BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana sekolah yang dimiliki saat ini kurang memadai. Cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pengelolaan bidang-bidang di atas diperlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah berperan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. di terangkan dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan siswa (siswa) untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar kemudian menjadi bangsa yang adil dan makmur berdasarkan pancasila serta manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan. Pendidikan diberikan agar tercipta manusia seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat 2, sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya menuntut usaha yang sungguhsungguh dari semua pihak yang secara langsung bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu pengaturan, pengaturan tersebut dimaksudkan mengarah kepada usaha kelancaran, keteraturan dan ketertiban suatu usaha. Allah SWT. berfirman dalam surah As-Sajadah ayat 5 yang berbunyi: ي د ب ر األم ر م ن الس م اء إ ل األر ض ث ي ع ر ج إ ل ي و ف ي و م ك ان م ق د ار ه أ ل ف س ن ة م ا ت ع د ون 1 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Bab II pasal 3, (Bandung: Ferman, 2006), h.28 1

2 Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta dalam keadaan tertib dan teratur, tidak ada cacat dan kekacauan sedikitpun padanya. Ayat Al-Qur an di atas juga dapat menjadi cerminan bahwa manusia sebagai ciptaan Allah dalam menjalankan pekerjaannya harus senantiasa teratur dan rapi, sehingga pekerjaan tersebut dapat berjalan baik. 2 Dunia pendidikan merupakan dunia dimana terdapat kegiatan pembelajaran antara guru dan murid, kedua komponen ini tidak dapat dihilangkan dalam sebuah proses pendidikan karena apabila hilang salah satu maka tidak akan pernah tercapai tujuan pembelajaran. Namun, di sisi lain ada komponen yang juga sangat berperan sebagai penunjang kegitan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Komponen yang tidak kalah penting adalah sarana dan prasarana. Dalam administrasi pendidikan memiliki berbagai komponenkomponen yang digolongkan dalam tujuh golongan, yaitu administrasi kesiswaan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, hubungan masyarakat serta bimbingan konseling untuk siswa. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai seorang personal pendidikan kita dituntut untuk menguasai dan memahami administrasi sarana dan prasarana, untuk meningkatkan daya kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa 2 Miftah Toha, Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta: Raja Grafindo, 1995), h.586

3 memiliki baik dari warga sekolah maupun warga masyarakat sekitarnya. Lingkungan pendidikan akan bersifat positif atau negatif itu tergantung pada pemeliharaan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri. Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada. Dengan demikian adminitrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang dibutuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara umum. Kegiatan belajar mengajar atau proses belajar mengajar akan makin baik dan berhasil bila ditunjang dengan administrasi sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal. Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah sebagai berikut:

4 1. Ruang kelas adalah tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. 2. Ruang perpustakaan adalah tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan. 3. Ruang laboratorium (tempat praktek) adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan. 4. Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan tertentu. 5. Ruang kesenian adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni 6. Fasilitas olahraga adalah tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga. Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar, demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah disesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa mendatang. Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 079/ 1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:

5 1. Bangunan dan perabot sekolah. 2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium. 3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil. 3 Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan, untuk mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang undangan pendidikan nasional yang berlaku. Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pada 3 Yusak Burhanudin, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2005), h.77

6 Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolak ukur dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik untuk itu diperlukan pemahaman dan pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan. Banyak kita lihat sekolah-sekolah yang bermutu yang terbukti dengan prestasi sekolahnya ialah sekolah-sekolah yang difasilitasi dengan kelengkapan sarana dan prasarana. Karena sangat disadari dengan kemajuan teknologi pada dewasa ini, bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan sejumlah sarana dan prasarana untuk mempercepat hasil belajar. Dengan adanya sarana dan prasarana ini, sangat membantu guru dalam penyampaian pengajaran, karena segala sesuatunya dibantu oleh peralatan yang lengkap untuk menunjang peserta didik lebih cepat menangkap pembelajaran. Dengan ini antara guru dan peserta didik akan sangat diuntungkan satu sama lainnya karena hasil belajar akan baik.

7 Sangat terlihat ketika kita membandingkan antara sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana maksimal dengan sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana minimal, maka prestasi hasil belajar lebih jauh ada pada sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana maksimal tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa semakin tingginya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan maka semakin tinggi pula prestasi hasil belajar. Sebaliknya, semakin rendahnya pengadaan sarana dan prasaran maka semakin rendah pula prestasi hasil belajar. Berdasarkan masalah di atas, beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengalami permasalahan dalam hal perbedaan sarana dan prasarana antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Di Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan ada tiga madrasah tsanawiyah yang mempunyai perbedaan dalam kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu MTs Al-Irsyad, MTs Izharussalam dan MTsN Habirau. Madrasah Tsanawiayah (MTs) Al Irsyad yang berlokasi di Jalan Negara Kandangan Km.6 Kecamatan Daha Selatan Desa Muning Baru. MTs Al Irsyad telah melalui jenjang Akreditasi terdaftar berdasarkan Surat Keputusan Nomor W.o/6.a/PP.03.2/2472/1994 kemudian status disamakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor W.o/6.a/PP.01/691/2001 kemudian pada tahun 2010, MTs Al Irsyad telah diakreditasi kembali memperoleh peringkat Akreditasi C, dari penilaian akreditasi tersebut madrasah ini dikategorikan masih kurang lengkap sarana dan prasarananya. MTs Izharussalam terletak di Jalan Kaca Piring RT.04 RW.02 Desa Baruh Jaya Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. MTs Idzharussalam ini mendapat izin dari Dapertemen Agama Provinsi Kalimantan Selatan dengan Nomor Statistik Madrasah 121263060005. Dan sampai sekarang

8 mendapatkan akreditasi B, dari penilaian akreditasi tersebut madrasah ini dikategorikan sudah cukup lengkap sarana dan prasarananya. MTsN Habirau Negara terletak di Jalan Pelayar Desa Habirau Tengah Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan Kode Pos 71252 dan No. Telp. 0517-51183. Madrasah ini berdiri sejak tahun 1968 dan sejak saat itulah langsung menjadi negeri. Madrasah ini dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Parigi (PIP). MTsN Habirau Negara memiliki akreditasi A dengan NSM. 21163060900, dari penilaian akreditasi tersebut madrasah ini dikategorikan sudah lengkap sarana dan prasarananya. Sebagaimana perbedaan diantara tiga madrasah di wilayah Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mempunyai perbedaan kelengkapan sarana dan prasarana yang berpengaruh terhadap proses belajar yang dapat dilihat hasil belajar. Oleh karena itu, penulis berminat ingin meneliti untuk menggambarkan antara kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di tiga madrasah tsanawiyah tersebut. Maka penulis menuangkan penelitian ini dengan judul Kelengkapan Sarana dan Prasarana dengan Hasil Belajar.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di MTs Al-Irsyad? 2. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di MTs Izharussalam? 3. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di MTsN Habirau Negara? C. Definisi Operasional Untuk menghindari interpretasi yang keliru terhadap judul ini, maka penulis memaparkan definisi operasional agar sesuai dengan maksud pembahasan, terutama mengenai sasaran yang menjadi topik pembahasan sebagai berikut: 1. Pengertian Sarana Pendidikan Secara Etimologis (bahasa) sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku dan sebagainya. 4 Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususunya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. 5 Menurut (buku) pedoman penjaminan mutu akademik Universitas Indonesia, sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam 4 Yusak Burhanuddin. Administrasi Pendidikan. (Bandung; Pustaka Setia, 2005), h.77 h.49 5 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdaakarya, 2004),

10 mencapai maksud atau tujuan. Adapun yang dimaksud sarana pendidikan adalah segala alat yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti membatasi sarana pembelajran hanya di ruang kelas yang dapat mendukung hasil belajar di Madrasah Tsanawiyah se-kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Pengertian Prasarana Pendidikan Secara etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya efektivitas pembelajaran. 6 Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, sekolah islam, jalan menuju sekolah islam. Adapun yang dimaksud psarana pendidikan adalah segala alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran tetapi sangat mendukung dalam hasil belajar. Dalam hal ini peneliti membatasi prasarana pendidikan meliputi kelengkapan perpustakaan dan laboratorium yang dapat mendukung hasil belajar di Madrasah Tsanawiyah se-kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 3. Hasil Belajar Adapun yang dimaksud hasil belajar disini adalah nilai rapor siswa kelas VII semester ganjil di madrasah tsanawiyah se-kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adapun penulis mengambil objek penelitian dari masing-masing madrasah tersebut: 6 Yusak, op.cit. h.77

11 a. Kelas VIII-A di MTs Al-Irsyad b. Kelas VIII-A di MTs Izharussalam c. Kelas VIII-2 di MTsN Habirau Negara Jadi, yang dimaksud kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di Madrasah Tsanawiyah se-kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah penggambaran tentang kelengkapan sarana dan prasarana dalam mempermudah dan mendukung keberhasilan (efektif) hasil belajar. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan yang ada, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di MTs Al-Irsyad? 2. Untuk mengetahui bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di MTs Izharussalam? 3. Untuk mengetahui bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di MTsN Habirau Negara? E. Desain Pengukuran/Penilaian Penelitian ini penulis menggunakan pengukuran/penilaian terhadap kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi ruang kelas, pepustakaan dan laboratorium yang masing-masing mempunyai jumlah standar fasilitas yang harus ada. 1. Kelengkapan ruang kelas ada 8 item. 2. Kelengkapan perpustakaan ada 16 item.

12 3. Kelengkapan laboratorium ada 27 item. Berdasarkan di atas penulis memberikan batasan pengukuran/penilaian bahwa apabila suatu madrasah mempunyai semua jumlah item kelengkapan sarana dan prasarana di atas maka dikatakan lengkap. Dan apabila suatu madrasah tidak memiliki dari beberapa item sarana dan prasarana tersebut maka dikatakan tidak lengkap. Adapun skala pengukurannya sebagai berikut: Lengkap : 100% Cukup lengkap : 70%-99% Kurang lengkap : 40%-69% Tidak lengkap : kurang dari 40% Adapun skala pengukuran/penilaian hasil belajar siswa dalam kumalatif nilai rata-rata rapor semester ganjil kelas VIII sebagai berikut: Sangat baik : 90-100 Baik : 80-89 Cukup baik : 70-79 Kurang baik : kurang dari 69 Dan untuk menentukan nilai rata-rata siswa dari jumlah rata-rata seluruh mata pelajaran dengan menggunakan rumus prosentase: P = F N x 100 % Keterangan : P = angka prosentase F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

13 N = jumlah prosentase atau individu nya 7 F. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna: 1. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kelengkapan sarana dan prasarana dengan hasil belajar di Madrasah Tsanawiyah se-kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Untuk bahan informasi bagi sekolah, guru, orang tua dan siswa tentang pengadaan sarana dan prasarana dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Untuk bahan informasi dan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam upaya menyediakan dan memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan. 4. Untuk memperkaya pengetahuan penulis dan menambah khazanah kepustakaan Fakultas Tarbiyah dan IAIN Antasari Banjarmasin pada umumnya. G. Alasan Memilih Judul 1. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 3. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar ialah sarana dan prasarana yang lengkap. 7 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h.246

14 4. Beberapa Madrasah Tsanawiyah yang ada di Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terdapat madrasah yang mempunyai sarana dan prasarana yang memadai dan terdapat pula sekolah yang sarana dan prasarananya kurang memadai. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memahami isi pembahasan, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Definisi Operasional, Tujuan Penelitian, Desain Pengukuran/Penilaian, Signifikansi Penelitian, Alasan Memilih Judul, dan Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teori, berisi tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan, serta Prestasi Hasil Belajar. BAB III Metode Penelitian, berisi Jenis dan Pendekatan Penelitian, data dan Sumber Data, Teknik Analisa Data dan Prosedur Penelitian. BAB IV Laporan Hasil Penelitian, berisi Gambaran Umum Objek Penelitian, Penyajian Data dan Analisis Data. BAB V Penutup, berisi simpulan dan saran-saran.