PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MURID SLTP TENTANG NARKOTIKA, ALKOHOL DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DI KOTAMADYA DEPOK TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

Meilitha Carolina*, Septian Mugi Rahayu**, Elin Ria Resti.***

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. norma serta perilaku warga masyarakat. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja seseorang akan mengalami tugas-tugas perkembangan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Narkoba kini mengintai setiap generasi muda laki laki dan wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainya. Banyak jenis NAPZA yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor dengan ruas jalan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. (Afrika Selatan), D joma (Afrika Tengah), Kif (Aljazair), Liamba (Brazil) dan Napza

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa kanak-kanak dewasa. Karena itulah bila masa kanak-kanak dan remaja rusak karena

Manusia itu tida.k dilahirkan dengan suatu sikap pandangan ataupun sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sejumlah kecil kelompok penyalahguna heroin dan kokain. Pada

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

Globalisasi Peredaran Narkoba Oleh Hervina Puspitosari, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

(Submited : 10 Oktober 2017, Accepted : 25 Oktober 2017) Muhsinin, Zaqyyah Huzaifah, Noor Khalilati

BAB 1 : PENDAHULUAN. bahan aktif lainya, dimana dalam arti luas adalah obat, bahan atau zat. Bila zat ini masuk

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan Disusun Oleh : SUKINI J.210 070 123 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan masalah Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) dari hari ke hari seakan meningkat dan sepertinya semakin sulit untuk diberantas. Disadari memang masalah NAPZA ini sudah merupakan masalah nasional, bahkan sudah merupakan pula masalah internasional. Beberapa negara mengadakan kerja sama untuk memberantas masalah ini. Thailand, Myanmar, Malaysia dan sebagainya sepakat bersama untuk memutus peredaran barang haram ini dari segi tiga emas yang sampai saat ini masih sebagai produsen barang-barang haram terbesar di dunia. Dalam negeri sendiri ganja dari Aceh hampir setiap hari diselundupkan ke Jakarta dan kotakota besar lainnya. Hawari (1991), berpendapat bahwa kenakalan remaja yang saat ini sedang heboh adalah kenakalan remaja yang berupa penggunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya, yang dalam istilah kriminologi disebut NAPZA. Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif adalah zat yang memiliki dampak terhadap syaraf manusia yang dapat menimbulkan sensasi atau perasaan-perasaan tertentu. Kartono (2002), mengungkapkan bahwa penyalahgunaan Narkotika, Alkohol dan Zat adiktif lainnya merupakan wujud dari bentuk kenakalan remaja. 1

2 Berdasarkan laporan Narkoba Dunia (World Drug Report) dari UNODC (2005) yang dikutip oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah penyalahguna narkoba di dunia sebesar 200 juta orang (5% dari populasi dunia), 13,7 juta orang (kokain) 15,9 juta orang (opiate dan 10,6 juta orang (heroin) Bianchi (2004) melaporkan peningkatan jumlah penyalahguna Narkoba, dari 180 juta tahun 2000 menjadi 185 juta tahun 2002, atau 4,2% penduduk usia 15-64 tahun (BNN, 2005). Dewasa ini, penyalahgunaan ketergantungan NAPZA di Indonesia telah sampai pada titik yang mengakhawatirkan. Jumlah kasus NAPZA meningkat dari sebanyak 3.478 kasus pada tahun 2000 menjadi 8.401 pada tahun 2004, atau meningkat rata-rata 28,9 % pertahu. Jumlah tersangka tindak kejahatan Narkoba pun meningkat dari 4.955 orang pada tahun 2000 menjadi 11.315 kasus pada tahun 2004, atau meningkat rata-rata 28,6 % pertahun (BNN, 2005). Berdasarkan data yang di himpun LSM Surakarta yaitu Yayasan Mitra Alam, pada tahun 2004-2006 untuk kota Surakarta jumlah populasi pemakai suntik sebanyak 784 orang, pemakai suntik yang menjalani rehabilitasi dalam 12 bulan terakhir sebesar 20%. Jumlah penyalahguna Narkoba yang tertangkap yang menjadi tahanan polisi sebanyak 50 orang, yang berada di rumah tahanan sebanyak 79 orang, dan yang berada di lembaga pemasyarakatan sebanyak 31 orang. Nara pidana yang menjadi pemakai Narkoba sebesar 74% dan Nara pidana yang pemakai suntik sebesar 29% (Anonymous, 2006).

3 Upaya pencegahan, rehabilitasi dan represif sudah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Namun sepertinya upaya ini kalah cepat dengan perkembangan peredaran narkoba dan jumlah pemakainya. SMK Muhammadiyah Kartasura merupakan salah satu SMK yang ada di Kartasura. Yang mana selain seluruh siswanya merupakan laki-laki, usia remaja, lokasi sekolahannya berada di kota besar, juga dekat dengan beberapa lingkungan kampus, yang sangat memungkinkan sekali untuk mudah terpengaruh dalam pergaulan bebas orang dewasa. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) SMK Muhammadiyah Kartasura belum ada siswa yang tertangkap karena menyalahgunakan narkoba, akan tetapi ada beberapa siswa yang tertangkap menyalahgunakan minuman alkohol atau zat adiktif lain seperti rokok. Namun demikian sebagian besar dari mereka tidak mengetahui bahwa minuman alkohol dan rokok sendiri termasuk dalam golongan NAPZA dan dapat menjadi pintu masuk terjadinya penyalahgunaan NAPZA jenis Narkotika/Psikotropika. Siswa kelas III SMK Muhammadiyah Kartasura adalah remaja berusia antara 17 20 tahun, dimana usia tersebut adalah usia produktif yang merupakan aset bangsa dikemudian hari. Siswa kelas III adalah golongan siswa yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA, karena selain memiliki sifat dinamis, energik dan ingin tahu mereka juga memiliki sifat mudah terpengaruh dan sifat putus asa yang cukup tinggi, sehingga mudah jatuh pada masalah penyalahgunaan NAPZA. Siswa kelas III merupakan golongan yang

4 hampir menempuh pendidikan Perguruan Tinggi/kehidupan sosial yang lebih kompleks, sehingga mereka perlu memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi pergaulan yang berpengaruh negative. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengerti atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka, dan kesehatan oranglain (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan kesehatan merupakan salah satu metode untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA yang mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pengetahuan kepada siswa tentang NAPZA, sehingga nantinya siswa dapat mengetahui dan bersikap untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dan peredaran NAPZA. Meskipun sudah banyak lembaga atau instansi yang telah memberikan pendidikan kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung tentang Narkoba, menurut peneliti SMK Muhammadiyah Kartasura perlu mendapatkan pendidikan kesehatan tentang NAPZA tersebut, karena belum pernah mendapatkannya secara langsung. Dan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah/lembaga-lembaga tertentu belum bisa di sebut berhasil. Terbukti semakin meningkatnya para penyalahguna NAPZA dari tahun ke tahun. Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

5 NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pada Remaja di SMK Muhammadiyah Kartasura B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang NAPZA terhadap pengetahuan dan sikap siswa kelas III SMK Muhammadiyah Kartasura? C. Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan antara lain : 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang NAPZA terhadap pengetahuan dan sikap siswa kelas III SMK Muhammadiyah Kartasura. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum pendidikan kesehatan. b. Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pendidikan kesehatan. c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

6 d. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu: 1. Bagi Institusi SMK Muhammadiyah Dapat memberikan informasi yang benar kepada pihak sekolah, mengenai NAPZA sehingga dapat mencegah terjadi penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMK Muhammadiyah. 2. Bagi Profesi keperawatan Sebagai referensi bagi profesi keperawatan untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada remaja atau masyarakat sehingga mudah dalam memberikan intervensi yang tepat. 3. Bagi Peneliti Manfaat yang akan diperoleh adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang NAPZA dan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap siswa di SMK Muhammadiyah Kartasura. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelurusan pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang pendidikan kesehatan akan tetapi belum dijumpai penelitian dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan tentang NAPZA terhadap

7 pengetahuan dan sikap, penelitian terdahulu mengenai pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh: 1. Krisworowati (2005) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Penyalahgunaan Minuman Keras Dikalangan Remaja Di Kabupaten Grobogan. Penelitian dengan menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan pretest and post test with control group. Subjek penelitian ini terdiri dari 60 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok (eksperimen dan kontrol) Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian ini adalah sampelnya, yaitu penyalahguna minuman keras di kalangan remaja, sedang pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tentang NAPZA. 2. Susianty (2000) dengan judul Tingkat Pengetahuan Mengenai NAPZA Pada Remaja gaul Blok M, Jakarta Selatan. Peneliti dengan menggunakan sistem Quota samplimg dengan metode penelitian studi potong lintang, data yang dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner. hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki pengetahuan baik (58,6%), mengenai NAPZA. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu metode penelitiannya menggunakan potong lintang sedangkan penelitian ini menggunakan quasi eksperiment.

8 3. Nasution (2002) dengan judul Tingkat Pengetahuan Orang Tua Murid SLTP Tentang Narkotika, Alkohol, Dan Zat Adiktif Lainnnya Di Kotamadya Depok. Peneliti dengan menggunakan rancangan deskriptif analitik yang bersifat cross-sectional. hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua terhadap NAPZA masih sangat rendah. Sebanyak 13,1 %, 57,3 %, 57,6 %, 44,4 %, 62,6 %, 68,7 % dan 78,8 % berturut-turut tidak mengetahui cara penggunaan minuman keras, obat sedatif, cannabis, opiot, amfetamin, dan kokain. Sebagian besar responden tidak mengetahui ciri-ciri fisik anak pengguna NAPZA dengan baik. Perbedaaan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu metode penelitiannya yaitu dengan deskriptif analitik, sedangkan penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperiment. Sampel penelitian diatas adalah orang tua siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah siswanya. 4. Besral dkk (2000) dengan judul Potensi Penyebaran HIV Dari Pengguna NAPZA Suntik Ke Masyarakat. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil survei surveilans perilaku di Jakarta dengan konsep probabilitas. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa potensi penyebaran HIV dari pengguna NAPZA suntik ke masyarakat umum sangatbesar. Dari 27.300 pengguna NAPZA suntik di DKI (tahun 2000) akan ada 1.062-3.368 kasus baru HIV per tahun atau akan ada 389-1.245 kasus baru pertahun per 10.000 pengguna NAPZA suntik.

9 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah cara pengambilan datanya. Penelitian ini dengan cara mengambil data sekunder hasil survei, sedangkan penelitiannya ini dari hasil pre test dan post test.