Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Membaca Teks Percakapan Siswa Kelas V SDN Gindopo

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kasimbar Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Dengan Metode Latihan

Peningkatan Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 1 Sidole

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa, yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V SDN Sabelak Kecamatan Bulagi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod,

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu

Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Media Kata-Kata Bergambar Pada Siswa Kelas 1 SDN Uekambuno 2

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nita Ernawati Setiawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Telepon Dengan Teknik Simulasi di Kelas IV SDN 4 Toli-Toli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

Peningkatan Kemampuan Menulis Pengumuman Siswa Kelas IV SDK Mekar Sari Buranga Melalui Metode Latihan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SD Negeri 2 Kampung Baru. Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN PECAHAN BIASA MENGGUNAKAN MODEL PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V SDN RARANGGONAU

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Hasni Karawasa, Sahrudin Barasandji dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karangan bahasa Indonesia dengan mengefektifkan penggunaan media gambar seri di kelas IV SDN Mire. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan bahasa Indonesia dengan mengefektifkan penggunaan media gambar seri di kelas IV SDN Mire. Rancangan PTK mengacu mengacu pada model Kurt Lewin dilaksanakan secara bersiklus. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi pembelajaran siswa sedangkan data kualitatif diperoleh dari kegiatan proses pembelajaran di kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas IV SDN Mire Kecamatan Ulubongka kabupaten tojo Una-Una. Peningkatan kemampuan menulis karangan tersebut ditandai dengan meningkatnya aspek-aspek ketrampilan menulis karangan dari siklus I ke siklus II, begitu juga dengan nilai ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I hanya mencapai 52,38 % sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 83,95%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran gambar seri pada materi menulis karangan dikelas IV SDN Mire Kecamatan Ulubongka kabupaten tojo Una-Una dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana. Kata Kunci: Kemampuan menulis, Karangan Sederhana dan Gambar Seri I. PENDAHULUAN Sesuai perkembangan teknologi dan komunikasi saat saat ini, kita mengenal dua macam cara berkomunikasi. Yakni komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Dengan bahasa, memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. Oleh karena itu setiap orang dituntut untuk terampil dalam berbahasa, sehingga hubungan komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Komunikasi merupakan proses penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan cara tertentu. 1

Dalam kurikulum pada tingkat Sekolah Dasar (SD) komunikasi merupakan kegiatan pengungkapan gagasan, pikiran, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian info tentang peristiwa, dan lain-lain. Hal tersebut disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraph, (komunikasi secara tertulis), atau paraton (komunikasi lisan), ejaan, tanda baca dalam bahasa tulis serta prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan. Menyadari akan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada berbagai tingkat, khususnya pada tingkat Sekolah Dasar, sudah selayaknya berpusat pada kebutuhan dan perkembangan anak. Sesuai dengan kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia di SD lebih ditekankan pada latihan, siswa diajak sebanyak mungkin menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan, bukan dituntut untuk banyak mengusai pengetahuan bahasa. Dengan berlatih anak akan lebih cepat memiliki berbagai kemampuan dalam berbahasa khususnya yang berhubungan dengan komunikasi sesama temannya dengan kalimat-kalimat sederhana baik secara lisan maupun tulisan, dengan demikian sedikit demi sedikit pengetahuan tentang bahasa secara tidak langsung akan dikuasai anak. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Menulis merupakan proses mengemukakan ide, pikiran, pendapat, gagasan, kedalam bentuk bahasa tulis. Menulis memiliki arti yang sepadan dengan mengarang. Djuanda (1997: 35) mengemukakan bahwa menulis atau mengarang adalah suatu proses dan aktivitas yang melahirkan gagasan, pikiran, perasaan,dan pendapat kepada orang lain atau dirinya sendiri melalui media berupa tulisan. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, perasaan serta dapat memperluas pengetahuannya dalam bentuk tulisan- 2

tulisan. Oleh sebab itu latihan menulis di SD sangat penting sebagai dasar pola menulis siswa itu sendiri dan sebagai bekal pada pendidikan selanjutnya. Menurut Akhdiat (1993: 64) menyatakan bahwa siswa sekolah dasar dintuntut harus mampu menggunakan ejaan, kosakata, dan mampu membuat kalimat dan menghubung-hubungkan kalimat yang runtut dalam satu paragraf sesuai dengan tingkat kemampuannya. Pada siswa kelas IV menurut kurikulum KTSP, Standar Kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam aspek menulis adalah mampu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll). (Depdikbud: 2006). Soparno (2007: 1-4) dalam bukunya Keterampilan Dasar Menulis untuk pencapaian standar kompetensi itu khususnya dalam standar kompetensi menyusun karangan kurang memuaskan. Hal itu disebabkan karena internal diri siswa itu sendiri dan factor eksternal. Faktor internal merupakan factor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang menganggap menulis merupakan sebagai beban, hal yang kurang menarik dan sangat sulit. Pendapat Grave (dalam Suparno, 2007: 1-4) mengatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu apa yang di tulis, merasa tidak berbakat, merasa tidak tahu bagaimana menulis, yang terpengaruh lingkungan keluarga, masyarakat, serta pengalaman pembelajaran menulis/mengarang disekolah yang mendukung dan merangsang minat, Sedangkan faktor eksternal merupakan factor yang berasal dari luar diri siswa, misalanya faktor guru sebagi pengajar kurang memotivasi dan menarik minat belajar siswa. Sebagaimana pendapat Smith dalam Suparno, (2007: 1-4) mengatakan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi guru itu sendiri yang tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Untuk menutupi keadaan yang sesungguhnya maka munculah pendapat yang keliru tentang menulis, diantaranya adalah menulis/mengarang itu mudah, kemampuan menggunakan unsure mekanik sebagi inti menulis harus sekali jadi. 3

Mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada dalam angan-angan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam membantu siswa dalam proses latihan menulis dapat digunakan kooperatif group investigation. Dimana siswa bekerja dalam bentuk kelompok kecil. Dalam kelompok tersebut siswa dapat bediskusi untuk bekerja sama dalam membuat rencana dan pekerjaan. Kegiatan pembelajaran denagn menggunakan model ini siswa membentuk kelompok kecil. Kelompok-kelompok memilih topic dari unit pembelajaran yang sedang di pelajari, memecahkannya menjadi tugas individu kemudian mempersiapkan laporan kelompok secara bersama-sama. Yang kemudian hasilnya di prentasekan didepan kelas. Mengarang merupakan keseluruhan kegiatan seseorang mengumpulkan gasasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain untuk dipahami. Dalam proses karang-mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata, kata-kata dirangkai menjadi sebuah kalimat membentuk sebuah paragraf, dan paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Sedangkan karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Untuk membantu siswa dalam memudahkan kegiatan mengarang Penggunaan media pembelajaran gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut kemudian dapat menguarikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto (2000:32) menyatakan bahwa Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. Tarigan (1996: 210) mengemukakan, Mengarang dengan menggunakan media pembelajaran seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa gambar seri merupakan cara atau daya upaya untuk menyusun atau menulis suatu tulisan dengan menerjemahkan isi pesan visual kedalam bentuk tulisan. 4

II. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan lebih dari satu siklus, penelitian tindakan kelas ini adalah diadaptasi dari Kemmis dan Taggart dalam buku yang ditulis oleh Wiriatmaja, (2007: 25) yang menggambarkan bahwa penelitian tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen pengumpul data berupa pedoman pengamatan atau lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa dan soal tes. Subjek dalam penelitian ini adalah Kelas IV SDN Mire yang berjumlah 21 siswa, dalam menganalisis peneliti memberikan tes berupa teks cerita kepada siswa. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Indikator Kinerja Kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru. Pembelajaran dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik yaitu 75 %. Indikator Kinerja Kuantitatif yaitu Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila diperoleh persentase daya serap individual lebih dari atau sama dengan 75% dan tuntas belajar secara klasikal bila diperoleh persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan 80 % (Depdiknas 2008: 38). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan sederhana melalui gambar seri, Hasil analisis observasi aktivitas guru siklus I terlihat aktivitas yang guru lakukan kurang maksimal terlihat dengan perolehan kriteria baik sebanyak 3 indikator atau, kriteria cukup sebanyak 7 indikator sedangkan kriteria kurang sebanyak 1 indikator, berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan jika aktivitas yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media gambar seri masih belum 5

maksimal hal ini terlihat dengan kriteria taraf keberhasilan yang diperoleh masih masuk kriteria cukup dengan persentase tertinggi, Kurangnya persentase aktivitas guru tersebut bukan semata-mata kesalahan dari guru itu sendiri tetapi berasal dari siswa yang belum memperhatikan dan belum paham dengan metode yang digunakan oleh guru sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan sederhana melalui gambar seri siklus I terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih dalam kategori cukup, terlihat dengan hasil centang tahap aktivitas siswa yakni perolehan kriteria cukup sebanyak 6 indikator sedangkan kriteria kurang sebanyak 4 indikator atau. Aktivitas siswa yang masih di bawah kriteria taraf keberhasilan tindakan ini dipengaruhi oleh masih banyak siswa yang belum memperhatikan materi pelajaran, bersikap pasif di dalam kelas dan kemampuan untuk menyelesaikan soal tes masih cukup kurang, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum berhasil dan jika dilihat dari Kemampuan Siswa Menulis Karangan Sederhana Siklus 1 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis karangan sederhana pada siklus I masih sangat rendah terlihat dengan persentase perolehan nilai ketuntasa secara klasikal yang hanya mencapai 52,38 % dari jumlah siswa sebanyak 21 orang. Berdasarkan hasil tersebut peneliti merasa perlu melaksanakan tindakan lanjutan pada siklus II Pada siklus II hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran menulis karangan sederhana melalui gambar seri, terlihat terlihat peningkatan aktivitas yang guru lakukan sangat maksimal terlihat dengan perolehan kriteria Sangat baik sebanyak 3 indikator atau, kriteria Baik sebanyak 7 indikator. berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan jika aktivitas yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media gambar seri sangat maksimal hal ini terlihat dengan kriteria taraf keberhasilan yang diperoleh jauh lebih baik dari sebelumnya yaitu kriteria baik dengan persentase tertinggi, meningkatnya hasil aktivitas guru tersebut disebabkan oleh keadaan 6

siswa yang lebih memperhatikan dan telah paham dengan metode yang digunakan oleh guru. Sedangkan Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan sederhana melalui gambar seri siklus II juga mengalami peningkatan dimana pada siklus II aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran jauh lebih dengan nilai perolehan yaitu dengan kriteria Baik,terlihat dengan hasil centang tahap aktivitas siswa yakni perolehan kriteria baik sebanyak 6 indikator sedangkan kriteria sangat baik sebanyak 4 indikator. Meningkatnya aktivitas siswa ini dipengaruhi siswa lebih banyak memperhatikan materi pelajaran, bersikap aktif di dalam kelas dan kemampuan untuk menyelesaikan tes sangat baik, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah berhasil dan jika dilihat dari Kemampuan Siswa Menulis Karangan Sederhana Siklus II menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis karangan sederhana pada siklus II sangat baik terlihat dengan persentase perolehan nilai ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 80,95 % yang melebihi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70 % dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 orang. Berdasarkan hasil tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran telah berhasil. Pembahasan Dalam penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis karangan sederhana melalui media gambar seri pada siswa kelas IV SDN Mire Kecamatan Ulubongka Tojo Una Una yang telah dilaksanakan, aktivitas yang guru lakukan kurang maksimal terlihat dengan perolehan kriteria baik sebanyak 3 indikator atau, kriteria cukup sebanyak 7 indikator sedangkan kriteria kurang sebanyak 1 indikator. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan jika aktivitas yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media gambar seri masih belum maksimal hal ini terlihat dengan kriteria taraf keberhasilan yang diperoleh masih masuk kriteria cukup dengan persentase tertinggi. Kurangnya persentase aktivitas guru tersebut bukan semata-mata 7

kesalahan dari guru itu sendiri tetapi berasal dari siswa yang belum memperhatikan dan belum paham dengan metode yang digunakan oleh guru meningkat pada siklus II sedangkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga mengalami peningkatan dimana pada siklus I Aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih dalam kategori cukup, terlihat dengan hasil centang tahap aktivitas siswa yakni perolehan kriteria cukup sebanyak 6 indikator sedangkan kriteria kurang sebanyak 4 indikator. Aktivitas siswa yang masih di bawah kriteria taraf keberhasilan tindakan ini dipengaruhi oleh masih banyak siswa yang belum memperhatikan materi pelajaran, bersikap pasif di dalam kelas dan kemampuan untuk menyelesaikan soal tes masih cukup kurang, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum berhasil Sedangkan aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II jauh lebih dengan nilai perolehan yaitu dengan kriteria Baik,terlihat dengan hasil centang tahap aktivitas siswa yakni perolehan kriteria baik sebanyak 6 indikator sedangkan kriteria sangat baik sebanyak 4 indikator. Meningkatnya aktivitas siswa ini dipengaruhi siswa lebih banyak memperhatikan materi pelajaran, bersikap aktif di dalam kelas dan kemampuan untuk menyelesaikan tes sangat baik, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah berhasil Sedangkan nilai keterampilan siswa dalam menulis karangan sederhana, pada siklus I, dengan ketuntasan klasikal sebesar 52,38%. Pada siklus II meningkat menjadi 980,95%. Dapat disimpulkan bahwa dengan media gambar seri yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan sederhana, dapat meningkatkan keterampilan guru, menumbuhkan motivasi siswa dan keterampilan menulis karangan sederhana siswa kelas IV SDN Mire Kec. Ulubongka Tojo Una Una. 8

IV. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebgai berikut Hasil observasi aktivitas guru meningkat kriteria cukup pada siklus I meningkat menjadi kriteria baik pada siklus II. Hasil observasi siswa siklus I masih terlihat kurangnya minat siswa dalam belajar terlihat dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan yang diperoleh masuk kriteria cukup dan setelah kekurangan-kekurangan yang terjadi di siklus I di perbaiki maka terjadi peningkatan pada siklus II menjadi kriteria sangat baik baik. Hasil evaluasi tindakan siklus I persentase ketuntasan klasikal (52,38%) dan pada siklus II meningkat menjadi (80,95%) berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Penelitian yang dilakukan didalam kelas terdiri dari dua siklus yaitu siklus pertama dimana pencapaian keberhasilan dari hasil tes siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca secara lanjut masih sangat rendah yaitu dari 100 % hanya sekitar 32 % dari jumlah siswa sebanyak 25 orang yang dapat membaca dengan lancar dan lafal yang tepat kemudian diadakan kembali penilaian di siklus kedua dengan penggunaan metode latihan terbimbing dengan maksimal, penerapan metode latihan terbimbing berhasil dilakukan dengan baik sehingga tingkat keberhasilan siswa jauh lebih baik dari Siklus I yaitu sekitar 88 % dengan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 22 Orang. 9

DAFTAR PUSTAKA Akhdiat, (1993). Penggunaan Bahasa Yang Baik dalam Penulisan Karya ilmiah [Online].Tersedia : http://www. file. wordpres. com. [20 Nopember 2013]. Depdikbud, (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai pustaka. Depdiknas, (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Sekolah Dasar. Depdiknas, (2001). Skor Penilaian Kelas. Bandung, Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Sekolah Dasar. Gagne (1984). Penegrtian Membaca. [Online].Tersedia: http://www. file. wordpres. com. [20 Nopember 2013]. Purwanto (2000). Penggunaan media gambar untuk melatih Siswa dalam Belajar. Bandung: Angkasa Sastroatmodjo,S ( 2008 ) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ( PLPG ) Sertifikasi Guru dalam Jabatan tahun 2008 Sekolah Dasar, Modul, Panitia Sertifikasi Guru Rayon XII, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Suriamiharja Agus,dkk ( 1997 ). Petunjuk Praktis Menulis.Jakarta: Depdikbud Sabarti Akhadiah. (1997). Menulis. Jakarta: Depdikbud Soparno (2007). Keterampilan Dasar Menulis untuk pencapaian standar kompetensi. Jakarta: Depdikbud Tarigan. (1996).Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa Wiraatmadja,Rochiati ( 2008 ), Metode Tindakan Kelas, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 10