Perkembangan pengujian toksisitas akut oral

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbaha

PERAN LABORATORIUM DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3

TOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50

Oleh : Andriantoro Pusat penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan

PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Environmental Health Risk Assessment

AUDIT LIMBAH B3 Bahan Berbahaya dan Beracun

Uji Toksisitas UJI TOKSISITAS AKUT. Macam Uji Toksisitas. Beda antara jenis uji toksisitas umum

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber amaricans Bl.) PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

TATA CARA PERIZINAN INSINERATOR LIMBAH B3

UJI TOKSISITAS AKUT (LD50)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN LIMBAH B3 [PP 101 TAHUN 2014]


Thanq. Toksisitas TUJUAN PEMBELAJARAN ACUTE VS CHRONIC EXPOSURE:

TUGAS MAKALAH CLUSTER I CHEMICALS RISK ASSESSMENT

PENGELOLAAN LIMBAH B3. Disampaikan oleh: Deputi MENLH Bidang Pengeloaan B3, Limbah B3, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Material Safety Data Sheet (MSDS)

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #3 Genap 2015/2016. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BAB I PENDAHULUAN. dukung bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal (Depkes, 2010). Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa penting yang diperlukan bagi kelangsungan hidup

Annual Report 2013 Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

Ringkasan Uji Toksisitas Akut. e-assignment

UJI TOKSISITAS AKUT SIRUP ZINK EKSTRAK IKAN BILIH (Mystacoleuseus padangensis) TERHADAP MENCIT GALUR SWISS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI TOKSISITAS NONKLINIK SECARA IN VIVO

PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

PENGARUH COD DAN SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRI TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD AND SURFACTANT IN LAUNDRY LIQUID WASTE ON LC50 VALUE

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE Persiapan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Toksisitas Akut dan Penentuan DL 50 Oral Ekstrak Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) pada Mencit Swiss Webster

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. SKF INDONESIA, CAKUNG JAKARTA TIMUR

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis panicdata Nees) PADA MENCIT

Lembaran Data Keselamatan Bahan

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lembar data keselamatan

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

BIOTA, SEDIMEN DAN AIR PADA SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

Lembaran Data Keselamatan Bahan

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMANFAATAN ABU BATUBARA PLTU UNTUK PENIMBUNAN PADA PRA REKLAMASI TAMBANG BATUBARA Oleh : Ali Rahmat K., S.T.P.

LEMBARAN DATA KESELAMATAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN LEMBARAN DATA KESELAMATA

T O K S I K O L O G I KEAMANAN, UNSUR DAN BIDANG-BIDANG TOKSIKOLOGI. Dr. Mansyur, DAKK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Lembaran Data Keselamatan Bahan

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Luiz and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Transkripsi:

Perkembangan pengujian toksisitas akut oral Oleh : Katharina Oginawati 1) dan Toro Adriantoro 2) 1) Institut Teknologi Bandung 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Laboratorium Kualitas Lingkungan

PP 101 tahun 2014 Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun Karakteristik Berbahaya: mudah meledak; mudah menyala; reaktif; infeksius Korosi beracun. Karakteristik Beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah yang diuji memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-A sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini; dan c. karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan Limbah yang diuji memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih kecil dari atau sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan hewan uji.

Standard Methods Berbagai metoda sudah distandarisasi bahkan tersertifikasi oleh berbagai organisasi American Society for Testing and Materials (ASTM) Organization for Economic Cooperation and Materials (OECD) (Europe based) National Toxicology Program (NTP) Semua pedoman yang sudah distandarisasi dan di atas tersedia dalam US EPA, sehingga institusi dan peneliti megembangkan program2 tersebut.

Keuntungan Standard Methods Test seragam dan dapat dibandingkan untuk semua laboratorium Dapat diterapkan pada berbagai laboratorium Memudahkan pengambil keputusan untuk memperoleh hasilnya Sangat sederhana dan dapat dikembangakan Metoda standar dan mejadi dasar bila diperlukan dapat dilakukan modifikasi Data yang diperoleh dapat digunakan dalam QSAR, ERA s

Keuntungan Standard Methods (lanjutan) Peralatan, air pengencer, material test dan hewan uji dan lain-lain disebutkan secara rinci. Percobaan dan analisis juta prosedur disebutkan secara rinci. Terdapat Kriteria ketidakpastian

Jenis sistem pengujian toksikologi

Pengertian hubungan pengujian toksisitas akut dan nilai LD50 Pengujian akut terhadap bahan kimia/ sampel uji dikatakan selesai sebagai LD50 bila dihasilkannya nilai kematian dari bahan kimia tertentu yang diperoleh dari perhitungan secara stastistik dari pengujian tunggal terhadap suatu bahan kimia yang menyebabkan kematian 50% dari hewan uji pada kelompok eksperimen pengujian

Pendekatan probit sebagai penjelasan atas kurva dosis-respon terhadap pengujian toksisitas

Perubahan respon menjadi log probit dari kurva distribusi normal

Jenis metode standar yang digunakan dalam pengujian toksisitas akut oral saat ini

Perkembangan metode uji Konsep pengujian LD50 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1927 untuk melihat potensi toksisitas dari aktivitas biologis seperti dioxin, setelahnya pada akhir 1970 pengujian LD50 dikritik secara ilmiah dan etika hewan, dan kemudian prosedur pengujian mengalami modifikasi dalam jumah hewan dan penderitaan terhadap hewannya. Modifikasi ini termasuk dalam prosedur the fixed-dose procedure, OECD TG 420, the acute-toxic-class method, OECD TG 423, and the up-and-down procedure, OECD TG 425. pada tahun 2002 the original LD50 test, OECD 401, dihapuskan dari OECD guidelines

Jumlah penggunaan metode The European Chemicals Agency, ECHA berhasil menghimpun data dari 13832 pengujian tosisitas oral terhadap 8568 bahan dari 2008-2014, 75 % masih menggunakan metode TG 401 (11% TG 420, 11% TG 423, dan 1,5% TG 425). 147 1081 0 Metode OECD 1140 TG401 8482 TG420 TG423 TG425 Analysis of Public Oral Toxicity Data from REACH Registrations 2008-2014 Thomas Luechtefeld 1, Alexandra Maertens 1, Daniel P. Russo 2, Costanza Rovida 4, Hao Zhu 2,3 and Thomas Hartung 1,4 1 Center for Alternatives to Animal Testing (CAAT), Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Environmental Health Sciences, Baltimore, MD, USA; 2 The Rutgers Center for Computational & Integrative Biology, Rutgers University at Camden, NJ, USA; 3 Department of Chemistry, Rutgers University at Camden, NJ, USA; 4 CAAT-Europe, University of Konstanz, Konstanz,

Rentang hasil pengujian terhadap metode pengujian yang digunakan dalam menghasilkan nilai LD50 Terlihat pemilihan metode 425 lebih banyak digunakan dalam identifikasi bahan dari tipe sangat toksik dan non toksik

OECD TG 401 menggunakan minimum 4 dosis dengan 5 hewan uji di setiap kelompoknya dan masing masing kelamin sehingga total 40 ditambahkan 5 hewan uji kontrol. Penghapusan metode OECD TG 401 dan digantikan dengan metode yang lain sangat efektif mengurangi penggunaan hewan dari 45 hewan menjadi 8-12 hewan. Menjadi salah satu keberhasilan metode dalam toksikologi

Metode pengganti metode konvensional (401) dengan metode 420 (fixed dose), 423 (Acute Toxic Class) dan 425( up and down prosedure) Pengujian TG 420, 423 dan 425 bertujuan untuk mengurangi jumlah hewan yang diperlukan dalam estimasi toksisitas akut oral. Metode ini mengijinkan estimasi LD50 dengan 2 interval nilai dan hasilnya di ranking dan diklasifikasikan mengikuti Global Harmonised System.

Metode TG 420 (Fixed Dose) Prinsip TG 420 : pengujian terdiri dari pemberian secara fixed (tetap) dari 5, 50, 300, dan 2000 mg/kg. Permulaan dosis dimulai dari dosis yang mulai memberikan tanda keracunan tanpa efek kematian, jika tidak ada data, maka dimulai dari 300 mg/kg. Pemberian selanjutnya bisa lebih tinggi atau lebih rendah berdasarkan tanda kesakitan. Prosedur ini diteruskan sampai bukti toksisitas dipengujian teridentifikasi

Metode TG 423 Acute toxic Class Prinsip TG 423 : pengujian dilakukan bertahap dengan mengunakan 3 hewan dari 1 kelamin di setiap tahap. Kehadiran atau tidak terjadi kematian dari satu tahap dievaluasi sebelum melangkah ke tahap selanjutnya dalam menentukan dosis pemberian. Awal dosis dimulai dari salah satu dari 4 dosis yaitu 5, 50, 300, dan 2000 mg/kg.

Metode TG 425 ( up and down procedure) Prinsip TG 425 : pengujian dari satu pemberian dosis secara progresif dari 1 hewan uji setiap langkahnya. Hewan pertama menerima dosis lebih rendah dari estimasi nilai LD50 jika tidak ada data maka dimulai dari 175 mg/kg. Jika hewan selamat maka dosis dinaikan dengan faktor 3,2 dari dosis sebelumnya, jika hewan mati maka dosis selanjutnya menurun secara progresif sebesar 3,2 setelah pengamatan 2 hari.

Pemilihan metode dan hasil dibandingkan metode LD50 konvensional Perbandingan keberhasilan antara Metode 425 /UDP (up ad down prosedure), metode 420 /FDP (Fixed Dose Prosedure) terhadap metode LD50 Konvensional untuk melihat konsistensi dalam klasifikasi bahaya dari pengujian akut menunjukan bahwa 23 dari 25 data metode 425 sama, 16 dari 20 metode 420 sama, dan 7 dari 10 antara 420 dan 425 sama, pemilihan kelamin tidak terlalu berpengaruh namun betina menunjukan hasil lebih sensitif dibandingkan jantan. Tidak seperti 420, metode 425 dapat memberikan nilai LD50 dan memberikan data terhadap klasifikasi nilai bahaya dari subtansi kimia. Sumber : Food and Chemical Toxicology Volume 33, Issue 3, March 1995

Kelebihan dan kekurangan dari metode 420 423 425 dibandingkan 401 (konvensional) Untuk bahan sampel uji dengan efek yang menyebabkan kematian lebih dari 5 hari. Akan menyebabkan waktu pengerjaan metode 425 sangat signifikan menjadi lebih lama dari pada metode 420 dan 423. tetapi untuk 420 dan 423 menyebabkan pengujian dilanjutkan dengan dosis menjadi lebih rendah atau diharuskan mengulangi lagi pengujian dari awal.

Uji toksisitas di Indonesia Dengan keunggulan yang dimiliki pada metode 425 berarti kami sepakat untuk menerapkan metoda 425 sebagai SNI 7184.5:2017 khusus untuk Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan up and down prosedure

Tantangan : Hewan Uji Lain : tikus, kelinci, dll? Paparan : inhalasi dan dermal? Paparan terhadap manusia?

Terimakasih..