan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan dan kesadaran pada orang tersebut dalam menerima informasi. Sehingga masih ada sebagian remaja putri yang belum memahami apa itu pernikahan dini. Karena ketidaktahuan dan ketidakpahaman itu, maka remaja putri beresiko menikah dini. Karena kurang informasi yang mereka dapatkan. Maka dari itu peneliti menganalisa aspek kognitif sebagian besar responden yang diteliti tentang pernikahan dini sudah baik, sehingga diharapkan remaja putri dapat memiliki sikap yang baik, dengan mampu merencanakan dan mengambil keputusan dengan tepat dimasa depan. Sehingga pernikahan diusia dini tidak terjadi. Hasil penelitian Tingkat pengetahuan remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini menunjukan hasil yang sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Suryana tahun 2015 Tentang pendidikan seks pada siswa siswi dengan hasil sebagian besar tingkat pengetahuan remaja memiliki pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 48 orang (62,3%) (Suryana, 2015). Menurut Effendi & Makhfudli (2009) kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kesehatan reproduksi dikalangan remaja kini sudah tidak asing lagi. Mereka mendapat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini dipengaruhi oleh berbagai sumber informasi. Menurut Pinem (2009) faktorfaktor yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi remaja diantaranya masalah perkawinan dan kehamilan dini. Informasi seperti itu sebagian responden dapatkan melalui internet, bahkan di sekolah pun mereka terpapar informasi mengenai kesehatan reproduksi di pelajaran biologi meskipun tidak semua siswi mendapatkan informasi karena beda jurusan, karena terpaparnya informasi disekolah, serta dapat mengakses sendiri informasi sehingga responden memiliki pengetahuan yang baik. Maka dari itu peneliti menganalisa aspek kognitif sebagian besar responden yang diteliti sudah baik, Dengan pengetahuan yang baik akan berdampak kepada sikap remaja putri dan diharapkan sikap tersebut dapat ditunjukan dengan cara dirinya bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksinya serta dapat menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi diantaranya perkawinan dan kehamilan dini. Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri memiliki pengetahuan kurang tentang dampak pernikahan dini. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang diteliti oleh Fibriana tahun 2012 tentang hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan usia dini di MA Nurul islam Silo kabupaten Jember dengan hasil penelitian didapatkan Pada usia 16-19 tahun sebagian besar dari responden (52,94%) yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang dampak pernikahan usia dini yaitu sebanyak 18 orang (Fibriana, 2012). Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya sumber informasi, karena sumber informasi merupakan segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Media informasi untuk komunikasi massa terdiri dari media cetak yaitu surat kabar, majalah dan buku, dan media elektronik seperti radio, tv dan internet (Notoatmodjo, 2005). Ada kaitannya juga dengan informasi yang didapatkan responden, Sebagian responden masih kurang dalam menerima informasi tentang pernikahan dini yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat dan orang tuanya. Dengan ketidaktahuan itu mereka kurang memahami tentang dampak pernikahan dini yang akan terjadi. Padahal dampak yang akan terjadi pada beberapa Pernikahan dini diantaranya dampak terhadap suami istri, dampak terhadap keluarga masing-masing, dampak terhadap

5 kesehatan, dampak terhadap psikologis, dan dampak terhadap sosial. Melihat berbagai macam dampak yang akan terjadi. Maka dari itu peneliti berpendapat rendahnya pengetahuan tersebut menjadikan bahwa pentingnya diberikan informasi mengenai dampak pernikahan dini pada siswi. Pengetahuan dari sekolah, lingkungan masyarakat serta orang tua sangat berperan bagi responden untuk memperoleh informasi yang akurat tentang dampak pernikahan dini. Peneliti menganalisa aspek kogntif responden yang diteliti masih kurang, sehingga remaja putri masih perlu informasi yang banyak untuk meningkatkan pengetahuannya tentang dampak pernikahan dini melalui sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar. Hasil penelitian remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda dengan yang telah diteliti oleh Darmayanti tahun 2012 tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi. Didapatkan hasil sebagian besar tingkat pengetahuan remaja putri memiliki pengetahuan cukup sebanyak 35 orang (58,33%) (Darmayanti, 2012). Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh jenis kurikulum yang bebeda, karena tujuan pendidikan di SMA dan SMK juga berbeda. Masih adanya sebagian sisiwi yang kurang mengetahui dan memahami tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi, padahal banyak sekali dampak yang akan terjadi pada kesehatan reproduksi bila melakukan pernikahan dini mulai dari ibu hamil akan beresiko anemia, keracunan kehamilan, keguguran (Panga, 2013 dalam Ernawati & Verawati, 2014). Pada saat melahirkan ibu juga beresiko perdarahan dan persalinan yang lama dan sulit (Lina, 2012 dalam (Ernawati & Verawati, 2014). Dan pada masa nifas ibu beresiko infeksi dan perdarahan post partum (Ernawati & Verawati, 2014). Melihat berbagai macam dampak yang akan terjadi, maka tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini sangat penting diberikan untuk meningkatkan pengetahuan mereka melalui orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat. Peneliti menganalisa aspek kognitif sebagian besar responden yang diteliti tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi sudah baik, diharapkan orang tua tetap terus mengingatkan informasi yang sudah diterima anaknya tentang bahaya pernikahan dini pada kesehatan reproduksinya. Diharapkan juga remaja putri dapat memiliki sikap yang bertanggung jawab, remaja putri mampu merencanakan masa depan yang baik dan mampu membuat suatu keputusan dengan bijak agar pernikahan dini tidak terjadi dan kesehatan reproduksi mereka tetap sehat dan terhindar dari faktor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksinya yaitu pernikahan dini. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang pernikahan dini dan kesehatan reproduksi. Namun masih kurang baik dalam mengetahui dampak pernikahan dini. SARAN Diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi pihak sekolah agar lebih meningkatkan pengetahuan siswinya dan juga pihak sekolah terutama untuk guru BK (bimbingan konseling) mengupayakan setiap siswinya mengikuti bimbingan konseling, dimana didalam konseling tersebut siswi selain diberitahukan informasi mengenai dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi. Siswi juga diharapkan dapat berkonseling dengan guru BK untuk merencanakan dan menentukan masa depannya lebih baik sehingga tidak terjadi lagi pernikahan usia dini. Diharapkan peneliti yang akan datang untuk meneliti lebih jauh tentang tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi, agar lebih mengembangkan variabel penelitian serta kuesioner dengan metode penelitian yang lainnya, dan pada waktu dan tempat yang berbeda sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. (2012). Kajian pernikahan dini pada beberapa provinsi di Indonesia. Jakarta. Darmayanti, I. (2012). Hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan usia dini di

6 ma nurul islam silo kabupaten jember. Retrieved June 19, 2016, from http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/ files/disk1/1/01-gdl-iradamayan 33-1- iradama-i.pdf Effendi, & Makhfudli. (2009). Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Eko, S. (2014). Pernikahan Dini Kembali jadi Tren Remaja Perkotaan. Retrieved February 22, 2016, from http://nasional.kompas.com/read/2014/ 01/27/0559177/Pernikahan.Dini.Jadi.Tr en.di.perkotaan. Ermayanti. (2012). Gambaran pengetahuan remaja putri tentang resiko Perkawinan dini dalam kehamilan di kelurahan Tanjung gusta lingkungan kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012. Retrieved from http://balitbang.pemkomedan.go.id/tiny mcpuk/gambar/file/erma Yanthi.pdf Ernawati, & Verawati. (2014). Kesehatan ibu dan bayi pada pernikahan dini. Retrieved February 21, 2016, from http://lib.umpo.ac.id/files/54207-bahanluaran-penelitian-baru.pdf Fibriana, F. (2012). Hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan usia dini di ma nurul islam silo kabupaten jember. Retrieved June 19, 2016, from http://www.academia.edu/9142991/hub ungan_antara_usia_dengan_tingkat _pengetahuan_remaja_tentang_damp ak_pernikahan_usia_dini Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Pinem, S. (2009). Kesehatan reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media. Prawiroharjo. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Priangan, S. Kabar. (2012). Angka Pernikahan Dini di Tasikmalaya Masih Tinggi. Retrieved February 21, 2016, from http://www.kabarpriangan.com/news/detail/6763 Sarwono, S. (2007). Psikologis Remaja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Suryana, Y. (2015). Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang pendidikan seks pada siswa-siswi kls VIII SMP Negeri 17 kota Tasikmalaya. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Tukiran, D. (2010). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Widyastuti, D. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.