KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak


BAB I PENDAHULUAN. resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyakit yang ada. Salah satu diantaranya adalah Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang. Waktu pelaksanaan April 2017.

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

Transkripsi:

KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDENSI DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYANG DAN LEDOKOMBO Disampaikan Pada Pertemuan Ilmiah Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember 15 Maret 2016 Oleh: dr. Ida Srisurani Wiji Astuti, M.Kes (NIP 19820901 200812 2 001) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2016 i

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3 Manfaat Penelitian... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3 BAB III METODE PENELITIAN... 4 3.1 Desain Penelitian... 4 3.2 Populasi Dan Sampel... 4 3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 4 3.4 Tenpat Dan Waktu Penelitian... 4 3.5 Instrumen Penelitian... 5 3.6 Prosedur Sampel... 5 3.7 Alur Penelitian... 6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 7 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 12 5.1 Kesimpulan... 12 5.2 Saran... 12 DAFTAR PUSTAKA... 13 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor pertanian hingga akhir tahun 2010 memberi kontribusi terbesar bagi bergeraknya perekonomian di Kabupaten Jember. Sebanyak 41, 36% penduduk Jember bermatapencaharian sebagai petani. Ditinjau dari sudut geografisnya wilayah kabupaten Jember terdiri atas kawasan lindung dan budidaya. Sebesar 26, 29% merupakan areal persawahan produktif yang tersebar di berbagai desa (Pemkab Jember,2015). Laporan badan dunia bidang kesehatan (World Health Organisation) pada tahun 2006, menyebutkan bahwa diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian, ketidakmampuan, dan kerugian finansial terbanyak di dunia. WHO memperkirakan terdapat 171 juta penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus pada tahun 2000 dan diprediksikan akan terus bertambah hingga mencapai 366 juta pada tahun 2030. DM telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. 80% penderita DM tinggal di negara berpenghasilan rendah. Peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus terutama pada negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah, pada tahun 2006 terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di asia tenggara (International Diabetes Federation, 2008). Hasil penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa demografi, faktor perilaku, dan gaya hidup, serta keadaan klinis atau mental berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2. Analisis data Riskesdas 2007 yang dilkukan oleh Irawan, didapatkan bahwa prevalensi DM tertinggi terjadi pada kelompok umur di atas 45 tahun sebesar 12,41%. Selain itu, penelitian tersebut juga mendapati bahwa terdapat hubungan kejadian DM dengan faktor risikonya yaitu jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, indeks masssa tubuh, lingkar pinggang, dan umur. Sebesar 22,6% prevalensi DM tipe 2 yang terjadi dan hal itu dapat dicegah jika obesitas sentral diintervensi (Irawan,2010). Diabetes mellitus menempati urutan kedua penyakit terbanyak pasien rawat inap di RSU pemerintah tipe B. Selain itu, penyakit diabetes yang di masyarakat dikenal dengan sebutan kencing manis menempati urutan pertama penyakit rawat inap di rumah sakit pemerintah tipe C (Dinkesprov Jatim, 2012). 1

1.2. Tujuan Penelitian Mengetahui karakteristik faktor-faktor yang berkaitan dengan insidensi diabetes mellitus di pedesaan. 1.3. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritik Memberi bukti tertulis mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan insidensi diabetes mellitus di pedesaan. Manfaat Praktis 1. Memberi informasi kepada petugas kesehatan mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan DM sehingga bisa dilanjutkan dengan penyuluhan untuk mencegah bertambahnya diabetes mellitus di pedesaan. 2. Memberi informasi kepada pembaca tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan DM di pedesaan. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes mellitus merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan karena gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. Penyakit metabolik ini berlangsung kronik dan dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang, kemunduran fungsi organ-organ tubuh yaitu kerusakan mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (Inzuchi cit. Chandra ZF, 2012). Diabetes mellitus tipe 2 sering terjadi. Salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan paparan terhadap lingkungan. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 adalah perubahan gaya hidup seseorang. Diabetes mellitus tipe 2 bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan dengan mengendalikan faktor risiko. Faktor risiko DM tipe 2 yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, dan faktor genetik. Faktor risiko DM tipe 2 yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok, aktifitas fisik dan pola makan (Depkes RI, 2008). Kebiasaan makan yang tidak seimbang akan menyebabkan obesitas. Selain pola makan tidak seimbang, aktifitas fisik juga merupakan fakor risiko diabetes mellitus. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan mutu pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik termasuk meningkatkan kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa (Awad, 2011). Menurut penelitian Fitriyani (2012), salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah aktifitas fisik. Hal ini cukup beralasan karena aktifitas fisik dapat mengontrol kadar gula di dalam darah. Glukosa akan diubah menjadi energi pada saat dilakukan aktifitas fisik. Insulin semakin meningkat, sehingga kadar gula dalam darah akan menurun. Pada orang yang jarang beraktifitas fisik, glukosa yang masuk akan diubah menjadi timbunan lemak dan gula. Diabetes muncul jika insulin tidak mencukupi untuk metabolisme glukosa. Hasil analisis hubungan menunjukkan terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe 2. Mereka yang aktifitas sehari-hari termasuk kategori ringan memiliki risiko sebesar 2,68 kali menderita diabetes dibandingkan orang dengan aktifitas harian sedang dan berat. Aktifitas masyarakat yang rendah perlu ditingkatkan, semisal melalui pos binaan terpadu yang dilakukan secara teratur dan konsisten. 3

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif/ survei. Penelitian yang dimaksud bertujuan untuk menggali karakteristik sampel sedetail mungkin, kemudian dilaporkan sesuai apa yang ditemukan tanpa melakukan analisis lebih dalam. Faktor-faktor yang digali dalam penelitian ini adalah faktor gaya hidup pada pasien rawat jalan dengan diagnosis diabetes mellitus di puskesmas Mayang dan Ledokombo. 3.2 Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berisiko menderita diabetes mellitus tipe 2 pada rawat jalan puskesmas Mayang Kabupaten Jember pada bulan Januari sampai dengan Desember 2015. B. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang telah didiagnosis menderita diabetes mellitus pada rawat jalan puskesmas Mayang Kabupaten Jember pada bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Adapun jumlah keseluruhan sampel penelitian ini adalah 20 orang. 3.3 Teknik Pengambilan Sampel sampling. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian A. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Mayang dan Ledokombo, kabupaten Jember. B. Waktu penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 5 minggu pada bulan 11 Januari 14 februari 2016. 4

3.5 Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner tentang faktor-faktor gaya hidup pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Mayang dan Ledokombo tahun 2015. Kuesioner terdiri dari pemeriksaan objektif dan subjektif. A. Pemeriksaan objektif terdiri dari pemeriksaan : 1. Berat badan 2. Tinggi badan 3. Tekanan darah 4. Kadar gula darah 5. Lingkar perut 6. Indeks Massa Tubuh B. Pemeriksaan subjektif terdiri dari : 1. Riwayat genetik 2. Gaya hidup 3. Pola makan 4. Olahraga 5. Pengetahuan 3.6 Prosedur penelitian A. Pendataan dan Pengumpulan Pasien Pendataan pasien mengacu pada data jumlah pasien penderita baru diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mayang dan Ledokombo selama tahun 2015. Sampel didata saat datang berobat ke balai pengobatan Puskesmas Mayang dan Ledokombo, selanjutnya sampel didatangi di rumah masing-masing untuk pengisian kuesioner. B. Pembuatan Kuesioner Kuesioner yang dibuat sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor gaya hidup pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Mayang dan Ledokombo pada tahun 2015. Kuesioner yang digunakan sudah tervalidasi dan tereliabilisasi, dengan memakai kuesioner dari M.Zainuri, A.M. 5

C. Pengisian Kuesioner Kuesioner diisi oleh pasien di sebuah meja dengan peneliti sebagai pembimbing pengisian guna menjelaskan beberapa pertanyaan yang bias (wawancara terstruktur). Kuesioner dikumpulkan oleh peneliti dan disimpan untuk pengolahan data. D. Pengolahan data Data yang terkumpul diolah secara deskriptif. Data disajikan ke dalam tabel dan grafik sesuai dengan tujuan penelitian. 3.7 Alur penelitian Perijinan Pendataan jumlah penderita DM tipe 2 Pengisian kuesioner Pengolahan data Hasil 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Diagram 4.1. Distribusi Responden Menurut Usia Distribusi Responden Menurut Usia 8% 18% 30-40 th 41-50 th 50 th 74% Berdasarkan diagram di atas, persebaran responden yang menderita diabetes mellitus tipe 2 didominasi oleh usia lebih dari sama dengan 50 tahun (74%). Usia 41-50 tahun sebesar 18%. Sedangkan usia 30-40 tahun sebesar 8%. 7

Diagram 4.2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin 43% 57% Perempuan Laki-laki Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar penderita diabetes mellitus berjenis kelamin perempuan (57%), sedangkan sisanya berjenis kelamin laki-laki (43%). Diagram 4.3. Distribusi Responden Menurut Riwayat Genetik Distribusi Responden Menurut Riwayat Genetik 37% Memiliki Riwayat Keturunan 63% Tidak Memiliki Riwayat Keturunan Diagram di atas menggambarkan persebran responden menurut ada tidaknya riwayat keturunan di dalam keluarga penderita. Sebanyak 63% penderita diabetes memiliki riwayat keturunan di keluarga, sedangkan sisanya sebanyak 37% bukian dari golongan keluarga dengan dibetes mellitus. 8

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Riwayat Olahraga Distribusi Responden Menurut Riwayat Olahraga 20% tanpa olahraga dengan olahraga 80% Diagram Diagram di atas menggambarkan bahwa sebagian besar penderita diabetes tidak melakukan olahraga dalm kesehariannya (80%). Sebanyak 20% penderita melakukan olahraga secara rutin. Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Riwayat Merokok Distribusi Responden Menurut Riwayat Merokok 17% 21% 62% Merokok 20 batang/hari Merokok < 20 batang/hari Tidak Merokok Berdasar diagram di atas, dapat dideskripsikan karakteristik penderita diabetes mellitus dari riwayat merokok. Sebagian besar (62%) merupakan perokok aktif dengan konsumsi rokok 20 batang per hari. Selanjutnya sebesar 21% penderita bukan merupakan 9

perokok aktif. Sedangkan sisanya sebesar 17% merupakan perokok aktif dengan konsumsi sebanyak kurang dari 20 batang rokok per hari. Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut IMT Distribusi Responden Menurut IMT 45% 55% IMT > 24 IMT 24 Distribusi responden berdasar Indeks Massa Tubuh menurut diagram di atas adalah sebagian besar (55%) memiliki IMT lebih dari 24. Sedangkan 45% responden merupakan penderita dengan IMT kurang dari / sama dengan 24. Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Riwayat Minum alkohol Distribusi Responden Menurut Riwayat Minum Alkohol 6% Minum Alkohol Tidak Minum Alkohol 94% Distribusi responden berdasar konsumsi alkohol per hari adalah sebanyak 6% merupakan peminum minuman beralkohol dan sisanya 94% bukan peminum alkohol. 10

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Frekuensi Makan Distibusi Responden Menurut Frekuensi Makan 51% 18% 31% Makan Nasi 2 x sehari Makan Nasi 3 x sehari Makan Nasi > 3 x sehari Diagram di atas menggambarkan distribusi responden menurut frekuensi makan per hari. Sebagian besar responden sebanyak 51% mengonsumsi nasi lebih dari 3 kali sehari, sedangkan 31% mengonsumsi nasi 3 kali sehari, dan sisanya sebanyak 18% mengonsumsi nasi sebanyak 2 kali sehari. 11

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik faktor-faktor yang diteliti pada diabetes mellitus di pedesaan meliputi usia, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh, alkohol, dan frekuensi makan. 2. Faktor gaya hidup yang berkaitan erat dengan insidensi diabetes mellitus di wilayah puskesmas Mayang dan Ledokombo adalah usia, banyaknya makan dalam sehari,dan merokok sehingga pada penelitian ini menunjang tingginya angka kejadian diabetes mellitus di pedesaan. 5.2 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas disarankan bagi pihak terkait dan peneliti selanjutnya : 1. Perlu dilakukan analisis korelasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap diabetes mellitus di pedesaan untuk mengetahui faktor apa yang paling berperan pada timbulnya diabetes di pedesaan. 2. Perlu dilakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut mengenai faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat terjadinya diabtes mellitus di wilayah kerja puskesmas Mayang dan Ledokombo. 3. Program penyuluhan sebagai tindak lanjut pencegahan komplikasi diabetes mellitus dilakukan secara rutin melalui prolanis. 12

Daftar Pustaka Adeatma, N dan Zulmi, M. 2016. Karakteristik Pasien Rawat Jalan Dengan Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Gaya Hidup Di Puskesmas Mayang. Jember: SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unej. Awad. 2011. Gambaran Faktor Risiko Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Bagian / SMF FK UNSRAT RSU Prof. http://www.academia.edu/4696688. Chandra, ZF. 2012. Faktor-faktor Risiko Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal.UGM. ac.id. Depkes RI. 2008. Diabetes Mellitus Ancaman Umat Manusia di Dunia. http://www.depkes.go.id/index. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Fitriyani. 2012. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo merak Kota Cilegon. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Program Sarjana Reguler Kesehatan Masyarakat. lib. ui. ac.id. Irawan, Rizal. 2010. Hubungan Perilaku Dengan Prevalensi Diabetes Mellitus PadaMasyarakat KotaTernate Taun 2008. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta. International Diabetes Federation. 2008. World Diabetes Day 14 November. www.worlddiabetesday. Org6. Nindy, N dan Effendi, A. 2016. Faktor-faktor Gaya Hidup Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Ledokombo Jember. Jember: SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unej. Pemkab Jember. 2015. RPJMD Kabupaten Jember tahun 2010 2015. www.slideshare.net. World Health Organisation. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediete Hyperglycemia : report of WHO/IDF consultation. Geneva, Swiss : 1-35. 13