I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum ( rechtsstaat) dan bukan

PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pidana Penjara Seumur Hidup (selanjutnya disebut pidana seumur hidup)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

Daftar Pustaka. Glosarium

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN TENTANG PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara yang berdiri berlandaskan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DAN HUKUMAN MATI

2016 POLA ADAPTASI MANTAN NARAPIDANA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

BAB I PENDAHULUAN. Merebaknya kasus kejahatan dari tahun ke tahun memang bervariasi,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan hubungan hidup antara warga binaan dengan masyarakat.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ingin meningkatkan pencapaian di berbagai sektor. Peningkatan

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISA KASUS PERKOSAAN DISERTAI PEMBUNUHAN TERHADAP YUYUN DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!

BAHAN TAYANG MODUL 9

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang sangat bergantung pada kondisi anak-anak sekarang. Anak

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XII (DUA BELAS) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KASUS PELANGGARAN HAM

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudikno dalam bukunya yang berjudul Mengenal Hukum menyatakan. bahwa:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatakan bahwa setiap orang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

2013, No Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. tanggung jawab yang telah diembankan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

Makalah WORKSHOP PENYUSUNAN SILABUS & SAP MATA KULIAH HUKUM HAK ASASI MANUSIA. Aspek Penegakan Hukum HAM di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

HAK ASASI MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DALAM PANCASILA di INDONESIA

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAK ASASI MANUSIA Latar Belakang Masalah:

TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kodrat manusia telah ditetapkan sejak lahir berhak untuk hidup dan diatur dalam hukum sehingga setiap manusia dijamin dalam menjalani hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena itu dibatasi dengan undang- undang. Hak Asasi Manusia merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapanya berada dalam ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksi antar individu atau kelompok masyarakat. Masalah Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan permasalahan yang sering timbul dikehidupan sekitar terutama pada pribadi yang tidak sadar atas hak yang dimiliki individu masing-masing yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. Di era reformasi ini HAM sangat dijunjung tinggi oleh setiap manusia sehingga pemerintah memunculkan beberapa ketetapan untuk mengurangi pelanggaran yang terjadi akibat kurang pedulinya masyarakat terhadap penegakan HAM. Tujuan HAM dalam masyarakat Indonesia yang majemuk baik dari aspek budaya, sistem kepercayaan, sosial, politik maupun sistem ekonominya. Maka, diperlukan suatu nilai-nilai kebersamaan dan nilai-nilai

2 integrasi yang harus dipegang teguh oleh masyarakat, hal ini bertujuan agar setiap keragaman yang ada dapat disatupadukan dengan tidak menghilangkan rasa saling menghormati, menghargai hak asasi manusia yang dimiliki setiap individu sebagai ciri khas aspek-aspek kultur yang telah ada sebelumnya dan pada akhirnya terjadinya keharmonisan saling menghargai satu sama lain. Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto (1976) Hak Asasi Manusia adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hak hak asasi manusia ini merupakan kodrat yang ada pada manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sehingga tidak dapat dipisahkan dari pribadi manusia itu sendiri. Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat kemanusiaanya, diawali sejak manusia ada dimuka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak-hak kemanusiaan yang sudah dibawa sejak manusia itu dilahirkan dan menjadi hak kodrati yang melekat diri manusia tersebut. Menurut UU No. 39 Tahun 1999 : Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Melihat masyarakat Indonesia yang majemuk baik dari aspek budaya, sistem kepercayaan, sosial, politik maupun sistem ekonominya. Maka, perlunya ada sikap persamaan dan toleransi agar dipegang teguh oleh masyarakat, hal ini

3 bertujuan agar setiap keragaman yang ada dapat disatupadukan dengan tidak menghilangkan setiap ciri khas aspek-aspek kultur yang telah ada sebelumnya dan pada akhirnya terjadinya integrasi nasional. Dengan tercapainya persatuan dan kesatuan dalam wadah integrasi nasional diharapkan dapat terwujud kebersamaan dalam masyarakat, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan terjalin hubungan yang harmonis serta terciptanya kehidupan yang aman dan damai. yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Pengadilan HAM adalah Pengadilan khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat. Dasar pembentukan undang undang tentang pengadilan hak asasi manusia tercantum pada ketentuan pasal 104 ayat (1) Undang undang Nomor 39 Tahun 1999 yang berbunyi pelanggaran hak asasi manusia yang berat adalah pembunuhan masal (genocide), pembunuhan sewenangwenang atau di luar putusan pengadilan (arbitrary/extra judicial killing), penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic discrimination) Menurut UU No. 26 Tahun 2000 pasal 1 ayat 2 : Pengadilan Hak Asasi Manusia, adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat.

4 Kejahatan yang menimbulkan banyak pelanggaran yang dimana merugikan manusia lain sehingga tingkat taat hukum mereka hilang banyaknya kasuskasus pidana yang ada seperti di Lembaga Pemasyarakatan yaitu kasus korupsi, kriminalitas dan pemakai serta pengedar narkoba. Sifat manusia yang tidak taat hukum merupakan tingkah perbuatan menghancurkan sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama sehingga kehidupan di masyarakat timbul keadaan yang tidak nyaman di buktikan dengan banyaknya penghuni lapas. Berdasarkan penjelasan diatas, tindak pidana sebagai suatu kejahatan mempunyai ciri khas yaitu bahwa kejahatan yang merugikan orang lain ini ada merupakan kejahatan tunggal maupun kelompok. Hal ini ditandai dengan setiap tindakan seseorang itu melanggar HAM orang lain maka dia terkena hukum pidana. Tindak pidana dapat di identifikasi dengan timbulnya kerugian yang kemudian mengakibatkan lahirnya pertanggungjawaban pidana. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia yang dianggap sebagai subyek hukum pidana, KUHP juga merupakan hukum tertulis yang yang mengikat dan dianggap pengatur untuk seseorang yang melakukan tindak pidana. Maka perkembangan kasus hukum sebagai subjek tindak pidana terjadi diluar Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan dikeluarkannya perundang-undangan khusus. Banyak faktor yang menyebabkan pelanggaran HAM di Indonesia ini. ada faktor internal yang disebabkan oleh sang pelaku itu sendiri, atau faktor

5 eksternal yang disebabkan oleh keluarga, teman, saudara dan lingkungan dimana si pelaku tinggal. Berdasarkan aspek faktor eksternal dan internal di atas yaitu masih terdapat masyarakat yang terbentuk dari lingkunganya berdasarkan pengetahuan yang mereka ketahui saja dan tidak memperdalam pemahaman mereka tentang Hak Asasi Manusia (HAM) sehingga terkadang mereka hanya mengetaui bahwa melakukan tindak kejahatan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan pertentangan atau konflik adalah pelanggaran HAM dan tidak di implementasikan dikehidupan sehari-hari. Tabel 1.1. Rekapitulasi data penghuni Lembaga Pemasyarakatan berdasarkan jenis tindak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Bandar Lampung Tahun 2015. Register Pidana Pidana Khusus Umum Narkotika (Kriminalitas) Psikotropika Korupsi Trafficing Jumlah A. Narapidana 569 210 45 4 828 1. B I 1. B II a 3-5 - 8 2. B II B 3. B III 3 3 1 7 4. Seumur hidup 8 13 - - 21 5. Pidana Mati 2 2 - - 4 Jumlah Napi 585 225 53 5 868 Sumber Data Primer 15 Juli Tahun 2015 Keterangan : B I : Pidana lebih dari 1 tahun dalam menjalani hukuman B II A : Pidana lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun hukuman B II B : Pidana sampai dengan 3 bulan B III : Narapidana yang sedang menjalani hukuman dan harus membayar denda.

6 Berdasarkan data yang telah disajikan jumlah kasus pelanggaran HAM di Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Bandar Lampung mencapai 868 kasus yang paling mendominasi yaitu tindak pidana umum sebanyak 585, narkotika psikotropika 225, korupsi 53, trafficing 5. Pelaku tindak pidana bisa terjadi kebanyakan dari faktor ekonomi, kelainan, lingkungan sosial, dan masih banyak faktor yang lain. Di atas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang ada di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan berjumlah 868 jiwa yang terdiri dari 2 kategori dalam pengelompokan yaitu pidana umum terdiri dari penipuan, pembunuhan, pelanggraran mengenai kehormatan, pelanggaran tentang kesopanan, Pemalsuan dan lain-lain, sedangkan pidana khusus terdiri korupsi, narkoba psikotropika, korupsi dan trafficing. Kebanyakan dari pelaku tindak pidana hanya sekedar mengetahui pelanggaran hukum merupakan melanggar hak asasi manusia tetapi tidak paham secara mendalam. Seperti kasus-kasus pelanggaran HAM oleh narapidana dalam melakukan tindak pidana di masyarakat sehingga mendapat sanksi kurungan dan denda tetapi terkadang tidak membuat mereka jera sehingga narapidana mengulangi kembali perbuatan melanggar hukum ketika mereka keluar dari lembaga pemasyarakatan. Sesuai dengan kenyataan yang didapat dari hasil observasi dan wawancara kepada Abdulloh umur 30 tahun pada hari jumat 14 november 2014 bertempat di lembaga pemasyarakatan kelas I Bandar Lampung diketahui bahwa pemahaman narapidana terhadap HAM sangatlah kurang. Terlihat pada saat peneliti menanyakan apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)?, kepada

7 salah satu narapidana berkasus tindak pidana umum mereka berbicara HAM adalah hak yang dimiliki manusia tetapi secara mendalam tidak faham. Apa lagi ketika bertanya tentang pasal yang mengatur tentang HAM yaitu pasal 28A-28J hampir sebagian besar tidak mengetahui satu butir isi pasal tersebut, selain itu saya menanyakan hak mereka sebagai narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan yang di atur pasal 14 menurut UU No 12 tahun 1995 mereka tidak mengetahui. Penyebab terjadinya ketidak pahaman seorang narapidana terhadap HAM dikarenakan tingkat pendidikanya yang rendah, nilai-nilai agama yang kurang, faktor lingkungan yang mendukung melakukan tindakan kejahatan, kurangnya perhatian keluarga dan adanya sifat keturunan dari keluarganya dan masih banyak faktor yang lainya. Aturan hukum sudah jelas mengatur tentang HAM seharusnya pelanggaran Hak Asasi Manusia tidak terjadi. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi mengapa narapida melakukan tindakan melanggar hukum dengan kurang paham terhadap HAM dan tidak di implementasikan dikehidupan sehari-hari. Maka dari itu sangat penting mengajarkan HAM dari usia dini mungkin agar kemudian ketika dewasa bisa mematuhi aturan hukum dan memahami secara baik, apa itu tentang HAM dan tidak menjadi pelaku tindak pidana yang meresahkan masyarakat, bangsa, dan tanah air Indonesia. Berdasarkan latar belakang inilah saya sebagai penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tentang Pengaruh Pemahaman Hak Asasi Manusia Terhadap Pelaku Tindak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Bandar Lampung.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pemahaman narapidana terhadap HAM. 2. Faktor penyebab terjadi Tindak Pidana 3. Pelanggaran HAM yang melibatkan narapidana yang terjadi dimasyarakat 4. Peran Lembaga Pemasyarakatan dalam memberi pemahaman tentang HAM. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang jelas agar penelitian ini lebih terarah pada tujuan yang ingin dituangkan pada penelitian ini, sehingga permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan Pengaruh Pemahaman Hak Asasi Manusia Terhadap Pelaku Tindak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Bandar Lampung?. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemahaman Hak Asasi Manusia Terhadap Pelaku Tindak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Bandar Lampung?.

9 E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis Pengaruh Pemahaman Hak Asasi Manusia Terhadap Pelaku Tindak Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Bandar Lampung 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep teori dan prosedur ilmu pendidikan khsususnya dalam wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta dalam kawasan pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan dalam aspek kehidupan. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk: 1. Sebagai penambah pengetahuan bagi penulis, Guru PPKn dan masyarakat luas pada umumnya mengetahui bahwa berpendidikan tinggi saja tidak cukup untuk memahami hak asasi manusia tanpa dilandasi ke imanan dalam agamanya serta di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Sarana refleksi bagi masyarakat bahwa menjadi narapidana itu dikarenakan melanggar hak asasi manusia jadi setiap bertindak harus berhati-hati agar tidak mengedepankan emosi dan sifat tamak terhadap sesuatu.

10 3. Pengetahuan bagi masyarakat bahwa narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan mempunyai beban moral tersendiri akibat dari prilaku pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan. 4. Sebagai bahan suplemen mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada pokok bahasan penegakan hak asasi manusia di kelas X SMA. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini berada dalam lingkup ilmu pendidikan khsususnya dalam wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta dalam kawasan materi tentang hak asasi manusia. Serta kajian ilmu pendidikan hukum dan masyarakat. 2. Ruang Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini adalah sikap kemanusiaan dan pemahaman narapidan terhadap hak asasi manusia pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Bandar Lampung 3. Ruang Lingkup Subyek Subyek dari penelitian ini adalah narapidana yang berdomisili di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan kelas I Bandar Lampung 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan kelas I Bandar Lampung yang terletak di jalan Pramuka No. 12 Raja Basa, Bandar

11 Lampung. Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga sehingga peneliti memutuskan untuk meneliti di wilayah yang dekat dengan tempat tinggal asal peneliti. 5. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian pendahuluan ini dilakukan sejak keluarnya surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung pada 10 Oktober 2014 sampai dengan dikeluarkan surat keterangan selesai penelitian 23 Juli 2015 oleh Lembaga Pemasyarakatan kelas I Bandar Lampung.