BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN ALAT

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN. Sensor Ultrasonik. Microcontroller Arduino Uno. Buzzer LED LCD. Gambar 3.1 Blok Rangkaian

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HAND ROBOT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB II DASAR TEORI. bentuk api dan lapangan pertandingan pada KRPAI. Pemadam Api (Setyawan, D.E dan Prihastono, 2012) [2]

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Untai Hard Clipping Aktif

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

Perancangan alat juga perlu disimulasikan seperti pada kondisi yang sesungguhnya seperti yang ada pada gambar 3.1 Dalam gambar, garis line dari tangki

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraksi Madu Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN. AMR_Voice Smartphone Android. Module Bluetooth untuk komunikasi data. Microcontroller Arduino Uno. Motor Servo untuk Pintu

PEMODELAN HELIPAD MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER

BAB II DASAR TEORI Diagram Alir

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

DAFTAR ISI. iii PRAKATA. iv ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN. vi ABSTACT. vii INTISARI. viii DAFTAR ISI

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

SISTEM MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN KENDALI PID

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KESTABILAN SUDUT AYUNAN BOX BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROL

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

DT-51 Application Note

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

BAB II DASAR TEORI Sistem Destilasi Menggunakan Tenaga Surya

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III PERANCANGAN ALAT

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB IV SISTEM KENDALI DENGAN FUZZY LOGIC

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

Perancangan sistem akses pintu garasi otomatis menggunakan platform Android

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

APLIKASI LOAD CELL UNTUK OTOMASI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari sensor ultrasonic HCSR04, mikrokontroler Arduino Uno, Pompa Air 12V dengan drivernya, on - off controller, PID controller, dan Fuzzy Logic controller. 2.1. Sensor Ultrasonic HCSR04 Sensor Ultrasonik ini digunakan untuk mendeteksi obyek(air) melalui pantulan suara. Sensor ini menghasilkan gelombang suara pada frekuensi tinggi yang kemudian dipancarkan oleh pin trigger. Pantulan gelombang suara (echo) yang mengenai benda di depannya akan ditangkap oleh pin echo. Jarak benda yang ada di depan modul sensor tersebut didapatkan dengan cara mengetahui lama waktu antara dipancarkannya gelombang suara oleh transmitter sampai ditangkap kembali oleh receiver. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04 Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik. 4

Spesifikasi sensor HC-SR04 adalah sebagai berikut: 1. Power Supply :5V DC 2. Quiescent Current : <2mA 3. Effectual Angle: <15 4. Ranging Distance : 2cm 500 cm/1" - 16ft 5. Resolution : 0.3 cm 2.2. Arduino Uno Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328, Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, dan sebuah tombol reset. Secara lengkap spesifikasi dari Arduino Uno adalah sebagai berikut. 1. Microcontroller : ATmega328 2. Operating Voltage : 5V 3. Input Voltage (recommended) : 7-12V 4. Input Voltage (limits) : 6-20V 5. Digital I/O Pins : 14 (of which 6 provide PWM output) 6. Analog Input Pins : 6 7. DC Current per I/O Pin : 40 ma 8. DC Current for 3.3V Pin : 50 ma 9. Flash Memory : 32 KB (ATmega328) of which 0.5 KB used by bootloader 10. SRAM : 2 KB 11. EEPROM : 1 KB 12. Clock Speed : 16 MHz Gambar 2.3 Arduino Uno 5

2.3. Pompa Air 12 V DC Pompa ini digunakan untuk mengambil air dari sumber air dan memasukkannya ke tempat penampungan air. Karena tinggi air yang akan dipompa tidak lebih dari 60 cm, maka pompa air ini sudah cukup untuk pembuatan alat ini. Pompa ini memiliki spesifikasi sebagai berikut. 1. 12v operating rate 2. Arus Kerja 2.1A 3. Dapat mengangkat air maksimal 3 Liter per menit Gambar 2.4 Pompa Air. Untuk memaksimalkan kinerja pompa maka dibutuhkan driver untuk memaksimalkan kerjanya. Driver ini saya buat menggunnakan transistor TIP120 dengan rangkaian seperti pada Gambar 2.5 di bawah. Gambar 2.5. Driver Pompa Air Resistor yang dipakai dihitung berdasarkan perhitungan dibawah. 6

Dimana: 5 =, Vbe = 1,4V karena transistor TIP120 terdiri dari 2 transistor dimana emitter transistor pertama terhubung ke basis transistor kedua sehingga Vbe = 2 x 0,7= 1,4 V R= nilai resistor yang dipakai 2,1A=arus yang pada Ic yang dibutuhkan Hfe=1000 Maka akan diperoleh nilai R adalah 1714Ω 2.4. Sistem Kendali On Off Pada sistem kontrol dua posisi, elemen penggerak hanya mempunyai dua posisi yang tetap. Kontroler on-off ini banyak digunakan di industri karena murah dan sederhana. Sinyal kontrol akan tetap pada satu keadaan dan akan berubah ke keadaan lainnya bergantung pada nilai error positif atau negative. Pada metode control ini jika output lebih besar dari setpoint, aktuator akan off. Output akan turun dengan sendirinya sehingga menyentuh setpoint lagi. Pada saat itu, sinyal kontrol akan kembali on (aktuator on) dan mengembalikan output kepada setpoint-nya. Demikian seterusnya sinyal kontrol dan aktuator akan on-off terus menerus 2.5. Sistem Kendali Proportional Integral Derivative(PID) Controller proportional-integral-derivative (PID controller) adalah mekanisme kontrol umpan balik yang biasa digunakan dalam sistem industri. Kontroler PID menghitung terus nilai error sebagai perbedaan antara proses yang terukur dengan hasil yg diinginkan. Kontroller ini meminimalkan kesalahan setiap waktunya dengan penyesuaian variable control. Dengan u(t) sebagai output maka bentuk dari PID adalah: di mana: =. +. +. 0 u(t) = output dari pengontrol PID Kp = Konstanta Proportional. Ki = Konstanta Integral. Kd = Kontanta Derivative. e(t) = error (selisih antara set point dengan nilai sekarang). 7

Pengendali Proportional (P) Penggunaan mode kontrol proportional harus memperhatikan hal hal berikut : 1. Jika nilai Kp kecil, mode kendali proportional hanya mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil, sehingga menghasilkan respon sistem yang lambat. 2. Jika nilai Kp dinaikkan, respon sistem menunjukkan semakin cepat mencapai keadaan stabilnya. 3. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil, atau respon sistem akan berosilasi. Kontrol P (Proportional) selalu sebanding dengan besarnya input. Pengendali Integral (I) Kontroller integral memiliki karakteristik seperti halnya sebuah integral. Keluaran kontroller sangat dipengaruhi oleh perubahan yang sebanding dengan nilai sinyal kesalahan. Keluaran kontroller ini merupakan jumlahan yang terus menerus dari perubahan masukannya. Kalau sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya perubahan masukan. Kontroler integral mempunyai beberapa karakteristik berikut ini: 1. Keluaran kontroler butuh selang waktu tertentu, sehingga kontroler integral cenderung memperlambat respon. 2. Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran kontroler akan bertahan pada nilai sebelumnya. 3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki. 4. Konstanta integral Ki berharga besar, offset akan cepat hilang. Saat nilai Ki besar akan berakibat peningkatan osilasi dari sinyal keluaran kontroller. 8

Pegendali Derivative (D) Keluaran kontroller derivative memiliki sifat seperti halnya suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan kontroller, akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan cepat. Karakteristik dari kontroller derivative adalah sebagai berikut: 1. Kontroler ini tidak dapat menghasilkan keluaran bila tidak ada perubahan atau error sebagai sinyal kesalahan untuk masukannya. 2. Jika sinyal error berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan kontroller tergantung pada nilai Td dan laju perubahan sinyal kesalahan. 3. Kontroller derivative mempunyai karakter untuk mendahului, sehingga kontroller ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum pembangkit error menjadi sangat besar. Jadi controller derivative dapat mengantisipasi pembangkit error, memberikan aksi yang bersifat korektif, dan cenderung meningkatkan stabilitas sistem. 2.6. Sistem Kendali Fuzzy Logic Controller(FLC) Logika fuzzy adalah obyek-obyek dari himpunan fuzzy yang memiliki batasan yang tidak presisi dan keanggotaan dalam himpunan fuzzy, dan bukan dalam bentuk logika benar (true) atau salah (false), tapi dinyatakan dalam derajat (degree). Konsep seperti ini disebut dengan Fuzziness dan teorinya dinamakan Fuzzy Set Theory. Fuzziness dapat didefinisikan sebagai logika kabur berkenaan dengan semantik dari suatu kejadian, fenomena atau pernyataan itu sendiri. Perbedaan logika ini dengan logika on-off adalah logika fuzzy tidak hanya memiliki 2 nilai benar dan salah, sebagai contoh untuk pengendalian ketinggian air ini, pada logika on-off hanya ada 2 kondisi yaitu sudah sesuai dan belum tetapi pada logika fuzzy aka nada kondisi misalnya agak rendah, rendah, agak tinggi, tinggi. Fuzzy Logic Controller terbagi menjadi tiga bagian proses yaitu meliputi: Fuzzifikasi Fuzzifikasi diperlukan untuk mengubah masukan tegas/nyata (crisp inputs) yang bersifat bukan Fuzzy ke dalam himpunan Fuzzy. Data yang berbentuk tegas/nyata 9

(crisp), dipetakan menjadi nilai linguistik pada semesta pembicaraan tertentu yang selanjutnya dinamakan masukan Fuzzy. Penalaran Penalaran adalah proses untuk mendapatkan aksi keluaran dari suatu kondisi input dengan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan yang disebut sebagai inference/reasoning. Deffuzifikasi Merupakan proses pemetaan himpunan fuzzy ke himpunan tegas. Proses ini merupakan kebalikan dari proses fuzzifikasi. Keluaran pada proses defuzzifikasi merupakan hasil dari proses kendali fuzzy secara keseluruhan. Keluaran ini berupa himpunan crisp yang akan mengendalikan sistem yang dikontrol. Blok Diagram pengontrolan sistem dengan sistem pengendali menggunakan logika fuzzy. Gambar 2.6 Blok diagram Pengendalian dengan FLC 10