selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

dokumen-dokumen yang mirip
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH ANAK YANG MENYEBABKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan secara bersama-sama oleh

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan lalu lintas merupakan suatu masalah yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

I. PENDAHULUAN. alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang diciptakan oleh Allah Subbahana Wa Ta ala (SWT) manusia tidak akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberlakuan Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah buah hati setiap keluarga, penerus keturunan, merupakan harta

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai tiga arti, antara lain : 102. keadilanuntuk melakukan sesuatu. tindakansegera atau di masa depan.

Pasal 48 yang berbunyi :

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SANTUNAN BAGI KELUARGA KORBAN MENINGGAL ATAU LUKA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan oleh pihak yang. dapat menjadi masyarakat yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. hukum Indonesia, hal seperti ini telah diatur secara tegas di dalam Kitab Undangundang

I. PENDAHULUAN. interaksi tidak mungkin ada kehidupan bersama. Gillin dan gillin 1 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

KESAKSIAN PALSU DI DEPAN PENGADILAN DAN PROSES PENANGANANNYA 1 Oleh: Gerald Majampoh 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KETENTUAN PIDANA YANG MENGATUR TENTANG KELALAIAN BERLALU LINTAS YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN ORANG LAIN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGEMUDI KENDARAAN RODA EMPAT YANG KARENA UGAL-UGALAN DI JALAN RAYA MENGAKIBATKAN KEMATIAN ORANG LAIN

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembinaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders). Pembagian kewenangan pembinaan tersebut dimaksudkan agar tugas dan tanggung jawab setiap pembina bidang lalu lintas dan angkutan jalan terlihat lebih jelas dan transparan sehingga penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dapat terlaksana dengan selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan. 1 Hampir setiap hari manusia dalam melakukan kegiatan sehariharinya, mempergunakan jalan raya. Jalan raya yang merupakan jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum, sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi warga masyarakat. Dengan sendirinya kalau warga masyarakat mempergunakan jalan raya tersebut, maka dia terkena peraturan-peraturan mengenai lalu lintas maupun angkutan jalan raya. Agar jalan raya yang merupakan kebutuhan pokok warga masyarakat benar-benar 1 Kata pengantar UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2 berfungsi, maka diperlukan pengaturan-pengaturan tertentu mengenai ketertiban maupun keamanan dan keselamatannya. Sampai dengan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia secara relatif sangat sedikit. Pada umumnya kota-kota beserta jalan raya di Indonesia dibangun atas dasar kebutuhan gerak manusia yang mempergunakan kendaraan lambat yang jarak perjalanannya tidak begitu jauh. Pada waktu itu, dengan jarak perjalanan yang tidak begitu jauh dan kecepatan kendaraan yang relatif rendah, tidak banyak menimbulkan persoalan, akan tetapi setelah masa itu penggunaan kendaraan bermotor semakin meningkat. Dengan adanya peningkatan penggunaan kendaraan bermotor tersebut maka akan menimbulkan semakin banyak persoalan dan dibutuhkan peraturanperaturan untuk menghadapi persoalan yang muncul akibat peningkatan penggunaan kendaraan bermotor tersebut. Perkembangan pada 20 tahun terakhir ini menunjukkan adanya pembaharuan yang cepat. Jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan perluasan jaringan jalan raya yang proporsional. 2 Banyak sekali dijumpai permasalahan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum, mulai dari yang ringan hingga yang berat. 3 Pelanggaran ringan yang kerap terjadi dalam permasalahan lalu lintas adalah seperti tidak 2 Pusat penelitian dan pengembangan fakultas hukum universitas Tarumanegara, Inventarisasi dan Analisa terhadap Perundang-undangan Lalu-lintas, Jakarta, CV Rajawali, 1984, hlm 1. 3 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung : Refika Aditama, 2003 hlm 20

3 memakai helm, menerobos lampu merah, tidak memiliki SIM atau STNK, tidak menghidupkan lampu pada siang hari, membonceng 3 orang sekaligus menggunakan 1 motor dan seringnya anak-anak yang belum cukup umur (untuk memiliki SIM) menggunakan kendaraan bermotor seperti sudah dianggap menjadi bagian budaya dalam masyarakat pengguna jalan raya dan kendaraan bermotor, sehingga tiap kali dilakukan operasi tertib lalu lintas di jalan raya oleh pihak yang berwenang, maka tidak sedikit yang terjaring kasus pelanggaran lalu lintas dan tidak jarang juga karena pelanggaran tersebut sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Aparat penegak hukum yang dalam hal ini adalah polisi lalu lintas berperan sebagai pencegah dan sebagai penindak dalam fungsi politik. Di samping itu polisi lalu lintas juga melakukan fungsi regeling (misalnya, pengaturan tentang kewajiban bagi kendaraan bermotor tertentu untuk melengkapi dengan segitiga pengaman) dan fungsi bestuut khususnya dalam hal perizinan atau begunstiging (misalnya mengeluarkan Surat Izin Mengemudi). 4 Mengendarai kendaraan bermotor tidak dengan hati-hati dan melebihi kecepatan maksimal, tampaknya merupakan suatu perilaku yang bersifat kurang matang. Walau demikian kebanyakan pengemudi menyadari akan bahaya yang dihadapi apabila mengendarai kendaraan dengan melebihi kecepatan maksimal tersebut. Namun, dalam kenyataannya tidak sedikit 4 Soerjono Soekanto 2, Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah-Masalah Sosial, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989, hlm 58

4 pengemudi yang melakukan hal itu, khususnya anak-anak yang masih dibawah umur (yang ditentukan untuk layak mengendarai kendaraan bermotor) sehingga dalam pelanggaran lalu lintas tersebut tidak sedikit yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Dewasa ini melihat seorang anak kecil mengendarai kendaraan bermotor baik mobil maupun motor tanpa didampingi orang dewasa sudah menjadi pemandangan yang wajar. Lumrah juga apabila melihat seorang anak yang mengendarai kendaraan melebihi batas kecepatan pada umumnya karena kondisi kejiwaan seorang anak masih belum stabil. Seorang anak justru akan sangat bangga dapat memacu kendaraannya secepat mungkin tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya, dengan memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi tersebut dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang dapat membahayakan jiwanya maupun jiwa orang lain. Di Indonesia sendiri, kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia dilakukan oleh anak akhir-akhir ini sering ditemui, salah satunya adalah kasus seorang anak musisi Ahmad Dhani yaitu Abdul Qodir Jaelani yang mengalami kecelakaan di Tol Jagorawi, Jakarta Timur, tepatnya di jalur Jakarta-Bogor, Km 8, Minggu (8/9/2013) sekitar pukul 00.45 WIB yang mengakibatkan enam orang tewas dan Sembilan orang lainnya luka-luka.menurut data yang diperoleh Detiknews saat itu, Dul mengemudikan mobil Mitsubishi Lancer B 80 SAL dengan ditemani temannya bernama Noval. Keduanya saat itu baru pulang mengantar pacar Dul bernama Arin di Cibubur.Dalam perjalanan pulang di

5 Tol Jagorawi, Dul mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi mencapai 176 km/jam. Dul kemudian hilang kendali hingga membanting setir ke kanan dan menabrak pembatas jalan dan masuk ke jalur tol yang berlawanan.mobil Dul kemudian menabrak Daihatsu Grand Max yang ditumpangi 13 orang. Tujuh orang penumpang Grand Max meninggal dunia, sementara 8 orang lainnya termasuk Dul dan Noval mengalami cedera berat. 5 Kasus yang dialami Dul tersebut terbilang cukup unik karena pada dasarnya seorang anak belum dapat dipertanggung jawabkan secara pidana dengan alasan seorang anak bukan merupakan subyek hukum karena dianggap belum mampu bertanggung jawab dan seorang anak belum atau dilarang mengendarai kendaraan bermotor, namun dalam fakta yang terjadi adalah sebaliknya. Pemberian hukuman atau sanksi dan proses hukum yang berlangsung dalam kasus pelanggaran hukum oleh anak memang berbeda dengan kasus pelanggaran hukum oleh orang dewasa, karena dasar pemikiran pemberian hukuman oleh Negara adalah bahwa setiap warga negaranya adalah mahluk yang bertanggung jawab dan mampu mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Sementara anak diakui sebagai individu yang belum dapat secara penuh bertanggung jawab atas perbuatannya. 6 Oleh sebab itu dalam proses hukum dan pemberian hukuman (sebagai sesuatu yang pada akhirnya hampir tidak dapat dihindarkan dalam 5 http://news.detik.com/read/2014/01/15/103205/2467359/10/kasus-kecelakaan-dul-di-toljagorawi-siap-disidangkan diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 22.30 WIB 6 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl112/hukum-bagi-anak-bawah-umur diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 22.34 WIB

6 kasus pelanggaran hukum), anak harus mendapat perlakuan khusus yang membedakannya dari orang dewasa. Berkaitan dengan itu, penulis dalam proposal ini mengambil judul PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH ANAK YANG MENYEBABKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA B. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah tersebut dapat disimpulkan Perumusan Masalah sebagai berikut: 1. Apakah putusan hakim yang dikenakan pada anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor hingga menyebabkan korban meninggal dunia? 2. Apakah pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam memutus perkara kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia yang dilakukan oleh anak? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Perumusan Masalah yang dikemukakan, maka Tujuan Penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa putusan hakim yang dikenakan pada anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

7 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia yang dilakukan oleh anak. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian pasti memiliki manfaat di dalamnya. Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau tambahan bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya pada bidang hukum pidana dalam kaitannya dengan penegakkan hukum yang ada di Indonesia saat ini.hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi penelitian-penelitian untuk tahap berikutnya dan memberikan sumbangan penelitian tidak hanya pada teori namun juga dalam prakteknya. 2. Manfaat praktis a. Bagi Pemerintah : Pemerintah diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka penegakkan hukum yang berdasarkan keadilan bagi masyarakatnya khususnya terhadap seorang anak yang melakukan perbuatan pidana b. Bagi aparat penegak hukum : Untuk memberikan sumbangan pemikiran, khususnya berkaitan dalam menangani masalah pemidanaan terhadap anak.

8 c. Bagi Penulis : Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis, serta dapat memahami apakah hukum yang berlaku di Indonesia sudah berlaku adil bagi masyarakatnya. d. Bagi Masyarakat : Masyarakat dapat mengetahui bagaimana peran pemerintah dan aparat penegak hukum di Indonesia dalam kaitannya dengan pelaksanaan penegakkan hukum yang adil bagi seorang anak yang melakukan suatu tindak pidana. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Pertanggung Jawaban Pidana Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Anak yang Menyebabkan Korban Meninggal Dunia merupakan hasil karya asli penulis. Penulisan ini berbeda dengan Mahasiswa lainnya karena penulis lebih menekankan pada kasus atau bentuk pelanggaran yang terjadi yaitu kasus kecelakaan lalu lintas oleh anak. Adapun skripsi yang hampir sama atau sejenis Antara lain : 1. Penelitian tentang Pemidanaan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Anak, karya G. Adi Atmanto, mahasiswa Fakultas Hukum Atmajaya Yogyakarta tahun 2001. Penelitian ini membahas tentang bagaimana dasar pertimbangan yang dipakai oleh hakim pengadilan anak dalam memutus perkara tindak pidana anak dengan anak sebagai pelakunya dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh hakim pengadilan anak dalam menjatuhkan putusan terhadap anak yang melakukan tindak pidana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

9 berbagai pertimbangan yang dipakai oleh hakim pengadilan anak dalam memutus perkara tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Hakim Pengadilan Anak dalam menentukan putusan terhadap perkara tindak pidana yang dilakukan. 2. Penelitian mengenai Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Penjatuhan Putusan Pada Perkara Tindak Pidana Anak, karya ML. Manda Puntarining, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Tahun 1996. Penelitian ini membahas tentang apakah yang menjadi pertimbangan hukum Hakim dalam menjatuhkan putusan perkara pidana anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi pertimbangan hukum bagi Hakim dalam menjatuhkan putusan perkara pidana anak, sehingga putusan yang dijatuhkan benar-benar bermanfaat untuk masa depan anak dan kepentingan anak. 3. Penelitian tentang Penjatuhan Pidana Oleh Hakim Terhadap Perbuatan Pidana Anak yang Disebabkan Oleh Pengaruh Media Cetak, karya Triana Candra Dewi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Tahun 1997. Penelitian ini membahas tentang pertimbangan apakah yang digunakan oleh hakim dalam penjatuhan pidana terhadap perbuatan pidana anak yang

10 disebabkan oleh pengaruh media cetak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap perbuatan pidana anak yang disebabkan pengaruh media cetak. Hasil penelitiannya berupa kesimpulan bahwa hakim dalam menjatuhkan pidana penjara dengan tujuan untuk memperbaiki si anak. Penjatuhan pidana penjara ini dilakukan setelah memperhatikan segala sesuatu yang menyangkut perbuatan si anak, latar belakang perbuatannya dan juga kondisi sosial anak. Hakim dapat menentukan mengembalikan si anak kepada orang tua/walinya dengan maksud agar si anak tersebut dapat dididik, dibimbing serta mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua/walinya sehingga anak dapat tumbuh secara wajar. Hakim juga mengakui bahwa media cetak mempunyai pengaruh terhadap tindak pidana anak sehingga mempergunakannya sebagai pertimbangan yang meringankan terhadap keputusannya. F. Batasan Konsep 1. Pertanggung Jawaban Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pertanggung Jawaban adalah perbuatan bertanggung jawab, atau sesuatu yang dipertanggung jawabkan.

11 2. Pidana Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu penderitaan (nestapa) yang sengaja dikenakan/dijatuhkan kepada seseorang yang telah terbukti bersalah melakukan suatu tindak pidana. 3. Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Undang-Undang lalu lintas dan angkutan jalan nomor 22 tahun 2009, Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa Pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Dalam proposal penelitian ini yang dimaksud kecelakaan lalu lintas ialah yang melibatkan anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor yang menyebabkan korban meninggal dunia. 4. Kendaraan Bermotor Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel.

12 5. Anak Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua. 6. Korban Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban, pengertian korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. G. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum secara normatif, dimana penelitian hukum normatif itu sendiri merupakan penelitian yang dilakukan / berfokus pada norma hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan. Dalam Penelitian hukum normatif dilakukan lima tugas ilmu hukum Normatif, yaitu deskripsi hukum, sistematisasi hukum, analisis hukum, interpretasi hukum dan menilai hukum positif. 1. Sumber Data Data dalam penelitian hukum Normatif berupa data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

13 a. Bahan hukum primer : 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak b. Bahan hukum sekunder : Dalam penulisan ini penulis menggunakan buku-buku, doktrin dan pendapat hukum yang terdapat dalam literatur serta situs internet maupun media massa dan pendapat dari narasumber yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. 2. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari Bahan Hukum Primer sekunder dan wawancara dengan narasumber. 3. Analisis Data Analisis data dilakukan terhadap:

14 a) Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundangundangan, sesuai dengan 5 tugas ilmu hukum normatif/dogmatif, yaitu deskripsi hukum positif, sistematisasi hukum positif, analisis hukum positif, interpretasi hukum positif,dan menilai hukum positif. b) Bahan hukum sekunder yang berupa pendapat hukum dianalisis (dicari perbedaan dan persamaan pendapat hukum). c) Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diperbandingkan, dan dicari ada tidaknya kesenjangan. 4. Proses Berpikir Dalam penarikan kesimpulan, proses berpikir/prosedur bernalar digunakan secara deduktif. H. Sistematika Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 3 (tiga) bab. Pada masing-masing bab terbagi dalam beberapa sub bab, sehingga mempermudah untuk mengetahui gambaran secara ringkas mengenai urian yang dikemukakan dalam tiap bab. BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan

15 BAB II PEMBAHASAN Berisi tentang pertanggung jawaban pidana pada kasus kecelakaan lalu lintas oleh anak hingga menyebabkan korban meninggal dunia yang terdiri dari sub-sub bab, antara lain yaitu pengertian pertanggung jawaban, pengertian pidana, pengertian anak, pidana anak, pengertian kecelakaan lalu lintas, ketentuan pidana dalam perkara lalu lintas, pengertian kendaraan bermotor, pengertian korban, pertanggung jawaban anak, sanksi bagi anak yang karena kelalaiannya dalam mengendarai kendaraan bermotor menyebabkan korban meninggal dunia, putusan hakim dalam perkara kecelakaan lalu lintas oleh anak yang korbannya meninggal dunia. BAB III PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.