ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN KJKS UGT SIDOGIRI WIROLEGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB III METODE PENELITIAN. mampu memberikan data yang relevan dan dapat dipercaya. memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006:6)

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

PERSEPSI AKUNTAN INTERNAL TERHADAP PSAK TENTANG AKUNTANSI SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II METODE PENELITIAN. pembiayaan qardhul hasan bagi usaha mikro di KSPPS BMT Bina Ummat. kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat teknologi yang umum digunakan (Ascarya, dkk 2009: 11). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

Transkripsi:

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN KJKS UGT SIDOGIRI WIROLEGI Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin Universitas Jember, Jawa Timur, Indonesia Email: griselda_seigi12@yahoo.co.id Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menguji apakan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sesuai dengan PSAK Syariah dan SAK ETAP atau tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif qualitative. Obyek analisis dalam studi ini adalah laporan keuangan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi. Data yang dipergunakan adalah data primer yang didapat dari wawancara dan data sekunder dari laporan keuangan. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dan tringulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi tidak sesuai dengan PSAK Syariah karena tidak tepat dalam penyusunan. Kajian ini bisa menjadi bahan refensi bagi dunia pendidikan dan praktisi KJKS. Kata kunci: Laporan, SAK, PSAK Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 45

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin Abstract STRUCTURE AND COMPONENT ANALYSIS OF FINANCIAL REPORT OF KJKS UGT SIDOGIRI WIROLEGI. The purpose of this research is to know the financial report KJKS UGT Sidogiri Wirolegi whether appropriate with PSAK Syariah and SAK ETAP who was valid. This research is applied descriptive and qualitative approach. The object analysis in this research is a financial report. The kind of data that are used in this research is primary data which is obtained directly from interview result and the secondary data that is obtained comes from financial report document. Data analysis method that used in this research are qualitative and triangulation. The result of this research shows that entirely the financial report KJKS UGT Sidogiri Wirolegi was not appropriate to Syariah PSAK. This research can be the reference to the next research either to the importance of education or KJKS practitioner to compile the financial report. Keywords: Report, SAK, PSAK A. Pendahuluan Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan banyaknya lembaga keuangan syariah. Sejak tahun 1992, perkembangan lembaga keuangan syariah terutama perbankan syariah, cukup luas sampai sekarang. Hal ini dipicu oleh UU No.10 tahun 1998 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking sistem yaitu bank konvensional yang mulai melirik dan membuka unit usaha syariah yang pelaksanaanya berpedoman pada prisnsip syariah. Banyak sektor mikro yang berfikir sangat pragmatis dalam pemenuhan kebutuhan permodalan. Mereka mengambil jalan pintas dengan cara mengakses kredit dari rentenir dan lintah darat dengan suku bunga yang sangat tinggi, bahkan terkadang di atas keuntungan usaha yang dibiayai. Keadaan ini tidak dapat disalahkan, karena mereka tidak mampu menjangkau prosedur perbankan. PINBUK (Pusat Inkubasi Usaha Kecil) yang keberadaanya telah 46 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014

Analisis Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi menyebar di semua propinsi di Indonesia, merasa prihatin terhadap kondisi usaha mikro. PINBUK mengadakan berbagai pengkajian yang panjang dan mendalam, maka dirumuskanlah sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi usaha mikro dan sesuai dengan syariah. Alternatif tersebut adalah BMT (Baitul Maal wa Tamwil). BMT dalam menjalankan usahanya menggunakan prinsip bagi hasil. Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar-kecilnya perolehan kembali itu bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Baitul Mal wa Tamwil (BMT) di Indonesia mulai dikenal masyarakat sebagai sebuah lembaga Keuangan Mikro Syariah. Tidak salah kalau kemudian masyarakat mengenal BMT sebagai Bank Mikro Syariah yang beroperasi di sekitar lingkungan masyarakat seperti di pasar-pasar, kawasan pedesaan, pinggiran kota, atau bahkan ada yang berkantor di sebuah masjid. BMT adalah konsep industri perbankan syariah yang menekankan adanya konsentrasi usaha perbankan yang tidak hanya mengelola unit bisnis saja, namun juga mengelola unit sosial yang memiliki fungsi intermediary unit antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekeurangan dana. BMT merupakan bentuk lembaga dan bisnis yang serupa dengan koperasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berbadan hukum koperasi syariah. Kegiatan BMT, mengembangkan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang perekonomiannya dalam dunia usaha. BMT juga berorientasi bisnis, mencari laba dan keuntungan bersama guna meningkatkan pengembangan ekonomi anggota dan lingkungan sekitarnya. Landasan yuridis BMT mengacu kepada Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari ah, sesuai yang ditegaskan dalam Pasal 1 angka 12 tentang prinsip syari ah. Adapun sebagai aturan pelaksananya mengacu kepada Peraturan BI No. 7/46/ PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Bagi Bank Syari ah yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 47

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin Berdasarkan Prinsip Syari ah. Selain mengacu kepada landasan hukum positif, BMT juga mengacu kepada Syaria at Islam yang bersumber kepada Al Qur an dan As-Sunnah (Masadirul Ahkan). Peran serta BMT memiliki arti penting dalam mendorong kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat. Keberadaan BMT sebagai salah satu lembaga keuangan masyarakat mengalami dinamika yang bagus seiring dengan perkembangan lembaga ekonomi dan keuangan islam lainnya di tanah air. Konsepsi Baitul Mal Wa Tamwil sebagai lembaga keuangan yang didirikan dengan landasan ekonomi yang salam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan. Baitul Maal Wa Tamwil memiliki dua fungsi, yaitu: 1) Baitul Maal ( Bait =Rumah, Maal = Harta) yaitu menerima titipan dana zakat, infaq, dan shodaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya 2) Baitut Tamwil ( Bait = Rumah, at-tamwil = pengembangan harta) yaitu melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kulaitas ekonomi pengusaha dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan ekonominya. Dalam menjalankan usahanya, Baitul Tamwil menggunakan akad-akad (perjanjian) transaksi bisnis yang berbasis syariah seperti model jual beli (murabahah, salam, dan istishna), bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah), maupun sewa (Ijarah). Akuntansi syari ah harus dapat menyajikan laporan keuangan yang berlandaskan pada keadilan, kejujuran, dan kebenaran sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab kepada sesama manusia dan pelaksanaan perintah (kewajiban) dari Tuhan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam memperhitungkan kewajiban zakat secara benar dalam tinjauan syari ah, juga tidak menimbulkan kerugian pihak-pihak yang terkait dengan informasi laporan keuangan [akuntansi syari ah]. Untuk mewujudkan hal ini keterikatan kepada syari ah adalah hal yang utama walaupun disisi lain akuntansi syari ah juga harus memenuhi Standar Akuntansi 48 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014

Analisis Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi Syari ah yang berlaku akan tetapi penekanan kebenaran bukan hanya sekedar memenuhi (tidak menyimpang) dari standar tetapi benar secara hakikat syari ah (substantif). KJKS adalah koperasi yang bergerak dibidang syariah dimana KJKS menggunakan PSAK Syariah dan PSAK ETAP sehingga hal ini menjadi menarik untuk diteliti. Berdasarkan hal di atas inilah yang mendorong penulis untuk meneliti dan mengambil judul Analisis Struktur dan komponen Laporan Keuangan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi. B. Pembahasan 1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah kualitatif dimana dalam penelitian ini nantinya lebih mengamati atau meneliti proses kerja, perkembangan suatu kegiatan serta menganalisis antara praktik dan teori yang diterapkan. Dengan metode kualitatif tersebut, maka peneliti akan mendapatkan data-data yang lengkap dan benar sehingga tujuan dari penelitian ini sendiri dapat tercapai. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif, yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa: individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspekaspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Pertama, Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung tanpa adanya perantara sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui media perantara yang umumnya berupa dokumen. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak KJKS UGT Sidogiri Wirolegi diantaranya manager dan karyawan bagian keuangan. Data tersebut yaitu jawaban dari pihak KJKS UGT Sidogiri Wirolegi mengenai laporan keuangan syariah yang disajikan di KJKS UGT sidogiri wirolegi. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini diperoleh dari hasil interview. Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 49

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan yang dilakukan oleh pihak KJKS UGT Sidogiri Wirolegi. Data tersebut adalah laporan keuangan syariah pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi yang dapat mendukung data primer. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan dan mengambil data, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan keperluan penelitian kemudian diolah sebagai bahan penelitian b. Interview, menurut indrianto dan supomo (2002) ini merupakan pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan secara lisan kepada informan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi yang berlokasi di Jl. Brigjen Katamso No. 29 Wirolegi Jember. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Laporan Keuangan syariah Pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi. Melalui penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui dan menilai bagaimana laporan keuangan syariah pada KJKS UGT sidogiri wirolegi apakah sudah sesuai dengan PSAK Syariah dan SAK EATP. Metode analisa data yang digunakan adalah kualitatif, yaitu data yang diperoleh dengan cara menghubungkan antara data yang satu dengan data yang lainnya secara sistematis, kemudian di analisa secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang di bahas. Metode analisa data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun lisan dan juga perilaku nya nyata di teliti dan di pelajari sebagai sesuatu yang utuh. Pengertian di teliti di sini dimaksudkan sabagai suatu penjelasan dan penginterpretasian yang logis sistematis. Logis sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata 50 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014

Analisis Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah. Setelah analisa data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dan dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini dan akan mengemukakan saran-saran dan perbaikan jika diperlukan. Dalam penelitian kualitatif, data di peroleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dan analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sehingga data jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: a. Mengumpulkan data Mengumpulkan data diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan baik itu melalui interview atau mengamati proses yang dilakukan objek. b. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran data yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. c. Penyajian data Dalam hal ini penelitian yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat berupa bentuk table, grafik, phie card, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. d. Conclusion Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 51

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin diberikan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan di awal di dukung oleh buktibukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dalam penelitian kulaitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penliti berada di lapangan. Dalam penelitian ini juga menggunakan Triangulasi pada analisis datanya.) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain Menurut Moleong (2012:) Teknik Triangulasi yang digunakan adalah teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan data dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong:2012). Sehingga dengan menggunakan Triangulasi dalam pengumpulan data, maka dapat diketahui apakah narasumber memberi data yang sama atau tidak. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti 52 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014

2. Analisis Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi e. rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada, orang pemerintahan Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa penyajian laporan keuangan KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dengan PSAK 101 dan SAK ETAP yang berlaku. Sebab pada laporan keuangan yang dibuat oleh pihak KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum menyajikan laporan neraca sesuai dengan PSAK 101 dan SAK ETAP, laporan arus kas yang disusun juga belum sesuai dengan PSAK 101 namun sudah sesuai dengan SAK ETAP, serta belum menyusun laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang telah didapatkan dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa poin penting yang menjadi sorotan di dalam laporan neraca dari KJKS UGT Sidogiri Wirolegi, yaitu yang pertama bahwa KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah menyusun laporan neraca. Bentuk neraca pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah sesuai dengan PSAK syariah dan SAK ETAP yang berlaku umum. Yang kedua yakni mengenai deposito mudharabah yang ada di dalam laporan neraca dari KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum digolongkan sebagai dana syirkah temporer. Padahal jika melihat kembali ke dalam penjelasan yang terkait dengan deposito mudharabah dalam PSAK 101, seharusnya deposito mudharabah masuk ke dalam penggolongan dana syirkah temporer. Yang ketiga adalah belum dilakukannya penggolongan kewajiban menjadi jangka panjang dan jangka pendek. Dari ketida poin di atas menjelaskan bahwa menurut hasil analisis yang telah dilakukanoleh penulis, dapat diperoleh poin utama yang menjadi hasil penelitian ini, yakni laporan neraca yang dibuat oleh KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dengan PSAK 101. Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 53

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa poin yang menjadi ulasan di dalam penelitian ini terkait dengan laporan laba rugi KJKS UGT Sidogiri Wirolegi yaitu pertama KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah menyusun laporan laba rugi. Kedua, bentuk laporan laba rugi pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah sesuai dengan PSAK 101 dan SAK ETAP yang berlaku. Ketiga, laporan laba rugi KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah mengungkapkan unsur pendapatan dan beban usaha serta sudah menggolongkan beban dan pendapatan tesebut ke dalam beban dan pendapatan operasional maupun non operasional. Dari ketiga poin tersebut dapat ditarik hasil analisis yang menyatakan bahwa laporan laba rugi yang dibuat oleh KJKS UGT Sidogiri Wirolegi telah sesuai dengan apa yang diatur di dalam PSAK 101 dan SAK ETAP. Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hal yang menjadi focus penulis dalam laporan arus kas yang dibuat oleh KJKS UGT Sidogiri Wirolegi, yaitu yang pertama KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah menyusun laporan arus kas. Yang kedua bentuk laporan arus kas pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum sesuai dengan PSAK 101 dan SAK ETAP yang berlaku, dikarenakan bentuk laporan arus kas pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum dipisahkan menjadi tiga golongan yaitu arus kas operasi, investasi dan pendanaan padahal menurut aturan yang ada di dalam PSAK laporan arus kas seharusnya di pisahkan ke dalam tiga golongan yakni arus operasi, pendanaan dan investasi. Berdasarkan analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis dapat diketahui bahwa KJKS UGT Sidogiri Wirolegi belum membuat laporan perubahan ekuitas, padahal di dalam PSAK 101 dan SAK ETAP yang berlaku seharusnya entitas syariah (KJKS UGT Sidogiri Wirolegi) membuat laporan perubahan ekuitas, karena pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi ada transaksi modal yang disetor oleh kantor pusat, pada KJKS UGT Sidogiri Wirolegi menggunakan modal dari kantor pusat sebab KJKS UGT Sidogiri Wirolegi tidak menghimpun modal sendiri 54 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014

Analisis Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi Berdasarkan analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis dapat diketahui bahwa KJKS UGT Sidogiri Wirolegi menghimpun dana zakat dan menyalurkan dana tersebut pada LAZIZWA lembaga yang berada dibawah naungan KJKS UGT Sidogiri pusat yang khusus mengelola dana zakat, sehingga KJKS UGT Sidogiri Wirolegi tidak membuat laporan sumber dan penggunaan dana zakat, padahal menurut PSAK 101 seharusnya entitas syariah (KJKS UGT Sidogiri Wirolegi) membuat laporan sumber dan penggunaan dana zakat sebab KJKS UGT Sidogiri Wirolegi melakukan penghimpunan dana zakat. Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dapat diketahui bahwa KJKS UGT Sidogiri Wirolegi tidak membuat laporan sumber dan penggunaan dan kebajikan, padahal menurut PSAK 101 seharusnya entitas syariah seperti KJKS UGT Sidogiri Wirolegi membuat laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan sebab KJKS UGT Sidogiri Wirolegi membantu menghimpun dana kebajikan. C. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan secara langsung di lapangan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan penelitian ini maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: KJKS UGT Sidogiri Wirolegi sudah membuat laporan neraca namun belum sesuai dengan PSAK 101 dan SAK ETAP, sudah membuat laporan laba rugi sesusi dengan PSAK 101 dan SAK ETAP, sudah membuat laporan arus kas tetapi belum sesuai dengan PSAK 101 dan sudah sesuai dengan SAK ETAP, belum membuat laporan perubahan ekuitas, belum membuat laporan sumber dan penggunaan dana zakat, serta belum membuat laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu: 1. Kurangnya data yang diperoleh dari pihak KJKS secara detail Karena menyangkut kerahasiaan, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memperbanyak data. Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 55

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin 2. 3. 4. Kurang pahamnya nara sumber tentang PSAK syraiah serta kurangnya pihak yang menjadi narasumber, untuk narasumber disarankan untuk lebih mempelajari lagi tentang PSAK Syariah Penelitian ini hanya meneliti bentuk dari laporan keuangan dan tidak mengevaluasi penyajian laporan per akun, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti penyajian per akun kurangnya pihak yang menjadi objek penelitian, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak objek penelitian. 56 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014

Analisis Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Kjks Ugt Sidogiri Wirolegi DAFTAR PUSTAKA Indriantoro, N., dan B. Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen, Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE. Moleong, Lexy. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Prosdakarya. Muhammad, Rifqi. (2008). Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta: P3EI. SAK. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014 57

Tika Wahyu Puspita Sari dan Nur Hisamuddin 58 Iqtishadia, Vol. 7, No.1, Maret 2014