BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSAL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PIRIFORMIS SYNDROME SINISTRA DI RSUD BANTUL PUBLIKASI ILMIAH. Oleh : YOLANDA SONYA SEPTANINGRUM J

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

PROSES ASUHAN FISIOTERAPI PADA KONDISI BELL S PALSY SINISTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BELLS PALSY DEXTRA DI RSAL. DR.RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan definisi fisioterapi yaitu suatu upaya kesehatan professional yang. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan reformasi pembangunan kesehatan masyarakat adalah. meningkatkan tingkat derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB I PENDAHULUAN. Dari mulai alat komunikasi, alat perkantoran, alat transportasi sampai sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan. kemajuan teknologi saat ini, diharapkan dapat mewujudkan

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

FETAL DISTRES FAKULTAS. Oleh : J

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan berwawasan kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif. Fisioterapi sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan ikut berperan serta dalam upaya peningkatan kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan. Fisioterapi merupakan ilmu yang meenitikberatkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak dan tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses metode terapi gerak. Pelayanan fisioterapi adalan pelayanan yang diberikan kepada individu dan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan, dan memperbaiki gerak dan fungsi. Untuk itu peran fisioterapi sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan upaya kesehatan yang terpadu (Priatna, 2005). Piriformis pertama kali didefinisikan oleh ahli anatomi dan botani Belgia, Spieghel pada tahun 1928, menyebutkan bahwa 36% pada kasus ischialgia akibat arthritis sacroiliaca ditransmisikan melalui otot piriformis. Pada tahun berikutnya, Shordania mengenalkan istilah piriformis atas pengamatannya pada 37 perempuan dengan ischialgia (metha et al, 2006). Meskipun terjadi evolusi diagnosis dan teknik modern seperti MRI, syndroma Piriformis tetap merupakan diagnosa ekslusi dan kontroversial. Sebagian besar 1

2 yang terjadi diklinik yaitu relatif jarangnya penegakan diagnosis terhadap syndroma Piriformis yang dikonsul oleh dokter ke poli fisioterapi dibandingkan dengan diagnosis ischialgia yang berasal dari vertebra lumbal (Rodrigue, 2001). Keluhan Syndroma Piriformis merupakan kasus muskuloskeletal yang banyak dikeluhkan dan ditangani oleh Fisioterapi dalam praktek dengan berbagai metode dan teknik serta modalitas yang beragam. Menurut data (Rekam Medis RSUD Labuang Baji Makasar, 2011) bahwa di Instalasi Rehab Medik, keluhan nyeri pinggang bawah menempati peringkat ke-2 setelah stroke dan 45% diantaranya adalah kasus akibat Syndroma Piriformis, ini berarti bahwa kasus tersebut masih memerlukan penanganan yang benar, mengingat banyaknya patologis, baik morfologis maupun fungsional, walaupun secara klinis hanyalah merupakan keluhan nyeri pinggang. Menurut (Kenzie, 1998, dikutip oleh Mardiman 2001) menyatakan bahwa serangan nyeri pada Syndroma Piriformis dimulai pada usia 25 tahun dan paling banyak dijumpai pada usia 40 samai 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa serangan nyeri akibat syndroma ini justru menyerang di usia-usia yang produktif sehingga berpengaruh terhadap produktifitas perekonomian. Dan kebanyakan diderita oleh para pekerja yang banyak melakukan aktifitas duduk lama dan pada buruh yang melakukan aktifitas kerja fisik yang berat, serta akibat memar dibagian panggul, operasi dan hypertropi. Syndroma Piriformis merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktifitas manusia, 50-80% penduduk dinegara industri pernah

3 mengalami nyeri akibat syndroma ini (Ziekenhuis, 1998), prosentasenya meningkat seiring dengan bertambahnya usia menghilangkan banyak jam kerja dan membutuhkan banyak biaya untuk menyembuhkannya. Berdasarkan penelitian (Lam, et al, 1986) dari 300 laki-laki dan 3500 perempuan usia 20 tahun keatas dari (tahun 1975-1978) menyatakan bahwa 51% laki-laki dan 57% wanita mengeluh tidak bugar dalam bekerja selama beberapa waktu dan 0,33% harus alihkan pekerjaan akibat penyakit ini. Biasanya orang yang menderita syndroma Piriformis tidak suka duduk, dan apabila harus duduk mereka lebih menyandarkan punggungnya dari pada tegak dan sangat memoengaruhi aktifitas harian (Honing, 2003). Salah satu otot yang berperan penting dalam ambulasi adalah otot piriformis. Otot ini merupakan dalah satu penggerak pada gerakan rotasi eksternal dari panggul dan tungkai, otot ini bekerja untuk membantu terjadinya gerakan memutar ke arah luar (exorotasi) dari tungkai. Masalah di otot dapat menyebabkan masalah di saraf skiatik. Hal ini karena saraf skiatik berjalan dibawah otot piriformis dan keluar melalui panggul. Otot ini juga dapat menekan dan mengiritasi saraf skiatik yang terletak didaerah ini, sehingga dapat menyebabkan gejala linu pada daerah pinggul. Otot piriformis adalah otot kecil yang letaknya dipangkal paha yang berjalan dari sakrum menuju tulang panggul bagian luar. Jika otot ini menjadi tegang atau kram, maka dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada saraf skatik yang letaknya berada dibawah otot piriformis. Biasanya rasa nyeri ini meningkat ketika terjadi kontraksi otot dan karena duduk dalam waktu yang

4 lama karena adanya tekanan langsung pada otot gluteal. Nyeri akibat Syndroma Piriformis juga dapat disebabkan karena adanya gerakan rotasi external dalam waktu yang lama menyebabkan otot piriformis menjadi tegang karena berkontraksi sehngga menimbulkan nyeri. Syndroma Piriformis terjadi ketika otot piriformis yang letaknya dipinggul menekan atau mengiritasi saraf skatik. Apabila hal ini terjadi, maka gejala khas yang akan timbul seperti mati rasa dan kram dipunggung bawah dan gluteal. Kadang-kadang mati rasa dan kram juga dapat dirasakan sepanjang perjalanan saraf yaitu sampai ke tungkai bawah bakan sampai ke kaki. Pasien kadang merasakan adanya nyeri yang tajam atau nyeri seperti terbakar pada daerah gluteal. Pemendekan otot dan kompresi saraf adalah penyebab paling umum dari Syndroma Piriformis. Faktor lain dari syndroma ini adalah mekanika dan postur tubuh yang buruk, juga masalah pekerjaan dengan menggunakan beban yang berat. Keluhan nyeri dan kekakuan sendi pada penderita syndroma piriformis akan menyebabkan gangguan fungsional dalam melakukan aktivitas seharihari. Proses pemulihan yang relatif lama dapat menyebabkan dampak fisik dan psiologis tersendiri bagi penderita. Dampak fisik yang paling sering ditemui adalah spasme otot, penurunan fleksibilitas otot, keterbatasan gerak dan gangguan stabilitas sendi, bahkan dapat berlanjut sampai penurunan kekuatan otot. Sedangkan dampak psikologis bagi penderita yaitu proses pemulihan yang memakan waktu yang cukup lama, penderita merasa tidak nyaman dalam

5 beraktivitas serta dapat menyebabkan terjadinya penurunan produktifitas baik ditempat kerja maupun dirumah. Piriformis Syndrome adalah gangguan neuromuskular yang terjadi karena saraf sciatica (nervus ischiadicus) terkompresi atau teriritasi oleh otot piriformis sehingga menimbulkan nyeri, kesemutan pada area bokong sampai perjalanan saraf sciatica. Sekitar 15 populasi dari kasus sciatica (ischialgia) adalah syndroma piriformis (Douglas, 2002. Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (SK Menkes. No.376, 2007). Oleh karena itu saya sebagai penulis perlu mengangkat permasalahan pada kasus Piriformis Syndrome sinistra sebagai study kasus dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode Short Wave Diathermy (SWD), Transcutaneous Elektrical Stimulation (TENS), terapi latihan serta edukasi sebagai modalitas dengan harapan dapat meminimalkan problematika fisioterapi pada kasus Piriformis Syndromesinistra.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada pada kasus Piriformis syndrome sinistra dalam kaitannya dengan gangguan nyeri tekan, gerak, dan fungsi maka penulis merumuskan masalah (1) Apakah pemberian Short Wave Diathermy (SWD) dan Transcutaneous Elektrical Stimulation (TENS)berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada kasus Piriformis Syndrome sinistra? (2) Apakah pemberian Terapi Latihan berpengaruh terhadap peningkatkan kekuatan otot? (3) Apakah pemberian Terpi latihan dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi? (4) Apakah pemberian Terapi Latihan dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Piriformis Syndrome sinistra? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah pemberian Short Wave Diathermy (SWD) dan Transcutaneous Elektrical Stimulation (TENS)berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada kasus Piriformis Syndrome sinistra? (2) Untuk mengetahui apakah pemberian Terapi Latihan berpengaruh terhadap peningkatkan kekuatan otot? (3) Untuk mengetahui apakah pemberian Terpi latihan dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi? (4) Untuk mengetahui apakah meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Piriformis Syndrome sinistra?

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Merupakan sarana untuk mendalami pengaruh pemberian Short Wave Diathermy (SWD) dan Transcutaneous Elektrical Stimulation (TENS) terhadap penurunan nyeri pada penderita Piriformis Syndrome sinistra, pengaruh pemberian Terapi Latihan terhadap peningkatkan kekuatan otot sehingga dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Piriformis Syndrome sinistra dan memberikan pengalaman langsung dalam penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah 2. Bagi Fisioterapis dan Institusi Pelayanan Sebagai bahan masukan dalam pemilihan interverensi yang tepat dalam penanganan pasien sehingga mendapatkan suatu terapi yang baik yang dapat secara bersama-sama dilakukan dengan terapi lainnya. Juga untuk memberikan wawasan bagi fisioterapis yang akan memberikan intervensi terhadap pasien, serta dapat diterapkan dalam praktek klinis. 3. Bagi Pengembangan Ilmu Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang fisioterapi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 4. Bagi Masyarakat Dapat memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya mencegah Syndroma Piriformis dengan menghindari faktor resiko dan menambah wawasan masyarakat tentang pengaruh pemberian Short Wave Diathermy (SWD) dan Transcutaneous Elektrical Stimulation (TENS) terhadap penurunan nyeri pada penderita Piriformis Syndrome sinistra.