BAB I PENDAHULUAN. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 80.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. AH. Choiron, Psikologi Perkembangan, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 107.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang Pendidikan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,

BAB I PENDAHULUAN.. Melalui Lembaga Pendidikan formal seperti di MIN Bulusari. menghasilkan produk pendidikan yang Beriman, bertakwa dan berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Contoh dari

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-ruz Media, Yogyakarta, 2013, hlm.18. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. diserahi tanggung jawab untuk memengaruhi peserta didik sehingga mempunyai

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran banyak faktor yang saling

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm. 37. hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. selanjutnya peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap tatanan sosial, politik, ekonomi, seni budaya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sutrisno

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB II KAJIAN TEORI. diinginkan untuk siswa dapat diraih dengan baik dan optimal.

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. 4 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara akurat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran daari perubahan itu daapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungannya, dan sebaiknya lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada, kendatipun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan dimana pertumbuhan dan perkembangan itu sematamata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau oleh lingkungan saja. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan, yang menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Dengan demikian, mendorong pertumbuhan dan perkembangannya kearah suatu tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut dalam bentuk kurikulum dan metode pengajaran.1 Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid dalam proses pengajaran. Kerena adanya tujuan yang jelas maka semua usaha dan pemikiran guru tertuju kearah pencapaian tujuan itu. Sebaiknya apabila tidak ada tujuan yang jelas maka kegiatan pengajaran tidak mungkin 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 80. 1

2 berjalan sebagaimana yang diharapkan dan tidak akan memberikan hasil yang diinginkan.2 Diakui atau tidak, pembelajaran memegang peran penting dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah. Betapa tidak, dengan mendapatkan atau melakukan suatu proses pembelajaran, seseorang dapat merubah garis hidupnya. Setidaknya, pembelajaran dapat membuat orang yang tidak tahu menjadi tahu. Dan dari tidak tahu menjadi/menuju tahu inilah yang disebut sebagai proses pembelajaran. Artinya, seseorang yang tidak tahu menjadi tahu harus melewati serangkaian proses pembelajaran. Tentu saja, tidak mungkin seseorang tiba-tiba menjadi tahu tanpa melalui proses pembelajaran, kecuali mendapatkan ilmu laduni.3 Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa). Prestasi belajar siswa sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efekif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang diberikan oleh guru tersebut. Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini hal yang wajar dialami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvesional. Pembelajaran yang baik dapat 2 Ibid, hlm. 81. Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Diva Press, Jogjakarta, 2013, hlm. 5. 3

3 ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik.4 Kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas. Pertanyaan yang sering muncul adalah mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.5 Pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan ataupun motivasi.6 Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak hanya membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran, hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. Sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain : penyajian materi ajar menjadi lebih standar, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, kegiatan belajar menjadi lebih interaktif, waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan, pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan, meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik, memberikan nilai positif bagi pengajar. 7 Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. 4 Daryanto, Media Pembelajaran, Gava Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 2. Daryanto, Op. Cit, hlm.5. 6 Hamzah B. Uno, Profesi kependidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 114. 7 Ibid, hlm. 116. 5

4 Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuaidengan kondisi, waktu, keuangan maupun materi yang akan disampaikan. Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam mengusai penggunaan media pendidikan dan pengajaran disekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan materi yang diajarkan.8 Masalah pembelajaran yang terkait dengan lambatnya pemahaman siswa terhadap konsep teori yang bersifat abstrak perlu diatasi. Jika hal ini dibiarkan, efektivitas dan efisiensi pembelajaran rendah. Pada akhirnya, hal ini akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu dicari cara yang sistematis guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan model pembelajaran berbasis komputer. Jenis teknologi yang digunakan dalam pengajaran terdiri dari media audiovisual (film, filmstrip, televisi, dan kaset video) dan komputer. Memang ada bentuk teknologi lain yang dapat digunakan dalam pengajaran. Namun kedua jenis teknologi tersebut paling banyak pengunaannya untuk menunjang 8 Usman, M. Basyiruddin-Asnawir, Media pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 17

5 pengajaran dalam kelas dan memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan intruksional. Film, filmtrip, televisi dan kaset video merupakan media noninteraktif, sebab si penonton tidak dapat mengubah penyajian, tetap sama dalam kurun waktu, variasi hanya terjadi pada kualitas produksi, misalnya kualitas suara dan kejelasan gambar. Media-meddia tersebut paling efektif penggunaannya dalam pengajaran sebagai penunjang tujuan intruksional khusus, baik tujuan kognitif maupun tujuan afektif. Alat-alat tersebut dapat digunakan sebagai bagian dari pelajaran atau dalam rangkaian unit pengajaran secara terencana. Sumber-sumber audio visual tersebut dipilih oleh guru tentunya tergantung pada dana yang tersedia, adanya sumber-sumber setempat, dan kebutuhan pembelajaran para siswa sesuai dengan urutan intruksional.9 MI Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus merupakan salah satu madrasah yang proses pembelajarannya sekarang ini sudah menerapkan metode pembelajaran memakai media komputer, salah satunya mata pelajaran Fiqih dengan model pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih ini telah banyak memberikan hasil yang positif dalam proses pembelajaran dalam hal peningkatan pemahaman dan pengetahuan terkait materi yang diberikan. Salah satu contoh implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus yang sudah dilakukan seperti guru dalam mengajarkan tentang materi Fiqih mengenai materi haji dan qurban. Dalam mempelajari materi tersebut didalam kelas, siswa sering dan cenderung tidak memperhatikan pembelajaran, karena metode yang digunakan yakni ceramah yang tidak menimbulkan timbal balik antara siswa dan guru. Maka dari itu implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih disini bertujuan untuk meningkatkan kefahaman dan penguasaan pengetahuan tentang materi yang diberikan dan diharapkan siswa menjadi lebih antusias 9 Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm. 235.

6 dalam proses pembelajaran dan akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang implementasi model pembelajaran menggunakan media. Dengan demikian peneliti mengadakan penelitian dan mengambil tema yang berjudul Implementasi Pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas V Di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Fokus Penelitian Agar pembahasan tidak melebar maka peneliti membatasi fokus pembahasan pada penelitian ini, penelitian ini difokuskan pada implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016? 2. Apa faktor penghambat dan pendukung implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana dampak positif dan dampak negatif dalam implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016?

7 D. Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian berfungsi sebagai barometer dan mengarahkan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan penelitian. Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui dampak positif dan dampak negatif dalam implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat baik secara akademis maupun praktis: 1. Manfaat Teoretis Sebagai pengetahuan pengembangan ilmu pendidikan islam dan bahan dasar untuk penelitian lanjut mengenai implementasi pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial khususnya pada mata pelajaran Fiqih. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat bagi sekolah atau lembaga, guru dan sebagai informasi untuk pemecahan masalah yang dialami oleh pendidik maupun peserta didik. a. Bagi Madrasah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan kepentingan madrasah untuk menerapkan pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial agar tujuan dalam

8 pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, khususnya pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI NU Miftahul Huda I Lau Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. b. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan oleh para guru dalam merumuskan dan menerapkan pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Tutorial agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.