BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. paparkan sebelumnya, dengan uraian sebagai berikut:

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I Pendahuluan. suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan diperlukan tanda

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

b. Merk jasa Merk jasa yaitu merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian baru dalam forum Nasional maupun Internasional.

BAB I PENDAHULUAN. adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property

ANALISA YURIDIS TERHADAP PEMBONCENGAN KETENARAN MEREK ASING TERKENAL UNTUK BARANG YANG TIDAK SEJENIS (KASUS MEREK INTEL CORPORATION LAWAN INTEL JEANS)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

MAKALAH ETIKA PROFESI RAHASIA DAGANG

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

BAB I PENDAHULUAN. Hak merek merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual yang timbul

PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK. Wishnu Kurniawan Johan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem

I. PENDAHULUAN. invensi. Ciptaan atau invensi tersebut merupakan milik yang diatasnya melekat

DAFTAR PUSTAKA. Hendra Tanu Atmadja, Perlindungan Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya perdagangan internasional dan adanya gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka,

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

PENYELESAIAN SENGKETA MEREK MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA Oleh : Kunto Wibisono, SH

Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

PENYELESAIAN SENGKETA MEREK ANTARA PHILIP MORRIS PRODUCTS S.A DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran yang ada, termasuk dalam bidang hak atas kekayaan intelektual.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dan hak yang muncul dari karya itu sendiri. Hak Kekayaan Intelektual

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB V PENUTUP. menganalisa bahwa sebenarnya kebaruan atau Novelty jelaslah dalam. Penerapannya tidak dilakukan dengan maksimal, sehingga putusan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. maupun memasarkan suatu produk haruslah ditingkatkan. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

PENERAPAN UNSUR PERSAMAAN PADA POKOKNYA DALAM PENENTUAN SENGKETA MEREK (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 194K/PDT.SUS/2011) S K R I P S I

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013 Online di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum (Rechtstaat). Ini berarti Negara beserta alat

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. ditambah penjelasan-penjelasan bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

IMPLEMENTASI PENILAIAN KEBARUAN DAN PRINSIP ITIKAD BAIK DALAM PERLINDUNGAN DESAIN INDUSTRI

BAB I LATAR BELAKANG

PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG DALAM KERANGKA TRIPs. Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Hukum. Program Studi Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bajaj Auto Limited adalah sebuah pabrikan kendaraan roda dua dan roda-tiga dari

BAB I PENDAHULUAN. lembaga Pengadilan dalam penyelesaian sengketa, di samping Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

KEWENANGAN PENGADILAN NIAGA DALAM MENYELESAIKAN PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG. Oleh : Linda Firdawaty * Abstraksi

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HaKI BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA (Suatu Telaah Deskriptif)

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi kaum manusia. Tiada orang yang dapat memungkiri kebutuhan teknologi bagi kehidupan manusia hari ini. Penemuan demi penemuan dilakukan untuk menunjang perkembangan teknologi. Teknologi yang ditemukan tersebut menjadi produk-produk yang menjadi komoditas pasar dunia. Dinamika komoditas pasar dan kebutuhan pasar menyebabkan masingmasing produsen yang melakukan penemuan teknologi baru melindungi kepentingan hasil penemuannya. Salah satu cara melindungi kepentingan hasil penemuan tersebut adalah pengakuan terhadap hak atas kekayaan intelektual (untuk selanjutnya disebut HAKI). Dalam perkembangannya HAKI telah menjadi cara untuk melindungi kreatifitas-kreatifitas penemuan baru. Kehadiran HAKI merupakan salah satu tuntutan dari dinamisme perkembangan perekonomian dunia. Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan upaya-upaya preventif untuk mengantisipasi bentuk persaingan usaha yang kompetitif. Dalam hal ini, pembentukan sistem hukum Indonesia untuk melindungi HAKI sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha. Perlindungan hukum bagi pemegang HAKI menjadi satu kebutuhan 1

2 mendasar dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia. Hal ini untuk menghindari konflik-konflik kepentingan yang mungkin dapat terjadi dikemudian hari. Kesadaran atas perlindungan HAKI telah disadari oleh pemerintah Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan telah disahkan undang-undang sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang; 2. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri; 3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu; 4. Undang-Undang Nomor 14 tentang Paten; 5. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek; 6. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta; Seluruh peraturan perundang-undangan diatas menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah memiliki kesadaran dalam memberikan perlindungan hukum bagi HAKI. Namun dalam penelitian ini Penulis lebih tertarik untuk melakukan pengkajian lebih mendalam mengenai Merek. Hal ini disebabkan karena merek merupakan salah satu HAKI yang paling sering disengketakan oleh para pelaku usaha. Sengketa HAKI berkaitan dengan merek dipilih oleh Penulis karena merek merupakan suatu hal yang selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia merupakan negara yang terdaftar banyak

3 merek, sehingga potensi terjadi sengketa merek di Indonesia di kemudian hari juga cukup besar. Salah satu kasus sengketa merek di Indonesia adalah Toko Cheese Cake Factory milik Chandra Lai. Nama toko Cheese Cake Factory dinilai memiliki kemiripan oleh TCF Co LLC, yang merupakan perusahaan restoran dan toko kue terkenal di Amerika Serikat. Menurut keterangan TCF Co LLC, nama Cheese Cake Factory telah digunakan pada tahun 1972 di Los Angeles saat mereka membuka toko pertama. Setelah melalui proses persidangan yang cukup panjang, pada tanggal 20 Maret 2014 Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan untuk tidak menerima gugatan TCF Co LLC. Atas putusan tersebut TCF Co LLC melalui kuasa hukumnya mengajukan permohonan kasasi yang pada akhirnya juga ditolak oleh majelis hakim yang memeriksa perkara tersebut. 1 Hal mana kasus Toko Cheese Cake Factory milik Chandra Lai telah diputus oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara perdata khusus pada tingkat pertama dan telah diputus dengan putusan nomor : 86/PDT.SUS/MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PTS pada tanggal 14 Maret 2014. Putusan pengadilan niaga pada pengadilan Jakarta Pusat tersebut diajukan kasasi oleh TCF Co. LLC dan telah ditolak oleh Mahkamah Agung melalui putusan nomor : 365 K/Pdt.Sus-HKI/2014 25 Juli 2014. 1 http://news.detik.com/read/2015/02/09/122816/2827445/10/2/akhir-sengketa-merek-toko-roticheesecake-factory diunduh pada tanggal 25 April 2015 pukul 23:00 WIB.

4 Uraian kasus yang terjadi pada Toko Cheese Cake Factory merupakan salah satu dari sekian banyak kasus mengenai merek di Indonesia. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini, Penulis bermaksud untuk melakukan kajian mengenai perlindungan hukum mengenai merek di Indonesia hingga penyelesaian sengketa yang pernah terjadi di Indonesia melalui kajian skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Mengenai Penyelesaian Sengketa Merek di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi Pendekatan Kasus Toko Roti Cheese Cake Factory) B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada uraian singkat yang telah dipaparkan diatas, penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini telah merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pengakuan hukum pendaftaran merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek dan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights di Indonesia? 2. Bagaimana penyelesaian sengketa merek di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memaparkan dan menganalisis pengakuan hukum pendaftaran merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 tahun

5 2001 tentang Merek dan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights di Indonesia 2. Untuk memaparkan dan menganalisis penyelesaian sengketa merek di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek pada pendekatan kasus Toko Roti Cheese Cake Factory. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan melakukan penelitian melalui secara normatif dan mendalam khususnya mengenai ketentuan merek, maka diharapkan dapat memberikan sumbangsih teori untuk perkembangan hukum nasional khususnya dalam penyusunan/pembuatan Peraturan Perundang-Undangan tentang merek di Indonesia yang mengacu pada hukum internasional yakni Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights. 2. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dalam perkembangan penyelesaian sengketa HAKI di Indonesia, terutama pada kasus toko Roti Cheese Cake Factory berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.