BAB III PRAKTIK KERJASAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMBORONG MEBEL DAN CAT DI KELURAHAN TAMBAK WEDI KEC. KENJERAN KOTA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK JUAL BELI PESANAN MEBEL DI TOKO BAROKAH DESA JEPON BLORA

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Jumlah penduduk Kelurahan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis Dan Demografis Kecamatan Tampan

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

KUESIONER : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK. :Pola Pengasuhan Anak Di Daerah Pemukiman Kumuh Kota Medan

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA TAMBAK SEBELUM JATUH TEMPO

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SEI. INJAB KELURAHAN TERKUL. luas wilayah Hektar (Ha). Secara georafis, Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Ada dua macam jenis data, antara lain:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PRAKTEK PESANAN BARANG DI PERCETAKAN MEDIAFFA. Sari Rt.03 Rw.03 Kec. Pedurungan Kota Semarang. Semarang termasuk kota

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DAN BAGI HASIL WARUNG KOPI DI DESA PABEAN KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB III KASUS PERUBAHAN HARGA SEPIHAK DALAM JUAL BELI RAK ANTARA PRODUSEN DAN PEDAGANG PNGECER DI JALAN DUPAK NO. 91 SURABAYA

BAB III PRAKTEK JUAL BELI POHON DENGAN SISTEM IJOHAN DI DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PRAKTIK TRADISI PENGEMBALIAN HUTANG BERAS DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK JUAL BELI DIATAS MAKAM DI TPU ISLAM KARANG TEMBOK SURABAYA. diperuntukkan untuk jenazah yang beragama Islam.

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Bangsal Aceh dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. atau 9,965 Ha, dengan pusat pemerintaahan berada di desa Kampar.

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

Katalog : STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK SEWA JASA PENYIARAN TV DENGAN TV KABEL DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK KERJASAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMBORONG MEBEL DAN CAT DI KELURAHAN TAMBAK WEDI KEC. KENJERAN KOTA SURABAYA A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Keadaan Geografis Situasi dan kondisi suatu daerah akan sangat mempengaruhi segala aktifitas yang ada di daerah tersebut dan kecenderungan bertindak sesuai dengan kebanyakan masyarakat dan adat istiadat masih tinggi, apabila daerah itu adalah daerah pedesaan masyarakat desa masih mempunyai adat istiadat yang masih murni dibanding dengan masyarakat perkotaan yang notabenya telah terkikis oleh perkembangan zaman sebagai akibat dari informasi lebih awal datang ke kota. Kelurahan atau desa Tambak Wedi adalah salah satu dari 4 Kelurahan yang terletak di wilayah Kecamatan Kenjeran Surabaya utara yang berjarak 2 km dari kantor Kecamatan Kenjeran. Adapun batas-batas wilayah daerah Kelurahan atau desa Tambak Wedi adalah sebagai berikut: Tabel. 3.1 Batas Wilayah Kelurahan Tambak Wedi No. Wilayah Berbatasan Dengan 1 Utara Selat Madura 2 Selatan Kelurahan Tanah Kali Kedinding 3 Barat Kelurahan Bulak Banteg 4 Timur Kelurahan Kedung Cowek 43

44 Berdasarkan pendataan BPS Surabaya diketahui bahwa luas wilayah Kecamatan Kenjeran adalah 7,77 km dengan prosentase 2,38%, dari luas wilayah kota Surabaya. Sedangakan Kelurahan di Kecamatan Kenjeran paling luas adalah Kelurahan Bulak Banteng dengan luas 2,67 Km dengan prosentase luas sebesar 35% dari seluruh luas wilayah Kecamatan Kenjeran, sedangkan Kelurahan yang paling sempit wilayahnya adalah Kelurahan Tambak Wedi dengan luas 0,98 Km, dengan prosentase 13% dari seluruh luas wilayah Kecamatan Kenjeran. Berikut tabel luas wilayah per Kelurahan di Kecamatan Kenjeran. 1 Tabel 3.2 Luas Wilayah 1. Kelurahan Tambak Wedi 0.98 (13%) 2. Kelurahan Bulak Banteng 2.67 (35%) 3. Kelurahan Tanah Kali Kedinding 2.41 (31%) 4. Kelurahan Sidotopo Wetan 1.66 (21%) 2. Keadaan Penduduk Di Kecamatan Kenjeran dihuni oleh orang-orang jawa dan juga madura. 2 Juga terdapat warga negara asing maupun warga negara Indonesia yang kesemuanya itu telah di data oleh Badan Pusat Statistik Surabaya. Dapat diketahui jika jumlah Warga Negara Indonesia tertinggi yaitu berada di Kelurahan Sidotopo Wetan yang berjumlah 57.919 jiwa, sedangkan 1 BPS Surabaya, Statistik Daerah Kecamatan Kenjeran 2016. (Surabaya: BPS Surabaya, 2016), 1. 2 https://id.wikipedia.org/wiki/kenjeran_surabaya ( 26 Ddesember 2016 pukul 07.44).

45 jumlah Warga Negara Indonesia yang paling sedikit berada di Kelurahan Tambak Wedi yang berjumlah 2.893 jiwa maka, total Warga Negara Indonesia yang berada di Kecamatan Kenjeran berjumlah 151.932 jiwa. Berikut tabel penduduk yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI): 3 Tabel 3.3 Keadaan Penduduk No. Kelurahan Laki-laki Perempuan 1 Tambak wedi 6,490 6,403 2 Bulak banteng 15,166 14,587 3 Tanah kali kedinding 25,912 25,455 4 Sidotopo wetan 29,169 28,750 3. Kepadatan Penduduk Dari luas tanah atau daearah yang ada di wilayah Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya yang terdiri dari 4 (empat) Kelurahan dengan jumlah penduduk 151.932 jiwa maka ini berarti perkembangan kepadatan penduduknya sangat begitu padat dan mencolok. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di wilayah Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran dilihat dari pertumbuhan secara imigrasi, kelahiran dan kematian penduduk yaitu sebagai berikut: 3 BPS Surabaya, Statistik Daerah Kecamatan Kenjeran 2016. (Surabaya: BPS Surabaya, 2016), 2.

46 a. Pertumbuhan Secara Imigrasi Yaitu bisa diketahui bahwa jumlah penduduk yang datang ke Kecamatan Kenjeran adalah 4.468 jiwa. Penduduk datang tertinggi yaitu di Kelurahan Tanah Kali Kedinding sejumlah 1.601 jiwa dengan rincian 774 laki-laki dan 827 perempuan, sedangkan penduduk datang terendah berada di Kelurahan Tambak Wedi sejumlah 707 dengan rincian 351 laki-laki dan 356 perempuan, jadi penduduk yang bertempat tinggal di Kelurahan Tanah Kali Kedinding rata-rata adalah penduduk dari luar kota Surabaya. Berikut tabel penduduk datang per Kelurahan di Kecamatan Kenjeran : 4 Tabel 3.4 Kepadatan Penduduk No Kelurahan Laki-laki Perempuan 1 Tambak Wedi 351 jiwa 356 jiwa 2 Bulak banteng 452 jiwa 479 jiwa 3 Tanah kali kedinding 774 jiwa 827 jiwa 4 Sidotopo wetan 631 jiwa 598 jiwa Untuk mengetahui penambahan jumlah penduduk di Kecamatan Kenjeran juga diadakan pendataan tersendiri terhadap jumlah kelahiran di Kecamatan Kenjeran. Berikut tabel kelahiran untuk Kelurahan di Kecamatan Kenjeran : 5 4 Ibid.,14. 5 Ibid.,10.

47 Tabel 3.5 Angka Kelahiran Penduduk No Kelurahan Laki-laki Perempuan 1 Tambak Wedi 140 jiwa 148 jiwa 2 Bulak banteng 231 jiwa 196 jiwa 3 Tanah kali kedinding 497 jiwa 515 jiwa 4 Sidotopo wetan 500 jiwa 445 jiwa Dari tabel di atas, dapat diketahui jika kelahiran tertinggi berada di Kelurahan Tanah Kali Kedinding yang berjumlah 1.012 jiwa dengan rincian 497 laki-laki dan 515 perempuan. Untuk jumlah kelahiran paling sedikit berada di Kelurahan Bulak Banteng yang jumlahnya 427 jiwa. Selain jumlah kelahiran yang dihitung tersendiri untuk mengetahui penambahan jumlah penduduk di Kecamatan Kenjeran, juga dilakukan pendataan tersendiri di Kecamatan Kenjeran terhadap pengurangan penduduk yang dilihat dari kematiannya. Berikut tabel untuk laporan kematian per Kelurahan di Kecamatan Kenjeran : 6 Tabel 3.6 Angka Kematian Penduduk No Kelurahan Laki-laki Perempuan 1 Tambak Wedi 47 jiwa 38 jiwa 2 Bulak banteng 96 jiwa 72 jiwa 3 Tanah kali kedinding 177 jiwa 153 jiwa 4 Sidotopo wetan 200 jiwa 162 jiwa 6 Ibid.,11.

48 4. Kehidupan Masyarakat Setelah peneliti menggambarkan sekilas tentang kondisi geografis dan kepadatan penduduk wilayah Tambak wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya, maka setidak-tidaknya telah tergambar situasi dan kondisi daerah tersebut namun, untuk mengenal lebih jauh maka pada bagian ini penulis akan memaparkan kondisi kehidupan masyarakat Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya sebagai berikut : a. Kondisi Sosial Masyarakat Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya yang mempunyai pola kehidupan yang mengarah kepada sistem solidaritas dan demokrasi, sehingga di masyarakat tersebut seakanakan mempunyai satu kesatuan utuh, dimana dalam kehidupan sehariharinya merasa selalu hidup rukun dan damai serta mempunyai kesadaran bergotong-royong yang sangat tinggi, saling bantu membantu dalam urusan kemasyarakatan seperti kematian, pernikahan, pembangunan masjid dan lain-lainnya. Akan tetapi ada sebagian kecil masyarakat yang acuh tak acuh untuk saling bergotong royong atau pun menjalin kerukunan antara tetangga namun hal itu tidak menjadi sebuah masalah besar dikarenakan banyaknya masyarakat Tambak Wedi yang masih peduli antara satu sama lain untuk saling menolong sehinggal semua itu tertutupi.

49 b. Kondisi Mata Pencaharian Penduduk Dari hasil survei yang peneliti lakukan, tergambar bahwa kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Tambak wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya kurang begitu menguntungkan makanya untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kondisi mata pencaharian masyarakat desa atau kelurahan Tambak Wedi sebagai berikut peneliti akan memaparkan jumlah dan jenis pekerjaan sebagai berikut : 7 Tabel. 3.7 Keadaan Pekerjaan Penduduk No Jenis pekerjaan Jumlah 1 Nelayan 23 Orang 2 Petani 12 Orang 3 Pegawai negri sipil 45 Orang 4 Wiraswasta/pedagang 278 Orang 5 Swasta/pengusaha 26 Orang 6 Buruh pabrik/pekerja 193 Orang 7 Penambak ikan 65 Orang Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk Tambak Wedi kebanyakan bermata pencaharian sebagai wiraswasta pedagang, baik sebagai penjual makanan, pakaian, atau membuka toko, dan sebagian 7 Ibid,.14

50 besar masyarakat Tambak Wedi juga bermata pencarian sebagai buruh atau pekerja di pabrik, mal, swalayan ataupun toko. c. Kondisi Pendidikan Penduduk Jika dilihat dari tingkat pendidikan penduduk di wilayah Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya, yang paling banyak yaitu pada tingkat pendidikan tamat SD sejumlah 48.156 jiwa, sedangkan penduduk paling sedikit mengenyam pendidikan Strata III yaitu 5 jiwa. Berikut tabel penduduk dilihat menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin: Tabel 3.8 Keadaan Pendidikan Penduduk No Pendidikan Laki-laki Perempuan 1 Belum tamat SD 116,401 16,505 2 Tamat SD 23,331 24,825 3 Tamat SLTP 12,840 11,273 4 Tamat SLTA 20,047 18,812 5 Akademi 813 718 6 Strata I 3,190 2,988 7 Strata II 112 73 8 Strata III 4 1 d. Kondisi Keagamaan Di Kecamatan Kenjeran terdapat beberapa tempat ibadah dari lima agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Penduduk

51 di Kecamatan Kenjeran paling banyak memeluk agama Islam yang berjumlah 48.479 orang di Kelurahan Tanah Kali Kedinding, 54.534 orang di Kelurahan Sidotopo Wetan, 28.891 orang di Kelurahan Bulak Banteng dan 12.579 orang di Kelurahan Tambak Wedi. berikut ini tabel kondisi keagamaan masyarakat Kecamatan Kenjeran : Tabel 3.9 Kondisi Keagamaan Penduduk No Kelurahan Islam Kristen Katolik Hindu Budha 1 Tanah kali 48,479 12 2 4 0 kedinding 2 Sidotopo wetan 54,534 19 7 9 2 3 Bulak banteng 28,891 23 5 0 7 4 Tambak wedi 12,579 14 3 3 0

52 B. Praktik Kerjasama dan Nisbah Bagi Hasil antara Pemborong Mebel dan Cat di Tambak Wedi Kec. Kenjeran Kota Surabaya 1. Praktik Kerjasama Kerjasama dalam suatu usaha adalah hal yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakat terutama pada masyarakat Tambak Wedi yang ada sebagian orang yang mendalami kegiatan usaha dibidang interior maupun exsterior yaitu dalam bidang permebelan. Dari gambaran lokasi kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran kota Surabaya secara umum itu kemudian penulis mengadakan penelitian karena terdapat praktik kerjasama dibidang interior permebellan dalam hal pengecatan. Praktik kerjasama ini menurut Heri Purnomo yaitu kerjasama dibidang usaha interior dan exsterior, terutama yang berkaitan dengan pembuatan produk mebel mulai dari kontruksi pengerjaan sampai finishing pengecatan. 8 kerjasama ini sudah lama berjalan dan berkembang sehingga banyak para konsumen yang tertarik untuk membeli dan memesan produk mebel ini. Dalam kerjasama yang dilakukan antara pihak mebel dan pemborong cat mereka bersama-sama menjadi pemodal dan penggarap yang dimana mereka mempunyai keahlian masing-masing dalam pembuatan mebel sedangkan dalam modal yang mereka keluarkan berbeda sehinnga prosentase bagi hasil juga berbeda 9. 8 Heri Purnomo, Wawancara, Surabaya, 21 Desember 2016. 9 Budi Setiawan, Wawancara, Surabaya, 23 Desember 2016.

53 Dalam praktik kerjasama yang dilakukan dibidang interior dan eksterior permebellan ini ada beberapa unsur yaitu : a. Pihak Pemodal/Pengelola Secara praktik, biaya atau modal dalam pembiayaan kerjasama ini seluruhnya ditanggung oleh ke duanya, baik pihak mebel maupun pemborong cat namun dalam segi besar prosentase modal yang dikeluarkan masing-masing berbeda, yang dimana pihak mebel lebih banyak modal yang ia keluarkan mulai dari pembelian bahan material mebel, tempat kerja, alat, dan fasilitas pendukung lainya, sedangkan pemborong cat hanya mengeluarkan modal untuk pengerjaan dan pembelian bahan material finishing, mulai dai cat, tinner, sampolak, kuas, kompresor, benang, kertas gosok dan lainya. 10 Sedangkan untuk pengolahan atau penggarapan pembuatan mebel keduanya juga ikut terlibat didalamnya yang artinya pihak mebel dan pemborong cat juga bekerja mengeluarkan keahlianya masingmasing untuk memproduksi mebel berkualitas yang mempunyai harga jual tinggi. Sehingga dapat dikalkulasikan besar prosentase modal yang dikeluarkan masing-masing pihak adalah 60% pihak mebel dan 40% pemborong cat. 11 Adapun hal-hal yang berkenaan dengan praktik kerjasama ini dijelaskan dalam perjanjian adalah sebagai berikut: 10 Heru Purnomo, Wawancara, Surabaya, 23 Desember 2016. 11 Muhammad arif, Wawancara, Surabaya, 24 Desember 2016

54 b. Masalah Kontruksi Mebel Dalam proses kontruksi pembuatan mebel yang dilakukan pihak mebel di Tambak Wedi ini, dilalui beberapa tahapan antara lain sebagai berikut: 1) Pembahanan Dalam proses ini diperlukan papan-papan dan kayu jati yang dijadikan bahan selanjutnya di mal atau di ukur sesuai dengan ukuran yang diinginkan oleh pemesan (owner) dan kemudian dipotong setelah semua selesai diukur dan dipotong kemudian ditampelas hingga halus dengan meggunakan kertas gosok atau alat mesin yang disebut jointer. 2) Molding dan Pembentukan Molding adalah sebuah proses pencetakan produksi dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang diinginkan dalam proses ini komponen mebel yang masih mentah dari pembahanan diproses untuk menjadi komponen dengan bentuk dan ukuran yang sesungguhnya proses ini juga mencakup proses ukir kayu pembuatan mebel. 3) Assembling/Perakitan Dalam proses ini komponen-komponen dari proses molding dirakit menjadi mebel minimalis jati yang diinginkan, tenaga kontruksi yang berpengalaman dibutuhkan dalam hal ini untuk

55 mengahasilkan produk mebel yang sesuai dengan permintaan konsumen. Gambar. 3.1 Perakitan dan Pembentukan Mebel c. Masalah Finishing Mebel Setelah semua proses produksi dari produk mebel selesai dikerjakan pihak mebel maka tinggal proses terakhir yaitu pengecatan warna atau sering disebut dengan finishing di sinilah pihak mebel bekerjasama dengan pemborong cat yang membutuhkan tenaga ahli dalam bidangnya. Tenaga ahli dalam bidang pewarnaan mutlak diperlukan di sini agar produk yang telah melalui prosedur produksi yang benar tidak rusak dan sia-sia. Pada umumnya dalam proses pewarnaan atau pengecatan yang dilakukan pemborong cat di Tambak wedi dengan 3 (tiga) cara, pertama menggunakan cara klasik (dilap/dikuas), menggunakan cara modern (disemprot), yang ketiga menggunakan cara (dilap atau dikuas,

56 disemprot, dicap), tapi yang dilakukan oleh pemborong cat dilapangan menggunakan cara yang ke dua dengan menggunakan cara modern yaitu menggunakan alat kompresor dan spet (air brush) yang dianggap proses produksi lebih mudah cepat dan hasilnya memuaskan. 12 Gambar. 3.2 Pengecatan/Finishing Mebel d. Masalah Pemesanan (Order) Mebel Dalam praktik kerjasama yang dilakukan di lapangan antara pihak mebel dan pemborong cat atau teknis lapangan itu dilakukan berdasarkan adanya sebuah pemesanan (order ) mebel oleh owner melalui pihak mebel yang menjadi produsen atau pembuat mebel, juga bisa dikatakan sebagi kontruksi pembuatan. Dalam proses produksi pihak mebel tidak sendiri dalam membuatnya melainkan membutuhkan tenaga ahli dalam pengecatan mebel, yang selanjutnya mereka bekerjasama saling mengisi untuk mencari keuntungan. 13 12 Heri Purnomo, wawancara, Surabaya, 24 Desember 2016. 13 Heru Purnomo, Wawancara, Surabaya, 26 Desember 2016.

57 2. Akad Kesepakatan Kerjasama Sedangkan dalam bentuk kesepakatan kerjasama yang dilakukan antara pemborong di Tambak Wedi ini ada 2 bentuk yang pertama, untuk pembutan kontrak kerjasama tertulis bisa di buat apabila nilai harga borongan mencapai di atas 5 juta baru dibuatkan kotrak tertulis, sementara bentuk yang kedua, harga dibawa 5 juta kontrak yang dilakukan hanya secara lisan, tapi kontrak yang sudah di buat secara lisan yang dilakukan juga menggunakan tanda terima atau nota sebagai tanda adanya saling percaya terhadap tanggung jawab dan hak masing-masing pemborong. 14 Adapun hal-hal yang terkait dengan kesepakatan dalam kerjasama yang dilakukan meliputi : a. Pengerjaan Dalam hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis bahwa akad kesepakatan kerjasama atau kontrak secara tertulis atau lisan yang dibuat antara pihak mebel dan pemborong cat dilihat dari barang apa yang dikerjakan, sebagai contoh misalkan pemesanan sebuah lemari atau pintu yang dalam pembuatannya harus ada spek ukuran berapa tinggi, lebar, dan ketebalanya kalau sudah jelas hasil ukurannya baru dikalkulasikan sehingga diketahui volumenya berapa, lalu dikalikan dengan harga satuan borongan. 14 Budi Setiawan, Wawancara, Surabaya, 26 Desember 2016.

58 Kalau sudah ada kesepakatan masalah harga berarti melangka kepelaksanaan apa yang digunakan sebagai bahan material mulai dari kontruksi bisa menggunakan kayu solid, multyplek, mdf, kayu merbau, kayu jati sesuai dengan keinginan pemesan sedangkan untuk finishing bisa menggunakan bahan melamine, pernis, politure, cat duco kemudian tinggal pengerjaaan setelah selesai semua selanjutnya diceklist oleh pemesan (owner) bila barang yang dipesan sudah sesuai dengan keinginan yang artinya tidak ada komplain maka selanjutnya mebel yang dipesan lalu dikirim ke rumah owner untuk dipasang. Namun apabila dari pihak owner (pemesan) kompalain, maka di sini pihak mebel yang harus menanggung kerugian. Kerugian tersebut dikarenakan adanya kesalahan dalam pengolahan dan pengerjan kontruksi maupun finishing diantara penyebabnya adalah sebagi berikut : 1) Masalah tentang ukuran yang tidak sesuai atau keliru ini disebabkan karena adanya kesalahan dari pihak kontruksi yang kurang teliti dalam mengukur ruang yang akan dipasang produk mebel. 2) Masalah tentang bahan material kontuksi ataupun finishing yang tidak sesuai dengan keinginan pemesan karena terkadang pihak mebel yang sengaja atau tidak sengaja ingin mengambil keuntungan banyak sehingga mengganti bahan dengan kualitas

59 bahan yang hampir sama tetapi harga berbeda jauh akhirnya menimbulkan kecacatan dalam produk mebel yang dibuat. 3) Masalah tentang warna bahan material finishing pengecetan yang kurang cerah atapun terlalu gelap ini sering terjadi sehingga pihak pemborong cat harus mengecat ulang. Dari kerugian-kerugian yang dialami di atas maka yang menanggung semua kerugian disini adalah pihak mebel walaupun pihak pemborong cat tidak mau tau dan angkat tangan untuk menanggung kerugian yang dialami meskipun pihak cat juga terlibat dalam memproduksinya. Untuk mengganti kerugian disini pihak mebel yang semula mendapatkan nisbah bagi hasil 60% yang kemudian diambil beberpa persen dari kerugian yag diambil misalkan prosentase kerugian yang dialami adalah 10% maka pihak mebel mendapatkan 50% sedangkan pemborong cat tetap mendapatkan nisbah bagi hasilnya 40% karena disini pemborong cat tidak mau dirugikan. b. Waktu Pengerjaan Dalam akad kesepakatan yang terjadi mengenai waktu pengerjaan tergantung kepada kesepakatan apa yang dilakukan secara tertulis atau lisan. Apabila secara lisan yang nilai harga borongannya dibawah 5 juta maka waktu ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pemborong cat dengan pihak mebel yang keduanya hanya saling percaya atas konsisten dari masing-masing pihak yang menyanggupi

60 waktu berapa hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembuatan produk mebel. Sedangkan kesepakatan waktu pengerjaan secara tertulis atau ada kontrak tertulis yang nilai harga borongannya di atas 5 juta maka waktu penyelesaian pembuatan harus di masukan didalam kontrak antara pihak mebel dan pemborong cat. Setelah adanya keseapakatan pihak mebel langsung membuat kontrak kerja kepada pemesan mebel mengenai waktu penyelesaian pembuatan, pengiriman, pemasangan mebel ke owner. Apabila ada keterlambatan atau diluar dead line mengenai waktu yang telah disepakati yang dimana pihak pemesan (owner) merasa dirugikan maka pihak pemesan meminta ganti rugi beberapa persen dari nilai harga kontrak dan kemudian dari komplain masalah keterlambatan ini dibuatkan kontrak lagi yang didalamnya hanya membahas mengenai denda atau ganti rugi komplain kepada pemesan atau owner karena sudah jatuh tempo. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis bahwa biasanya besar prosentase yang dibebankan adalah 2% per hari dari nilai harga borongan mebel, seandainya keterlambatan selama 5 hari maka dikalikan selama 5 hari tersebut. 15 Memang harus tepat waktu atau harus ada konsisten dari masing-masing pihak mebel dan pemborong 15 Budi Setiawan, Wawancara, Surabaya 27 Desember 2016.

61 cat, namun kerugian ini hanya ditanggung sepihak oleh pihak mebel saja, untuk sebab-sebab keterlambatan ini yang biasanya terjadi adalah sebagai berikut : 1) Keterlambatan masalah bahan material mulai dari kontruksi ataupun finishing. 2) Keterlambatan atau tidak masuknya pekerja kontruksi ataupun finishing. 3) Keterlambatan karena cuaca buruk misalkan hujan karena dalam pengecatan apabila keadaan hujan dapat mempengaruhi hasil pengecatan yang kurang maksimal terkadang dapat merusak cat. Bagi orang yang berpengalaman sudah mengetahui dan harus ada sper (perhitungan waktu maksimal) kalau ada keterlambatan dalam bahan atau pengerjan. 3. Mekanisme Bagi Hasil Untuk presentase modal misalnya dalam pembuatan kitchen dapur pihak mebel menghabiskan dana atau mengeluarkan modal sebesar Rp. 12.000.000 sedangakan pemborong mebel menghabiskan dana atau mengeluarkan modal sebesar Rp. 7.460.000 dengan jumlah anggaran mebel yang sudah jadi adalah Rp. 19.460.000 dengan target penjualan ke konsumen (owner) Rp. 30.000.000 dengan kesepakatan nisbah bagi hasilnya adalah 60% untuk pihak mebel sedangkan 40 % untuk pemborong cat. Memang dalam modal yang dikeluarkan berbedah sehingga nantinya

62 nisbah bagi hasil antara pihak mebel dan pemborong cat berbeda juga sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan. 16 Harga satuan borongan misalkan per meter persegi Rp. 125.000 untuk kitchen dan Rp. 80.000 untuk pintu untuk rincianya dijelaskan sebagi berikut : Kalkulasi Anggaran Pekerjaan Finishing Kitchen+Pintu Dapur kitcen kanan UK: 3,00 x 4 = 12,00 m 2 Kiri UK : 1,80 x 4 = 7,20 m 2 12,00 + 7,20 = 19,20 x Rp. 250.000 = Rp. 4.800.000 Pintu dapur UK : 2,20 x 8 = 17,60 m 2 1,50 x 6 = 9,00 m 2 17,60 + 9,00 = 26,60 x Rp. 100.000= Rp. 2.660.000 Total volume kitchen/ dapur 17,60 x Rp. 250.000 = Rp. 4.800.000 Total volume pintu dapur/ kitchen 26,60 x Rp. 100.000 =Rp. 2.660.000 = Totalnya: Rp. 7.460.000 Total set kitcen 4 unit x Rp. 3.000.000 = rp. 12.000.0000 Untuk rincian perhitunganya bisa dilihat sebagi berikut : Pemborong mebel : modal Rp. 12.000.000 Pemborong cat : modal Rp. 7.460.000 Totalnya : Rp. 19.460.000 target penjualannya adalah : Rp. 30.000.000 Rp. 30.000.000 - Rp. 19.460.000 = hasil bersinya Rp. 9.540.000 16 Heru Purnomo, Wawancara, Surabaya, 27 Desember 2016.

63 Tabel. 3.10 Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Keuntungan PIHAK MODAL NISBAH BAGI HASIL KEUNTUNG AN Pemborong mebel Rp. 12.000.000 60%x hasil = 5.724.000 Pemborong cat Rp. 7.460.000 + 40%x hasil = 3.816.000 Total = Rp. 19.460.000 Penjualan Rp. 30.000.000 Hasil bersih Rp. 30.000.000 - Rp. 19.460.000 = Rp. 9.540.000 Total = Rp.9.540.000 Sedangkan apabila mengalami kerugian diambil dari bagian pihak mebel yang presentasenya 60% diambil 10% untuk mengganti kerugian maka perhitunganya adalah sebagi berikut : Tabel. 4.2 Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Kerugian PIHAK PERHITUNGAN JUMLAH Pemborong cat 0% Rp. 0 Pemborong mebel 60%-10%= 50% x Rp. 9.540.000 = Rp. 4.770.000 Kerugian 10% x Rp. 9.540.000 = Rp. 954.000 Total Rp. 5.724.000