2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Ta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (LPSK)

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

2015, No Pemberhentian Anggota, dan Tata Kerja Majelis Pengawas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang- Undang; b. bahwa untuk memberikan k

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR 7293 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PRESIDEN R EPL'tILIK INDONESIA TENTANG

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

2016, No tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembara

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Berita Negara Republik Indo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tanggung Jawab Asisten Ombudsman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia (Lembaran Nega

2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

2016, No Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4415), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tent

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

2017, No Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Standar Layanan Informasi Publik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 272, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No

2016, No Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana menjadi Pegawai Negeri Sipil Badan Kependudukan dan Keluarga Beren

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.580, 2010 KOMNAS HAM. Pemantauan. Penyelidikan. Prosedur.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN CALON ANGGOTA KONSIL MASING-MASING TENAGA KESEHATAN

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

2016, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189); 2. Undang-Undang 15 T

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

No.1483, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Calon Anggota Komnas Ham. Panitia Seleksi. Pembentukan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI CALON ANGGOTA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 86 Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Pasal 12 Peraturan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nomor 002/PER.KOMNAS HAM/VII/2015 tentang Tata Tertib Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, perlu menetapkan Peraturan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026);

2016, No.1483-2- 3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4919); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315); 5. Peraturan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nomor 002/PER.KOMNAS HAM/VII/2015 tentang Tata Tertib Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1378); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI CALON ANGGOTA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang hak asasi manusia.

-3-2016, No.1483 3. Sidang Paripurna adalah alat kelengkapan Komnas HAM yang terdiri dari seluruh anggota Komnas HAM sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Komnas HAM. 4. Komisioner adalah anggota Komnas HAM yang diangkat berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 5. Tokoh adalah orang yang terkemuka dan kenamaan yang mempunyai sifat keteladanan yang baik khususnya yang terkait dengan masalah Hak Asasi Manusia. 6. Panitia Seleksi Calon Anggota Komnas HAM yang selanjutnya disebut Panitia Seleksi adalah tim yang dibentuk dan diberi mandat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh sidang paripurna untuk menyelenggarakan seleksi calon Anggota Komnas HAM. 7. Seleksi adalah suatu rangkaian kegiatan penjaringan, penyaringan, pemilihan, dan penetapan Calon Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. 8. Sekretariat Panitia Seleksi yang selanjutnya disebut Sekretariat adalah tim yang dibentuk untuk membantu dan memberikan dukungan teknis dan administrasi untuk kelancaran tugas panitia seleksi. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Komnas HAM ini dimaksudkan untuk: a. menjadi aturan umum dalam pembentukan panitia seleksi; dan b. menjadi aturan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Panitia Seleksi yang diberikan mandat oleh Sidang Paripurna.

2016, No.1483-4- Pasal 3 Peraturan Komnas HAM ini bertujuan untuk menghasilkan Panitia Seleksi yang kompeten dan mampu menyelenggarakan proses seleksi calon Anggota Komnas HAM sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III PRINSIP-PRINSIP PANITIA SELEKSI Pasal 4 Dalam menjalankan mandatnya, panitia seleksi memegang teguh prinsip: a. independen, yang berarti mandiri dan bebas dari konflik kepentingan; b. imparsial, yang berarti berlaku adil dan bebas dari bias dan praduga; c. transparan, yang berarti terbuka dan jujur kepada publik; d. akuntabilitas, yang berarti mempertanggungjawabkan seluruh kerja, tindakan dan keputusan; dan e. integritas, yang berarti berlaku jujur dan menjunjung budaya kebenaran. BAB IV PANITIA SELEKSI Bagian Kesatu Pembentukan Panitia Seleksi Pasal 5 (1) Panitia Seleksi dibentuk dan ditetapkan oleh Sidang Paripurna untuk memilih dan menentukan calon Anggota Komnas HAM. (2) Panitia Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya masa jabatan anggota Komnas HAM.

-5-2016, No.1483 (3) Anggota Komnas HAM tidak dapat menjadi anggota Panitia Seleksi. (4) Panitia Seleksi melaksanakan tugasnya berdasarkan prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (5) Panitia Seleksi bertanggung jawab kepada sidang paripurna Komnas HAM. (6) Panitia seleksi dalam melaksanakan tugasnya didukung oleh sebuah sekretariat yang dibentuk berdasarkan keputusan Sekretaris Jenderal Komnas HAM yang terdiri dari unsur biro dan unsur pihak luar. Bagian Kedua Susunan Panitia Seleksi Pasal 6 (1) Panitia seleksi berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 7 (tujuh) orang dengan memperhatikan keseimbangan gender. (2) Susunan organisasi panitia seleksi terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota. (3) Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota dipilih dari dan oleh anggota panitia seleksi. (4) Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota terpilih selanjutnya dilaporkan dalam sidang paripurna Komnas HAM guna mendapatkan pengesahan. (5) Syarat menjadi Panitia Seleksi: a. warga negara Republik Indonesia; b. sehat jasmani dan rohani; c. berpengalaman dalam bidang pemajuan dan perlindungan HAM paling sedikit 20 (dua puluh) tahun; dan d. mantan pejabat legislatif, eksekutif, yudikatif, mantan anggota Komnas HAM, penggiat HAM, tokoh masyarakat atau akademisi.

2016, No.1483-6- Bagian Ketiga Tata Cara Pemilihan Anggota Panitia Seleksi Pasal 7 (1) Setiap anggota Komnas HAM dapat mengusulkan nama Calon Anggota Panitia Seleksi sejumlah Panitia Seleksi yang ditetapkan oleh Sidang Paripurna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1). (2) Mekanisme pemilihan Calon Anggota Panitia Seleksi dilakukan secara aklamasi. (3) Dalam hal pemilihan tidak dapat dilakukan secara aklamasi, maka mekanisme pemilihan Calon Anggota Panitia Seleksi dilakukan melalui pemungutan suara secara tertutup. (4) Hasil pemilihan Calon Anggota Panitia Seleksi dibuat secara berurutan sesuai dengan kesepakatan dan/atau perolehan hasil suara. Pasal 8 (1) Pimpinan Komnas HAM menghubungi Calon Anggota Panitia Seleksi terpilih guna diminta kesediaannya untuk duduk sebagai Anggota Panitia Seleksi. (2) Dalam hal semua pimpinan Komnas HAM mendaftar kembali, anggota yang tidak mendaftar didelegasikan untuk menghubungi Calon Anggota Panitia Seleksi terpilih guna diminta kesediaannya untuk duduk sebagai Anggota Panitia Seleksi. (3) Dalam hal Calon Anggota Panitia Seleksi terpilih bersedia, akan ditindaklanjuti dengan pengiriman surat secara tertulis dan menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi panitia seleksi tercantum dalam formulir Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Komnas HAM ini. (4) Dalam hal Calon Anggota Panitia Seleksi terpilih tidak bersedia, nomor urutan calon berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) yang akan

-7-2016, No.1483 dimintakan kesediaan untuk menjadi Anggota Panitia Seleksi. (5) Anggota Panitia Seleksi terpilih selanjutnya dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Komnas HAM tentang Pengangkatan Anggota Panitia Seleksi. Bagian Keempat Tugas Panitia Seleksi Pasal 9 (1) Panitia Seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, bertugas: a. menyusun syarat dan tata cara seleksi calon Anggota Komnas HAM untuk mendapat pengesahan dalam sidang paripurna; b. melakukan seluruh tahapan seleksi calon Anggota Komnas HAM mulai dari penjaringan, penyaringan, pemilihan, dan penetapan calon Anggota Komnas HAM; c. memastikan partisipasi publik dan keterbukaan dalam setiap tahapan proses seleksi calon Anggota Komnas HAM, antara lain meliputi: 1. mengumumkan pendaftaran calon Anggota Komnas HAM melalui media massa guna memberi kesempatan secara terbuka kepada setiap orang yang memenuhi persyaratan untuk mendaftar sebagai calon Anggota Komnas HAM sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan; 2. mengumumkan nama-nama calon Anggota Komnas HAM yang telah mendaftar dan memenuhi persyaratan administrasi melalui media massa untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari masyarakat mengenai rekam jejak calon Anggota Komnas HAM; dan

2016, No.1483-8- 3. memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan proses seleksi. d. memilih dan menetapkan calon terpilih paling banyak 70 (tujuh puluh) orang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; dan e. melaporkan setiap tahapan dan hasil akhir dari pelaksanaan tugas panitia seleksi kepada Sidang Paripurna Komnas HAM. (2) Pemberian keterangan pers sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 3, dilakukan oleh Ketua Panitia Seleksi atau juru bicara yang disepakati oleh Panitia Seleksi; Pasal 10 (1) Pimpinan Komnas HAM berwenang melakukan pengawasan terhadap perkembangan proses pemilihan calon Anggota Komnas HAM yang diselenggarakan oleh Panitia Seleksi. (2) Upaya pengawasan oleh Pimpinan Komnas HAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi kebebasan, netralitas, objektivitas, dan independensi Panitia Seleksi dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. (3) Dalam hal ada pimpinan yang mendaftar kembali maka pengawasan dilakukan oleh pimpinan yang tidak mendaftar. (4) Dalam hal semua pimpinan Komnas HAM mendaftar kembali maka pengawasan didelegasikan kepada Anggota Komnas HAM yang tidak mendaftar, mewakili unsur pimpinan.

-9-2016, No.1483 BAB IV KODE ETIK PANITIA SELEKSI Pasal 11 Panitia Seleksi merumuskan Kode Etik yang menjadi pedoman panitia seleksi dalam melaksanakan tugasnya untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang. BAB V LAPORAN DAN EVALUASI HASIL KINERJA PANITIA SELEKSI Pasal 12 (1) Panitia Seleksi melaporkan hasil pelaksanaan seleksi mulai dari tahap persiapan sampai dengan penetapan nama-nama Calon Anggota Komnas HAM setelah menyelesaikan seluruh rangkaian tahapan seleksi kepada Sidang Paripurna untuk ditetapkan; (2) Laporan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan evaluasi dan saran rekomendasi bagi perbaikan lebih lanjut; (3) Laporan hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut: a. pendahuluan; b. maksud dan tujuan; c. keluaran; d. rangkaian tahapan seleksi; e. analisis kegiatan; f. evaluasi; dan g. saran dan rekomendasi. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 (1) Anggota Komnas HAM yang mendaftar kembali sebagai calon Anggota Komnas HAM pada periode selanjutnya

2016, No.1483-10- tidak dapat mengikuti pembahasan dan turut serta dalam pengambilan keputusan pada sidang paripurna yang membahas tentang proses seleksi calon Anggota Komnas HAM setelah disahkannya peraturan tentang Pembentukan Panitia Seleksi Anggota Komnas HAM dan ditetapkannya Panitia Seleksi oleh Sidang Paripurna. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Komnas HAM ini dan dianggap perlu demi kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Panitia Seleksi, akan diatur lebih lanjut dengan keputusan rapat Panitia Seleksi dan mendapatkan persetujuan Sidang Paripurna Komnas HAM. (3) Peraturan Komnas HAM ini dapat diubah berdasarkan keputusan Sidang Paripurna yang dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Komnas HAM dan disetujui oleh paling sedikit ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah Anggota Komnas HAM yang hadir dan memberikan suara. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Komnas HAM ini berlaku pada tanggal diundangkan.

-11-2016, No.1483 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Komnas HAM ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 September 2016 KETUA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd M. IMDADUN RAHMAT Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ttd WIDODO EKATJAHJANA

2016, No.1483-12- LAMPIRAN I PERATURAN KETUA KOMNAS HAM NO 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI CALON ANGGOTA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI ANGGOTA PANITIA SELEKSI CALON ANGGOTA KOMNAS HAM 2017-2022 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :. Jenis Kelamin :. Tempat, Tgl. Lahir/Usia :.. Pekerjaan/Jabatan :.. Agama :.. Alamat :.... Telp./HP/Fax :.. Dengan ini menyatakan bersedia/tidak bersedia menjadi anggota panitia seleksi calon anggota Komnas HAM periode 2017 2022. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Dibuat di.., Yang membuat pernyataan (materai 6000) KETUA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, format ttd M. IMDADUN RAHMAT