TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/7/PBI/2008 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI PERUSAHAAN BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDEPENDENSI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL NEGARA

DAFTAR ISI 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH...

NOMOR TENTANG. : a. dalam. dimaksud : 1. Nomor. sebagaimana. Tahun 4033); Belitung. Kabupaten. Lembaran. Lembaran

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL. World Bank, IMF, ADB, Eurobank

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STIE DEWANTARA Lembaga Keuangan Internasional

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL (SBK)

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.754,2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 1/ 5 /PBI/1999 TENTANG KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM PADA MASA PERALIHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG MODAL AWAL LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 of 9 21/12/ :39

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 8/1/PBI/2006 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Mengingat d. bahwa penerapan prinsip kehati-hatian tersebut sejalan dengan upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan domestik; e. bahwa penera

2016, No Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Komite

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat dengan cara private placement di Pasar Perdana Domestik dengan mencabut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.08/2013 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

daerah, maka Pemerintah Daerah mengadakan penyertaan modal pada

Transkripsi:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5784 EKONOMI. Keanggotaan Kembali. Republik Indonesia. Dana Moneter Internasional. Bank Internasional. Undang-Undang. Nomor 9 Tahun 1966. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1967. Peraturan Pelaksana. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1966 TENTANG KEANGGOTAAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA DALAM DANA MONETER INERNASIONAL (INTERNATIONAL MONETARY FUND) DAN BANK INTERNASIONAL UNTUK REKONSTRUKSI DAN PEMBANGUNAN (INTERNATIONAL BANK FOR RECONSTRUCTION AND DEVELOPMENT) SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1967 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1966 TENTANG KEANGGOTAAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA DALAM INTERNATIONAL MONETARY FUND DAN INTERNATIONAL BANK FOR RECONSTRUCTION AND DEVELOPMENT I. UMUM Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 telah terjadi perubahan yang signifikan kepada bank sentral. Semula, berdasarkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1968 perencanaan dan penetapan kebijakan moneter dilakukan oleh Dewan Moneter yang dipimpin oleh Menteri Keuangan dengan anggota Gubernur Bank Indonesia dan Menteri di Bidang Perekonomian. Dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Bank Indonesia menjadi lembaga Negara yang independen selaku otoritas moneter dengan tujuan dan tugas yang lebih tepat.

No.5784-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 mengamanatkan tujuan Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dengan salah satu tugas Bank Indonesia diantaranya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 telah memperjelas dan mempertegas tugas dalam pengelolaan perekonomian khususnya kewenangan Bank Indonesia selaku otoritas moneter. Dengan adanya perubahan pada status, tujuan, dan tugas Bank Indonesia maka Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1967 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik Indonesia dalam Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional Untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank For Reconstruction And Development) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1974 tentang Perubahan dan Tambahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1967 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik Indonesia Dalam Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development) yang di dalamnya telah diatur mengenai hal-hal terkait pelaksanaan keanggotaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada IMF dan IBRD diantaranya mengenai kewenangan dan tanggung jawab yang dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini maka melalui Peraturan Pemerintah ini dilakukan pengaturan kembali hal-hal yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan keanggotaan Indonesia pada IMF dan IBRD. Keanggotaan Bank Indonesia pada lembaga internasional IMF sesuai dengan ketentuan Pasal 57 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang yang menyatakan bahwa Bank Indonesia dapat melakukan kerja sama dengan Bank Sentral lainnya, organisasi, dan lembaga internasional. Dalam hal kerja sama internasional mempersyaratkan keanggotaan negara, Bank Indonesia

-3- No.5784 dapat bertindak untuk dan atas nama Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai anggota. Keanggotaan Bank Indonesia dimaksud dilakukan berdasarkan kuasa Presiden sebagai kepala negara. Penyesuaian pengaturan kembali hal-hal yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan keanggotaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada IMF sejalan dengan: (1) perkembangan ekonomi dan sistem keuangan internasional semakin terintegrasi yang mengakibatkan tingginya dan cepatnya dampak kebijakan dan perkembangan di luar negeri mempengaruhi ekonomi domestik; (2) upaya penguatan sistem keuangan global oleh IMF untuk membantu negara anggota menjaga stabilitas makroekonomi sehingga dapat tercipta neraca pembayaran yang kuat. Untuk itu, penunjukan wakil Negara Kesatuan Republik Indonesia di IMF serta pengaturan kewenangannya diatur kembali untuk meningkatkan peran aktif dan respon yang cepat terhadap pemenuhan hak dan kewajiban Negara Kesatuan Republik Indonesia di IMF. IBRD adalah Bank Dunia untuk Pembangunan dan Perkembangan. IBRD dibentuk pada tahun 1944 dan berkedudukan di Washington, Amerika Serikat. IBRD adalah sebuah lembaga keuangan multilateral yang didirikan untuk melawan kemiskinan dengan cara membantu membiayai negara-negara anggotanya yang berjumlah 188 negara anggota melalui pinjaman, jaminan, produk manajemen risiko, dan layanan analisis dan konsultasi. Pengoperasian IBRD berasal dari kontribusi negara anggota melalui penyetoran modal yang diatur dalam piagam pendirian IBRD. IBRD mengembangkan sebagian besar dananya pada pasar keuangan dunia dan telah menjadi salah satu pinjaman paling terkemuka di dunia semenjak IBRD menerbitkan obligasi pertamanya pada tahun 1947. Pendapatan yang telah dihasilkan oleh IBRD selama bertahuntahun telah memungkinkan IBRD untuk mendanai kegiatan pembangunan dan menjamin kekuatan finansial IBRD, sehingga memungkinkan untuk memberikan pinjaman dengan biaya rendah dan persyaratan pinjaman yang baik. Pada Pertemuan Tahunan pada bulan September 2006, Bank Dunia dengan dorongan dari pemerintah berbagai negara yang merupakan pemegang saham di IBRD berkomitmen untuk melakukan perbaikan lebih lanjut untuk mengembangkan layanan dan jasa bagi anggotanya. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin canggih dari negara berpendapatan

No.5784-4- menengah, IBRD merombak produk manajemen keuangan dan risiko, memperluas penyediaan layanan dan jasa sehingga memudahkan klien untuk berurusan dengan IBRD. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan pemenuhan kewajiban keanggotaan kepada IMF adalah Kewajiban yang tercantum dalam Resolusiresolusi dari Dewan Gubernur IMF dan Bank sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 9 tahun 1966 tentang Keanggotaan Kembali Republik Indonesia Dalam Dana Moneter Inernasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank For Reconstruction And Development). Huruf c Huruf d Hak dan kewajiban terkait keanggotaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada IMF sebagaimana tercantum dalam Persetujuan IMF misalnya: a. hak dan kewajiban keuangan, antara lain hak Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mendapatkan hak tarik khusus, menerima bunga atas penempatan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada IMF, menerima fasilitas pinjaman dari IMF, alokasi hak tarik khusus, dan melakukan pembayaran kuota yang merupakan klaim atas partisipasi keanggotaan pada IMF; dan

-5- No.5784 b. hak dan kewajiban non keuangan, antara lain hak Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk memberikan suara (voting) pada IMF, kewajiban untuk memenuhi permintaan IMF terkait asesmen IMF, kewajiban menghindari pembatasan terhadap pembayaran tunai, dan menghindari praktek mata uang yang bersifat diskriminatif. Huruf e Pasal 3 Pasal 4 Kebijakan dan/atau keputusan yang bersifat strategis yang dikoordinasikan antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia antara lain kenaikan kuota, pengajuan fasilitas pinjaman IMF, dan mengeluarkan surat janji bayar (promissory note) atau surat utang. Pasal 5 Ayat (1) Yang dimaksud dengan berkoordinasi adalah dibuatnya kesepakatan antara Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan dalam rangka penempatan pejabat yang akan duduk sebagai wakil Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kelompok konstituen pada IMF. Pejabat yang ditempatkan dalam kelompok konstituen pada IMF antara lain Direktur Eksekutif dan Direktur Eksekutif Pengganti. Ayat (2) Pasal 6 Pasal 7

No.5784-6- Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Huruf a Yang dimaksud dengan pengalihan pengelolaan dan penatausahaan keuangan terkait keanggotaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada IMF yaitu kuota. Huruf b Yang dimaksud dengan penyelesaian atas tagihan Bank Indonesia kepada Kementerian Keuangan adalah dana talangan Bank Indonesia untuk pembayaran modal Pemerintah pada Lembaga Keuangan Internasional. Penyelesaian pengalihan pengelolaan dan penatausahaan keuangan serta penyelesaian atas tagihan Bank Indonesia kepada Kementerian Keuangan yang timbul dari pembayaran keanggotaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Lembaga Keuangan Internasional dikoordinasikan antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13