BAB I PENDAHULUAN. Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di

dokumen-dokumen yang mirip
: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisa pengaruh..., Tia Adityasih, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BATANG TUBUH PENJELASAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat ini membuat pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 34 /PM/2003 TENTANG PENDAFTARAN AKUNTAN YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Etika Bisnis & Profesi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Theodorus M. Tuanakota dalam bukunya Setengah Abad Profesi Akuntan Publik banyak menjelaskan perkembangan sejarah berdirinya Kantor Akuntan Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di Indonesia. Banyaknya KAP baru yang muncul mengingatkan kita bahwa prospek profesi akuntan terutama auditor masih sangat besar dinegeri ini. Perkembangan KAP ini banyak dipengaruhi oleh iklim usaha yang terus-menerus mengalami pasang surut. Masih hangat dalam ingatan kita tentang dibubarkannya Arthur Andersen akibat skandal Enron dan juga World Com, dan jika kita melihat lagi publikasi-publikasi yang dilakukan oleh Departemen Keuangan (Depkeu), Bapepam, Institut Akuntan Publik Insonesia (IAPI) menunjukkan banyak KAP maupun akuntan publik di Indonesia yang dikenakan sanksi atas pelanggaranpelanggaran yang dilakukan. Data departemen keuangan pada akhir Juli 2007 menunjukkan : Akuntan publik yang sudah memperoleh izin dari Menteri Keuangan berjumlah 846 orang. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sudah memperoleh izin dari Menteri Keuangan berjumlah 437 KAP. Dari KAP tersebut, ada 67 KAP yang mempunyai kantor cabang. Jumlah seluruh cabang KAP ada 94 orang.

Ada 40 KAP yang mempunyai kerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing. Dengan semakin berkembangnya dunia bisnis, serta bertambah kompleksitas praktek-praktek akuntansi yang ada dalam perusahaan, memaksa para akuntan publik untuk meningkatkan kompetensinya didalam bisnis akuntan publik ini. Tuntutan dari investor serta kreditor atas kualitas pelaporan akuntansi juga berdampak pada jasa yang diberikan akuntan publik. Dengan adanya kenyataan seperti ini, pemerintah melalui Depkeu membentuk suatu departemen khusus yang menangani akuntan publik ini yaitu Departemen Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (Dep. PPAJP). Bapepam sebagai regulator di pasar modal juga membentuk biro-biro yang bertugas untuk menangani akuntan publik yaitu antara lain Biro SAK, Biro Hukum. Beberapa aturan hukum juga telah dikeluarkan oleh pemerintah selain membentuk departemen-departemen dan biro-biro. Dalam peraturan tersebut mengatur mengenai aturan-aturan untuk para akuntan publik dalam kaitannya dengan pemberian jasanya. Masih hangat didalam berita, adanya RUU tentang akuntan publik semakin menegaskan bahwa pemerintah menginginkan adanya profesionalisme yang tinggi dari praktek yang dikembangkan para akuntan publik. Selain adanya profesionalisme yang tinggi, pemerintah juga semakin melindungi kepentingan para pengguna laporan keuangan hasil auditan. Meskipun telah banyak regulasi-regulasi yang mengatur perilaku akuntan publik, masih sering sekali kita dengar mengenai publikasi-publikasi dari Depkeu dan Bapepam mengenai KAP atau akuntan publik yang terkena sanksi atas

pelanggarannya dalam memberikan jasanya, baik melanggar SPAP, Keputusan Menteri Keuangan, maupun Peraturan Bapepam. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh KAP atau akuntan publik ini tentunya membawa konsekuensi dikenakannya sanksi. Adapun jenis sanksi yang diberikan kepada KAP atau akuntan publik menurut KMK Nomor 423/KMK.17/1997 antara lain berupa sanksi peringatan tertulis, sanksi pembekuan izin, dan sanksi pencabutan izin. Dalam draf RUU Akuntan Publik juga disebutkan adanya pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 300 Juta. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 sebagaimana yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 dalam pasal 47 juga diatur mengenai sanksi kepada akuntan/auditor yang tidak patuh pada ketentuan yang berlaku. Banyaknya peraturan-peraturan yang diberlakukan, baik oleh pemerintah maupun Organisasi Profesi Akuntan semata-mata ditunjukkan untuk melindungi hak-hak manajemen dan para pengguna laporan keuangan agar laporan keuangan yang di-disclose dapat dipertanggungjawabkan secara bijaksana dan dapat memberikan informasi yang berguna bagi penggunanya. Seharunya munculnya peraturan-peraturan ini membawa dampak positif bagi kemajuan profesi akuntan. Untuk meningkatkan kompetensi para akuntan publik, Bapepam mengatur dalam keputusan ketua BAPEPAM peraturan Nomor VIII.A.1 tentang pendaftaran akuntan yang melakukan kegiatan di pasar modal dalam butir 2 huruf d. disebutkan bahwa akuntan wajib memiliki keahlian dibidang Pasar Modal, dan persyaratan keahlian dapat dipenuhi melalui program pelatihan yang

diselenggarakan oleh Asosiasi Akuntan di Pasar Modal yang berada dibawah naungan Organisasi Profesi Akuntan atau pihak lain yang disetujui oleh Asosiasi Akuntan di Pasar Modal yang berada di bawah naungan Organisasi Profesi Akuntan dengan jumlah sekurang-kurangnya 30 SKP. Dalam huruf e juga dinyatakan akan kesanggupan untuk mengikuti Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) dibidang Akuntansi Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal sekurang-kurangnya 5 SKP setiap tahunnya. Dalam nomor 6, 7, 8 juga telah dijelaskan sanksi yang mengikat jika seorang akuntan tidak melaksanakan Pendidikan Profesi Lanjutan ini. Dalam SPAP, SA seksi 210 disebutkan bahwa dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Menurut Bazerman et al., 1997, kerangka audit yang ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias oleh auditor sehingga dapat mencapai objektivitas, padahal auditor menurut mereka, berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubungannya dengan klien tidak mungkin luput dari bias yang tidak disadari (unconscious bias). Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa seringkali akuntansi itu bersifat subjektif dan ada hubungan yang erat antara KAP dan

kliennya, auditor yang paling jujur dan cermat sekalipun akan secara tidak sengaja mendidtorsi angka-angka sehingga dapat menutupi keadaan keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini akan menyesatkan investor, regulator, dan kadang manajemen sendiri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cohen et. Al (1998), menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki judgement judgement berbeda secara signifikan apakah mereka merasakan suatu tindakan etik dan apakah mereka merasakan bahwa mereka dan kelompoknya mungkin melaksanakan tindakan-tindakan yang dipertanyakan sebagai tidak etik dan mengindikasikan maksud yang lebih rendah untuk melaksanakan tindakan-tindakan daripada pria. Dari penjelasan Cohen, ada hal menarik yang dapat dihubungkan dengan perilaku gender dalam hubungannya dengan akuntan publik yang terkena sanksi, apakah gender merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian sanksi akuntan publik?. Gilligan (1982) berpendapat bahwa perkembangan moral dan cara-cara pemikiran wanita berbeda secara fundamental terhadap pria. Pengaruh gender muncul ketika perbedaan antara pria dan wanita terjadi dalam proses pembuatan keputusan etik. Perkembangan Kantor Akuntan Publik sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan akuntan publik asing, khususnya The Big Four. Banyak literatur dan jurnal-jurnal penelitian meneliti mengenai hal ini. Salah satunya pada penelitian yang dilakukan Loeb (1971) menemukan bahwa akuntan-akuntan di KAP besar lebih mungkin berperilaku etikal daripada akuntan-akuntan di KAP kecil.

Buku-buku psikologi tentang keahlian menarik dua kesimpulan umum, Ashton (1991) bahwa : pemilikan pengetahuan khusus adalah penentu keahlian, pengetahuan seorang ahli diperoleh melalui pengalaman kerja selama bertahuntahun. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa dalam rangka pencapaian keahlian, seorang auditor harus mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bidang audit. Pengetahuan ini bisa didapat dari pendidikan formalnya yang diperluas dan ditambah antara lain melalui pelatihan auditor dan pengalaman-pengalaman dalam praktik audit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian sanksi profesi kepada akuntan publik dalam penerapan standar profesi dan etika akuntan publik? Apkah terdapat kecenderungan pemberian sanksi terhadap karateristik yang dimiliki oleh akuntan publik? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian karya akhir ini adalah untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian sanksi profesi kepada akuntan publik dalam penerapan standar profesi dan etika akuntan publik.

Tujuan lainnya adalah dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian sanksi kepada akuntan, organisasi profesi (IAPI), regulator profesi (pemerintah), dan masyarakat pengguna jasa atestasi dan non atestasi dapat lebih mengetahui karakteristik seorang akuntan yang terkena sanksi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian karya akhir ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang faktor-faktor apa yang sebenarnya ikut berpengaruh terhadap sanksi-sanksi yang diberikan oleh Depkeu kepada akuntan publik, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada kliennya dan dapat lebih mentaati peraturan pemerintah, kode etik, dan standar profesional yang telah disepakati bersama. 1.5 Sistematika Karya Akhir Karya akhir ini disusun sistematika dan secara keseluruhan terdiri dari lima bab. Berikut ini adalah uraian yang terkandung pada masing-masing bab yang terdapat dalam karya akhir ini. Bab I : Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan yang diinginkan, mafaat yang dapat diperoleh, dan diakhiri dengan sistematika karya akhir.

Bab II : Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan diuraikan tentang sumber-sumber penunjang teori yang berhubungan atau yang relevan dengan permasalahan yang telah diidentifikasikan. Teori-teori ini diambil dari literaturliteratur yang ada, baik yang penulis peroleh selama perkuliahan maupun sumber-sumber literatur yang lain. Bab III : Metodologi Penelitian Didalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam memecahkan masalah yang ada meliputi, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis yang akan digunakan. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi rincian analisis atas hasil pengamatan yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian sanksi profesi kepada akuntan publik dalam penerapan standar profesi dan etika akuntan publik Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini memberikan ringkasan hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan dan saran.