BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

PENGARUH PENERAPAN METODE SUGGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

PENGARUH METODE SUGGESTOPEDIA TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

2015 EFEKTIVITAS METODE STEINBERG DENGAN BIG BOOK TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA NYARING DAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ada juga yang saling menjatuhkan. Namun sebenarnya mereka saling belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE TEXT TO SPEECH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. wahana penting. Alasannya menurut Hasan (Tt: 1) disebabkan adanya keyakinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional sehingga bahasa Inggris tidak hanya diajarkan di SMP dan SMA saja melainkan diajarkan pula di jenjang sekolah dasar (SD). Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar pun memiliki tujuan yang dinyatakan dalam KTSP 2006 bahwa: Pendidikan bahasa Inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language accompanying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi dan bersifat here and now. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal yang ada dalam konteks situasi. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta didik perlu dipajankan dan dibiasakan dengan berbagai ragam pasangan bersanding (adjacency pairs) yang merupakan dasar menuju kemampuan berinteraksi yang lebih kompleks. Dari paparan tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar masih dalam tahap pengenalan dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan bahasa Inggris sejak dini dan tidak akan merasa kaget ketika mendapatkannya dijenjang yang lebih lanjut sehingga siswa akan lebih mudah untuk mempelajarinya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris terdapat empat aspek yang harus dikuasai siswa, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain, namun fokus dalam pembelajaran ini adalah keterampilan membaca. Sejalan dengan pendapat Resmini dan Juanda (2007, hlm. 76) Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan, karena setiap aspek dalam kehidupan tidak lepas dari membaca. Membaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat menggali informasi dari isi bacaan. Tujuan dari membaca sebenarnya bukan sekedar gerakan cepat untuk mencari kata dan gambar, namun untuk memahami dan mengenali makna dari isi bacaan seefisien mungkin dan kemudian mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang dalam otak sebagai pemahaman isi bacaan. 1

2 Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 di sekolah dasar, standar kompetensi bahasa Inggris pada membaca yaitu memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks sekolah. Adapun kompetensi dasarnya adalah membaca nyaring dengan ucapan, tekanan, dan intonasi secara tepat dan berterima yang melibatkan: kata, frasa, kalimat sangat sederhana, dan memahami teks sangat sederhana serta memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima. Dengan demikian jenis membaca yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar adalah membaca nyaring yang bertujuan untuk memahami bacaan bahasa Inggris. Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan (Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 80). Dengan membaca pemahaman siswa dapat menggali pengetahuannya lebih dalam juga dapat mengembangkan kecerdasannya yang pada akhirnya siswa dapat mengekspresikannya di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu membaca pemahaman sangatlah penting. Sejalan dengan pentingnya membaca pemahaman, maka pengajaran membaca pemahaman di sekolah dasar pun harus diajarkan. Dalam membaca pemahaman terdapat beberapa tingkatan. Salah satu tingkatan paling rendah yaitu membaca pemahaman literal. Dalman (2013, hlm. 91) mengemukakan bahwa Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dengan maksud memahami makna yang terkandung dalam teks itu sendiri tanpa melihat makna yang ada di luar teks tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman isi bacaan secara tersurat. Pemahaman literal merupakan pemahaman dasar yang digunakan untuk memahami isi suatu bacaan dan tidak melibatkan berpikir kritis. Siswa dapat mengetahui dan memahami isi suatu bacaan dengan kata-kata kunci siapa (who), apa (what), dimana (where), dan kapan (when). Oleh karena itu, jika pengajaran membaca pemahaman literal ini berlangsung dengan baik maka akan berdampak positif pada keberhasilan siswa dalam membaca pemahaman tingkat selanjutnya. Apabila siswa sudah mampu memahami isi bacaan secara literal, maka akan mudah bagi

3 siswa memahami isi bacaan secara interpretatif, kritis, dan kreatif. Sebaliknya apabila siswa kurang mampu memahami isi bacaan secara literal, maka akan sulit pula bagi siswa memahami isi bacaan secara interpretatif, kritis, dan kreatif. Untuk itu, agar pengajaran berlangsung dengan baik, diperlukan suatu metode yang dapat membantu siswa lebih memahami suatu bacaan yang tetap membuat siswa nyaman dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu metode itu yaitu metode Suggestopedia. Metode Suggestopedia adalah metode yang dikembangkan oleh Georgi Lozanov, seorang psikiater dari Bulgari. Stevick (dalam Richards dan Rogers, 1986, hlm. 142) mengemukakan bahwa: Suggestopedia is a specific set of learning recommendations derived from Suggestology, which Lozanov describes as a "science... concerned with the systematic study of the nomational and/or nonconscious influences" that human beings are constantly responding to. Dengan metode suggestopedia siswa diajak untuk berimajinasi atau membayangkan seolah-olah siswa adalah tokohnya. Hal tersebut bertujuan supaya siswa lebih memahami materi yang akan disampaikan. Peranan guru pada metode ini sangatlah penting karena pada pembelajaran ini guru berperan aktif (teacher centre) memonitor kegiatan siswa dalam membaca. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di sekolah dasar yaitu SDN 5 Rajapolah Kecamatan Rajapolah pada 16 Januari 2014, pembelajaran membaca sesuai dengan SK dan KD namun guru tidak membuat RPP yang dibuat sendiri. Bahan ajar yang digunakan berupa LKS yang disediakan dari sekolah. Langkah pembelajaran cukup runtut. Media dan evaluasi yang digunakan berupa LKS yang disediakan dari sekolah. Siswa kelas VA SDN 5 Rajapolah mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman. Ini terbukti pada 85% dari 19 orang siswa kelas V A SDN 5 Rajapolah mengalami kesulitan dalam memahami suatu teks bahasa Inggris. Jenis kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca bahasa Inggris khususnya membaca pemahaman, diantaranya yaitu siswa tidak bisa memahami isi suatu teks yang terdiri dari bagian pembuka, isi, dan penutup. Siswa tidak dapat mengetahui pesan dari suatu teks sehingga ketika menjawab pertanyaan siswa juga tidak dapat memahami maksud dari pertanyaan berdasarkan

4 teks bahasa Inggris. Seharusnya 70% dari 19 orang siswa bisa memahami maksud dari isi suatu teks. Siswa dapat mengetahui pesan dari suatu teks. Ketika siswa menjawab pertanyaan siswa dapat menjawab sesuai dengan maksud dari pertanyaan berdasarkan teks bahasa Inggris. Kesulitan yang dihadapi siswa disebabkan oleh minimnya kosakata yang dimiliki siswa, kurangnya kesadaran membaca siswa khususnya bahasa Inggris, dan kurangnya rasa percaya diri siswa. Namun penyebab hal tersebut tidak hanya timbul dari siswa saja melainkan dari guru. Dari segi penggunaan metode yang kurang bervariasi sehingga menjadikan siswa merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran membaca pemahaman. Ini terbukti dengan kebiasaan guru yang langsung menterjemahkan suatu teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, serta penyediaan media yang kurang kreatif pun ikut menjadi penyebab sulitnya siswa untuk memahami suatu teks dalam bahasa Inggris. Sehingga apabila hal ini dibiarkan, maka akan menghambat keterampilan siswa dalam membaca terutama membaca pemahaman. Untuk itu diperlukan adanya metode yang mampu membangkitkan motivasi siswa dalam membaca pemahaman dengan tidak mengabaikan kenyamanan siswa. Metode Sugestopedia dianggap mampu membantu siswa untuk memahami suatu teks bahasa Inggris. Dengan metode ini menjadikan belajar bukan suatu beban bagi siswa tetapi suatu kondisi yang menyenangkan. Menurut Lozanov (dalam Richards dan Rogers, 1986, hlm. 149) pada saat keadaan rilekslah pembelajaran akan terserap dengan mudah oleh siswa. Diperlukan kondisi rileks dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. Bertolak dari pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengujicobakan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi di SDN 5 Rajapolah. Pemilihan metode ini dikarenakan belum pernah diterapkan di SDN 5 Rajapolah. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Metode Suggestopedia dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Literasi.

5 B. Identifikasi Masalah Penelitian Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang timbul dalam pembelajaran membaca pemahaman diantaranya yaitu siswa kurang memahami makna dan pesan dari isi suatu bacaan secara literal. Hal ini dikarenakan minimnya vocabulary yang dimiliki siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks bahasa Inggris. Adapun penyebabnya tidak hanya timbul dari siswa saja melainkan dari segi penggunaan metode yang kurang bervariasi. Akibatnya menjadikan siswa merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar membaca. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini memiliki rumusan masalah secara umum yaitu Bagaimana pengaruh penerapan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris dikelas VB SDN 5 Rajapolah?. Adapun rumusan masalah secara khusus berfokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Bagaimana pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode Suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah? b. Bagaimana pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris setelah menggunakan metode Suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah? c. Bagaimana perbedaan pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum dan setelah menggunakan metode Suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti memiliki tujuan penelitian secara umum yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi pada

6 pembelajaran bahasa Inggris di kelas VB SDN 5 Rajapolah. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode Suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah. b. Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris setelah menggunakan metode Suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah. c. Untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan pembelajaran membaca pemahaman literasi pada pembelajaran bahasa Inggris sebelum dan setelah menggunakan metode Suggestopedia di kelas VB SDN 5 Rajapolah. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang pendidikan tentang penerapan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi sekolah dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan pengalaman penelitian pada mata pelajaran Bahasa Inggris dengan penerapan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi. b. Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan bukti empiris untuk menerapkan dan mengembangkan metode Suggestopedia dalam pembelajaran membaca pemahaman literasi di sekolah dasar. c. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan membaca pemahaman literasi dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui metode Suggestopedia.

7 F. Struktur Organisasi Skripsi Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Pada Bab I Pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Pada Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis disajikan teori yang relevan sebagai landasan dilakukannya penelitian, yang meliputi pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar, konsep membaca, membaca pemahaman literal, pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di Sekolah Dasar, konsep metode Suggestopedia. Kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada Bab III Metode Penelitian membahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan disajikan hasil temuan penelitian yang mencakup hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian yang telah dilaksanakan. Pada Bab V Simpulan dan Saran disajikan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilaksanakan berupa jawaban dari pertanyaan pada rumusan masalah yang di paparkan pada Bab I dan saran atau rekomendasi bagi sekolah, para guru sekolah dasar, serta bagi peneliti selanjutnya.